🏆 Novel Spektakuler 🏆
Kisah Soraya sungguh menyedihkan sekali karena dia harus mengalami kematian yang memilukan akibat kesalahan yang dia perbuat.
Tidak mempercayai cinta Samuel, suaminya yang menyebabkan suami yang sangat mencintainya itu mati karena telah menyelamatkan hidupnya.
Sayangnya, dia turut mati bersama Samuel setelah tragedi ledakan hebat itu terjadi pada mereka berdua.
Soraya terlahir kembali diwaktu sebelum peristiwa naas itu terjadi, dia kembali ke masa dia akan menemui Kevin, teman laki-lakinya yang memanfaatkan dirinya.
Dan dia juga harus berhadapan dengan para gangster lorong kucing yang menyekap Samuel dikelahirannya kembali.
Apakah semua kejadian saling berkaitan yang menyebabkan kematiannya dengan Samuel ?
Bagaimana kisah takdir cinta mereka berdua ?
Dapatkah Soraya menemukan kebenaran ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Selalu Ada Untukmu
Soraya mencerna setiap ucapan Samuel.
Mencoba memahami maksud kata-kata Samuel tentang ulah gangster lorong kucing yang meyekapnya di gudang tua beberapa jam yang lalu.
Saat ini dokter sedang memeriksa kondisi Samuel dan meminta untuk Soraya serta ibu mertua menunggu diluar kamar.
Soraya duduk menunggu dikursi dekat kamar pasien sedangkan ibu mertua berdiri didepan pintu dan melihat kedalam kamar dari arah kaca luar.
Suasana berubah tegang ketika dokter sedang berada didalam kamar rumah sakit untuk memeriksa Samuel.
Soraya tidak mampu menyembunyikan kegelisahan hatinya saat ini dan berulang-ulangkali dia mengusapkan kedua tangannya dengan cemas.
"Kuharap Samuel tidak apa-apa dan segera pulang", ucap ibu mertua seraya berjalan ke arah tempat duduk dimana Soraya berada sekarang.
Soraya hanya melihat sekilas kearah ibu mertuanya yang ikut duduk bersamanya, namun, dia tidak berkata apa-apa pada ibu mertuanya.
"Apa kau lelah ?" tanya ibu mertua.
"Tidak...", sahut Soraya.
"Hufhhh...", desah ibu mertua dengan wajah tegang. "Seharusnya ini tidak terjadi pada Samuel karena setiap masalah yang terjadi akan menimbulkan bahan berita buruk diluar sana", sambungnya.
"Apa ibu mertua memikirkan omongan orang lain ?" tanya Soraya.
"Tidak, aku tidak terlalu memperdulikan hal itu, hanya saja aku tidak suka orang lain membicarakan putraku", sahut ibu mertua.
"Maafkan aku karena tidak dapat menjaga Samuel yang semestinya dia adalah tanggung jawabku sebagai istrinya'', ucap Soraya.
"Bukan begitu maksud ucapanku, aku hanya berpikir bahwa semestinya Samuel selalu ditemani pengawal pribadi yang siap siaga untuk menjaganya", kata ibu mertua.
"Ya, kurasa itu adalah ide yang benar", ucap Soraya.
"Setiap masalah seharusnya kita selesaikan bersama, bukan kalian tanggung sendiri, ada aku dan keluarga lainnya yang dapat membantu masalah kalian", kata ibu mertua.
"Aku sendiri tidak tahu masalah ini karena pada saat Samuel disekap oleh gangster lorong kucing, aku baru diberitahu oleh Linda dirumah", ucap Soraya.
"Siapa mereka ?" tanya ibu mertua.
"Aku tidak tahu siapa mereka tapi disebutkan kalau mereka adalah kelompok gangster yang meminta uang kemanan", sahut Soraya.
"Mereka berniat memeras rupanya", ucap ibu mertua.
"Benar, aku juga menduganya demikian, kelompok itu berdalih meminta uang keamanan karena merasa diri mereka berkuasa disektor para gangster", ucap Soraya.
"Rumitnya masalah kejahatan para gangster sudah mengakar kuat dikota ini, terkadang para pelaku utamanya bersembunyi dibalik topeng mereka", ucap ibu mertua.
"Samuel menolak membayar uang keamanan untuk mereka karena itulah dia lalu disekap", kata Soraya.
"Samuel tidak menuruti permintaan mereka karena dia telah membayar uang keamanan pada pemerintahan kota, tidak mungkin Samuel membayar double untuk uang keamanan", lanjut ibu mertua.
"Semestinya keamanan menjadi tugas pihak pemerintah untuk melindungi warganya dari tindak kejahatan para gangster liar yang marak terjadi akhir-akhir ini", sambung Soraya.
"Seharusnya demikian tapi pemerintah selalu angkat tangan dalam masalah ini sebab mereka menganggap ini adalah urusan intern", kata ibu mertua.
"Urusan intern ?" ucap Soraya.
"Ya, benar, pemerintahan menganggap masalah gangster menjadi urusan intern warganya karena pihak pemerintahan kota menilai ini masalah pribadi bukan masalah umum", kata ibu mertua.
"Artinya jangan bersinggungan dengan gangster karena mereka akan mengejarmu secara pribadi", ucap Soraya.
"Ya, kira-kira begitu, bagi siapa saja yang berurusan dengan para gangster akan dianggap memiliki hubungan intern dengan mereka", kata ibu mertua.
"Menurut ibu mertua, Samuel sedang terlibat masalah dengan gangster lorong kecil secara pribadi", ucap Soraya.
"Jika melihat tabiat Samuel, aku agak meragukan hal ini karena aku tahu kalau Samuel tidak pernah berurusan dengan gangster", kata ibu mertua.
"Apa semua ini timbul karena kita tidak menyadari bahaya selalu mengancam kita setiap saat ?" ucap Soraya.
"Mungkin saja demikian, tapi kita tahu para gangster bersembunyi didekat orang-orang kita, tanpa kita sadari mereka ada dan mengawasi kita setiap detik", kata ibu mertua.
"Apa tindakan yang harus kita lakukan untuk mengatasi para gangster itu ?" tanya Soraya.
"Berbicara baik-baik pada mereka tentu saja itu adalah hal sulit dan tidak semudah itu untuk berdiskusi dengan mereka", sahut ibu mertua.
"Kurasa kita sediakan mereka lapangan kerja agar mereka tidak berlaku kejahatan lagi", kata Soraya.
"Kau sedang bercanda ? Memberi kesempatan serta lapangan kerja sedangkan yang mereka cari itu kekuasaan serta uang tak terbatas ?" ucap ibu mertua.
Soraya terdiam saat ibu mertua berkata tentang tabiat buruk para gangster.
"Mereka lebih suka hidup bebas tanpa aturan bahkan mereka menyukai memeras", kata ibu mertua.
"Apa ada alibi dibalik kejahatan mereka ?" tanya Soraya.
"Aku tidak tahu, siapa yang menjadi alibi buat mereka, sebaiknya kita tanyakan kejelasan masalah ini kepada Samuel", sahut ibu mertua.
Soraya termenung diam lalu menatap ke arah kamar rumah sakit, tempat dimana Samuel dirawat sekarang ini.
Sudah hampir satu jam lebih, Samuel diperiksa oleh dokter, masih belum ada tanda-tanda dokter itu keluar dari kamar.
Soraya menarik nafas dalam-dalam sembari menatap ke atas.
"Selamatkan dia, Tuhan... ! Aku tahu aku tidak taat dalam doa tapi aku selalu meminta kebaikan bagi hidup keluargaku... !" ucap Soraya dalam hati sembari menggenggam erat-erat kedua tangannya lalu menunduk dalam.
Seseorang keluar dari kamar rumah sakit lalu berjalan mendekat ke arah kursi dimana Soraya dan ibu mertua duduk.
"Bagaimana kondisi Samuel, dokter ?" tanya ibu mertua sambil beranjak bangun.
"Kondisi Samuel baik-baik saja, kurasa dia perlu dirawat untuk beberapa hari lagi, sampai kita melihat perkembangan dia selanjutnya", sahut dokter.
"Syukurlah ! Kalau dia baik-baik saja ! Apa tidak ada luka dalam lainnya pada Samuel, dokter ?" tanya ibu mertua.
"Tidak ada, tapi kami akan melakukan pemeriksaan lanjutan secara rutin nanti dan mungkin akan ada tindakan rontgen bagi pasien Samuel setelah ini", ucap dokter menjelaskan.
"Baik, kami mengerti, dokter", sahut ibu mertua.
"Ya, saya akan kembali lagi, mungkin sekitar sore, dan biar perawat yang akan memantau perkembangan kondisi Samuel", kata dokter.
"Terimakasih, dokter", ucap ibu mertua.
Dokter lalu berjalan pergi setelah berpamitan kepada ibu mertua dan Soraya.
"Syukurlah ! Dia baik-baik saja ! Tuhan terimakasih telah menyelamatkan dia !" doa ibu mertua.
Soraya bergegas cepat menuju ke kamar rumah sakit dimana Samuel dirawat kini.
"Samuel...", panggil Soraya seraya masuk ke dalam kamar.
Tampak Samuel masih terbaring diatas tempat tidur.
Belum ada tanda kalau Samuel akan mengalami perubahan kondisinya dan menjadi baik.
Soraya berjalan mendekat ke arah tempat tidur lalu berdiri diam memandangi Samuel.
"Samuel...", panggilnya lagi.
Samuel membuka kedua matanya perlahan-lahan seraya menatap teduh ke arah Soraya.
"Ya...", sahutnya.
"Apa kau baik-baik saja ?" tanya Soraya.
"Ya, aku baik-baik saja", sahut Samuel.
"Syukurlah...", ucap Soraya.
Tiba-tiba kedua kakinya lemas sehingga Soraya terjatuh duduk disisi tempat tidur sambil menundukkan kepalanya.
"Soraya...", panggil Samuel.
"Ya...", sahut Soraya lalu mendongak ke arah Samuel.
"Kau baik-baik saja ?" tanya Samuel.
"Ya, aku baik-baik saja, hanya tubuhku mendadak lemas karena terkejut", ucap Soraya yang masih terduduk diatas lantai kamar.
"Kemarilah ! Biar aku lihat !" kata Samuel.
Soraya berusaha bangun tetapi tubuhnya terasa berat dan lemas sehingga dia memilih duduk kembali.
"Kenapa kau tidak menjawabnya ?" tanya Samuel dari atas tempat tidur.
"Ya, aku disini, Samuel", kata Soraya.
"Coba kau ulurkan tanganmu kepadaku, Soraya !" pinta Samuel.
Soraya melakukan permintaan Samuel sembari mengulurkan kedua tangannya kepada Samuel.
"Soraya...", panggil Samuel sambil menggenggam erat-erat kedua tangan Soraya.