NovelToon NovelToon
Hurt Me Again

Hurt Me Again

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Anak Yatim Piatu / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Dedean

Jika sang mentari bisa menyalurkan hangatnya walaupun sesaat, akan ada senja yang akan mengobati kehilangannya. Lalu, pada akhirnya malam lah yang menutupi kesedihannya . Karena semuanya akan pergi pada waktunya . Begitulah hidup, jika kamu siap atas sebuah pertemuan, maka kamu juga harus siap untuk menerima kehilangan. Karena setiap pertemuan akan selalu ada perpisahan pada akhir episodenya. Lalu, selintas pertanyaan mulai terbesit dipikiran. Untuk apa dipertemukan jika akhirnya dipisahkan? Setiap pertemuan tak ada yang sia-sia, karena disetiap detik,menit bahkan jam yang akan kita lewati bersamanya memiliki makna yang nantinya akan kosa sadari betapa pentingnya. Oleh sebab itu hargai setiap pertemuan sebelum perpisahan menjadi sebuah penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedean, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 8

Di kelas....

Lula dan Cherry sedang fokus memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran sejarah. Bagi murid-murid yang lain, mungkin sejarah adalah mata pelajaran yang membosankan. Tetapi berbeda dengan Lula dan Cherry yang sangat menyukai pelajaran tersebut.

"Oh  iya Lula, gue masih tidak  menyangka kalau  lo jadian sama kak Evan yang super duper ganteng tapi mirip es batu banget." Bisik Cherry disela-sela kegiatan menulis mereka.

"Hmm, jangankan kamu, aku saja masih tidak percaya." Balas Lula berbisik sambil asyik menulis.

"Oh  iya Lula, nanti temanin gue ya pergi jemput adik gue ke sekolah."  

"Iya aku temanin, tapi aku izin dulu ya sama kakak aku." Balas Lula dan diangguki oleh Cherry.

****

Sementara itu seorang pria tampan tampak sangat bosan mendengarkan ocehan gurunya itu. Saat ini dia sangat ingin bertemu dengan gadisnya. Tanpa bisa menunggu lebih lama lagi, Evan pun segera berjalan menuju ke depan kelasnya. Semua orang pun bertanya-tanya apa yang akan dilakukan oleh lelaki itu.

"Tu anak mau ngapain?" Tanya Gavin penasaran kepada Azka. Mereka semua memang satu kelas, kecuali Byan yang masih kelas 11. Byan tidak mempunyai teman akrab yang seangkatan dengan dia. Karena dia lebih suka berteman dengan sahabat kakaknya itu.

"Gue juga enggak tahu." Jawab Azka sambil mengedikkan bahunya. Dia juga sangat penasaran apa yang akan dilakukan sahabatnya itu.

"Pak, izin!"

"Kamu tuh bisa tidak berbicara itu dipanjangkan sedikit!! Senyum pun kamu tidak pernah saya lihat." Tanya Bapak itu.

"Saya mau ke kelas pacar saya." Tanpa sempat Bapak itu membalas ucapan muridnya itu, Evan pun sudah melangkahkan kakinya keluar kelas yang membuat gurunya itu semakin ternganga melihat tingkah muridnya itu. Belum sampai di sana, Azka, dan ketiga sahabatnya yang lain ikut berdiri dan berjalan meninggalkan kelas.

"Kalian mau ke mana?" Teriak Bapak itu frustrasi.

"Tidak usah Kepo seperti  dora pak!" Balas Azka yang langsung mengundang tawa semua murid dikelas. Bapak itu pun tak bisa berkata-kata lagi. Kenapa dia dihadapkan dengan murid-murid yang memicunya untuk mempunyai penyakit jantung. Untung saja mereka semua termasuk  murid yang mempunyai otak cerdas.

****

Kelas Lula..

Suasana yang hening mendadak menjadi sangat heboh. Bayangkan saja bagaimana teriakan histeris para siswi dikelas itu ketika melihat 6 pria tampan yang sudah berdiri dengan gagahnya di pintu kelas mereka. Sampai sang guru yang mengajar pun terdiam dan langsung melihat ke arah keenam pria tampan itu. Tidak akan ada orang yang bisa mengabaikan pesona mereka, kecuali gadis manis yang masih sibuk dengan catatannya itu. Walaupun sedikit terusik dengan suara ribut itu, tapi dia masih saja fokus kepada catatannya. Lain halnya dengan Cherry yang tidak bisa mengabaikan para cogan itu.

"Kalian kenapa  ke kelas 10? Bukannya kalian kelas 12?" Tanya Buk Aye. Dia adalah salah satu guru kesayangan murid IPS. Karena Ibu itu tidak pernah marah sama sekali kepada murid-muridnya. Jika muridnya melakukan kesalahan, maka dia akan menasihati dengan sangat lembut.

"Ketemu pacar buk." Jawab Evan tutup poin.

"Buset tuh bocah frontal banget." Ucap Gavin yang saat ini sudah berada di dekat Evan. Tidak hanya Gavin, tapi Azka, Zidan dan juga Reihan juga sudah berada di sana.

Mendengar suara yang tidak asing baginya, gadis itu pun mendongakkan kepalanya untuk melihat apakah itu memang cowok yang sekarang adalah pacarnya itu.

"Kok mereka semua bisa kesini?" Tanya gadis itu sangat kaget melihat keenam pria tampan itu. Sementara Cherry hanya mengelus dadanya sabar. Kenapa sahabatnya ini sangat sering mengacuhkan kehadiran para cogan. Dan lihatlah! Sedari tadi sahabatnya itu hanya peduli terhadap catatannya itu.

"Astaga Lula, mangkanya jangan fokus kecatatan mulu! Lihat tuh Cowok lo sama teman-temannya sudah bikin heboh." Ucap Cherry yang sangat ingin menyentil jidat sahabatnya itu. Tetapi mengingat jika gadis yang menguras kesabarannya itu adalah putri dari keluarga Alexander dan pacar dari seorang Evan. Dia tidak ingin mempersingkat hidupnya saat ini.

"Siapa pacar kamu?" Tanya ibu itu lagi.

"Yang paling manis itu buk." Evan pun langsung masuk dan berjalan menghampiri tempat duduk pacarnya itu. Sahabat Evan pun juga memasuki kelas juniornya itu dengan santai. Padahal mereka belum mendapatkan izin sama sekali dari guru yang mengajar dikelas itu.

" Sweet banget sih."

"Apa daya gue yang jomblo."

" Kapan gue kayak gitu."

Cewek-cewek dikelas itu pun hanya bisa menggigit jari melihat drama romantis yang sedang terjadi di depan mereka itu.

" Ih ngapain sih pada kesini. In ikan belum jam istirahat!" Lula pun merasa sangat malu saat ini. Dia menjadi pusat perhatian untuk yang ke sekian kalinya. Hancur sudah impiannya yang ingin hidup damai seperti murid-murid yang lain.

"Aku sudah kangen berat sama kamu sayang." Evan pun sama sekali tidak merasa malu berbicara seperti itu di depan teman-teman sekelas Lula dan di depan Ibu yang mengajar itu. Saat ini yang dia perhatikan hanya gadis manis di depannya itu.

"Gue enggak kuat lihat keromantisan kalian." Histeris Cherry yang sudah menutup telinganya itu. Lula pun langsung menutup wajahnya karena merasa sangat malu sekarang.

" Gas terus Van! Anggap saja kami semua tidak ada." Sindir Zidan kepada sahabatnya yang sangat tidak terduga itu. Hingga Reihan yang terkenal Playboy pun merasa sangat kagum dengan sahabat datarnya itu. Sepertinya dia harus belajar dengan sahabatnya itu bagaimana cara meluluhkan hati para gadis.

"Princess lucu banget." Ucap Azka membatin. Dia sangat ingin mencubit pipi adiknya untuk saat ini. Tapi dia harus menahannya karena tidak mau orang-orang tahu siapa Lula sebenarnya. Dia juga bersyukur jika sahabat baiknya berpacaran dengan adik kesayangannya itu, jadi dia punya alasan untuk dekat dengan adiknya di sekolah.

"Dasar anak muda." Gumam Buk Aye melihat drama percintaan yang terjadi di jam pelajarannya itu. Ibu itu pun melihat jam pelajarannya yang akan berakhir dia pun segera menyudahi kegiatan pembelajarannya itu.

****

Di kantin...

Sekarang Lula dan Cherry sudah duduk bersama dengan para most wanted sekolah mereka. Sedari tadi pun tatapan iri tidak henti-hentinya menghunjam dua wanita manis itu. Hingga Lula pun tidak berselera untuk makan saat ini. Evan yang melihat gadisnya yang sedari tadi menunduk pun langsung mengarahkan tatapan tajam yang mematikan kepada seluruh siswi yang sedang berada di kantin tersebut.

"Sekali lagi kalian menatap pacar gue, kalian bakalan berhadapan sama gue dan gue enggak peduli jika itu cewek sekali pun!" Evan pun berbicara dengan sangat tegas sampai membuat orang-orang merinding mendengarkannya. Karena seorang Evan tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"Eh jalang, lo ngapain ngedekatin pacar gue hah!! Lo enggak tahu malu banget ya sudah ngerebut Evan dari gue." Ucap seorang gadis meneriaki Lula yang masih saja menduduk. Dia Angel, cewek cantik yang juga sangat hits di sana. Semua orang tahu jika dia sudah lama menyukai Evan, tetapi Evan pun tidak pernah menanggapinya. Dan lihatlah sekarang! Seorang gadis yang menjadi murid baru itu pun dengan mudahnya mendapatkan Evan. Dia merasa sangat marah bercampur kecewa dan dia tidak akan tinggal diam kepada gadis yang sudah merebut lelaki yang dia sukai.

"Lo yang jalang!" Azka merasa sangat emosi saat ini. Dia tidak akan membiarkan seseorang menghina keluarganya. Sama halnya dengan Byan dan Evan yang wajahnya sudah memerah menahan amarah itu. Sementara gadis manis yang bernama Lula itu hanya menunduk merasa sangat takut.

"Wah kak Azka belain anak baru."

"Demi apa Azka belain tuh anak baru."

"Itu benaran Azka?"

Itulah bisikan-bisikan semua orang yang sedang memandang Azka bingung. Pasalnya Azka terkenal dengan sifat cueknya.

"Ngel, sudah deh lo enggak liat tuh Azka, Byan sama Evan kelihatannya emosi banget." Bisik Kinan memperingati temannya itu. Angel pun hanya mendengar dan mengabaikan ucapan temannya. Dia merasa sangat cemburu sekarang.

"Lo sudah bosan hidup hah? Sekali lagi lo ngatain cewek gue habis lo!" Evan pun memberi peringatan dengan tatapan yang mematikan. Semua orang tahu jika Evan sudah marah maka dia tidak akan mempersoalkan cowok atau cewek.

"Dasar cabe murah lo, sudah ditolak berkali kali masih aja ngejar-ngejar." Sindir Raihan yang merasa tidak terima Lula disebut jalang oleh Angel. Karena dia sudah menganggap Lula sebagai adiknya juga.

"Kali ini gue setuju sama lo. Jalang kok teriak jalang." Sambung Zidan diakhiri kekehan mengejeknya itu. Gavin pun merasa sangat bangga mempunyai sahabat bermulut pedas dikondisi seperti ini. Sementara Angel sudah merasa sangat malu karena ucapan yang mereka lontarkan. Dan dia merasa semakin membenci gadis yang dibela semua pria tampan itu.

"Mending sekarang lo pergi sebelum sabar gue habis!" Ucap Evan lagi dengan tatapan yang semakin membuat semua orang merasa takut.

"Gue enggak akan tinggal diam." Ucap Angel yang sudah berjalan meninggalkan kantin sekolah itu. Kinan pun berharap bahwa temannya itu tidak akan melakukan sesuatu yang nantinya akan merugikan dirinya sendiri.

"Kamu tenang saja aku tidak akan membiarkan  siapa pun menyakiti kamu." Evan pun berusaha menenangkan kekasihnya yang terlihat sangat ketakutan itu. Begitu juga dengan Azka dan yang lainnya, mereka juga ikut menenangkan gadis yang masih setia mendudukkan kepalanya itu. Cherry pun juga bertekad akan menjaga sahabat polosnya itu.

"Sudah Lula enggak usah didengarin tuh cabe keriting! Dia memang rada enggak waras." Ucap Cherry sambil menggenggam tangan sahabatnya itu.

"Betul baby, kita semua tidak  akan membiarkan siapa pun menyakiti kamu." Sambung Byan lembut. Hingga semua murid yang melihat pun merasa penasaran siapa Lula sebenarnya. Hingga kedua putra Alexander itu terlihat sangat menyayangi gadis itu.

****

Kring,, kring,,,,

Bel pulang pun membuat semua aktivitas para murid dikelas terhenti. Mereka semua pun bersiap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Lula, ayo temanin gue!" Ucap Cherry sambil menggandeng tangan sahabatnya itu.

    Lula pun hanya mengangguk dan mereka pun segera berjalan keluar kelas.

"Huftt, tuh para pangeran lo sudah menjemput." Bisik Cherry.

    Lula pun hanya mendengus pasrah karena dia sekarang sudah tidak sebebas dulu lagi, dia sekarang sudah dikelilingi oleh para pria tampan yang posesif dan sangat pemaksa.

"Adik ayo kita pulang!" Ajak Azka ketika dia sudah sampai di depan kelas Adiknya itu.

"Lula pulang sama gue." Sambung Evan tak terbantahkan. Azka pun hanya mendengus kesal. Pangkatnya lebih tinggi dari sahabatnya itu. Evan hanya pacarnya sedangkan dia adalah kakaknya.

"Maaf kak, aku mau izin ya. Aku mau nemenin Cherry jemput adiknya." Balas Lula gugup karena takut tidak diberi izin oleh pacar dan kakaknya. Gadis itu pun perlahan mulai menerima status barunya itu. Walaupun sebenarnya Lula belum mencintai pria itu.

Sementara Cherry sudah berdoa di dalam hati supaya para pengawal Lula mau memberikan izin.

Azka, Byan, Evan dan ketiga temannya melihat Lula instens. Dan itu malah membuat Lula dan Cherry semakin gugup.

"Boleh ya kak." Lula pun kembali membuka suaranya dengan suara yang sudah bergetar dengan air mata yang sudah berlinang dan itu mampu  membuat semua orang sangat panik.

"Aduh sayang, kamu jangan nangis ya, kakak izinin kok. Tapi kamu harus izin dulu sama kak Rian ya!" Azka pun berusaha menenangkan adik kesayangannya itu.

"Iya siap kak." Balas Lula sangat bersemangat sambil segera mengeluarkan teleponnya dan segera mencari nomor kakaknya itu.

****

Adrian POV

Sementara itu, di perusahaan Alexander, seorang laki-laki tampan sedang sibuk membaca berkas-berkas yang baru saja diantarkan oleh sekretarisnya. Dia adalah Adrian Albert Alexander, putra pertama yang sangat tampan dan juga sangat dingin.

Dering telepon pun membuat Rian menghentikan pekerjaannya dan melihat siapakah yang meneleponnya.

    Rian pun langsung tersenyum melihat siapa yang meneleponnya. Dia tidak pernah sebahagia ini ketika ditelepon seseorang.

"Kak, aku mau minta izin ya pergi sama teman aku. Aku mau temanin dia jemput adiknya kak, dan aku enggak mau dengar kata enggak boleh dari kakak!"  Ucap Lula panjang lebar ketika kakaknya itu sudah mengangkat teleponnya. Dia pun juga mengeluarkan kata yang selalu digunakan orang-orang di sekelilingnya itu. Dan saat ini dia sudah bertekad untuk memasukkan kata itu ke dalam kamusnya.

Sementara itu jangan tanyakan bagaimana ekspresi mereka semua. Mereka sangat syok mendengar Lula berbicara seperti itu kepada Rian. Pria tampan yang tidak mau dibantah dan tidak ada satu pun yang berani berbicara seperti itu kepadanya. Bahkan putra Alexander yang lainnya tidak berani berbicara seperti itu.

Sementara Rian tak kuasa menahan tawanya karena dia membayangkan  ekspresi adiknya yang pasti sangat menggemaskan. Entah kenapa mendengar suara adiknya itu membuat dia merasa sangat bahagia. Seakan lelahnya sudah terbayar oleh suara  dari adik tersayangnya itu.

"Ya ampun sayang, kamu tarik nafas dulu dong, jangan cepat-cepat ngomongnya. Kamu boleh kok pergi, tapi kamu harus dijagain sama kakak-kakak kamu dan kakak enggak --"

"Enggak terima penolakan! Iya kakak makasih ya sudah mengizinkan Lula. Love you kakak."

"Love you too princess kakak. Hati-hati di jalan ya sayang!"

" Iya kak. kakak semangat ya kerjanya, jangan lupa makan, bye kakak."

Lula pun sudah selesai meminta izin dengan kakak pertamanya, dan dia sangat bersyukur karena kakaknya memberikannya izin. Dia juga sudah tidak sabar melihat adik sahabatnya itu.

"Aku juga akan menemani kamu baby." Ucap Evan sambil mengacak  rambut Pacarnya itu.

"Iya princess Lula, babang Gavin, Raihan, dan Zidan juga bakalan nemenin kamu." sambung Gavin yang mendapat persetujuan dari Raihan dan Zidan.

"Jangan senyum!" Ucap Evan garang ketika melihat sahabatnya yang tersenyum memandang pacarnya itu.

"Lebay banget sih! Senyum itu kan ibadah." Balas Gavin tak habis pikir dengan pola pikir sahabatnya itu.

"Senyum ke yang lain!"

"Stop! Kapan perginya kalau ribut terus. Cherry yuk kita pergi jemput adik kamu!" Ucap Lula sambil menarik tangan sahabatnya itu. Dan para lelaki tampan pun  mengikuti dari belakang. Sekarang mereka berdua seperti putri yang dijaga oleh para pangeran. Betapa irinya orang-orang yang melihatnya.

****

Sesampainya di tempat parkir...

"Sayang kamu satu mobil sama kakak  ya."  Ucap Azka.

"Tidak sayang, kamu sama aku saja, kan aku pacar kamu," Lanjut Evan tak mau kalah.

"Mending sama babang Gavin aja." Timpal Gavin yang langsung mendapat tatapan tajam dari Azka, Byan dan Evan.

"Enggak a Lula sama gue lah, elo kan baru pacar sedangkan gue kakaknya!" Balas Azka lagi yang masih bersikeras supaya princessnya mau satu mobil dengannya.

"Ya ampun, mau pergi aja pada ribut." Cherry pun tidak bisa membayangkan bagaimana sahabatnya itu menghadapi para pengawal tampannya itu.

Dering telepon Lula pun membuat perdebatan mereka berhenti dan langsung melihat siapakah yang menghubungi Lula.

   

"Bentar ya, kak Lio telepon aku." Lula pun segera mengangkat telepon kakak keduanya itu.

"Sayang, kamu mau pergi kan. Ingat ya sayangnya kakak, kamu harus selalu berada di pengawasan kakak kamu, jangan sampai kecapean oke sayang!" Ucap suara yang terdengar sudah panjang lebar ditelepon tersebut.

"Lah kok kakak tahu?" Tanya Lula heran, perasaan dia tidak pernah membuat pengumuman di rumah kalau dia ingin pergi.

"Sayang, kak Rian yang sudah mengabari kami semua kalau kamu mau pergi."

"Ya ampun, segitunya banget." Balas Lula tak percaya.

"Karena kami sayang kamu, ya sudah kakak mau lanjutin kerja lagi, bye sayang." Ucap Lio sambil mengakhiri sambungannya.

"Sayang, mending sekarang kamu matiin telepon kamu!" Ucap Byan menimpali.

"Lah kenapa kak?" Tanya Lula bingung.

"Gini yaa, pasti bentar lagi kakak-kakak yang lain bakalan telepon kamu, memang Lula mau enggak jadi pergi karena mengangkat telepon dari mereka semua?" Balas Azka yang sudah sangat tahu bagaimana posesifnya semua laki-laki keluarga Alexander.

"Benar kak, Lula harus matiin telepon." Teriak Lula histeris sambil segera mematikan teleponnya.

Sementara yang di sana pun tak mampu menahan tawanya ketika melihat tingkah laku Lula yang kelewat polos, rasanya mau dibungkus saja terus dibawa pulang.

"Ya sudah ayo kita berangkat!" Ucap Cherry sambil menarik tangan Lula menuju mobilnya.

"Ehh Lula bukannya sama kakak?" Tanya Azka dan Byan bersamaan.

"Tidak, Lula sama aku kan sayang?" Evan pun juga menanyakan hal sama kepada kekasihnya itu.

"Masalah Lula mau naik mobil siapa saja ribet, apalagi masalah yang lain." Batin, Gavin dan Zidan bersamaan.

"Diammn, aku sama Cherry dan aku enggak mau dengar bantahan, kalau enggak mau yaa enggak usah ikut." Teriak Lula kesal sambil langsung masuk ke mobil sahabatnya itu.

Sementara mereka semua melongo, melihat Lula yang sudah meninggalkan mereka. Seakan suara Lula mampu membuat para pria keras kepala itu menghentikan perdebatan mereka.

"Untung sayang." Ucap Azka dan Byan bersamaan.

"Huftt, sabar." Batin Evan.

"Mungkin kata enggak terima penolakan dan enggak terima bantahan, sudah kosa kata yang selalu dipakai oleh keluarga Alexander." Ucap Gavin yang disetujui oleh kedua temannya.

   Mereka semua pun sudah memasuki mobil masing-masing dan segera mengikuti mobil di depan mereka.

1
S. M yanie
semangat...
Dedean: Hwaa makasih kak♥️♥️
total 1 replies
horasios
😢Saya menangis ketika membaca bagian yang menyedihkan dari novel ini.
Dedean: Hwaaa iya sad banget :(😿😿😿
total 1 replies
paulina
Buat yang suka petualangan, wajib banget nih baca cerita ini!
Dedean: Hwaaa bener banget kak jangan lupa baca terus yaa😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!