Trauma masih saja datang menghampirinya, bahkan ini sudah 7 tahun yang lalu Sihyun masih belum bisa melupakan kejadian mengerikan yang terjadi pada dirinya saat itu.
Sesekali dia ingin melakukan cara untuk balas dendam namun tak tahu cara memulainya. ketika suatu hari dia mengetahui bahwa bos di perusahaannya adalah suami temannya. Terlintas dalam pikiran Sihyun untuk melakukan balas dendam lewat suami temannya.
Bagaimana kisahnya....?
Simak saja langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Berbuat sesuatu
Setelah selesai meeting, Taejun sedari tadi melamun di ruangannya, entah apa yang ada di pikirannya sehingga membuatnya tidak fokus sejak tadi.
"Sihyun...? Kenapa nama itu seperti tak asing." Gumamnya sambil mengingat.
Deg.
Tiba-tiba sesuatu terlintas di pikiran Taejun saat mengingat kembali nama Sihyun.
"Aku ingat, nama itu.. bukankah nama itu adalah--
Tok.. Tok.. Tok..
Taejun langsung tersadar dan lamunannya pun buyar saat mendengar seseorang mengetuk pintu ruangannya.
"Masuk!!" Teriak Taejun dari dalam.
Ceklek.
Pintu ruangan pun terbuka dan seseorang pun masuk ke dalam.
"Kau...?" Tanya Taejun sambil menaikan alisnya.
"Memangnya siapa lagi, pak? Saya kesini juga karena isteri anda menanyakan anda pak, kata nyonya Jiyun anda tidak mengangkat telepon sejak tadi." Ucapnya panjang lebar.
"Ah, benarkah? Aku tidak melihat ponselku sejak tadi." Jawabnya dengan cepat langsung merogoh ponsel yang ada di saku jasnya.
Dan benar saja ada sekitar 7 panggilan tak terjawab dari sang isteri, bahkan Jiyun mengirim pesan lebih dari 20 kali.
'Sial, kenapa aku jadi tak fokus begini.' Batinnya mengumpat.
"Saya permisi dulu, pak. Kerjaan saya banyak!" Ucap Yejun yang langsung pergi.
Saat itu juga, Taejun langsung mengacak-acak rambutnya agar dirinya fokus kembali. "Sepertinya aku harus ke kamar mandi dulu." Beranjak dari duduknya dan langsung pergi.
Sedangkan itu, di tempat lain. Sihyun nampak sedang fokus pada komputer miliknya. Dia orang yang selalu fokus pada pekerjaannya dan tak suka jika ada yang mengganggunya.
Ting.
Tiba-tiba ada satu pesan masuk pada komputer miliknya, Sihyun pun terkejut saat melihat siapa yang mengirim pesan padanya.
"Presdir Kim?" Langsung membuka pesan dari Taejun.
"Manajer Kim, antarkan berkas yang tadi pagi saya butuhkan, sekretaris saya sibuk." Membaca isi pesan dari Taejun.
Sihyun mendelikan matanya. "Sibuk? Sejak kapan seorang sekretaris lebih sibuk dari atasannya?" Gumam pelan.
"Ah, sial. Aku enggan kesana..." Ucapnya dengan lesu.
Namun tetap saja, meskipun Taejun adalah salah satu orang yang ingin Sihyun hindari, namun posisinya saat ini tidak bisa untuk dia hindari.
Saat itu juga Sihyun mengambil berkas tersebut dan membawanya ke ruangan Taejun sang presdir.
Tiba-tiba Sihyun memberhentikan langkahnya, terlintas di pikirannya untuk berbuat sesuatu. "Apa Taejun menikah dengan Jiyun? Kalau iya.... sepertinya aku harus memberi peringatan sedikit."
Tak lama kemudian, Sihyun langsung menyeringai dengan senyum penuh arti. Sepertinya ini waktunya Sihyun untuk berbuat sesuatu.
"Jiyun.. Sepertinya, balas dendamku di mulai dari suamimu."
Dan setelah itu..
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk!" Pekiknya dari dalam.
Sihyun membuka pintu ruangan, tidak lupa dia pun mengibaskan rambutnya dan membenarkan pakaiannya agar terlihat rapih.
"Permisi, pak. Saya Sihyun, saya membawakan berkas sesuai permintaan anda." Ucapnya dengan nada lembut.
Taejun langsung menoleh, entah kenapa dia langsung fokus pada wajah cantik Sihyun. Meskipun Sihyun memakai pakaian tertutup, namun lekuk tubuhnya terlihat jelas, dadanya yang cukup berisi pun membuat Taejun salah fokus.
"Ah, ya. Mana, saya ingin melihatnya." Mengulurkan tangan.
Perlahan Sihyun pun berjalan mendekati Taejun yang sedang duduk di kursi kebesarannya. Saat sudah sampai, tiba-tiba tubuh Sihyun mendadak tak seimbang dan hampir terjatuh.
Taejun yang melihat langsung pun langsung gerak cepat menangkap tubuh Sihyun yang hampir terjatuh.
Brukh.
Dan benar saja, posisi mereka saat ini benar-benar terlihat cukup int!m, Sihyun terjatuh tepat di pangkuan Taejun. Mata mereka saling bertemu dan bertatapan cukup lama, bahkan arah mata Taejun tiba-tiba beralih ke bibir ranum Sihyun yang seperti mempunyai magnet untuk menariknya.
"Sial." Umpat Taejun mengalihkan pandangan.
To be continue.