IG ☞ @embunpagi544
Elang dan Senja terpaksa harus menikah setelah mereka berdua merasakan patah hati.
Kala itu, lamaran Elang di tolak oleh wanita yang sudah bertahun-tahun menjadi kekasihnya untuk ketiga kalinya, bahkan saat itu juga kekasihnya memutuskan hubungan mereka. Dari situlah awal mula penyebab kecelakaan yang Elang alami sehingga mengakibatkan nyawa seorang kakek melayang.
Untuk menebus kesalahannya, Elang terpaksa menikahi cucu angkat kakek tersebut yang bernama Senja. Seorang gadis yang memiliki nasib yang serupa dengannya. Gadis tersebut di khianati oleh kekasih dan juga sahabatnya. Yang lebih menyedihkan lagi, mereka mengkhianatinya selama bertahun-tahun!
Akankah pernikahan terpaksa ini akan membuat keduanya mampu untuk saling mengobati luka yang di torehkan oleh masa lalu mereka? Atau sebaliknya, hanya akan menambah luka satu sama lainnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19 (H-1)
Hari pernikahan Elang dan Senja akhirnya tiba hanya tinggal beberapa jam saja untuk menuju hari H. Sesuai rencana, akad dan resepsi bertema outdoor akan di gelar di salah satu Villa mewah milik keluarga Parvis.
Sore hari, Alex memboyong seluruh keluarganya ke Vila dimana esok hari akan diadakan acara. Ya, tempat acara memang masih satu kawasan dengan Villa tempat mereka akan menginap malam ini. Hanya Elang yang masih belum tampak di Vila. Ia masih sibuk dengan pekerjaannya. Rencananya, Elang akan berangkat ke Vila malam harinya bersama Kendra.
"Selamat datang Tuan, Nyonya," sambut penjaga Vila ketika rombongan keluarga Alex datang.
"Terima kasih. Barang-barang kami ada di mobil, tolong kalian bawa masuk ke masuk, nanti biar mereka pilih sendiri bawaan masing-masing," ucap Anes ramah.
Para penjaga Vila mengangguk dan langsung melaksanakan perintah Anes.
Mereka masuk ke dalam dan di sambut oleh Amel dan juga David yang sudah sampai duluan karena Amel harus mengecek persiapan akhir untuk acara besok. Ia tak ingin mengecewakan sahabatnya tersebut.
"Udah dapat kamar masing-masing kan? Kalian bisa bersih-bersih diri dan juga istirahat. Nanti mommy sama mama akan siapkan makan malam spesial buat kalian," ucap Anes dan di iyakan oleh Amel.
"O ya, malam ini Senja sekamar sama Sarah, tapi besok udah sama suami ya," ucap Anes tersenyum, di balas senyum tipis oleh gadis tersebut.
Sarah selaku sahabat Senja di minta Anes intuk ikut ke Vila sore ini, ia tahu dukungan sahabat sangat Senja butuhkan saat ini.
"Kamar pengantin sudah mama siapkan khusus buat kalian," imbuh Amel. Lagi-lagi Senja hanya tersenyum.
"Ma, abang nggak kelihatan?" Gisell mencari keberadaan Rega.
"Abangmu masih sibuk, besok baru bisa datang. Kenapa? Kangen ya?" goda Amel.
"Banget! Terakhir ketemu waktu abang ada seminar di kampus Isell, itupun tak lama," jawab Gisell. Ia memang selalu manja kepada Amel. Amel yang tidak memilki anak perempuan, sudah menganggap Gisell seperti anaknya sendiri.
"Besok juga ketemu. Sekarang kalian istirahat dulu. Mama sama mommy mau siapkan makan malam dulu. Nanti di panggil kalau makan malam sudah siap,"ucap Amel.
Senja, Gisell, Gavin dan juga Sarah naik ke lantak dua menuju kamar mereka masing-masing. Sementara Alex dan David mengobrol di ruang keluarga.
🌼🌼🌼
Senja dan Sarah sedang mengobrol di kamar setelah mereka selesai membersihkan diri masing-masing.
"Vila ini mewah banget Sen, calon suami kamu kayaknya bukan orang biasa ya. Dia kerjanya apa sih? Jadi penasaran," tanya Sarah.
"Entahlah, aku juga belum tahu. Tapi sepertinya pekerjaannya sering ke luar negeri," jawab Senja.
"Yah, bakal di tinggal-tinggal dong kalau sudah nikah nanti,"
"Tidak masalah, aku juga sibuk kerja kan nantinya. Kita sama-sama kerja, lagian pernikahan ini terpaksa kami lakukan. Bukan karena saling cinta. Sejujurnya aku belum siap Sar buat menikah. Tahu sendiri aku baru putus dari mas Niko,"
"Atau aku batalin aja ya Sar pernikahannya," imbuh Senja tiba-tiba pikiran itu datang.
"Jangan ngaco kamu, pernikahan kalian tinggal menunggu jam saja, masa mau kamu batalin. Kan nggak lucu, buang pikiran itu jauh-jauh. Udah jagan mikirin pak Niko terus, kamu tuh beruntung, ibarat kata naik level tahu nggak. Kehilangan pak Niko dapat calon suami yang tampan dan kayanya di atas standar, jauh di atas pak Niko,"
"Kalau calon suami kamu mau sih, aku mau gantiin, cakep gitu, baik pula keluarganya," lanjut Sarah.
"Masalah status aku tidak terlalu mikirin Sar, tapi kalau tidak saling cinta apa bisa bertahan? Aku tahu dia masih ada perempuan yang di cintai juga," Senja mengingat photo yang ada di kamar Elang.
"Iya juga sih, terus gimana dong. Keluarganya begitu baik, masa kamu tega mau batalin pernikahan ini. Tapi menurutku, calon suami kamu tidak akan menikahi kamu sembarangan, pasti dia sudah memikirkan banyak hak secara matang-matang. Semua pasti indah pada waktunya, percayalah. Ngomong-ngomong tante kamu bakal datang nggak ke pernikahan kamu besok?
Tanpa Sengaja, Anes mendengar obrolan mereka dari balik pintu. Kebetulan ia akan memanggil mereka untuk makan malam dan kebetulan juga pintu kamar sedikit terbuka.
Tok tok tok ," boleh mommy masuk?" tanya Anes dari balik pintu.
Senja dan Sarah melepas pelukan mereka.
"Masuk saja mom," sahut Senja.
"Makan malam sudah siap, mommy ke sini cuma mau manggil kalian buat turun untuk makan malam," ucap Anes tersenyum.
"Oh iya tante," jawab Sarah sopan.
Mereka pun turun untuk makan malam. Sepanjang makan malam, Anes perhatikan Senja seperti kepikiran sesuatu. Apa Senja sungguh-sungguh dengan ucapannya tadi, apa dia kepikiran akan hal itu? Anes terus bertanya dalam hati.
🌼🌼🌼
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Senja masih belum bisa tidur. Ia keluar dan duduk di teras Vila.
"Kenapa duduk di sini?" tanya Anes tiba-tiba.
"Saya belum bisa tidur mom, di sini udaranya segar," sahut Senja, berusaha menyembunyikan segala kekalutannya.
"Boleh mommy temani?" tawar Anes.
Senja tersenyum dan mengangguk.
"Iya, di sini udaranya memang sejuk. Jauh dari hingar bingar kota. Dulu waktu El kecil, dia sering sekali mengajak ke sini, kalau sekarang jarang karena sibuk," ucap Anes sambil mengenang masa kecil anak sulungnya tersebut.
"Mom, apa pernikahan kami nanti akan bertahan jika kami tetap menikah?"
Anes bisa menebak kalau Senja pasti kepikiran hal ini, makanya dia tidak bisa tidur.
"Kenapa? Apa kamu ragu menikah dengan El?" tanya Anes pura-pura tidak tahu.
"Jujur, Senja takut akan mengecewakan mommy, daddy dan semuanya jika nanti pernikahan kami tidak bertahan,"
"Sssttt kamu tidak boleh bilang seperti itu. Kamu harus yakin, cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Kamu tahu, dulu mommy sama daddy juga menikah karena di jodohkan, buktinya bisa bertahan hingga sekarang. Mommy tahu, kamu baru saja mendapat banyak cobaan, tapi semoga pernikahan ini adalah titik balik dari semuanya, semoga setelah ini kamu dan El akan hidup dengan bahagia sebagai suami istri. Mommy selalu mendoakan yang terbaik buat kalian. Jangan pikirkan yang bukan-bukan. Pikirkan yang baik-baik saja, sekarang kamu tidak sendiri. Ada kami bersama kamu, yang akan selalu ada buat kamu.
Sekarang Senja semakin yakin untuk menikah dengan Elang, setidaknya keluarga laki-laki itu sangat bai terhadapnya dan itu sebagai patokan kemantapannya saat ini. Karena untuk cinta, ia belum bisa menerka, akan seperti apa rumah tangganya nanti. Anggap saja semua ini demi almarhum kakek, dan keluarga Elang yang begitu baik dan tulus.
"Terima kasih," ucap Senja tersenyum. Anes kemudian memeluknya dengan erat. Ia bisa memaklumi apa yang sempat Senja ragukan. Karena dulu iapun juga sama sempat ragu saat hendak menikah dengan Alex. Mungkin ini yang di maksud salah satu ujian menjelang pernikahan, yaitu calon pengantin yang tiba-tiba ragu akan pernikahannya dengan berbagai alasan.
"Ya sudah, sekarang ayo masuk. Calon pengantin tidak boleh bergadang, biar besok tetap fresh," ajak Anes sambil berdiri.
Senja ikut berdiri untuk masuk.
"Apa dia belum datang?" Senja teringat Elang yang belum juga kelihatan sampai malam ini.
"Mungkin sedang dalam perjalanan. Jangan khawatir, pasti semuanya lancar," ucap Anes.
🌼🌼🌼
"Mas, El kenapa belum tiba? ini sudah jam berapa?" tanya Anes begitu masuk ke dalam kamar dan mendapati Alex sedang membaca buku.
Alex melihat jam di dinding. Ia langsung menutup buku yang ia baca lalu mengambil ponselnya.
"Biar mas coba telepon dia," ucap Alex.
"El, kamu dimana? Kami semua sudah tiba di Vila sejak sore tadi, kenapa kamu belum sampai juga?" ucap Alex ketika berhasil menelepon Elang.
"El masih di jalan dad, mungkin tiga puluh menit sampai," jawab Elang.
"Baiklah daddy tunggu, bilang sama Kend, hati-hati bawa mobilnya. Ini sudah malam," pesan Alex sebelum ia mematikan panggilannya.
"Hem.." sahut Elang.
"Gimana mas? Apa El sudah mau sampai?" tanya Anes.
"Masih di jalan, mungkin tiga puluh menit baru akan sampai," jawab Alex.
"Tidurlah dulu, biar mas yang menunggu El, pasti kamu lelah,"
Anes terdiam, tiba-tiba ia ingat mendiang kedua orang tuanya yang sudah meninggal. Pak Hari meninggal empat tahun yang lalu, sementara bu Ratna menyusul pak Hari setahun kemudian.
"Kok malah diem? ada yang di pikirkan?" Alex duduk di samping Anes dan memeluknya.
"Aku ingat sama mama papa mas, coba mereka masih ada, pasti bahagia melihat El menikah besok, cucu kesayangan mereka akan menikah," tiba-tiba Anes menitikkan air mata.
"Sudah jangan menangis lagi, kamu harus ikhlas sayang. Mama sama Papa sudah bahagia di sana. Kita hanya bisa mengirimkan doa buat mereka," Alex mengusap air mata Anes dan memeluknya lebih erat.
🌼🌼🌼
"Kenap berhenti Kend?" tanya Elang yang sejak tadi hanya fokus kepada ponselnya.
"Ada yang mencegat mobil kita bos," jawab Kendra.
Elang melihat ke arah depan mobil, ada beberapa laki-laki bertopeng yang menghadang mobilnya.
"Mau apa mereka?" tanya Elang.
"Sepertinya mereka perampok bos, mengingat jalanan di sini sangat sepi," ujar Kendra menduga.
"Buang-buang waktu saja," kesal Elang.
"Bis di sini saja, biar saya yang menghadapi mereka,"
" Tidak, aku akan membantumu, lebih cepot membereskan mereka, lebih cepat kita sampai ke Villa,"
"Bis calon pengantin, saya tidak mau bos kenapa-napa. Biar saya saja," Kendra melepas jasnya dan langsung keluar dari mobil.
Elang sempat melihat Kendra adu mulut dengan para preman itu, mungkin bernegosiasi, namun sepertinya tidak berhasil.
"Baiklah kalau kalian tetap tidak mau minggir," Kendra ancang-ancang untuk melawan mereka.
"Alah banyak omong, hajar!" Para preman tersebut menyerang Kendra secara bersamaan, mereka membawa senjata tajam. Tapi bukan Kendra namanya jika tidak bisa menghadapi mereka. Satu persatu para preman tersebut tumbang. Tiba-tiba dari arah belakang, salah satu preman tersebut berhasil bangkit dan bersiap mengarahkan senjata tajamnya ke arah Kendra yang sedang menghajar temannya.
Elang yang melihatnya langsung keluar dari mobil untuk mencegahnya.
"Kend awas!" seru Elang. Ia berhasil menahan senjata tajam tersebut dengan tangannya. Sehingga tangannya berdarah. Dengan sigap Elang langsung menghajar preman tersebut hingga tersungkur dan tak bisa berdiri lagi.
"Bos tangan Anda terluka," ucap Kendra khawatir.
"Tidak apa-apa. Ayo kita jalan lagi, hubungi papa David dan minta buat kirim orang urus mereka, bilang kita baik-baim saja dan minta jangan cerita kepada yang lainnya," ucap Elang.
"Tapi luka Anda, apa todak sebaiknya kita cari puskemas terdekat dulu," saran Kendra.
"Tidak perlu. Mommy sama daddy pasti khawatir kalau kita sampai terlambat," saran Kendra di tolak.
Kendra tak bisa berkata lagi jika Elang sudah kekeh bilang tidak.
Ia merobek kemeja yang ia kenakan untuk membalut tangan Elang sementara sebelum sampai ke Vila.
🌼🌼🌼
💠Selamat membaca 🤗🤗 jangan lupa like, komen, tip dan vote seikhlasnya,, terima kasih 🙏🙏
bisa juga follow ig baru author @embunpagi544
Salam hangat author 🤗❤️❤️💠