NovelToon NovelToon
CINTA UNTUK NATALIA

CINTA UNTUK NATALIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Harijati

"Love doesn't always end well." Kata-kata Malefince dalam film Malefince terus terngiang di telinga Natalia Hadasa, gadis cantik 21 tahun, mengisahkan duka di hati Natalia. Mengapa cinta yang dikhianati begitu menyakitkan. Bahkan kadang menyisahkan dendam, seperti yang dialami Malefince. Seorang peri yang cantik dan baik hati tetapi menjadi jahat karena cintanya dikhianati sang kekasih. Tuhan, aku takut jatuh cinta karena aku tidak mau terluka. Bukan karena film Malefince, tetapi karena ibunya yang menderita karena dikhianati papanyak, dan banyak lagi wanita yang menderita karena cinta. Sebab cinta tidak selalu berakhir dengan baik. Begitu menurut Natalia.
Tapi apakah Natalia tetap dengan defense mechanism- nya jika cinta itu tiba-tiba datang menyentuh hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harijati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta itu anugrah

POV Natalia

Malam makin larut. Jam menunjukkan pukul 11.30. Natalia gelisah. Ingin segera tidur dan terlelap. Namun kantuk tak kunjung datang.

Natalia mendesah.

"Semua gara-gara cinta." Batin Natalia. Sepertinya hidup lebih tenang tanpa cinta. Cukup cinta kepada Tuhan dan keluarga, cukup cinta kepada sesama. Tidak harus ada cinta asmara yang sanggup merenggut ketenangan jiwa.

Beruntung waktu masih sekolah, dirinya tidak pernah terjebak rasa cinta. Andaikan masa sekolah sudah tumbuh rasa cinta asmara, mungkin ia tidak akan berprestasi seperti sekarang

Natalia memejamkan mata, berharap segera terlelap. Tetapi apa daya, justru yang ada adalah bayangan sorot teduh mata Yosef.

Masih terngiang jelas di telinganya ungkapan cinta Yosef yang menggetarkan jiwanya.

Ting, bunyi notifikasi masuk di ponselnya. Natalia mengambil ponsel yang diletakkannya di atas nakas.

Ada pesan masuk dari nomor tak dikenal

Natalia membuka pesan, nampak foto profil terpampang wajah tampan Yosef dengan senyum menawannya. Natalia memang belum punya no hp bosnya.

Tanpa Natalia sadari, ia tersenyum bahagia menerima pesan dari Yosef. "

"Jangan berkata tidak, bila kau jatuh cinta

Terus terang sajalah, buat apa berdusta

Cinta itu anugrah. Maka berbahagialah

Sebab kita sengsara. Bila tak punya cinta hm

Rintangan pasti datang menghadang

Cobaan pasti datang menghujam

Namun yakinlah bahwa cinta itu kan membuatmu

Mengerti akan arti kehidupan

Marilah sayang, mari sirami

Cinta yang tumbuh di dalam diri

Marilah sayang,mari sirami

Agar merekah sepanjang hari

Hm cinta itu anugrah. Maka berbahagialah.....

***

(Itu lagu lawas dari penyanyi Dul Sumbang.

Maaf, malam-malam mengganggu tidurmu dengan ungkapan hatiku yang merindukanmu (aku bukan sedang ngegombal🤭🤭🤭)

Jujur aku gelisah, dan tidak bisa tidur. Takut pada kenyataan bila engkau menolak cintaku. Baru ini pertama kali aku merasa jatuh cinta yang mendera jiwa.

Hehehe ....aku merasa menjadi pandai merangkai kata-kata indah, padahal selama ini aku merasa geli bila ada cowok yang kirim puisi ke gadis yang dicintainya. Sekarang aku menjilat ludahku sendiri. Apa ini karena cinta." Mungkin saja. Bukankah cinta mempunyai kekuatan untuk mengubah seseorang?)

***

Natalia tersenyum membaca pesan dari Yosef. Jujur hatinya menghangat. Terlebih saat membaca syair lagu Dul Sumbang yang Natalia sendiri belum pernah mendengarnya (sepertinya sebentar lagi Natalia akan mencari lagu tersebut di you tube🤣).

Natalia membalas pesan Yosef

"Terima kasih untuk lagunya. Saya tersentuh dengan kata-kata lirik lagunya. Saya merasa sepertinya bapak tahu isi hati saya, yang persis dideskripsikan oleh syair lagu tersebut. Sudah hampir jam dua belas. Saya harap bapak segera tidur. Jangan lupa besok beribadah."

Setelah membalas pesan bosnya, Natalia meletakkan ponselnya kembali ke atas nakas. Selanjutnya ia sudah mulai mengantuk. Natalia tersenyum, "Ajari aku tentang cinta seperti yang kamu miliki, Pak Yosef." Batin Natalia.

POV Yosef.

Yosef gelisah dan tidak bisa tidur. Teringat ungkapan cintanya yang masih digantung. Natalia belum memberi jawaban.

Yosef merasa bila Natalia sebenarnya juga memiliki rasa cinta padanya. Tapi mengapa Natalia menutupinya? Bahkan menampakkan wajah datarnya seolah tak peduli dengan cinta Yosef.

Yosef ingat lagu Dul Sumbang. Entahlah, ia sendiri tidak tahu mengapa tiba-tiba dia teringat lagu tersebut, bahkan ia sendiri tidak pernah menyanyikan lagu itu, hanya pernah mendengar saja.

Seperti ada dorongan supaya dia mengirim lagu itu ke Natalia. Sempat merasa malu dan kuatir Natalia bakalan menertawakan tingkahnya yang seperti ABG labil yang sedang jatuh cinta, atau bahkan mungkin Natalia ga suka?"

Menunggu penuh harap respon Natalia terhadap pesannya

Ting.

Pesan masuk dari Natalia yang ditunggunya dengan was,-was.

Yosef tersenyum bahagia saat membaca balasan dari Natalia.

Sebagaimana pesan Natalia untuk ia segera tidur, Yosef segera meletakkan ponselnya ke atas nakas dan berusaha tidur. Saking bahagia, Yosef akhirnya terlelap dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.

****

Pukul 7.30 pagi Natalia sudah bersiap untuk pergi beribadah. Natalia tidak tahu, apakah bosnya jadi ikut apa tidak.

Takut kalau terlambat, Natalia bergegas keluar dari kamar. Setelah menutup pintu kamarnya. Ia menuju ke kamar Yosef yang terletak di depan kamarnya.

Tok tok tok, Natalia mengetuk pintu.

Tak lama kemudian pintu terbuka dan tampak bosnya sudah rapi.

"Pagi pak. Jadi pergi ibadah bersama?" Tanya

Natalia.

"Iya, saya sudah siap. Ayo berangkat sekarang."

Merekapun berjalan bersisian menuju tempat ibadah yang ada di lantai dua hotel tempat mereka menginap.

Mereka duduk berdampingan mengikuti liturgi dengan khidmat.

Yosef merasa bahagia sekali dapat ibadah bersama gadis yang dicintainya. Puji-pujian yang mengagungkan Tuhan memberi rasa damai suka cita. Demikian juga Firman Tuhan yang disampaikan pengkhotbah, mengingatkan umat-Nya untuk menghargai kehidupan yang Tuhan beri dengan melakukan kebajikan bagi sesama, hidup berdampak bagi lingkungan dimana kita hidup. Ibadah berlangsung selama dua jam.

Pulang dari ibadah, Yosef mengajak Natalia sarapan di resto hotel. Nampak Jimmy sudah ada di dalam restoran. Sementara menikmati sarapannya, dilihatnya Yosef dan Natalia berjalan mendekati mejanya.

"Sorry gue Sapan duluan."

"It's ok." Balas Yosef.

"Pagi pak Jimmy." Sapa Natalia.

"Pagi Nat. Eh..aku lihat kalian sudah seperti pasangan suami istri." Komentar Jimmy

"Pak Jimmy ada-ada saja." Timpal Natalia dengan tenang. Jimmy dan Yosef mengakui Natalia mempunyai kontrol emosi yang baik. Coba bila cewek lainnya, pasti sudah gr dan tersipu-sipu.

Sedangkan Yosef, dalam hati dia mengaminkan perkataan sahabatnya yang baginya adalah doa.

Mereka bertiga menikmati sarapan yang sudah disediakan pihak hotel.

"Oh ya Nat, pak Jimmy tidak ikut kita ke Buleleng. Nanti sore dia balik ke Surabaya. Dia ga bisa ikut kita karena harus menghandle pekerjaan saya.". Terang Yosef.

"Oh begitu." Sahut Natalia. Jadinya dia hanya berdua dengan Presdir. "Lalu arsitek dan asisten yang akan mendampingi saya, bagaimana?"

"Mereka besok langsung menuju lokasi. Kebetulan mereka tinggal di Denpasar."Jawab Yosef yang membuat Natalia lega.

Selepas sarapan Yosef dan Natalia, bertolak ke Buleleng dengan diantar Ketut.

Natalia sangat menikmati perjalanannya. Sementara di jalan ia dan Yosef mengobrol panjang lebar. Natalia merasa cocok ngobrol bareng bosnya.

Banyak hal yang menjadi materi obrolan mereka. Hal itu membuat mereka saling mengenal satu sama lain. Mereka sampai di Buleleng setelah dua jam menempuh perjalanan.

Natalia Lang jatuh cinta sejak menginjakkan kaki di villa milik bosnya. Tidak terlalu besar dan tidak kecil untuk ukuran villa. Sangat pas sesuai selera Natalia.

Villa yang terletak di Temukus Buleleng terlihat berdiri anggun di areal perbukitan. Terlihat asri. Cocok untuk berlibur dan menenangkan diri.

Sepadang suami istri berusia sekitar empat puluh tahunan, yang sejak villa itu selesai dibangun ditugaskan Yosef menjaga sekaligus merawat villa miliknya, datang menyambut kedatangan Yosef dan Natalia dengan antusias.

"Pak Arjun dan Bu Asri kenalkan ini mbak Natalia, yang bertanggungjawab atas proyek pembangunan resort. Untuk sementara Mbak Natalia akan tinggal di villa ini. Tolong dilayani dengan baik. Beliau orang kepercayaan saya."

"Selamat mbak Natalia, semoga betah tinggal di sini. Kami pikir tadi calonnya den Yosef." Sambut Bu Asri ramah.

"Bukan Bu, saya karyawan pak Yosef." Jelas Natalia

Yosef hanya tersenyum, tetapi dalam hati ia mengaminkan perkataan Bu Asri.

"Ayo masuk dulu. Mau langsung ke kamarmu atau mau duduk santai dulu di sini. Untuk melihat lokasi nanti sore saja setelah kita istirahat."

"Saya ingin menikmati pemandangan sekitar dengan duduk di teras pak. Rasanya nyaman, apalagi dengan cuaca yang sejuk." Jawab Natalia.

Sedang asyik mereka berbincang, dari dalam rumah keluar seorang gadis muda membawa nampan yang berisi dua cangkir teh panas dan jajanan khas Bali. Gadis manis dengan kulit eksotik.

Dengan membungkukkan badannya , ia meletakkan dua cangkir teh panas dan dia piring jajanan ke atas meja di depan kami. Kaos yang berleher lebar yang dipakainya otomatis memperlihatkan belahan dadanya saat ia membungkukkan badannya.

Natalia sampai sejenak menahan nafas sambil melirik Presdir. Sedangkan Yosef mengernyitkan dahinya."Silahkan menikmati mas, mbak." Tutus gadis itu dengan suara mendayu.

"Kamu siapa." Tanya Yosef dengan nada sedikit membentak, membuat gadis itu seketika mundur. Dengan terbata ia menjawab, "Saya Ayu mas, ponakan Iwa Arjun." Iwa adalah bahasa Bali om atau paman.

"Siapa yang suruh kamu panggil saya mas. Lancang sekali kamu panggil saya mas." Tegas Yosef dengan wajah dingin.

Natalia melihat aneh ke arah bosnya. Baru kali ini ia melihat bosnya galak sama seseorang. Apalagi hanya masalah sepeleh menurut Natalia.

"Seram juga kalau ia marah." Batin Natalia.

"Panggil pak Arjun kemari." Baik pak." sahut Ayu lirih. Ia langsung lari ke kebun di belakang villa.

Tidak lama kemudian Arjun datang dengan tergopoh-gopoh.

"Pak Yosef memanggil say?" Tanya Arjun.

"Sejak kapan ponakanmu tinggal di sini?"Tanya Yosef dengan wajah tegas.

"Sudah hampir satu bulan pak. Maaf saya belum lapor kepada Bapak."

"Siapa yang mengijinkan mu membawa tinggal di sini. Terus terang saya tidak suka."

Pak Arjun makin takut. " Sekali lagi saya minta maaf sebesar-besarnya. Ia yang ngotot minta tinggal di sini. Katanya mau bantu-bantu kami bersihin villa. Tapi saya sudah dengan tegas melarangnya. Tapi ia Ayu tetap ngotot dan mengadu ke kakak saya. Kakak saya memang sangat memanjakan Ayu. Ia marah karena saya larang Ayu tinggal di sini. Saya takut dengan kakak saya, jadi terpaksa saya ijinkan."

Yosef membuang nafas berat.

"Suruh dia segera beresin barang-barangnya, dan kamu antar dia pulang ke rumahnya. Kalau Bapaknya marah suruh menghadap ke saya." Perintah Yosef.

Dengan menundukkan punggungnya, pak Arjun permisi untuk mengurus ponakannya.

Yosef menghela nafas dan menatap Natalia,"Maaf ya, kamu melihat kejadian yang ga menyenangkan di awal menginjakkan kakimu di villa ini. Terus terang. Saya ga suka dengan ponakan pak Arjun. Kelihatan sifatnya buruk dan berbahaya. Saya alergi dengan wanita-wanita yang suka memamerkan tubuhnya untuk menarik perhatian laki-laki."

Natalia tersenyum,"Saya maklum kalau Pak Yosef segitunya marahnya. Hanya saja pak Yosef harus berhikmat menghadapi orang-orang Bali yang adatnya masih kental. Jangan sampai karena menyinggung perasaan mereka, mereka balik berbuat yang lebih jahat kepada bapak."

"Iya juga sih. Saya sering denger kasus yang menurut saya menakutkan akibat menyinggung perasaan penduduk setempat ataupun makhluk halus penguasa wilayah suatu daerah. Mungkin bapak pernah dengar tentang keberadaan roh-roh teritorial." Jelas Natalia.

"Iya, saya pernah baca buku seperti itu." Jawab Yosef.

"Ayo Nat, sambil ngobrol diminum teh nya, keburu dingin."

"Terima kasih pak." Jawab Natalia sambil mengambil cangkir dan meminumnya.

"Kalau boleh tahu, apa bapak sudah ijin penduduk sekitar sini untuk membangun resort. Paling tidak memiliki hubungan yang baik dengan kepala adat atau orang yang dituakan."

"Tentu saja. Saya terlebih dahulu berkomunikasi dengan penduduk setempat dan sowan dengan kepala adat di sini. Dan mereka menyambut baik. Penduduk sini ramah dan welcome dengan pendatang, asal kita tidak merugikan masyarakat setempat dan punya unggah ungguh pada mereka."

Pembicaraan mereka berhenti saat pak Arjun dan Ayu mendekati mereka.

"Ayo ngomong." Desak pak Arjun.

"Saya minta maaf karena sudah lancang tinggal di sini. Walau niat hati saya tulus membantu

Iwa Arjun meski tidak digaji." Kata Ayu dengan nada agak ketus.

"Saya juga minta maaf kalau kata-kata saya tadi kasar sama kamu menyinggung perasaanmu." Sahut Yosef dengan nada suara kalem.

Pak Arjun permisi ke Yosef dan Natalia, sedangkan ayu hanya pamit ke Yosef. Natalia merasa lucu melihat tingkah Ayu yang kelihatan tidak menyukai kehadiran dirinya. Mungkin karena Ayu tertarik dengan Yosef, dan menganggap Natalia sebagai saingan.

"Ayo kita istirahat dulu, jam tiga sore kita akan melihat-lihat area yang akan kita bangun resort."

Yosef dan Natalia beranjak menuju kamar masing-masing.

Villa milik Yosef hanya dua lantai. Kamar Natalia dan Yosef masing-masing ada di lantai dua.

Saat membuka pintu kamarnya, Natalia disugui kondisi kamar yang mewah menurut Natalia yang hidup di komplek perumahan minimalis yang padat penduduk.

Natalia berjalan menuju pintu balkon kamar.

Sekali lagi Natalia terpesona dengan pemandangan indah yang ada di hadapannya saat membuka pintu balkon. Ia berjalan dan berdiri dekat pagar balkon. Setelah menikmati pemandangan dari balkon kamarnya. Natalia beranjak masuk kamar. Ia segera membongkar kopernya dan memindahkan baju-bajunya ke almari. Setelah baju-baju dan perlengkapan pribadinya tersusun rapi. Natalia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan istirahat. Pukul tiga sore, Yosef dan Natalia sudah berjalan hendak meninjau area yang akan dibangun resort.

Mereka berhenti di tempat yang tersedia kursi yang mengarah ke sungai kecil. Yosef dan Natalia menyandarkan tubuhnya di pagar di pinggir sungai.

"Bagaimana menurutmu suasana di sini." Tanya Yosef.

"Bagus pak, cocok untuk tempat berlibur dan menenangkan pikiran. Kalau saya boleh usul. Resort nantinya bisa disewakan untuk acara-acara rohani. Misalnya retret. Gathering , pernikahan dan semacamnya. Yang pasti kita harus menggunakan resort kita untuk hal-hal yang positif. No miras dan no perzinahan." Kata Natalia dengan semangat.

Yosef tersenyum memandang Natalia. Semakin kenal Natalia, semakin bertambah rasa cintanya pada gadis itu.

"Apapun yang kau inginkan, aku setuju."

"Ha! Bapak tidak ada usul atau koreksi atas rencana saya untuk proyek ini?"

"Tidak, aku percaya padamu. Setiap keputusanmu pasti itu positif." Jawab Yosef kalem. Mata mereka saling berpandangan.

"Jangan heran Nat, sebab sejah aku jatuh cinta padamu, aku ingin memberikan villaku dan tempat ini untukmu." Lanjut Yosef dengan tatapan yang dalam.

Jantung Natalia berdebar. Ia mendengar keseriusan dan kesungguhan dari setiap

perkataan Yosef.

"Aku tahu Nat. Sebenarnya kamu juga suka sama aku. Cuma aku tidak tahu, apa yang membuatmu ragu untuk membalas cintaku dan menerimaku."

Natalia menghela nafas. Ia sadar, ia harus jujur mengapa ia ragu untuk membalas cinta Yosef.

"Saya memiliki pengalaman yang buruk tentang hubungan cinta pria dan wanita. Itu yang membuat saya tidak mau jatuh cinta. Fakta menyakitkan dari rumah tangga orang tua saya yang hancur." jawab Natalia pelan.

"Maukah kau terbuka padaku. Aku tidak memaksamu untuk menceritakan masalah keluargamu. Aku hanya ingin kamu mau berbagi beban denganku. Kita akan merasa lebih ringan.memikul beban bila kita pikul berdua."

"Papa mama saya bercerai pada saat saya menginjak kelas lima SD dan adik saya kelas 2 SD. Papa saya mengkhianati mama saya. Selingkuh dengan mantan kekasihnya waktu kuliah. Alasan papa karena pernikahan mereka hasil perjodohan orang tua, dan papa tidak bisa mencintai mama. Sangat menggelikan, kalau memang ia tidak mencintai mama, bagaimana ia bisa berhubungan intim selayaknya orang saling mencintai. Bahkan sampai mempunyai dua anak."

Natalia membuang nafas kasar. Berusaha untuk menekan amarah pada papanya.

"Saya tidak tahu, apakah cinta papa pada mantan kekasihnya itu cinta sejati atau nafsu? Cintanya menghilangkan akal sehatnya. Menceraikan mama dan meninggalkan anak-anaknya tanpa beban. Bukankah ia tahu bahwa dalam pernikahan keyakinan kita, tidak boleh ada perceraian kecuali maut yang memisahkan?"

Natalia tertawa pahit. Ia tidak ingin menangisi nasip keluarganya di depan orang. Bahkan di depan mama dan adiknya.

Yosef menatap Natalia dengan kasih, ia ingin menghapus air mata gadis itu.

"Aku tidak tahu cinta apa yang dimiliki papamu. Tapi yang pasti, cintaku tulus kepadamu. Jangan karena pengkhianatan papamu kepada mamamu, menjadikanmu menghukum dirimu sendiri. Cinta itu anugrah dari Tuhan. Dan jangan menolak cinta yang tumbuh di hatimu, itu akan membuatmu lebih sakit lagi."

"Kamu tidak malu mencintai gadis yang tidak sederajat denganmu. Bahkan yang keluarganya mempunyai noda?" Isak Natalia.

Yosef merengkuh tubuh Natalia, membiarkan Natalia menangis di dadanya

" Tuhan tidak pernah memandang dan membeda-bedakan kedudukan dan derajat seseorang. Semua sama di mata Tuhan. Masakan aku yang hanya manusia yang tidak sempurna membeda-bedakan derajat seseorang. Bukankah itu namanya aku tidak tahu diri?" Yosef mengusap lembut punggung gadis yang ada dipelukannya. Diciumnya rambut Natalia.

"Ayo kita kembali ke villa, hari sudah senja." Ajak Yosef. Mereka berjalan bergandengan tangan menuju villa. Ada rasa lega di dada Natalia, dan ada rasa bahagia di hati Yosef karena Natalia tidak menolak cintanya. Sejak senja itu, Natalia menjadi miliknya.

*****

Malam hari setelah makan malam. Natalia dan Yosef duduk di sofa ruang keluarga. Mereka berdiskusi tentang proyek yang mereka kerjakan besok.

Jam sembilan malam, mereka menyudahi diskusi mereka. Karena sama-sama belum mengantuk, Yosef mengajak Natalia duduk di kursi dekat kolam renang untuk menikmati suasana malam.

"Natalia, boleh aku tanya sesuatu yang pribadi? Tanya Yosef memulai pembicaraan. Natalia menoleh ke arah Yosef.

"Tanya apa?"

"Apakah kamu pernah memiliki perasaan khusus pada Reno sepupuku? Jujur saja aku tidak apa-apa kok."

Natalia tersenyum. Dengan serius ia menjawab, " tidak pernah. Sekalipun aku tahu pak Reno suka sama aku. Tapi aku tidak memiliki perasaan apapun padanya. Aku mau berteman dengannya karena seperti dirimu, pak Reno ramah dan baik pada semua orang tanpa memandang muka. Dia orang yang tulus dan menghargai ku sebagai perempuan. Tidak ada sedikitpun dari perkataan dan perbuatannya yang meremehkan ataupun melecehkan lawan jenisnya."

Yosef tersenyum dan mengelus rambut Natalia. Mata mereka saling menatap. Masing-masing merasakan getaran cinta di dada. Ada rasa bahagia bercampur haru.

"Pak, apakah orang tua pak Yosef akan menyetujui hubungan kita? Tanya Natalia. Ada keraguan di matanya. Akankah orang tua kekasihnya merestui hubungan mereka?

Yosef tersenyum dan mengacak lembut rambut Natalia "Tentu saja mereka setuju. Papi mami ku open minded Nat. Asalkan anaknya bahagia, mereka pasti merestui dan mendukung hubungan kita. Mereka tahu anaknya ga akan salah pilih. Lalu bagaimana dengan orang tuamu." Yosef balik bertanya.

"Mama juga terserah aku, yang penting aku bahagia. Mama itu my Hero. Dia perempuan yang kuat. Kalau aku ada di posisinya. Aku pasti ga sanggup. Mama tidak pernah benci atau dendam pada papa dan selingkuhan papa. Hatinya murni penuh kasih. Aku percaya itu karena mama tekun beribadah dan setia melayani Tuhan dan sesama. Aku pikir mama tidak bahagia. Tapi mama bilang kebahagiaannya adalah aku dan Nathan adikku. Tuhan adalah cintanya dan kehidupnya. Ia tidak pernah merasa kesepian karena ia selalu mempunyai seseorang atau teman untuk diajak berkomunikasi. Kebutuhan biologisnya adalah melayani bekerja dan melayani sesama. Dia perempuan yang luar biasa bukan?" jawab Natalia disertai tawa. Yosef ikut tertawa. Ia bahagia melihat tawa Natalia yang lepas tanpa beban. Dan itu harapan Yosef.

Dengan gemas ditariknya hidung mancung Natalia dengan.lembut.

"Ih bapak, jangan tarik hidungku." protes Natalia dengan mencebikkan bibirnya.

"Habis kamu nggemedin sih. Eh tunggu. Mulai sekarang kamu ga boleh panggil aku bapak ya."

"Lalu panggil dengan sebutan apa?" tanya Natalia sambil mengetuk-ngetukkan jari ke dagunya.

"Banyak sayang. Bisa honey, bisa hubby, bisa dear." Jawab Yosef.

"Ih..ga mau. Itu kan panggilan untuk suami. Kita kan belum nikah. Panggil kakak saja. Tapi itupun kalau kita hanya berdua atau pas di luar jam kerja."

"Okey sayang." Sahut Yosef dengan mesra. Nataliapun tersipu mendengar Yosef memanggilnya sayang.

Malam semakin larut. Mereka beranjak ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Di pastikan malam ini mereka tidur dengan nyenyak. Atau mungkin sebaliknya mereka tidak bisa tidur. Karena orang yang mabuk cinta biasanya ga bisa tidur. 😍

1
Siti Aminah
semakin seru jalan cerita nya
Author Ra
Hai, aku udah mmpir dan like ni, mampir juga yuk ke karya ku😊kita saling beri feedback dan dukungan sesama author baru, terimakasih
Yati: ok, terima kasih ya
total 1 replies
martina melati
pujangga yg pandai merangkai kata?
Yati: ./Kiss/😘😘😘🙏🙏🙏
total 1 replies
martina melati
wow langsung to the pointttt....
Yati: wkwkwk......begitulah sifat Yosef ses. 🙏
total 1 replies
martina melati
bsk2 bawa bekal lebih buat maya jd gk mkn dkantin
kairin
bagus bgt alur ceritanya, lanjut dong
Ppp Yooo: trima kasij
Yati: thanks Kairin😘
total 2 replies
Siti Aminah
ditunggu kelanjutan nya
Siti Aminah
ditunggu kelanjutan segera
Marhen Edy Ardiyanto
lanjut thot
Siti Aminah
makin seru
Siti Aminah
tidak sabar menunggu episode selanjutnya
Siti Aminah
tidak sabar menunggu episode berikutnya
Ppp Yooo
cerita fiktik yang mengandung edukativ. dapat menambah wawasan. Afa unsur reliji yg mengingatkan kita untuk tidak memiliki hati yg jahat. Roman- roman asmara mulai terasa. untuk karya pertama cukup bagus. dan selanjutnya lebih ditingkatkan kemampuan menulisnya.
Marhen Edy Ardiyanto
kasian reno
Marhen Edy Ardiyanto
lanjut kak, tuntaskan jangan bikin penasaran
Marhen Edy Ardiyanto
semangat kak
Marhen Edy Ardiyanto
kasian Natalia. diam diam cinta
Marhen Edy Ardiyanto
Natalia jangan cepat menilai seseorang
Marhen Edy Ardiyanto
lanjut thot. penasaran meski di awal ceritanya belum m seru
Yati
Semoga senang dengan karya perdana saya, tentang seorang gadis yang menghindari cinta Krn menganggap cinta tidak selalu berakhir bahagia
Yati: misi yang mulia
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!