Perjuangan Cinta Pemuda Korea Utara

xulan yang berlari ke arah kedua pria itu yang sedang bertengkar yang sedang berduel penuh darah sekujur wajah mereka, hari berteriak Ia berlari dan saat kedua pria ini ingin memukul satu sama lain tiba-tiba xulan sudah berada tepat di tengah-te dan pada akhirnya... 

" jalan!!" 

" awas xulan!!" 

"Bam!!!" 

xulan pun tergeletak tersungkur ke bawah tidak sadarkan diri yang penuh dengan darah di wajahnya, kedua pria ini pun langsung berteriak serius, dua pria ini pun langsung memberhentikan perkelahian yang sangat ganas yang sedang mereka lakukan barusan, keduanya langsung melihat keadaan perempuan itu perempuan yang mereka cintai. 

Thomas berteriak dan menyebut nama istrinya itu sambil memeluk istrinya yang sudah penuh darah di wajahnya dan luka Lembah bekas tonjo tangan yang kasar itu. 

Saat tomat ingin mengangkat untuk membawa istrinya itu ke rumah sakit lalu tiba-tiba minho menghadangnya dan mendorong mundur Thomas, ia lalu mengambil dan mengangkat gadis itu agar ia saja yang membawanya. 

" turunkan istriku, sial!!" teriak marah thomas pada Min Ho. 

Tidak mendengarkannya tanpa mengeluarkan satupun kata, minho langsung membawa xulan untuk keluar dari restoran itu namun tiba-tiba di depan sudah ada seorang perempuan yang menunggu Min Ho ia adalah istrinya Min Ho yaitu Selina. 

Minho terkejut atas kehadiran Selina secara tiba-tiba, dan Selena langsung menamparnya. 

" apa yang kamu lakukan, kamu perkelahiannya untuk wanita itu, padahal kamu mempunyai aku kau memilikiku" 

" pulanglah. Sial!" 

" tinggalkan wanita itu atau kita akan bercerai di hari ini juga, min Ho " 

" kau berani melakukannya?" 

" aku akan melakukannya jika ini sudah kelewatan batas, min Ho" 

Minho hanya terdiam mendengar perkataan istrinya tersebut dan Selina menarik Minho dan membantu Min Ho untuk meninggalkan atau menurunkan Gadis itu ke bawah, dengan amarah yang membakar seluruh pikiran dan akalnya Selina menarik paksa Minho untuk pulang bersamanya, namun apa yang didapatkannya, justru minho langsung melepaskan genggaman tangan itu pada dirinya. 

" kamu Harus Pulang denganku" ucap Selena dengan tetesan yang membasahi kelopak matanya dan terus turun sekujur wajahnya yang cantik dan indah itu. 

Minho langsung hendak meninggalkan Selina di saat tetesan itu berlangsung. 

" apa artinya pernikahan ini untukmu, min Ho?, aku istrimu aku berhak melarangmu Jika Itu menyakiti hatiku, namun kamu perlakukan aku seperti orang asing, bahkan kamu sebagai seorang suami belum memberiku nafkah batin, dan tidak akan pernah memberinya kepadaku, sungguh aku sangat kecewa padamu" 

Mendengar itu Minho yang hendak pergi itu langsung terhenti jalannya dan dia menoleh ke belakang melihat atau memandangi istrinya tersebut yang sedang menangis, lalu Selina melanjutkan perkataannya. 

" aku sudah ikhlas menerima bahwa kamu telah membunuh ayahku, aku sudah ikhlas menerima semua ini, namun kamu menyia-nyiakan pengorbanan ini, min Ho" 

Min Ho lalu membolakan badannya menatap tajam selina dengan arah pikiran yang kosong yang tidak bisa mencerna apapun yang tidak bisa melihat kesedihan itu di diri selena. 

" setiap air mata ini keluar dari mataku tidak ada yang mengusapnya tidak ada yang menghapusnya selain tanganku sendiri, bahkan jika aku memintamu kamu pasti tidak akan memperdulikanku" 

Tampaknya Minho mulai tersentuh atas perkataan Celina barusan ia memandang menatap ke bawah menundukkan kepalanya layaknya seorang lelaki yang sudah sangat pasrah dengan kehidupan yang fana ini. 

" kamu tetap seperti ini lebih baik aku pergi selamanya dari hidupmu dan kita sudahi semua yang sudah kita jalani selama ini" 

Ucapkan kekecewaan Selina dan langsung membalikkan badannya membelakangi Minho Ia berlari menjauhi Minho dengan tangan yang menutupi mulutnya dan tangisan tidak bisa ia tahan untuk tidak keluar. 

Minho hanya terdiam tanpa sepatah kata pun ia hanya berdiri di posisinya ia tidak bergerak sedikit pun hanya kepala yang menunduk bawah, merasa gagal menjadi seorang suami. 

Siang yang terang walau kesedihan yang terlihat telah lenyap disambut dengan malam hari yang begitu sunyi dan hanya ditemani oleh cahaya bulan dan bintang yang berkelip- di langit yang gelap itu. 

Hari terus berganti, siang terus dijemput dengan malam, matahari terus terbenam dan digantikan bulan, awan yang terang seketika menjadi gelap dan kekosongan, musim yang semi juga berganti dengan hujan yang membasahi rerumputan dan pepohonan yang rindang. 

Satu bulan tepatnya setelah kesedihan itu terjadi terlihat suasana semakin sunyi di kota torino Italia. 

Selina yang akhirnya kembali ke Panti asuhan yang sering dikunjungi, itulah sebulan ia tinggal di sana dengan kesendirian tanpa suaminya. 

Melihat anak-anak panti asuhan yang kecil dan imut ia lantas keringat kepada Min Ho, ia sangat mendambakan anak dari Min Ho namun nasibnya itu adalah hanya angan-angan saja dan tidak akan pernah terjadi padanya. 

Penjaga panti asuhan yaitu Madonna yang merupakan pemilik sekaligus penjaga panti Asuhan ini. 

Ia lalu menghampiri Selena yang sedang duduk di taman Panti Asuhan sambil memperhatikan anak-anak sedang bermain. 

" aku melihat kesedihan itu Di Matamu setiap kali aku menghampirimu" 

Sherina langsung melihat ke arah Madonna yang telah mengucapkan kata-kata pada dirinya, iya langsung melirik ke bawah entah apa yang sedang ia pikirkan. 

Madonna akhirnya menemani Kesunyian Selina dan duduk sebelah Celina sambil bercerita. 

" sudah bertahun-tahun meninggalkan tempat ini, dan kamu kembali satu bulan yang lalu sampai sekarang, kami sangat senang, sangat bahagia, namun aku terus-menerus melihat sebuah kesedihan di matamu itu". Ucap Madonna pada Selina sambil menggenggam tangan Selina. 

" iya memang betul aku sedang bersedih bahkan satu bulan pun tidak cukup untuk menutupi Kesedihanku ini" 

" katakanlah padaku mungkin itu akan sedikit membuatmu lega" 

" aku sudah kehilangan segalanya di hidupku, aku kehilangan ayahku orang yang paling aku cintai di dunia ini dan keluarga terakhir bagiku, tapi aku malah menikah dengan seorang pria yang membunuh Ayahku itu walau aku tahu dia adalah pembunuhnya namun aku tetap menerimanya" 

Madona hanya terdiam mendengar cerita yang sedang diudarakan kasih Lina dengan penuh kesedihan itu, lalu Selina melanjutkan ucapannya. 

" aku tahu ialah pembunuhnya aku mengikhlaskan semua itu, walau terasa berat bagiku, namun itu semua tidak sesuai dengan kenyataannya, justru malah sebaliknya ia berkali-kali mengecewakanku hanya karena belum bisa melepaskan cinta masa lalunya yang terus dan masih menjadi bayang-bayang baginya" 

" apa setelah 1 bulan ini ia juga belum pernah mencarimu Selena?" 

" ia tidak akan pernah mencariku karena tidak pernah dicintainya" 

Selena tidak bisa menahan tetesan itu yang menangis, membasahi kelopak matanya, iya sangat sedih bahkan tidak bisa lagi berucap dengan sempurna karena harus terhalang oleh tangisan itu, madonna memeluk hangat tubuh Selena mencoba menenangkan Selina yang sedang sangat-sangat terpuruk. 

Di sisi lain, terlihat seorang pria yang sedang berkurung di sebuah ruangan, ia terlihat sangat buruk, sangat hancur, sambil terduduk dengan lesu di lantai, wajah yang pucat dan mata melotot, pria ini sungguh sudah kehilngan jiwa nya….

Next