Dunia Luas. Tidak menyenangkan jika tidak di jelajahi.
Aku Xiao Wang. Sejak kecil telah mendapat predikat sebagai sampah klan. Tidak bisa berkultivasi membuat diriku kian menjadi sasaran latihan. Sampai di asingkan di Hutan Binatang Buas, namun aku selamat oleh tekad–ku.
Suatu saat nanti, aku akan berdiri di depan banyak orang. Membersihkan namaku dari orang-orang yang dahulu pernah menghinaku. membersihkan namaku dari orang-orang yang pernah mengucil–ku. Pun juga membersihkan nama kedua orang tuaku. Hingga menjadi seorang yang di akui oleh satu kekaisaran sekali pun.
Tidak! Satu Kekaisaran saja tidak cukup. Berkelana ke berbagai belahan dunia juga bukanlah ide buruk dan ya, harus aku laksanakan.
Tentunya, untuk melakukan itu semua, bukan melewati perkara yang mudah. Banyak tantangan yang akan aku hadapi nantinya. Entah itu berjalan di antara ribuan tubuh tak bernyawa, atau mungkin bermandikan darah dari musuh-musuhku... Maka nantikan perjalananku di kisah ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 10 ~ Membuat Rusuh
Xiao Wang masih saja memantau pergerakan wanita berkaki semut itu dari jauh. Sembari memikirkan cara untuk merebut kristal roh darinya.
Memandang bergantian, antara para semut Penelan yang berada di tingkat 5 sampai dengan tingkat 8 yang tengah berbaris rapi. Lalu Xiao Wang mengalihkan perhatiannya pada wanita cantik yang masih melakukan pemurnian kristal roh.
"Hmm, bagiamana cara agar aku mendapatkan kristal roh itu? Di sini sangatlah ketat akan semut-semut Penelan!" gumam Xiao Wang. Secepatnya dia harus memikirkan cara untuk mengalihkan perhatian Ratu Semut Penelan, agar dia bisa lebih mudah dalam merebut kristal roh tersebut.
Sejenak perhatian Xiao Wang terpusat pada semut-semut Penelan yang tengah menyalurkan energi mereka untuk pemurnian kristal roh tersebut. Semut Penelan yg kehabisan energi, akan mengering dan menjadi debu. Lalu semut Penelan lain akan maju untuk menggantikan mereka.
"Hmm, jadi seperti itu yah!" gumam Xiao Wang. Dia tiba-tiba mendapatkan sebuah ide.
Xiao Wang menoleh kembali ke arah kristal roh, itu telah memasuki tahap akhir pemurnian. Xiao Wang pun memilih keluar dari persembunyiannya.
Perlahan, Xiao Wang menghampiri tempat munculnya para semut Penelan yang bertugas menggantikan posisi rekan mereka yang menjadi abu.
Semut-semut itu muncul dalam salah satu cabang Goa, Xiao Wang memasuki cabang itu. Sampai di sana, Xiao Wang sempat dibuat tertegun kala mendapati banyak sekali semut Penelan di sana. Semuanya berbaris rapi menunggu giliran.
"Hmm, jumlah semut Penelan ini sangatlah banyak!" gumam Xiao Wang sesaat. Dia menyeringai, dengan begini peluang keberhasilan rencananya akan semakin besar. Setelah itu dia mulai bergerak.
Xiao Wang mengeluarkan pedang yang semula tersimpan dalam cincin ruang–nya. Setelahnya bergerak dan membunuh dua ekor sekaligus Semut Penelan tingkat 5.
Tak berhenti sampai di sana, Xiao Wang terus bergerak membunuh mereka.
"Beruntung aku sudah mengetahui titik lemah dari semut Penelan, sehingga tida terlalu sulit bagiku untuk membunuh mereka!" gumam Xiao Wang. Meski demikian, dia sadar bahwa apa yang dia lakukan ini cukuplah berbahaya.
Xiao Wang sendiri tidak berencana membunuh banyak semut Penelan. Tujuannya hanya akan mengalihkan perhatian para semut Penelan agar mereka berbuat rusuh dan mencarinya.
Benar saja, tidak butuh waktu lama bagi Xiao Wang untuk mengundang para semut Penelan untuk datang mencarinya.
Semakin sempit dan sesak ruangan tersebut oleh semut-semut Penelan yang saling berdempetan. Seolah mereka tidak ingin ketinggalan dalam menyerang Xiao Wang.
"Hahaha.... Teruslah berdatangan kemari!" Xiao Wang tertawa dalam hati.
Setelah merasa rencananya telah berjalan seperti apa yang dia pikirkan, Xiao Wang lantas pergi dari sana. Namun sebelum itu, di mengumpulkan terlebih dahulu kristal roh Semut Penelan yang sempat dia bunuh tadi.
Tentu saja Xiao Wang bergerak dengan diam-diam, dan sempat pula mengecoh arah larinya. Dia memanfaatkan penglihatan para semut Penelan yang tidak begitu luas itu untuk bersembunyi di samping semut Penelan yang lain. Dengan catatan, menggunakan darah semut penelan untuk menyamarkan bau tubuhnya.
Benar saja, rencana itu berhasil. Para semut Penelan kini malah sibuk mencari keberadaannya. Xiao Wang sendiri telah keluar dari ruangan luas tadi setelah membuat semut-semut Penelan yang ada di sana kebingungan mencarinya.
"Aku harus cepat. Mungkin tidak akan lama lagi para semut penelan itu akan tersadar dan kembali melakukan tugas mereka!" ujar pelan Xiao Wang. Menggunakan kecepatan larinya untuk berpindah tempat, tentu saja dia harus dengan ekstra hati-hati agar tidak ketahuan.
Ratu Semut masih saja fokus dalam pemurnian kristal roh, sehingga dia tidak menyadari kalau saat ini tidak ada lagi bahan pengganti setelah barisan terakhir semut Penelan menjadi abu.
Hingga saat melihat energi kehidupan yang terserap ke dalam kristal roh berkurang, baru dia mengernyitkan alis dan memeriksa sekitarnya.
"Kemana perginya, mereka? Mengapa belum juga ada yang datang menggantikan rekan mereka?" Ratu Semut bertanya pada dirinya sendiri. Hendak memeriksanya, namun dia memilih untuk mengurungkan niatnya sebentar. Setidaknya sampai kristal roh tersebut selesai dimurnikan.
Whush!
Baamm!
Lingkaran energi merah dalam krista roh itu semakin menjadi-jadi besarnya. Kali ini bahkan disertai dengan tekanan hebat yang keluar menyapa semua benda yang ada dalam ruangan itu.
baru tau...