NovelToon NovelToon
PESUGIHAN BAPAK

PESUGIHAN BAPAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Hantu / Tumbal
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Vie Junaeni

Ratu tinggal di panti asuhan sejak kecil. Ia tak pernah menyangka kalau akan menjadi pewaris harta berlimpah milik Hadinata Praditha dari Desa Gandasturi. Akan tetapi, gadis itu malah disambut cibiran dan dikucilkan oleh para warga desa yang curiga kalau kedatangannya akan menambah musibah. Apalagi di desa tersebut tengah dilanda teror makhluk kerdil yang dianggap “peliharaan” pesugihan bapaknya.

Kedatangan Adam yang tengah melakukan kegiatan KKN di desa, membuat secercah kebahagiaan bagi Ratu. Adam yang juga menyukai Ratu, berusaha membela gadis itu. Namun, kejadian mengerikan yang menyisakan sebuah misteri muncul silih berganti menghantui.

Ratu dan Adam mulai curiga bahwa ada rahasia besar di balik pesugihan keluarga Praditha. Apalagi ketika nyawa mereka malah terancam menjadi sasaran makhluk kerdil dan juga seseorang yang misterius.

Mampukah Ratu dan Adam bertahan hidup untuk menghentikan teror makhluk kerdil di Gandasturi?


Note : Buat yang plagiat, ATM, auto kutilan sebadan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Junaeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 - Ruang Bawah Tanah

...Bab 12 - Ruang Bawah Tanah...

...***********...

“Dut, ayo ambil selang buat infus di atas lemari itu!”

Sule yang belum menyadari kalau sosok di sampingnya itu bukan Adit sesungguhnya, menarik tangan Adit memasuki sebuah ruangan.

“Nanti kan di Adam nggak koar-koar nyuruh ini itu. Gue udah inisiatif buat ambil selang infus ini. Lumayan kan masih pada segel,” gumam Sule.

Pemuda itu pun memerintahkan sosok Adit untuk mengambil kursi yang akan dia gunakan sebagai pijakan karena lemari setinggi satu koma delapan meter itu tak bisa ia gapai.

“Elu ambil kotak kasa sebelah sana, kali aja nanti kita butuh!” pinta Sule pada Adit yang mengangguk.

Sule menaiki kursi, ada beberapa selang infus di atas lemari yang masih tersusun rapi. Ia lalu meminta bantuan sosok Adit tadi.

“Kesiniin tangan elu, Dut! Bantuin gue! Banyak juga ini kotak selangnya!” seru Sule.

Tiba-tiba di hadapan wajahnya terulur ujung siku sebuah tangan yang masih meneteskan darah. Tubuh Sule lantas gemetar. Ia mengamati potongan tangan kanan itu sekali lagi. Lalu menoleh pada sosok Adit yang tengah meringis tersenyum padanya. Sule baru menyadari kalau sosok itu sangat pucat dan pastinya bukan manusia.

“Ma-maksud gue, bu-bukan tangan kayak gini,” ucap Sule gemetar.

Perlahan ia turun dari kursinya. Melangkah mundur menuju pintu masuk ruangan tadi. Sekilas ditatapnya sosok yang menyerupai Adit yang masing mengulurkan potongan tangan ke padanya.

“Tadi katanya butuh tangan, nih!” ucap hantu itu.

“Nggak, nggak usah! Buat kamu aja! Huaaaaaaaaaa!” Sule langsung berlari dengan kencang menuju ke tempat Adam berada.

Adam yang hampir saja keluar ruangan menuju mobil, malah tertabrak Sule dan Adit yang berlari sambil berteriak. Pardi yang sudah berada di bagian belakang mobil langsung menoleh heran.

“Elo pada kenapa pagi-pagi udah teriak begitu?!” seru Adam.

“Salahin aja noh si hantu! Pagi-pagi gini udah gangguin gue aja. Mana dia mirip banget sama si Endut!" Sule menunjuk Adit.

"Terus gue dikasih tangan buntung. Gimana gue nggak shock!” lanjut Sule dengan nada tersengal-sengal berburu oksigen.

“Gue juga digangguin anak genderuwo tau! Lagian elu kan gue suruh jaga depan WC, kenapa pergi?!” Adit menepuk bahu Sule dengan kesal.

“Lah, gue pikir elu udah kelar. Terus gue ajak aja ambil selang infus di sana.” Sule gantian menepuk bahu Adit.

Terjadilah adegan saling memukul bahu sembari meracau saling menyalahkan.

“Eh, udah udah udah! Ngapain pada ribut begini, sih? Buruan lah bantu gue beberes terus kita cabut dari sini!” pinta Adam.

Sule dan Adit menghentikan aksi mereka. Menatap Adam dengan kompak.

“Iya, Dam. Gue juga takut lama-lama di sini,” sahut Adit.

“Kayaknya ini tempat harus diruqyah dulu. Atau kita bikin pengajian,” ucap Sule.

“Gue setuju, nanti malam kita bikin pengajian kecil di sini,” kata Adam.

“Ta-tapi, masa malam ini juga, Dam?” Sule saling bertatapan cemas dengan Adit.

Adam tak peduli dengan tanggapan kedua kawannya. Ia hanya melayangkan senyum pada keduanya. Sesekali melirik penampakan hantu yang menyerupai Adit tadi telah mengubah diri menjadi wujud aslinya. Bentuknya seperti kera berwajah manusia. Mungkin saja sosok itu memang siluman kera penunggu hutan belakang puskesmas, yang dapat mengubah wujudnya seperti manusia.

...***...

Sore itu, Ratu baru saja mengunjungi makam ayah dan ibunya. Dia juga menanam bunga di atas makam orang tuanya. Saat hendak menuju rumah utama, Ratu melihat Mira melangkah menuju rumah belakang. Rumah yang pernah digunakan untuk mengkafani ayahnya.

“Pak, Bu, Ratu balik dulu ya,” lirihnya sebelum meninggalkan makam.

Rasa penasaran membuatnya kedua kaki jenjangnya memilih mengikuti Mira. Namun, sosok wanita itu tak memasuki rumah tersebut, dia malah melangkah menuju ke bagian belakang. Sebuah pintu kayu berukuran 2 x 1 meter, yang dia tarik dari permukaan tanah da ditutupi rumput, mulai terbuka ke atas.

“Apa ada ruang bawah tanah di sana?” gumam Ratu.

Gadis itu masih bersembunyi dan memilih menunggu sampai Mira keluar. Dengan sabar, ia bersembunyi di balik sebuah pohon asem dekat rumah tersebut. Hampir lima belas menit berlalu, akhirnya Mira keluar dari lubang itu. Setelah dirasa aman dan melihat Mira sudah pergi menjauh pergi ke rumah utama, Ratu menuju pintu bawah tanah tadi. Namun sayangnya, pintu itu terkunci.

“Duh, gimana buka pintu ini?” Ratu mencoba menarik sekuat tenaga.

Sampai akhirnya gadis itu menyerah. Dia akan meminta bantuan Siti untuk mencarikan alat dan membuka ruang bawah tanah tersebut. Itu juga kalau Siti mau melakukan perintahnya, begitu batin Ratu. Namun, terdengar suara klik dari dalam ruang bawah tanah tersebut.

“Apa itu, ya?” Ratu memastikan lagi pendengarannya.

Ia yakin kalau ada suara dari bawah pintu itu seolah ada yang membukanya dari dalam. Dan benar saja, perlahan pintu itu terbuka ke atas sedikit. Ratu sempat takut kala mengintip dan memastikan siapa yang membuka pintu itu. Akan tetapi, tak ada siapa pun dia jumpai. Gadis itu lantas memberanikan diri untuk masuk ke dalamnya setelah memastikan tidak ada seorang pun di sekitar rumah itu.

“Assalamualaikum, permisi numpang-numpang anaknya Pak Hadi mau masuk,” lirihnya.

Terdapat anak tangga menuju ke bagian bawah. Gadis itu mengernyit seolah pernah berada di tempat seperti itu sebelumnya.

“Apa iya aku pernah berada di sini? Ah, rasanya nggak mungkin.”

Ratu terus melangkah menapaki lantai kayu yang lembab itu. Hawa pengap dan menyesakkan menusuk ke rongga dadanya. Ada empat ruangan yang tertutup sampai Ratu tiba di sebuah ujung koridor yang ia lalui. Ruangan itu terbuka, bau anyir amis menyeruak.

Tiba-tiba, sebuah guci terjatuh dari meja. Kepulan asap membumbung dari dalamnya. Tampak sosok yang Ratu kenal, Hadinata Praditha. Gadis itu sampai mengucek kedua matanya berkali-kali untuk memastikan kalau apa yang dia lihat benar adanya.

“Pak Hadi?”

Ratu mencoba mendekat.

Sosok bayangan itu tersenyum. Kedua tangannya dia ulurkan seolah menyambut Ratu ke dalam pelukannya. Gadis itu mendekat. Kali ini, ia biarkan tubuh mungilnya itu direngkuh oleh bayangan yang menyerupai ayahnya.

“Terima kasih sudah datang ke sini. Sekarang Bapak ingin menitipkan sesuatu padamu,” ucap pria itu.

“Titip? Titip apa, Pak?”

Ratu mundur beberapa langkah. Secara mendadak sosok Bapak Hadi menghilang menyisakan kepulan kabut asap yang membuat Ratu kehilangan penglihatan sesaat. Padahal pertanyaannya belum dijawab sepenuhnya. Dia juga masih ingin menanyakan banyak hal tentang misteri kematian ayahnya.

“Pak? Bapak di mana? Jangan pergi, Pak. Aku masih mau bicara!” Ratu terus berseru seraya meraba sekelilingnya.

Tangannya terus mencoba mencari keberadaan sang ayah. Sampai Ratu merasakan sebuah tangan meraih pergelangan tangan kanannya itu. Kabut asap mulai sirna perlahan. Penglihatan jelas Ratu pun mulai kembali. Gadis itu mendadak saja terkesiap dengan sosok yang ia lihat di hadapannya. Kedua matanya membulat tajam.

“Ngapain kamu di sini?” pekiknya penuh amarah.

...********...

...To be continued...

1
Haryati
selamat berjuang menuntaskan misteri Adam ..
Zuhril Witanto
lagi thor🤭
Zuhril Witanto
lanjut
Zuhril Witanto
gimana mau ada...pastilah arwahnya di sekap ma pesugihan pak Hadi .kan Karyo pernah bilang kalau wabah penyakit nya ilang bakalan ada yang mati sebagai ganti
Mama Jasmine
curiga sama Karyo yg bunuh pak sugeng
tah dikasi racun atau apa ???

ahhhh curigaan mulu kan gara2 kak vie bikin cerita beginian /Facepalm/
Mama Jasmine
aku mulai curiga sama si sule
bisa jadi dia terlibat dgn sengaja membawa Adam ke desa itu
kali aja ini ada hubungannya dgn nyi ageng atau masako lagi yg ngincar keluarga kencana ungu

lahhhh aku mulai traveling tebak2an nih hehehehe
Mama Jasmine: iya nih lama gak men petak umpet disini
soalnya sedang kembali di dunia nyata wkwkwkwk/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Vie Junaeni: aku suka aku suka tebak²an nya

/Smile//Smile//Smile/
total 2 replies
Zuhril Witanto
lanjut
Zuhril Witanto
tuh kan Karyo tau tapi pura2
Zuhril Witanto
kayaknya ratu gak sadar kalau udah makan kambing
Haryati
mas Karyo pasti tau itu pesugihan dan rahasia tu uan Hadi...🤔🤔
Vie Junaeni
ngeri kena mental sama Adam ya
Tini Timmy
ini jatuhnya pocong yang kena mental /Joyful/
Tini Timmy
Adam bener" ya/Sob//Facepalm/
Tini Timmy
/Facepalm//Facepalm/
Haryati
cong.....pocong wes tak bilangin jangan gangguin Adam,.kena mental kan lu....😂😂😂😂
Zuhril Witanto
ngakak🤣🤣🤣🤣
Zuhril Witanto
apa iya ratu
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣Adam di lawan
Mama Jasmine
udah Dam minta info aja sama tuh pocong soal Adit
kalau tuh pocong tutup mulut sumpel aja mulutnya pakai jantung pisang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!