NovelToon NovelToon
Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Beda Usia / Romansa
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Cahyaning fitri

Lingkaran takdir memang penuh misteri. Menyukai ibunya, malah dapat anaknya. Tapi Ken bersyukur mendapatkan putri dari sahabatnya sendiri.

"Apa? Nikah sama Om Ken? Bapak, please dong jangan ngadi-ngadi? Masa iya aku menikah sama om-om?"

"Bapak mohon, Num. Hanya dia yang bapak percaya untuk menjaga kamu? Waktu bapak tidak banyak lagi."

"Maksud bapak apa sih?"

"Bapak divonis mengidap kanker hati. Sudah stadium 4. Jantung bapak juga bermasalah. Bapak mohon penuhi permintaan bapak!"

"Tapi, Pak____!" Hanum menggigit bibirnya sendiri.

"Ken, aku mohon nikahi putriku. Dia masih polos. Masih perawan. Tidak tersentuh lelaki manapun. Aku percaya kamu bisa menjaganya. Waktuku sudah tidak banyak lagi. Aku mohon jagakan dia untukku!"

"Man, kamu akan sembuh. Percayalah!"

"Tidak, Ken. Kanker hati yang aku derita sudah stadium 4. Aku tidak akan pernah bisa sembuh. Tolong penuhi permintaan sahabatmu yang terakhir ini!"

"Tapi_____!"

"Aku mohon _____!"

"Baiklah."

Pengen tahu kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 : Om ganteng dan baik

Acara makan malam bersama dengan keluarga Kenzo bagi Hanum sangat luar biasa. Bagaimana tidak, menu makanan yang terhidang di meja makan, semuanya makanan kelas atas. Ada chef khusus yang sengaja dipekerjakan di rumah mewah itu hanya untuk memasak untuk seluruh anggota keluarga.

Dengan penuh perhatian Ken mengambilkan makanan untuk istri kecilnya. Padahal Hanum sudah menolak, tapi pria itu tetap saja memaksa mengambilkan.

"Makanlah!" ucap pria itu mengusap lembut pucuk kepala sang istri. Hanum tersenyum lembut ke arah Ken.

"Hm, enaknya. Baru datang ke rumah ini, tapi gayanya seperti nyonya rumah," sindir Sofia tersenyum sinis.

Wanita bernama Monica giliran tersenyum mengejek.

"Mama heran dengan kamu, Ken. Dari begitu banyaknya pacar kamu, kenapa kamu memilih wanita kampungan dan masih bocah seperti dia. Apa dia bisa mengurusmu!" kini nyonya rumah yang berbicara. Hanum tetap tenang mendengarkan ejekan mereka saat sedang menikmati makan malamnya.

"Aku sudah dewasa, Ma. Usiaku sudah 37 tahun. Aku berhak menentukan wanita yang menjadi istriku!" jawab Ken tetap tenang.

Ambar tersenyum sinis. Pilihan Kenzo memang kampungan. Tapi dia bersyukur karena Ken memilih gadis udik dan masih bocah seperti Hanum. Dengan begitu jalannya akan mudah bagi Ambar untuk menyingkirkan Ken, toh Hanum bukanlah halangan besar untuk dirinya.

"Harusnya saat kau akan menikah, kau mengabari kami. Kenapa diam-diam? Apakah kau tidak menganggap kami keluarga?" cecar Monica.

Ken tersenyum geli mendengar pertanyaan kakak keduanya. Sejak kapan wanita itu kepo dengan kehidupan pribadinya.

Selama ini ketiga wanita yang selalu Ken hargai, tidak pernah sekalipun peduli. Lalu kenapa tiba-tiba mereka seolah ingin tahu dan penasaran dengan kehidupan pribadinya.

"Aku yakin wanita kampungan seperti dia baru pertama kali makan makanan enak seperti ini!"ejek Sofia.

BRAKK ….

"Cukup mengomentari istriku!" Ken tidak terima Monica dan Sofia terus mengejek Hanum.

"Jika kalian tidak suka Hanum di sini, kami akan makan malam di luar!" Ken menarik tangan Hanum, membawa gadis itu makan malam di luar.

Tepat di pintu depan, mereka berpapasan dengan Rangga. Rangga adalah kakak ipar Ken, suami Sofia. Pria itu nampak terpesona melihat kecantikan Hanum.

"Ken, kau mau ke mana?" tanya pria itu basa-basi.

"Makan malam diluar," sahut Ken datar.

"### Eh, itu____!" baru mau bertanya perihal gadis cantik itu, Ken sudah melajukan mobilnya dengan sangat kencang.

-

"Wanita rendahan seperti dia, berani sekali datang ke sini. Dan sok ingin menjadi nyonya rumah!" sungut Monica.

"Hahahaha, aku yakin setelah Ken bosan bermain-main dengan gadis itu, gadis itu pasti akan langsung dibuang!" timpal Sofia.

"Aneh sekali. wanita rendahan dan tidak selevel dengan kita berlagak ingin jadi nyonya rumah!"

"Mimpi saja dia!" sahut Sofia.

"Mama juga heran dengan pemikiran Ken. Sebenarnya apa sih yang ada di otaknya?"

"Sayang, itu tadi Ken menggandeng siapa?" Rangga yang baru datang bertanya pada Sofia, istrinya.

"Istri yang baru dinikahi kemarin!"

"Hah!"

"Kamu pasti capek kan, Sayang. Yuk kita ke atas!" ajak Sofia dengan manja pada suaminya.

Monika mencebik sebal melihat pasangan mesra itu. Pasalnya suaminya sendiri tak kunjung pulang, masih berada di luar negeri mengurusi bisnis.

"Ken sudah menikah, tapi kok kita tidak diundang?" tanya Rangga begitu sampai di kamar.

"Mana aku tahu. Tiba-tiba dia datang membawa gadis kampungan itu."

"Cantik ya!"

"Apa kau bilang?" Sofia melotot tajam.

Hanum menundukkan kepala, sambil terus berfikir. Gara-gara kehadirannya, membuat Ken dan keluarga saling bermusuhan. Dia jadi merasa bersalah.

"Om," Hanum melirik ke arah Ken yang masih fokus menyetir mobil.

"Hemm!"

"Maaf. Gara-gara aku, Om sama keluarga Om bertengkar!"

"Tidak masalah. Kau kan istriku. Jadi sudah sepantasnya aku membelamu di depan mereka. Lagian mereka juga keterlaluan mengejekmu seperti tadi!"

"Tapi apa yang dikatakan mereka itu benar. Hanum memang cuma wanita kampungan dan udik."

"Ya, tapi tidak perlu menghina. Aku tidak suka jika ada yang menghinamu!"

"Kenapa?"

"Kau masih tanya kenapa?" Ken menautkan kedua alisnya.

"Iya, kenapa?"

"KARENA KAMU ISTRIKU, HANUM!"

Sudut bibir Hanum terangkat sedikit. Entah kenapa perkataan Ken membuat hatinya terbang melayang.

Ken membelokkan mobil ke sebuah cafe. Begitu sampai di depan cafe, ia turun terlebih dahulu, lalu membukakan pintu untuk Hanum. Sebenarnya Hanum tidak meminta, tapi pria itu sangat sigap melakukan itu semua.

"Hanum bisa membuka sendiri, Om!"

"Aku hanya membantumu membukakan pintunya, kau berjalan lah sendiri. Apa mau kugendong?" goda Kenzo sambil menaik turunkan alisnya.

"Nggak perlu, Om. Hanum bisa jalan sendiri." Wajah gadis itu bersemu merah.

"Ya sudah, ayo kita masuk ke dalam. Aku sudah lapar!"

Ken mencari tempat kosong untuk mereka duduk. Lalu seorang pelayan datang dengan membawa buku menu dan menyodorkan pada mereka.

"Kamu mau pesan apa?"

"Terserah Om saja. Saya bukan tipe pemilih makanan. Apapun makanannya akan saya makan, yang penting halal."

"Kamu nggak alergi seafood kan?"

Hanum menggelengkan kepala,"Nggak, Om."

Ken pun memilih dua porsi nasi goreng seafood dan dua jus jeruk pada pelayan. Pelayan mencatatnya, dan menyuruh mereka untuk menunggu pesanannya datang.

Tak berselang lama, pesanan makanan yang mereka pesan datang dan terhidang di meja. Melihat penampilannya saja, sudah menggiurkan, apalagi rasanya. Pasti sangat enak.

"Jangan dipandangi terus. Makanlah!"

"Om sering makan di tempat kayak gini ya?" tanya Hanum disela menikmati nasi gorengnya.

"Nggak juga. Aku lebih sering makan di restoran dibandingkan dengan cafe seperti ini!"

"Wah, orang kaya mah bebas!" Hanum tersenyum kecil.

"Sebenarnya bukan itu alasan aku sering makan diluar. Terkadang karena sibuk, membuat aku malas makan di rumah. Biasanya aku lebih memilih makan malam dulu sebelum pulang ke rumah!" jelas Ken.

"Oh begitu," sahut gadis itu sambil manggut-manggut.

"Apakah kamu kamu masih ingin melanjutkan pendidikanmu?"

"Hehe, nggak ada biaya, Om," gadis itu terkekeh kecil.

"Bagaimana kalau kamu melanjutkan pendidikanmu. Masalah biaya biar aku yang menanggung!"

"Hah, serius, Om? Om sedang nggak bohongin aku kan?"

"Memang tampang ku, tampang seorang pembohong?"

"Hehe, nggak sih. Om itu ganteng dan juga baik. Eh!" Hanum keceplosan.

"Jadi kamu mengakui kalau aku ganteng?" goda Ken.

"Ihhhh, siapa yang ngomong om ganteng? Om salah dengar kali!" Hanum menyembunyikan tawanya. Melihat istrinya salah tingkah seperti itu, Ken tertawa senang.

"Apapun yang keluarga saya katakan, jangan diambil hati. Anggap saja mereka seperti radio rusak!"

"Apa sikap mereka selalu seperti itu, Om?"

"Iya, seperti itulah. Terkadang memang menyebalkan. Tapi tidak usah kau ambil pusing. Rumah itu juga rumahku, berarti rumahmu juga. Kau juga nyonya di rumah itu. Statusmu sama-sama kuat dengan mereka!"

"Hem, baiklah. Tapi kalau mereka mengejekku lagi, apakah aku boleh membalasnya?"

Bukannya marah, Ken malah terkekeh geli. Lalu mengusap puncak kepala Hanum dengan lembut.

"Boleh. Tapi harus jaga batasan juga. Bagaimanapun mereka lebih tua darimu!"

"Oke. Aku akan ingat kata-kata, Om!"

1
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh semangat berkarya sukses selalu buat kamu Authorrr
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh semangat berkarya
🩷nining
luar biasa
Yany Zain
oalah ternyata yg dilihat hanum adalah tiga wanita yang julid dan nyinyir.... yg sabar ya num.....🥰
Soraya
mau komen bingung jempol aja ya👍
niken babyzie
why
niken babyzie
babang dave lagi kasmaran akut😂
Rodiah Rodiah
kereeeen dan lanjuuut🥰🥰😃😃😃😃😃😃😃💪
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
Han liat sapa tuh thor
@🍁 BILA❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
Hahahaha Hanum kasian dong Tarzan suami mu😁
neng ade
siapa yg Hanum lihat ya ..
Yany Zain
waduh siapa lagi nih yg ada di kampung hanum dan susan, apa tante hanum yg pulang ke kampung dan menetap di rumah hanum...🤔
Aditya HP/bunda lia
siapaaaaaa ..... bikin pinisirin ini mah ... ayo lanjut ... 💪
Selin Tari
kira2 siapa ya Thor yg di lihat Hanum 🤔💪💪💪
Ajusani Dei Yanti
beuuuuuuh yg uda kena virus bucin🤣🤭🤭🤭
Dewi Anggya
spa num.. kepooo nichhh🤭
neng ade
wah .. ni bule udh buvon akut ya sm Susan .. 😁
Marifatul Marifatul
🤣🤣🤣
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
Dave jungkir walik
@🍁 BILA❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
semuanya masalah sudah selesai dengan keterbukaan ini akan memper erat hubungan kalian berdua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!