Mertua Egois Dan Suami Hebatku.

Keira yang masih menatap heran pada sang suami, atas apa yang barusan di katakan nya kini tersadar atas apa yang barusan di ucapnya.

"Maaf, seharusnya aku tidak--

"Tidurlah!" oya bagaimana luka mu? Tanya Kevin sebelum dirinya benar-benar kembali untuk berbaring.

"Su-sudah agak mendingan mas!" ucap jujur Keira.

"Baguslah, istirahatlah! Pinta Kevin dan segera berbaring di sofa tampa menggunakan selimut sama sekali.

Keira yang kurang mengerti dalam menggunakan ponsel mahal pun sedikit heran, bagaimana caranya nanti saat menggunakan nya.

Lama menatap ponsel yang ada di tanganya Keira tersadar kalau suaminya sudah tertidur dengan keadaan tampa selimut. Belum lagi AC yang sangat dingin membuat tubuh Kevin dingin, dengan kedua tangan yang saling memeluk tubuhnya agar hangat Kevin masih setia dengan mimpinya meski suasana kamar sangat dingin.

"Ya ampun, ternyata mas Kevin belum memakai selimutnya! Jelas Keira dan berjalan ke arah lemari yang khusus berisi selimut dan sprei.

Dengan cepat Keira mengambil selimut yang cukup tebal, dan segera menyelimuti tubuh dingin suaminya.

Setelah berhasil menyelimuti suaminya, Keira sedikit menatap kagum atas ketampanan suami dadakan nya itu.

"Kenapa kau sangat tampan? Sempurna, sifat dingin, dan kaya raya! Tetapi kenapa harus aku yang bersanding dengan mu, 'Tuan Kevin Sanjaya?". Denga mengelus rambut sang suami. Keira tak menyadari apa yang sedang di lakukan nya dengan jarak yang sedekat ini dengan suami tampan nya itu.

"Apa pernikahan ini hanya akan bertahan sampai semuanya kembali seperti yang kau harapkan! Aku benar-benar tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran mu tentang pernikahan ini?"

"Aku rasa pernikahan ini akan seperti pernikahan di Novel-novel yang seperti aku dengar, kebanyakan pernikahan yang di lakukan secara paksa tampa adanya cinta itu akan hanya bertahan sementara! Tetapi aku siap jika suatu saat nanti kau akan mencerai---

"Diam lah!" aku tidak menyukai kata-kata terakhirmu!. Jelas Kevin yang sudah membungkam mulut Keira.

Sebenarnya saat Keira mengelus kepala nya, Kevin sudah terbangun karena sebuah sentuhan di keningnya. Itu membuanya terusik dan terbangun meski tak membuka matanya, dia hanya mendengar apa saja yang akan di ucapkan sang istrinya itu.

Hah,,, hah,,,, "Maaf, mas ak-aku su-sudah mengganggu tidurmu!?. Ucap Keira yang kini sudah menormalkan nafasnya kembali.

Saat ingin melangkah Keira mendengar suara dingin suaminya yang mengucapkan sebuah kata-kata yang membalas ucapan nya tadi.

"Jangan pernah berfikir aku akan menceraikan mu!". Jelas Kevin yang sudah duduk kembali. Dan menatap intens ke arah sang istri.

"Bukan kah pernikahan ini hanya sementara? Tanya Keira yang sadar jika Kevin tak menginginkan pernikahan dengan dirinya.

"Aku sudah berjanji pada Tuhan tidak akan mempermainkan sebuah ikatan suci yang sudah Tuhan Berkati! Meski aku belum mencintaimu, tapi seiring nya waktu aku akan berusaha untuk membuka hatiku untuk mu!". Jelas Kevin dengan berjalan ke arah tempat tidur di mana sang istri yang sudah duduk manis di atasnya.

Keira yang mendengar penuturan yang sulit untuk di percaya keluar dari mulut manis suami dingin nya itu, apa ini benar-benar nyata sehingga sosok pria yang sempat di julukinya itu sebagai es kutub, yang tandanya pria dingin anti romantis itu mengukir sebuah kata-kata yang bisa membuatnya tersentuh.

Kevin yang kini sudah duduk di tempat tidur dan bersebelahan dengan sang istri langsung meraih ponsel yang di berikan nya tadi, nta apa yang akan di perbuat pria dingin itu pada ponsel yang sudah di berikan nya pada sang istri.

Setelah meraih ponsel yang di berikan nya tadi, Kevin segera membuka layar ponsel tersebut dengan sebuah sentuhan pada layar ponsel. Secara otomatis akan terbuka dengan sendirinya.

"Lihatlah kemari, aku akan mengajarkan mu menggunakan ponsel ini!". Jelas Kevin dan segera menjelaskan semuanya pada sang istri yang terlalu kelewat polos itu.

Keira yang sudah memperhatikan sang suami yang saat ini asik menjelaskan bagaimana cara menggunakan ponsel baru miliknya tersenyum lebar karena bayangan yang selama ini menyelimuti mimpi buruknya tidak lah kenyataan. Karena sosok Kevin adalah pria cuek, dingin, angkuh jika orang luar yang melihatnya. Namun itu sangat berbanding terbalik saat Kevin bersama sang istri yang baru saja di nikahinya beberapa hari lalu.

Asik mengutak-atik ponsel yang baru saja di belinya, Kevin dan Keira tak menyadari jam sudah menunjukkan pukul 03:00 subuh yang artinya sudah empat jam lamanya mereka asik bergulat dengan ponsel barunya.

☆☆☆☆☆

Suasana di luar Negeri saat ini sudah mulai malam perbedaan jam dengan Negara yang di tinggali Kevin berbeda jauh.

"Sayang apa kamu belum mengantuk? Tanya seorang pria parubaya yang melihat sang putri tercinta sibuk dengan berkas-berkas nya meski jam sudah menunjukkan pukul 20:00 malam.

"Selena belum mengantuk pah!" dan ini masih banyak berkas yang harus Selena kerjakan!. Jelasnya. Dan masih setia dengan memeriksa beberapa berkas lagi yang ada di hadapan nya.

"Apa gunanya sekretarismu itu nak? Tanya heran tuan Morgan Hiller.

"Dia juga membawa beberapa berkas pah! Dan ini berkas yang harus Selena periksa sendiri. Jelasnya pada sang papah.

"Baiklah, jika semuanya sudah selesai segeralah istirahat ya! Ucap tuan Morgan sembari mengecup singkat kepala sang putri tercinta.

Setelah keluar dari dalam kamar sang putri tuan Morgan mendapat sebuah panggilan dari salah seorang yang sangat di kenalnya.

Tring,,,,,, tring,,,,, suara dering ponselnya membuat tuan Morgan segera menjauh dari kamar sang putri, apa lagi saat melihat nama yang tertera di ponselnya.

"Halo!" ucap tuan Morgan.

Nta apa yang di katakan orang yang menelpon tuan Morgan, sampai membuat nya emosional setelah menerima sambungan telepon dari seseorang. Tuan Morgan langsung mengeraskan rahang nya dan mengepalkan tanganya dengan kuat.

"Awas saja kau!" ucap tuan Morgan dengan menghantam sebuah meja.

Brak,,,, suara pukulan yang sangat kuat di dalam kamarnya yang sudah di nyalakan peredam suara tidak membuat sang putri mengetahui bahwa sang papa saat ini sedang mengamuk.

Setelah meredam emosinya, tuan Morgan berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci wajah nya yang saat ini sudah benar-benar menahan emosinya. dengan mencuci wajahnya agar kembali fres dan menormalkan kembali emosinya, tuan Morgan memandang wajah nya di depan cermin yang ada di dalam kamar mandinya.

Dengan senyuman miring nya, tuan Morgan terlihat sangatlah mengerikan. Apa lagi saat keadaan marah seperti ini.

Setelah lama mengamati wajahnya di depan cermin, tuan Morgan melangkah kan kakinya menuju kamar untuk segera membaringkan tubuhnya yang sudah sangat lelah terhadap pekerjaan yang selalu menuntut nya dan sang putri.