Berawal dari menemukan seekor kadal di sawah ladangnya, Kadal yang tak lajim. Ekor ( buntut ) bercabang dua, dan berlekuk seperti lekuk keris.
Bu Surmi, wanita paruh baya yang menemukan kadal tersebut.
Namun naas, bagi hewan tersebut yang dibunuh mati oleh Bu Surmi. entah apa alasannya.
***
Namun siapa sangka.
Ternyata kadal itu kadal Jejadian dari sebuah JIMAT PUSAKA yang akan diturunkan pada Surmi. Sebagai salah satu keturunan dari cerita legenda Eyang Cakra Buana. Ratusan tahun silam.
Karena telah membunuhnya, akhirnya Bu Surmi terpaksa harus meminta maaf pada Eyang Cakra Buana yang akhirnya Bu Surmi pun dimaafkan, bahkan pada akhirnya, Bu Surmi sah diwarisi Keris Jimat Pusaka dari leluhurnya itu.
Namun sayang, Keris Jimat Pusaka itu banyak yang menginginkannya terutama dari kalangan para demit dan siluman.
Apakah Bu Surmi bisa menggunakannya, ketika mendapatkan Jimat tersebut?
Dan siapakah yang akan TERKENA TULAH dari Jimat Pusaka tersebut....!??"
Yuk disimak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abah NasMuf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Terpaksa Melawan.
Mbok Darsih berusaha untuk mencoba menenangkan dirinya. Dihela nafasnya dalam-dalam.
"Maaf, Ki sanak, kami berdua mau melanjutkan perjalanan, khawatir nanti kemalaman dijalan. Perjalanan kami masih jauh." Ucap Mbok Darsih memberi pengertian pada kedua lelaki yang tengah menghalangi jalannya.
"Tolong Pak, kami kasih jalan. Biarkanlah kami lewat, Saya rasa di antara kita tidak ada kepentingan." Bu Surmi memberanikan diri bicara pada lelaki itu.
"Kepentingan. ? Hahahaha, justru kami di sini karena ada kepentingan pada kalian berdua." Ucap lelaki yang satu nya lagi, tatapan matanya sedikit menyeringai pada Bu Surmi.
"Kepentingan apa, Pak. Kita nggak saling mengenal." Sanggah Bu Surmi.
"Ayo, Nyi...kita lanjutkan lagi perjalanannya." Ajak Mbok Darsih sambil menarik pergelangan tangan Bu Surmi, dan melangkahkan kakinya. Baru saja satu dua langkah Mbok Darsih dan Bu Surmi melangkah, lelaki kekar itu sedikit melangkah lalu menghalangi Mbok Darsih dan Bu Surmi dengan merentangkan kedua tangannya.
"Aiit... mau kemanaaa sabaaaar...sabaar Bu... Aku juga tahu di mana Bukit Halimun. Sebentar lagi juga akan nyampai. Kita berhenti dulu sebentar di sini. Hahahaha, bagaimana kalau kita senang-senang dulu. Walaupun kamu sudah tua, tapi kayaknya enak tuh kalau sekedar pijitin kami berdua. Hahahha, apalagi yang berdiri di belakang. Tidak jauh usianya dengan gue hahahaha. kayaknya empuk. Hahahah." Lelaki itu terbahak dengan enaknya tanpa merasa risih dan bersalah.
"Deg..!"
Serasa ada yang menonjok pada dada Mbok Darsih. Begitupun dengan Bu Surmi ketika mendengar ocehan lelaki yang tak tahu tata krama itu. Keduanya membatin. Pasti kedua orang ini akan berbuat sesuatu yang kurang menyenangkan.
"Kalian jangan tegang gitu, kami hanya bercanda, ia nggak Bleh.?.. Hahaha" Sambungnya lagi sambil menoleh ke temannya yang dipanggil 'Bleh'.
"Ia... Jangan diambil hati...hanya bercanda kok."
"O iya, kenalkan, nama saya Japran dan ini teman saya. Ableh." kata lelaki yang kekar itu seraya menyodorkan tangan nya mengajak salaman.
Sementara Mbok Darsih hanya menganggukkan kepala nya dan tersenyum dipaksakan.
"Maaf Ki sanak, Kami buru-buru.." Ucap Mbok Darsih lagi. Kali ini ia sedikit menyamping ke kanan si Japran untuk bisa melangkah kan kakinya.
"Nanti duluuu..apa kalian nggak mau kenalan sama kita. Ini hutan belantara loh, Bu. Banyak begal dan orang jahatnya. Kalian butuh teman. Apa kalian tidak takut ?" Kata lelaki yang mengaku bernama Japran.
"Maaf, Pak. Walau kami perempuan, bagi kami apa sih yang harus ditakutkan. Toh kedatangan kami ke wilayah ini dengan niat baik. Kami yakin tidak akan orang yang akan berbuat jahat pada Kami" Jawab Mbok Darsih sedikit tegas.
"Hahaha Ibu ini lucu sekali. Mana ada orang yang akan berbuat jahat menanyakan niat baik apa tidaknya." Japran tertawa.
"Maksud Ki Sanak..?"Tanya Mbok Darsih pura-pura nggak mengerti.
"Sudahlah, lupakan." Japran mengibaskan tangan kanan nya.
"Hmmmm kalau begitu, Kami jalan duluan." Mbok Darsih memaksa.
"Oke...oke... Kalau tetap memaksa silahkan lanjutkan perjalanan. Tapi kami minta syarat, Nyi." si Japran mulai bicara lagi kali ini memanggil ke Mbok Darsih dengan panggilan Nyi.
"Syarat..? syarat apa...!?." Mbok Darsih pura-pura tak mengerti.
"Hmmmm begini Nyi... perlu kalian ketahui, setiap orang yang melewati jalan ini harus memberi upeti, berupa uang atau barang berharga lainnya. Karena jalan ini termasuk wilayah kekuasaan kami. Ia nggak Bang ?" Lelaki yang dipanggil si Ableh mulai menjelaskan maksudnya.
"Maaf, ki sanak. Saya rasa ini jalan umum yang siapa saja boleh melewatinya. Saya juga bukan sekali dua kali lewat sini. Hanya baru kali ini saja Saya mendengar melewati jalan ini harus bayar upeti. Ada-ada saja." Mbok Darsih mulai sedikit terpancing. Nada bicaranya dinaikkan satu oktaf.
"Dan kalau kami tidak mau membayar upeti, kira-kira apa yang kalian akan lakukan padaku dan temanku ini?" lanjut Mbok Darsih, nada nya sedikit menantang. Tatapanya mulai tajam.
"Hahahaha. kalian orang kota. Tentunya datang kesini membawa perbekalan kan. Uang atau barang berharga lainnya. Apalagi kamu, Mbok yang mengaku pernah lewat lebih dua apa tiga kali datang ke sini. Tentunya pasti kamu sudah kaya dengan harta melimpah, walau pun kami tahu, kekayaan yang kamu dapatkan bukan dari jalan yang wajar. hahahaha ia kan. Tapi kami tak perduli, kami hanya mina sebahagian kecil saja dari harta yang kamu peroleh." Perkataan si Japran mulai ngaco.
"Maaf Ki Sanak, kayaknya Anda salah orang, kami berdua bukan orang yang ki Sanak maksudkan." Jelas Mbok Darsih datar.
"Cuih... Jangan coba-coba bohongi kami. Perempuan tua..!! Emangnya kami anak kecil, hah..yang mudah kalian bohongi begitu saja. Jangan salahkan kami kalau kami berbuat kasar..!?"si Ableh menimpali dengan nada kasar. Membuat Mbok Darsih mengurungkan langkahnya bahkan mundur dua tiga langkah.
"Terus, apa maksud Ki Sanak sebenarnya..!!?" Mbok Darsih bertanya lagi.
"Serahkan tas itu pada kami.!" Sergah si Japran.
"Ini hanya perbekalan kami saja selama perjalanan. Beberapa pakaian salin dan juga nasi timbel yang masih tersisa." Timpal Mbok Darsih, nada nya masih naik di oktaf nya.
"Hahaha. Aku tidak percaya. kesini kan dulu. Biar aku cek tas nya.!"
Si Japran menyodorkan tangannya, hendak merebut tas Mbok Darsih. Sementara di waktu yang sama, si Ableh pun hendak merebut tas Bu Surmi.
Mbok Darsih dan Bu Surmi mundur beberapa langkah menghindari pegangan si Japran.
Si Japran dan si Ableh pun terus melangkahkan kakinya sambil cengengesan. Aura jahat nya sudah mulai nampak dari raut wajah kedua lelaki itu.
"Tolong Ki Sanak, jangan ganggu kami, sebelum Aku melakukan sesuatu pada kalian berdua.!" Mbok Darsih sudah hilang kesabarannya. Ia langsung memasang kuda-kuda siap menyerang. Sementara Bu Surmi langsung sedikit menjauh, tapi si Ableh pun mengikutinya. Beruntung Mbok Darsih segera menghentikan langkah si Ableh dengan teriakannya.
"Hai...jangan ganggu saudariku. Kalau berani lawan Aku, Aku nggak takut walau menghadapi kalian berdua sekaligus.!!"
"Hahaha, serahkan saja tas mu dan tas temanmu itu perempuan tua. Nggak perlu sesumbar kayak gitu.!" Si Ableh menghentikan langkahnya. Tidak jadi mengikuti Bu Surmi.
"Kalau tidak bisa diajak bicara baik-baik, jangan salahkan Kami kalau Kami bisa sedikit kasar pada kalian, atau bahkan tak segan untuk melenyapkan kalian dari muka bumi ini!" Ancam si Japran. Secepat kilat langsung merebut tas Mbok Darsih yang kini sedang dipegang erat oleh Mbok Darsih.
Dan secepat kilat itu, Mbok Darsih berkelit dari tangan si Japran. Kemudian tanpa si Japran sadari Bu Surmi telah melayangkan tangan kanannya dan mengenai pelipis Si Japran.
"Bugh..."
"Aaawww...sial..!!" si Japran mengaduh. Dan sedikit mundur.
Melihat temannya kena pukulan Mbok Darsih, si Ableh pun langsung menerjang dengan memasang kaki serta tanganya yang siap diarahkan ke Mbok Darsih.
"Rasakan seranganku perempuan tua..ciaaaat ..!"
"Wuush..wush" gerakan tangan dan kaki si Ableh hampir mengenai wajah dan pinggang Mbok Darsih, hingga menimbulkan suara angin.
Mbok Darsih langsung menggeserkan badannya ke pinggir dan menundukkan kepalanya. Serangan si Ableh tidak mengenai sasaran. Keseimbangan si Ableh sedikit oleng karena tenaga saat penyerangannya begitu kuat. Badan si Ableh sedikit condong ke depan. Hal itu tidak disiakan oleh Mbok Darsih, dengan kecepatan yang penuh Mbok Darsih melayangkan kaki kananya untuk menyepak si Ableh.
"Wush.. bugh...Bruukh.."
"Augh..aduuuh... brengsek!"
Si Ableh jatuh ke tanah. Kakinya sedikit terasa panas. Mbok Darsih tidak memberikan kesempatan, ia memburu si Ableh yang masih telungkup.
"Awas Mbooook...!!" Tiba-tiba terdengar Bu Surmi teriak histeris membuat Mbok Darsih kaget seketika.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Makin seru ya guys... Kita break dulu yah...
Ternyata mengadukan orang capek ya Guys....
Hehehe.
Bantu jempol dan votenya yah.
tolong bantu dari pihak Mangotoon nya....
kayak nama tetangga ku hHaha
lanjut yuk... ber Horor ria.... hehehe