Ketika Mantan Kembali

Erlita memerhatikan Suryani dan Runi yang saat ini hanya bisa menatap nanar Brandon yang sudah dibawa pergi oleh Kevin masuk ke dalam mobil. Erlita kemudian mengatakan pada Suryani untuk menjaga baik-baik Runi karena saat ini Runi sudah bukan lagi istri Kevin dan jangan pernah mencoba untuk mengambil Brandon tanpa sepengetahuan mereka.

"Aku tak bisa berpisah dengan anakku! Mami kan juga wanita, pasti tahu bagaimana rasanya dipisahkan dengan anak sendiri," isak Runi.

"Sayangnya Mami ini bisa menjaga dan mendidik anak tidak seperti kamu yang tidak becus dalam mendidik dan mengasuh cucuku!" seru Erlita tajam.

"Apa maksud anda Bu besan?" tanya Suryani heran.

"Maksud saya jelas bahwa putri anda ini sama sekali tidak menjalankan tugasnya dengan baik sebagai seorang ibu! Jangan anda pikir saya tak pernah tahu apa yang selama ini putri anda lakukan. Brandon sendiri juga bercerita bagaimana Runi memerlakukannya, apakah kamu pikir cucuku itu adalah seorang pendusta?!"

"Mami tolong jangan lakukan ini padaku, tolong kembalikan Brandon," isak Runi.

"Hentikan air mata buayamu itu! Bukankah harusnya kamu senang kalau Brandon tak ada maka kamu bisa bebas membawa masuk brondong yang kamu sewa kalau Kevin tak ada?!"

Sontak saja Runi dan Suryani terkejut dengan yang dikatakan oleh Erlita barusan. Erlita memang sudah lama sekali menyelidiki mengenai Runi yang tak pernah ia sukai namun belakangan ini ada sebuah fakta mengejutkan lain yang makin memupuk kebencian Erlita pada menantu yang tak ia anggap ini.

"Kamu lupa siapa saya? Tidaklah sulit bagi saya istrinya Tama Lazuardi mengulik banyak informasi yang selama ini kamu sembunyikan dari kami!"

Wajah Runi menjadi pucat, ia tak tahu lagi bagaimana cara untuk berhadapan dengan sang mertua yang mulutnya pedas. Erlita sendiri sebelum pergi mengancam akan memberikan pelajaran menyakitkan pada Runi jika sampai wanita ini ada niatan untuk mengambil Brandon dari mereka.

"Awas saja kalau kamu berani melakukan itu maka kamu akan lihat sendiri akibatnya."

****

Selepas Erlita pulang dari rumah ini, Runi dan Suryani masuk ke dalam rumah dan Runi layaknya orang yang hilang akal. Wanita itu berteriak dan memecahkan barang-barang yang ia lihat. Suryani sendiri sampai kewalahan menenangkan putrinya yang hilang kendali.

"Tenangkan dirimu Runi!"

"Bagaimana bisa aku tenang Ma? Mas Kevin dan maminya sudah keterlaluan merebut Brandon dariku!"

"Katakan sejujurnya padaku, apakah yang dikatakan oleh besanku barusan adalah benar? Kamu suka main gila dengan brondong saat suamimu tak ada?!" bentak Suryani.

"Kalau iya kenapa?! Aku kesepian karena Kevin tak selamanya ada di sampingku! Kadang dia akan menginap di rumah Tasya kadang juga ia harus ada perjalanan bisnis ke luar kota alau luar negeri hingga berhari-hari bahkan berbulan-bulan! Apakah menurut Mama aku juga tak butuh sentuhan seorang pria untuk menyalurkan hasratku?!"

"Kamu memang rendahan Runi!"

"Apa kata Mama?!"

"Kamu sudah sengaja tidur dengan Kevin dan membuat Brandon lahir ke dunia ini kemudian selepas kamu sudah menikah dengan Kevin justru kamu malah melakukan hal tak pantas dengan brondong! Mama kecewa pada kamu!"

"Jadi sekarang Mama mau membenciku?!"

"Kamu sudah sangat keterlaluan! Mama tak pernah mendidik kamu menjadi wanita rendahan begini! Sudah cukup memalukan merusak rumah tangga orang dan sekarang kamu main gila di belakang suamimu?! Astaga!"

****

Brandon nampak menangis semalaman karena menginginkan mamanya dan membuat Kevin harus menemani anaknya itu di dalam kamar semalaman. Ketika pagi hari, Kevin membantu Brandon untuk mandi dan berpakaian sebelum turun ke bawah untuk sarapan pagi bersama Tasya dan Wikka.

"Selamat pagi sayang."

"Selamat pagi."

Tasya membantu asisten rumah tangga menyiapkan hidangan di atas meja. Walau ia seorang wanita karir namun ia teringat pesan sang mama bahwa setinggi apa pun karir seorang wanita harus tetap taat dan tunduk pada suami selama itu adalah hal yang baik.

"Brandon sayang, ayo duduk sini," ujar Tasya lembut.

Brandon mengangguk dan duduk di kursi sebelah Wikka. Wikka sendiri nampak heran dengan adanya Brandon di rumah ini.

"Wikka sayang, mulai saat ini Brandon akan tinggal bersama kita di sini. Dia akan jadi adik Wikka jadi kalian harus akur, oke?" ujar Kevin yanh langsung angkat bicara karena tahu Wikka akan mengatakan sesuatu barusan.

"Memangnya kenapa dengan mamanya Brandon, Pa?" tanya Wikka polos.

"Mamanya Brandon sudah memberikan izin pada Papa untuk merawat dan membesarkan Brandon di sini, jadi kalian harus akur."

Wikka menganggukan kepalanya sementara Brandon menundukan kepalanya dan hanya mengaduk makanan yang ada di piringnya. Kevin menatap sedih ekspresi Brandon saat ini namun ia harap selepas ini Brandon bisa nyaman tinggal di sini.

****

Isu retaknya rumah tangga Ariel dan Berlian menjadi sorotan sejumlah media apalagi di masa kampanye begini yang mana semua informasi baik publik maupun personal akan dimanfaatkan oleh lawan politik untuk saling menjatuhkan. Begitu juga yang dirasakan oleh Ariel, sekarang banyak media yang datang padanya dan justru malah menjadikan pemberitaan mengenai retaknya rumah tangganya sebagai tajuk utama bukan mengenai visi dan misi yang menjadi janji kampanyenya.

"Apa-apaan mereka ini? Kenapa sibuk sekali memberitakan soal masalah pribadi dibandingkan kampanye?!" seru Ariel kesal saat melihat banyak artikel yang berseliweran di internet.

"Kamu tak perlu memikirkan itu, Papa akan membereskan semuanya," ujar Andri tenang.

"Elektabilitasku agak menurun gara-gara pemberitaan itu!"

"Tentu saja Papa tahu, dan Papa juga sudah bertindak jadi jangan khawatir."

Andri tentu saja dibantu dengan sang besan sudah mendesain sedemikian rupa untuk menjadikan kedua anaknya kepala daerah untuk memuluskan ia dan keluarga melebarkan sayap usaha yang selama ini diganjal oleh lawan mereka di pemerintahan. Tasya yang juga hadir di ruangan ini hanya diam dan mendengarkan saja percakapan Ariel dan papanya.

"Ada masalah Tasya?"

"Nanti saja aku bicarakan pada Papa."

"Baiklah nanti malam datanglah ke rumah."

****

Desta memikirkan apa yang Kevin katakan untuk jangan mencoba mendekati istrinya lagi padahal setahu Desta, Kevin itu tak pernah mencintai Tasya dan mungkinkah bahwa Kevin melakukan semua itu demi menjaga citra Tasya yang saat ini maju sebagai kepala daerah?

"Keluarga orang kaya memang rumit sekali," desah Desta.

Desta kemudian meraih ponselnya dan melihat galeri ponselnya di mana di sana ada foto dirinya dan Wikka yang tersenyum lebar ke arah kamera. Desta berkaca-kaca menatap foto itu dan ia mengusap lembut foto Wikka yang di ponselnya.

"Ayah berharap bisa segera mengatakan yang sejujurnya padamu, Nak. Tunggu Ayah dan kita bisa hidup bahagia setelah ini."