Terbelenggu Cinta Wanita Malam

Digarap habis habisan oleh Aldo membuat Leta terkapar saat pagi harinya.Badannya membiru bukan karena kena pukulan benda keras melainkan tanda kepemilikan yang Aldo tinggalkan disana.

Sepagi ini bahkan Aldo sudah mengukung Leta,mereka yang hanya istirahat beberapa jam dan melanjutkan nya kembali.Aldo mampu membuat Leta mengabulkan permintaan nya berulang kali,bujuk rayu dan akhirnya Leta pasrah untuk mengulangi nya lagi.

Tidak ada hentinya bibir Aldo menyusuri tubuh Leta.Hingga sesuatu yang tadi nya hanya sebiji jeruk berubah menjadi sebiji jambu,dan berbeda warna.

"Warna nya pink dan lembut aku suka!" ucap Aldo,mata mereka saling menatap.Di bawah sudah standby hanya menunggu aba-aba dari pemiliknya.

"Tidak usah banyak bicara,aku sudah tidak kuat..." Suara nya parau bercampur desahan,Leta bahkan sudah meliuk liuk tak karuan.

Dua kali hentakan dan masuk dengan sempurna,Aldo mulai memicu memompa di bagian inti Leta.

.

.

.

"Aku tidak mau keluar,malu.. Kamar ini ternyata tidak kedap suara"

"Kata siapa?" tanya Aldo pada Leta.

"Buktinya tadi Sari mengantar makanan ku dan dia bilang jika acara televisi terlalu keras suaranya!"

Leta merajuk pada Aldo,ia sudah berfikir bahwa suara nya semalam terdengar hingga ke luar.

"Dasar!"

Aldo menyentil hidung bangir Leta,lelaki itu tersenyum.

"Mereka mendengar suara televisi bukan mendengar suara mu!"

Leta hanya ber O ria,percaya tidak percaya Leta masih memakai pakaian tidur yang mungkin saja Aldo membelinya satu lusin dengan model yang sama.Ada model yang berbeda tapi Aldo melarang nya memakai di sini,tapi nanti di villa.

Berbenah,semua barang sudah masuk ke dalam mobil.Hanya Aldo dan Leta saja yang belum.Membuka jas nya dan memakai kan sekedar menempel di bahu kepada Leta.Lelaki itu memeluk bahu istrinya dan mengajak keluar untuk berpindah ke villa.

Sebenarnya percuma karena hanya sampai besok pagi lagi,setelah itu akan pulang ke rumah nya.Namun ada hal yang akan Aldo lakukan di villa itu barang sebentar saja.

Seperti biasa mobil melaju beriringan,Leta dan Aldo berada di mobil yang berbeda dari kemarin.

Kali ini ada penyekat antara sopir dan penumpang.Hanya ada sebuah mikrofon untuk berkomunikasi dengan penumpang dan sopir di depan.

"Kita lakukan di mobil,aku ingin itu Leta!" bisik Aldo.

Sudah menduga sebelum nya karena Leta curiga mobil yang awal dengan ini berbeda.

Menyingkirkan pelukan Aldo Leta pun menggeser duduk nya.Aldo mendekat kan dirinya hingga Leta terhimpit.

"Sepuluh menit saja,aku janji!"

"Mana mungkin hmmmpft...."

Terlambat,Aldo sudah memaksa merampas bibir istrinya.Tangan nya dengan cepat membuka pakaian Leta,hingga yang tersisa hanya penutup gunung kembarnya.

Aashhhh aghhhhh ahhhh...

Benar saja,baru bermain Leta sudah terangsang.Aldo melihat itu dan menyeringai,istrinya gampang sekali terpancing.

Waktu yang hanya sepuluh menit ia gunakan sebaik baik nya.Berantakan jelas saja,rambut Leta menjadi kusut kembali,bukan hanya rambut wajahnya juga sendu dan menyimpan sesuatu rasa di sana.

Menyisir rambut Leta menggunakan jarinya,Aldo terus memeluk istrinya posesif,setelah pelepasan tadi ia bahkan terus menciumi bahu Leta.

.

.

.

Mobil mulai masuk ke dalam villa dan terparkir dengan rapih.

"Selamat sore Tuan?" ucap penjaga villa,Aldo yang turun duluan pun mengangguk memberi salam.

"Sore Pak,apa sudah seperti yang saya katakan kemarin?" tanya Aldo pada penjaga itu.

"Semua sudah rapih,di atas hanya ada kamar Tuan dan dua asisten.Yang lain di bawah" jelas lelaki itu

Aldo menghampiri Leta yang hanya berdiri di depan pintu mobil,meraih tangan Leta dan menggandeng nya masuk.

Villa yang cukup besar dan sangat mewah untuk dihuni,namun sayang hanya sampai besok pagi mereka disini,karena sudah berada semalaman di penginapan sebelum nya.

"Mba Sari tas ku..." ucap Leta pada asisten nya,Sari pun mendekat memberikan tas nya.Aldo hanya melirik sekilas tak peduli.Ia lupa sesuatu akan ia tanyakan hingga kini.

Menaiki tangga Leta terpaku dengan pemandangan kamar paling ujung yang langsung mengarah ke pantai yang sangat luas dan sangat indah.

"Eh.. Di sana kamar Mba Sari,bukan kamar kita!" Aldo mencoba menghalau,namun Leta sudah berlari kecil hingga sampai di depan pintu kamar Sari.

"Kami sedang di suatu villa,Nona aman disini!"

Tak sengaja Leta mendengar Sari bicara dengan seseorang lewat ponsel nya.

Kenapa sari bisa menghubungi orang lain dari ponsel nya,bukan kah ponsel itu.

Batin Leta bertanya sendiri,ia tak sengaja mendengar obrolan sari dengan seseorang.

"Kamar kita lebih cantik pemandangan nya,ayolah" Aldo mendekat dan langsung menarik Leta,wanita itu hanya pasrah.Suara sari mengobrol terus terngiang di telinga Leta hingga masuk ke dalam kamar nya sendiri.

Bugh!!

Aww!!

Desis Leta,Aldo mendorong nya ke ranjang.Merasa bingung Leta beranjak namun Aldo secepat kilat mengukung nya.

"Mau kemana hmm? Kita habiskan waktu sampai besok disini."

"Aku ingin lihat pemandangan di jendela!" ucap Leta,bukan nya melarang Aldo bahkan menarik lalu memeluk Leta dari belakang.

"Aku punya sesuatu untuk kau pakai!" ucap Aldo.

"Sekarang?" tanya Leta dan Aldo mengangguk.

"Aldo, sebenarnya kau ini titisan siapa kenapa tidak ada capek nya bermain.Bisa bisa nya meminta dan meng ulangi terus?!"

Aldo tidak menjawab melainkan menuntun Leta membuka satu persatu pakaian dan membantu nya berganti dengan bikini.Hanya penutup bagian depan gunung kembarnya dan penutup bagian inti.

"Kita lakukan di kolam!" Aldo menarik tangan Leta.

"Tidak... Di sana dingin!" Leta mengibaskan tangan dan kembali ke ranjang,namun Aldo menarik nya kembali.

"Akan menjadi hangat jika sudah di mulai!"

"Ishhh.... tidak! Jika ini yang kamu mau di rumah pun bisa Al!!"

Membuat dirinya tidak sabar,Aldo pun gemas dan mengangkat Leta seperti karung di bahunya.

"Tolong,siapapun di luar tolong.Aku diperkosa!!"

Suara Leta melengking,sangat terdengar di telinga Aldo,lelaki itu pun menggeleng tak percaya.

Bagaimana mungkin ada suami meminta berhubungan dengan istrinya,istrinya meminta tolong karena di perkosa.

.

.

.

To be continue