Pernikahan Rere dan Haikal yang tinggal menghitung hari, terpaksa batal karena Rere diketahui hamil. Rere merasa jika dirinya menjadi korban perkosaan, tapi dia tak tahu siapa yang melakukannya karena dia dalam kondisi tidak sadar saat itu. Disaat dia hancur karena pernikahannya batal dan mengandung janin dari orang yang tidak dia kenal, Romeo datang dan menawarkan diri untuk menikahinya. Tanpa Rere tahu, jika sebenarnya, Romeo adalah orang yang telah menodainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DISITUASI TERJEPIT
Setelah Romeo menggedor sambil menekan bel cukup lama, akhirnya Gina keluar juga.
"Hai Rom." Sapa Gina sambil mengulum senyum.
Alih alih menjawab sapaan Gina, Romeo langsung melemparkan undangan pernikahan Haikal kewajah cewek itu.
"Jelasin, apa maksudnya ini?" Teriak Romeo sambil menatap Gina tajam.
Bukannya takut, Gina malah tersenyum sambil menunduk untuk mengambil undangan tersebut. Ada nama Haikal dan Rere disampul undangan, membuat hati Gina seketika terbakar.
"Baguslah kalau kau sudah tahu." Gina tersenyum miring sambil merobek undangan tersebut lalu melemparnya kedekat pintu.
"Jadi benar, Rere bukan anak Diana?"
"Begitulah." Sahut Gina enteng tanpa rasa bersalah sedikitpun. Melihat itu, Romeo makin naik darah. Dia mendorong badan Gina kebelakangan hingga membentur dinding lalu mencengkeram rahangnya.
"Jadi kau menipuku sialan?" Bentak Romeo tepat didepan wajah Gina.
Gina mencoba melepaskan tangan Romeo yang menyakiti rahangnya. Dan ketika cengkeraman itu terlepas, Gina tertawa terbahak bahak.
"Jangan salahkan aku Rom, salahkan dirimu sendiri yang bodoh." Gina menekan dada Romeo menggunakan telunjuknya. Tersenyum meremehkan sambil melipat kedua tangan didada. "Bisa bisanya kamu percaya begitu saja denganku."
Brakk
Romeo menendang meja yang ada didekatnya hingga posisinya bergeser. Melampiaskan kekedalannya pada diri sendiri yang begitu bodoh.
"Apa tujuanmu melakukan ini semua?" Tanya Romeo dengan nafas memburu karena emosi.
"Haikal. Tujuanku adalah Haikal. Aku ingin memiliki Haikal."
"Dasar wanita psycho. Hanya demi Haikal, kau mengorbankan gadis tak berdosa. Aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Tak akan kubiarkan Haikal bersama wanita setan sepertimu."
"Hahaha..." Gina tertawa mendengarkan makian Romeo. Dia sama sekali tak peduli dikatakan psycho atau gila sekalipun. Yang penting, dia bisa mendapatkan Haikal.
"Kau tahukan Rom. Aku sudah lama kenal denganmu dan juga Haikal. Sudah lama juga aku memendam cinta pada Haikal. Tapi Rere, wanita yang baru dia kenal, justru dia pilih sebagai calon istrinya." Mata Gina berkaca kaca. Jika tak pernah menyangka jika Haikal akan jatuh hati pada Rere, sahabatnya sendiri.
"Tapi tidak harus dengan cara seperti ini Gin. Apa kau tidak punya rasa belas kasihan sedikitpun sebagai sesama wanita?"
"Aku tidak peduli dengannya. Aku hanya ingin menggagalkan pernikahan mereka dan mendapatkan Haikal."
"Haikal, Haikal , Haikal." Romeo muak mendengar nama itu terucap dari bibir Gina. "Hentikan obsesimu padanya, atau aku akan menceritakan semua ini padanya dan juga Rere."
Tawa Gina seketika pecah. "Romeo, Romeo, kamu ingin mengatakan ini pada Haikal? Apa yang ada diotakmu?" Gina menunjuk kepalanya sendiri. "Menurutmu, seperti apa reaksi Haikal saat tahu calon istrinya sudah kamu cicipi lebih dulu. Dan ibumu, bisa bisa dia kena serangan jantung jika tahu kau telah memperkosa calon istri Haikal."
Romeo mengepalkan kedua tangannya. Benar apa yang dikatakan Gina. Posisinya terjepit saat ini. Ibunya pasti akan sangat kecewa jika tahu dia telah memperkosa Rere. Dan dia tak akan sanggup menerima kebencian dari ibunya. Dan Haikal, kakaknya yang malang itu juga akan membencinya seumur hidup.
"Jadi saranku, diam saja. Ikuti permainanku Romeo. Kamu hanya wayang yang tak bisa berbuat apa apa tanpa aku sebagai dalangnya."
Bugh
Gina terjingkat kaget sambil gemetaran saat Romeo tiba tiba menonjok dinding disebelahnya. Sebenarnya, takut juga dia menghadapi Romeo yang kalap seperti ini.
"Jangan harap aku akan menjadi wayangmu. Aku akan menghancurkanmu Gin. Aku akan mencari cara apapun untuk menguak kebusukanmu."
"Lebih tepatnya, kebusukan kita Rom. Karena disini, penjahatnya adalah kita. Dan Rere serta Haikal, mereka korbannya."
Romeo mencengkeram kedua bahu Gina. Dia sama sekali tak menyangka jika Gina bisa setenang ini meski kebusukannya bisa saja dia bongkar sewaktu waktu.
"Lepas Romeo, kau menyakitiku." Gina berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Remeo. Tapi cengkeraman itu terlalu kuat hingga Gina tak berdaya.
"Jangan meremehkanku Gin. Aku bisa berbuat yang lebih buruk dari ini." Romeo melepaskan cengkeramannya lalu mendorong Gina sampai hampir terjatuh. Bukannya takut, Gina malah tersenyum miring.
"Jadi kau mengancamku?" Romeo sampai heran. Gina, wanita itu sama sekali tak ada takut takutnya.
Gina mengambil ponselnya yang ada dimeja lalu menunjukkan sebuat video pada Romeo.
Mulut Romeo menganga lebar melihat video saat dia memperkosa Rere. Hanya melihatnya saja, Romeo sudah malu karena ketelanjangan mereka berdua ternyata sudah disaksikan oleh Gina, bahkan mungkin, ada orang lain juga yang melihat.
"Jangan lakukan apapun atau aku akan memposting video ini diinternet. Tak hanya video Rom, aku juga menyimpan banyak sekali foto bugil Rere. Jika kau tak ingin video ini dan juga foto bugil Rere tersebar, kau hanya perlu melakukan satu hal, DIAM."
Romeo merasa tubuhnya lemas. Dia sampai mundur beberapa langkah kebelakang saking syoknya. Dia sama sekali tak mengira jika Gina sudah merencanakan ini semua dengan sangat matang. Bahkan sampai memvideokan adegan perkosaan itu.
.
.
.
Hoek hoek hoek
Jia memijit tengkuk dan punggung Rere. Dia kasihan dengan putrinya yang beberapa hari ini selalu mengalami mual dan muntah. Rere yang merasakan tubuhnya lemas, dipapah Jia menuju kursi tempat makan. Dibuatkannya Rere teh hangat agar baikan.
Melihat wajah Rere yang pucat mirip mayat hidup, membuat Jia khawatir.
"Beneran kamu masuk angin Re, jangan jangan asam lambung kamu tinggi. Bisa saja gara gara stress mikirin pernikahan, asam lambung jadi naik. Saran ibu, mending kamu periksa ke dokter aja. Pernikahan kamu tingga 10 hari. Jangan sampai pas hari H malah sakit."
Rere memang sangat stress akhir akhir ini. Persiapan pernikahan benar benar menguras tenaga dan pikirannya.
"Iya Bu, besok Rere ke dokter." Sahut Rere lalu menyesap teh hangat buatan ibunya. Tenggoran dan perutnya seketika terasa hangat dan nyaman.
"Jangan besok besok terus, keburu parah, bahaya. Mending hari ini."
"Gak bisa, hari ini Rere dan Haikal mau menyebar undangan keteman teman dekat. Besoklah Rere periksa. Lagian hari ini minggu, kebanyakan dokter praktek pada tutup."
"Janji besok, jangan ditunda lagi."
selamat meo n rere 💐🤗
momen yg dinanti reader, pengakuan Romeo, dan akhir cerita kisah Romeo nd Rere /Slight/
deg-degan juga menuggu momen itu 🙁