Edward, seorang anak yatim piatu, tinggal di panti asuhan yang menjulang tinggi di puncak Bukit Gloosween.
Meski tidak memiliki mana yang mengalir didalam dirinya, Edward tidak pernah patah semangat untuk menjadi yang terbaik.
Setiap hari, ia belajar sihir dan beladiri dengan penuh semangat dari Kak Slivia dan Lucy, menemukan kebahagiaan dalam kehidupannya meskipun tidak memiliki mana.
Namun, kehidupan Edward tiba-tiba berubah saat desanya diserbu oleh pasukan Raja Iblis, yang menghancurkan segala yang ada di desa itu, termasuk Kakak Silva dan teman-temannya.
Peristiwa tragis ini tidak hanya mengubah nasibnya, tetapi juga membawa Edward ke dalam petualangan yang gelap dan penuh tantangan untuk membalas dendam dan menyelamatkan apa yang tersisa dari dunianya yang hancur.
Lalu bagaimana Edward menghadapi semua itu ? Tantangan apa yang menghadang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr 18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 21 Rencana Besar Teratai Hitam
Ketika kami tiba di kamp pertahanan, Wilson yang terlihat lemah dan terluka setelah pertarungan sengit melawan Eric.
Tidak ada sambutan hangat yang menunggunya; hanya tatapan dingin dan penuh kebencian. Pasukan memandangnya dengan kebencian dan kecurigaan, bisikan mereka bergaung seperti duri yang menusuk hati.
Banyak di antara mereka telah kehilangan teman, saudara, dan kerabat akibat serangan monster yang dikendalikan oleh Teratai Hitam, organisasi yang diikuti oleh Wilson.
Sepanjang perjalanan menuju tempat Pak John, Wilson dihina dan dicemooh tanpa henti.
Aku hanya bisa membiarkannya merenungi semua perbuatannya tanpa membelanya. "Kau harus siap menghadapi ini, Wilson," kataku pelan saat kami berjalan. "Semua kejahatanmu di masa lalu tidak akan mudah dilupakan."
Wilson mengangguk pelan, menunduk. "Aku tahu. Aku pantas mendapatkannya," jawabnya dengan suara serak, mengingat kembali momen ketika dia menyadari kesalahan besar yang telah diperbuatnya.
Pertarungan melawan Eric membuka matanya akan kengerian dan Pengkhianatan yang telah dia sebabkan.
Langkahku mantap saat memasuki tenda besar, Wilson berjalan dengan lemah di sampingku, Saat kami tiba di hadapan Pak John dan Kak Silvia,
Senyuman lebar menghiasi wajah Pak Jhon dan Kak Silvia saat mereka melihatku membawa tawanan yang kabur. Pak Jhon menghampiri dengan langkah cepat, matanya berbinar bahagia. "Kamu berhasil menangkapnya, bagus sekali!" ucapnya dengan bangga.
Kak Silvia tersenyum hangat sambil mengangguk setuju, "Selamat atas keberhasilanmu, ini adalah tugas besar yang berhasil kau taklukkan."
Aku dengan tenang dan penuh keyakinan, menjawab, "Terima kasih. Ini adalah hasil dari pelatihan yang baik dan dukungan kalian."
Pak Jhon mengangguk, "Aku tidak pernah ragu dengan pilihanku memilihmu untuk misi ini. Kau hebat."
Senyumku melebar mendengar pujian mereka, merasa dihargai atas kerja keras yang telah kulakukan.
Aku mengambil napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungku yang berdebar, dan mencoba menjelaskan.
"Pak John, Kak Silvia," kataku dengan tenang. "Wilson ingin menjadi sekutu kita. Dia telah berjuang bersama ku melawan Eric, salah satu orang terkuat Di kelompoknya dan dia telah bersumpah dengan darahnya untuk membantu kita melawan Teratai Hitam."
Seketika suasana menjadi semakin tegang. Tatapan mereka dingin dan mengancam, mencerminkan kebencian mereka terhadap Wilson.
Pak John menyilangkan tangan di dadanya, matanya menatap tajam. "Setelah semua yang dia lakukan? Banyak dari kami yang kehilangan orang yang kami cintai karena dia. Mengapa kami harus mempercayainya sekarang?" Ucap Pak John dengan tatapan dingin, tidak menyetujui.
Kak Silvia menambahkan, "Seorang Pengkhianatan adalah dosa terbesar. Dia bahkan ingin mengkhianati kelompoknya sendiri, apalagi kita? Dia tidak layak mendapatkan pengampunan begitu saja."
Aku mengangguk, memahami rasa sakit mereka. "Saya tahu, tetapi Wilson telah berubah. Dia mengakui kesalahannya dan ingin menebus dosanya. Dia bahkan bersedia membocorkan semua rencana dan strategi Teratai Hitam, dan juga dia sudah bersumpah darah denganku." Ucapku sambil menunjukkan sebuah tato ditanganku.
Pak John sedikit terkejut dan tetap diam, merenung sejenak sebelum akhirnya berbicara. "Baiklah, Wilson. Jika kau benar-benar ingin membuktikan kelayakanmu, kau harus membocorkan semua rahasia Teratai Hitam. Gunakan Batu Kejujuran untuk memastikan kau berkata jujur." Ucap Pak John meletakkan sebuah batu yang jernih dan bening.
Pak John menatap Wilson degan tajam. "Ini adalah Batu Kejujuran, sebuah artefak kuno yang bersinar lembut, dikenal karena kemampuannya mendeteksi kebohongan. Hanya dengan menyentuhnya, seseorang akan terpaksa berkata jujur atau merasakan rasa sakit yang luar biasa apabila berbohong."
Wilson mengangguk dengan tegas. "Saya akan melakukan apa pun untuk menebus dosa-dosa saya," katanya, matanya penuh tekad.
Wilson menyentuh Batu Kejujuran, dan seketika, cahaya lembutnya membungkus tubuhnya. "Saya akan mulai dari awal," katanya dengan suara bergetar.
"Teratai Hitam didirikan oleh sekelompok penyihir yang merasa bahwa kekuatan sihir adalah segalanya, yang kuat seharusnya menjadi penguasa dunia ini. Mereka percaya bahwa makhluk lemah hanya akan merusak keseimbangan alam. Saya direkrut karena kemampuan saya dalam menjinakkan makhluk-makhluk sihir dan sihir gelap tingkat tinggi." Ucap Wilson jujur, batu kejujuran tidak bereaksi.
Dia berhenti sejenak, memandang wajah-wajah yang menatapnya dengan kebencian dan rasa ingin tahu.
"Strategi utama kami adalah menggunakan makhluk-makhluk sihir untuk menakut-nakuti dan menguasai wilayah. Kami memanipulasi mereka dengan sihir gelap, membuat mereka menyerang desa-desa dan kota-kota tanpa ampun. Saya yang bertanggung jawab atas banyak dari serangan ini."
Pak John mengerutkan kening, tapi tidak menyela. Wilson melanjutkan, "Rencana utama mereka adalah membuka portal dunia iblis, dan rencana terbaru mereka adalah menyerang kamp pertahanan ini dalam waktu dekat untuk menumbalkan rakyat desa untuk mengaktifkan artefak kuno." Ucap Wilson jujur.
Mendengar itu kami langsung terkejut, ini sebuah pemberontak kan terhadap kerajaan aku tidak menyangka mendengarnya.
Pak Jhon menatap tajam." Wilson apa kau tau dimana letak persembunyian mereka?" Tanya Pak John serius.
Wilson menggelengkan kepala. " Maaf aku tidak mengetahui dimana letak persembunyian mereka, aku selalu ditugaskan diluar markas." Ucap willson membuat Pak John marah, namun dia meredakan amarahnya karena batu kejujuran tidak bereaksi.
Wilson menghela nafas. " Ada hal penting yang ingin ku beritahu kepada mu, Mereka juga telah mengumpulkan pasukan besar monster yang lebih kuat dan lebih terlatih. Mereka juga memiliki agen di dalam kamp ini, mata-mata yang mengirimkan informasi."
Kak Silvia tampak terkejut, "Siapa mata-mata itu?"
Wilson menghela napas dalam-dalam. "Namanya Steve. Dia adalah salah satu penyihir paling licik dan pandai menyamar. Dia mungkin sudah berada di sini selama berminggu-minggu, mengamati dan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang."
Pembicaraan berlangsung lama, dan dengan bantuan Batu Kejujuran, Wilson mengungkapkan semua informasi tentang Teratai Hitam dengan jujur.
Pak John dan Kak Silvia mendengarkan dengan seksama, dan setelah mendengar semua yang diungkapkan, mereka akhirnya setuju untuk memberi Wilson kesempatan.
"Baiklah, setelah ini aku harus membicarakan strategi dengan para petinggi, Silvia kau bersiaplah untuk memimpin garuda depan apabila serangan datang. dan kau Edward, tingkatkan kemampuan bertarung mu, berlatihlah dengan giat " kata Pak John akhirnya.
"Wilson Kau boleh bergabung dalam perang yang akan datang, tapi sebagai hukuman atas perbuatanmu, kau harus mendekam di penjara. Kau hanya akan diizinkan keluar saat peperangan dimulai."
Wilson menunduk, menerima keputusan itu. "Terima kasih," katanya pelan. "Terima kasih telah memberi saya kesempatan untuk menebus dosa-dosa saya."
" Tapi aku belum percaya kepadamu sepenuhnya hingga semua perkataan mu benar adanya." Ucap Pak John tegas.
Meskipun harus menghadapi masa hukuman, Wilson merasa lega. Dia akhirnya diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya dan membantu kami melawan Teratai Hitam.