Suami Kedua Untuk Istriku

Stanley nampak acuh. Sama seperti kemarin saat ia bertanya pada nya.

" Stanley.... aku tidak mau... aku tidak mau menikah dengan Pria bule itu , aku ini istrimu, kita sudah menikah. Kenapa aku harus menikah lagi dengan pria asing yang bahkan tidak ku kenal "

Setelah memikirkan ulang keputusannya,  Reisya berubah pikiran. Ia tidak mau menikah dengan Evrard . Apalagi jika harus hamil anaknya.

" Stanley... "

" Kau harus hamil... jika tak ingin bercerai.. " jawab Stanley singkat padat dan menyayat.

" Aku hanya ingin hamil anakmu... bukan anak pria lain... " kata Reisya.

" Aku tidak mau menyentuh penipu sepertimu lagi... " jawab Stanley dingin.

" Stanley.... " Reisya mulai menitikkan air matanya.

" Sudahlah....tidak usah banyak drama lagi. Bukankah itu menyenangkan, bisa bercinta dengan pria asing ? Lagipula kalian akan menikah siri. Tinggal puas puasin di goyang bule, mereka mahir urusan  ranjang , kau pasti suka.... " ledek Stanley

" Stanley.... yang aku mau cuma kamu... "

" Bullshit.... "

" Stanley ... kumohon batalkan ide gilamu itu... "

" Konyol !! Kemarin saja  kau langsung bilang setuju menikah dengan dia kenapa sekarang mengemis ngemis minta di batalkan? Sudah, lanjutkan saja. Aku tidak peduli kau tidur dengan siapa, yang penting kau harus hamil. Kau harus mewujudkan kebohongan mu menjadi sebuah kenyataan. Mama dan Papa harus menerima cucu nya. Meski bukan anakku, seorang bayi harus hadir jika kau tidak ingin bercerai denganku. Titik!!!! "

" Stanley.... aku tidak mau melakukannya... aku cuma ingin melakukan itu denganmu... "

" Jangan merengek lagi... aku muak mendengarnya .  Pokoknya kau harus hamil.  Terserah kau memilih menikah atau kumpul kebo dengan pria lain .... pokoknya kau harus hamil. Nikmati saja buah dari kebohongan mu.... " Stanley  benar benar sudah mematikan hati nuraninya. Ia cuma ingin membalas Reisya dengan memberi nya siksaan batin.

Rasa sakit hati dan kecewa di hatinya pada Reisya sudah berakar dalam. Hingga ia mengabaikan semuanya. Ia hanya ingin sakit hatinya terbalaskan. Ia mematikan semua rasa belas kasih tanpa tersisa sedikitpun di hatinya.

" Sah !! " suara para saksi terdengar jelas begitu penghulu usai menikahkan mereka..

" Sekarang kalian telah sah sebagai pasangan suami istri. Sudah Halal " ucap penghulu tersebut. Evrard tersenyum simpul.

Reisya hanya bisa melinangkan air matanya sambil menoleh pada Stanley yang mengacuhkannya. Stanley malah asyik ngobrol dan tertawa dengan Shera yang nampak puas melihat proses pernikahan Reisya dan Evrard.

Ia begitu senang karena Stanley akan terbebas jauh dari Reisya  dan kembali merajut cinta mereka yang dulu berakhir karena menikah dengan Reisya.

.

.

.

.

.

.

.

" Malam ini aku akan menginap di hotel ini dengan mereka . Kau pulang saja... " ucap Stanley pada Reisya.

" Stanley .. aku akan menemanimu.... " ucap Shera.

" Tidak usah... Kau pergi saja. Ini tidak ada urusannya lagi dengan mu" tolak Stanley.

" Tapi... " Shera hendak menyangkal namun Stanley langsung menyahut.

" PULANG!!!! " ucap Stanley dengan ekspresi marah dan suara cukup keras.

Mau tak mau, Shera menuruti kata kata Stanley. Ia tidak ingin dibenci oleh Stanley  seperti Reisya.

.

.

.

.

.

.

Setelah semua orang pergi, kini yang tersisa di villa tersebut hanya Evrard, Reisya dan Stanley. Mereka duduk di sofa kamar Evrard tersebut. Reisya duduk di sebelah bule itu karena mereka baru saja menikah , sedang Stanley di hadapan mereka.

" ( Buat dia hamil ) .... " kata Stanley pada Evrard menyuruh untuk menghamili Reisya. Ia mengatakannnya dengan bahasa asing.

" (Apa kamu yakin? .. kalian berdua tampak saling memperhatikan satu sama lain )" tanya Evrard.

" (Itu bukan urusanmu ... lakukan saja ) jawab Stanley.

.

.

.

.

Stanley kemudian melangkah pergi menuju ke ruang lain.Kamar hotel Evrard begitu luas. Tempat tidur , kamar mandi, ruang duduk , semua bersekat dinding. Stanley memilih tiduran di sofa sambil menonton televisi.

Sedang Reisya mengikuti Evrard ke kamar Evrard. Reisya benar benar enggan namun melihat Stanley begitu enteng meninggalkan nya dengan pria asing membuat ia pasrah.

Evrard  menggandeng tangannya  mengajaknya memasuki kamar pribadinya dan untuk melaksanakan proses malam pertama pernikahan mereka.

.

.

.

.

' Ya Tuhan...ini gila...sangat gila... Suamiku menyuruhku menikah lagi dengan pria asing yang sama sekali tak aku kenal ini...

Aku bahkan sudah sah menjadi istri pria ini...

Tapi apa ini benar? Menikah di atas pernikahan?

Aku pernah mendengar hal seperti itu tapi justru suaminya yang beristri dua atau lebih..  itu poligami....

tapi ini aku yang menikah lagi dan memiliki suami baru.. poliandri?... Ini aneh tapi nyata...secara mendadak aku memiliki dua suami...sungguh tidak masuk di akal...

Lalu aku harus bagaimana?.. apa aku juga harus melayaninya seperti aku melayani Stanley?

Tidak...ini sulit ..aku tidak bisa membiarkan orang ini menyentuh tubuhku sesukanya... aku wanita.. kalau dia mencampuri aku, juga Stanley ...anakku tidak akan tahu garis keturunannya dari siapa...bapaknya yang mana..

Aku harus menolak ini... Aku tidak mau berhubungan dengan bule ini..

.

.

.

.

Reisya hanya bisa terdiam sambil menatap Stanley  yang nampak tak peduli ia berduaan dalam satu ruang dengan pria lain.

Sedang Evrard juga nampak kebingungan. Ia mengerti jika ia memang di suruh menikahi Reisya untuk membuatnya hamil dan ia menyetujui tawaran dari Stanley karena ia memiliki minat pada Reisya.

Namun sangat aneh karena pertama bertemu , langsung menikah. Masak iya ia langsung main cas saja. Meskipun cuma nikah siri pernikahan mereka sah . Dan kini keduanya sudah di dalam kamar pengantin.

Petugas hotel menyiapkan  sebotol besar wine dengan dua gelas cantik , biasanya para bule suka minum anggur dulu sebelum berhubungan karena di yakini akan membuatnya bertahan lebih lama saat bercinta. Dan itu akan memuaskan pasangannya.

Dan tempat tidur pun di taburi bunga untuk memperindah suasana .  Tak lupa  alat kontrasepsi juga siap . Beberapa kondom telah tersedia di sana jika Evrard ingin memakainya.

" ......" Evrard mengatakan sesuatu dengan bahasa asing yang tak di mengerti Reisya. Reisya nampak bengong tak mengerti

.

.

' Bule ini ngomong apa ?... Bahasanya benar benar tak ku mengerti...'

.

.

.

" What??   A..apa? .. kamu ngomong apa?" tanya Reisya bingung dan juga gugup.

"......"  lagi lagi bule itu bicara dengan bahasa planetnya. Namun kali ini  menggerakkan tangannya untuk memberi isyarat pada Reisya. Namun tetap Reisya tetap  tidak mengerti maksudnya.

" ......."

" Ya Tuhan...bule ini ngomong apa... Coba pake mbah google....this !!" kata Reisya sambil menunjukkan hp nya pada Evrard.

" Google translate " tambahnya. Evrard menepuk dahinya.

" ... " Evrard mengucapkan sesuatu sambil memperagakan gaya orang makan .

" Oo.... Si bule ini mau ngajak makan...iya iya..oke..." gumam Reisya  sambil mengangguk. Evrard pun akhirnya tersenyum.

Namun aneh setelah Reisya mengatakan  "  iya "   Evrard malah melepaskan bajunya.

" Hah? Lho...lho.... Kamu mau apa..." Reisya dengan cepat melangkah ke hadapannya  dan memegang kemeja Evrard.  Ia mencegah Evrard melepas bajunya.

" Apa yang mau kau lakukan...kau bilang makan...kenapa pake lepas baju?.. Reisya tiba tiba merona sendiri saat ia berada begitu dekat dengan Evrard.  Ia jadi malu dan salah tingkah sendiri karena Evrard  menatapnya tajam.

.

.

.

' Ya ampun...bule ini sangat tampan sekali ternyata kalau di lihat lebih dekat... Mata hijaunya itu sangat indah... Dia terlalu tampan '

Diam diam Reisya mengakui ketampanan wajah bule itu. Terutama mata hijaunya yang begitu indah. Terlebih bule itu menatapnya tanpa berkedip. Dalam dan menusuk langsung ke jantungnya.

" Kamu mau makan nasi apa makan a...ku..?" tanya Reisya nya gugup dengan detak jantung tak karuan.

Reisya gugup dan panik saat Evrard memegang tangannya yang mencegahnya melepas kemejanya.

" ( Mau melepasnya sendiri ? ) " tanya Evrard dengan tatapan tajam yang seolah ingin mengulitinya.

Reisya tak tahu apa yang di ucapkan oleh bule jerman itu tapi ia bisa menebak jika itu pasti berhubungan dengan malam pertamanya. Mungkin hal yang erotis yang jelas pasti tak jauh dari rutinitas s\*ks karena mereka baru saja menikah.

.

.

.

'  Ya Tuhan....pria bule ini dia memang sangat tampan terlebih jika di lihat dari dekat.

Matanya hijau, alisnya tebal , hidungnya mancung sekali, dagunya tegas dan bibir tipisnya itu ... dia sangat mempesona ' batin Reisya

.

.

Ia begitu terpukau dengan pemandangan indah di depan matanya. Meski ia harus mendongak keatas karena Evrard terlalu tinggi.

Reisya sebagai cewek normal tentu saja terkagum kagum dengan ciptaan Tuhan yang begitu indah  yang kini berdiri di hadapannya itu. Daya tarik pria dewasa bule itu begitu kuat . Tubuhnya lebih tinggi dan lebih besar dari Stanley. Dadanya bidang dan atletis. Evrard sepertinya suka berolahraga. Luca Evrard memang sangatlah indah. Kata sempurna sangatlah cocok ia sematkan untuk menilai pria bule itu.

.

.

.

.

' Ya Tuhan , tolong kuatkan imanku. Pria dewasa ini terlalu mempesona. Tolong singkirkan otak kotor ku ini.  Aku mulai membayangkan sesuatu yang menjijikkan melihat tubuhnya '

.

.

.

" (istriku )..." ucap Evrard  pelan dengan pandangan lembut nan teduh.

" Kamu bilang apa ?.." tanya  Reisya tak mengerti . Evrard terus saja mengucapkan bahasa planetnya.

.

.

.

' Tidak...Tidak...sepertinya dia akan menerkamku....'

.

.

.

Reisya melepaskan tangan Evrard dan melangkah mundur perlahan. Ia semakin panik saat Evrard  pun ikut melangkah. Selangkah ia mundur , selangkah pula Evrard maju. Lagi dan lagi . Begitu terus sampai langkahnya terhenti saat tak ada tempat untuk mundur lagi. Di belakang tempat berdirinya adalah ranjang  tempat tidur mereka.

.

.

.

' Oh tidak !!! '

.

.

.

.

.

.

" Pergi..." ucap  Reisya bermaksud mendorong Evrard menjauh. Namun sialnya ia malah kecekluk dari sandal high heel yang di kenakannya. Sehingga bukannya mendorong Evrard menjauh, ia justru menarik Evrard  jatuh bersamanya karena tangannya berpegang di kemeja Evrard.

" Aduuh..." ucap Reisya saat ia jatuh dan tertimpa tubuh pria besar itu. Tubuh besar Evrard menjatuhi tubuh mungil Reisya. Kepala  Evrard  tepat berada di leher Reisya.  Rasa geli dan bulu kuduknya berdiri saat hembusan udara itu menyentuh Leher Reisya.  Reisya tak bisa bergerak karena tertindih tubuh berat itu.

" Cih... Ternyata kau ini benar benar gampangan ya. Bilang tidak mau. Sekarang sudah pasang badan. Dasar wanita munafik.. Murahan !!" ucap Stanley yang keluar dari kamarnya dan melihat itu karena pintu kamar Evrard terbuka.

" Stanley...I..ini...tidak benar..." ucap Reisya seraya mendorong tubuh Evrard menjauh dan iapun segera bangun.

" Huh...masih saja berkilah. Sudah nikmati saja. Pisang ambon bule itu besar , pasti mantap. Lanjutkan saja!  " ucap Stanley kesal.

" Tidak Stanley... Ini salah paham " Reisya ingin menjelaskan ketidak sengajaan itu

" Minimal tuh tutup pintunya dulu !! Punya malu sedikit lah!! Jangan seperti binatang main di tempat terbuka tanpa punya rasa malu . Yah maklum sih pasanganmu bule " Stanley meledek kesal.

" Stanley..."

"  Sudah , lanjutin saja. Aku muak ada disini bersama wanita munafik. Aku mau pulang "

" Jangan tinggalkan aku Stanley. Aku ikut denganmu . Aku tidak mau disini bersama bule ini " kata Reisya yang takut di tinggalkan Stanley bersama Evrard.

" Jangan khawatir  Reisya, aku sudah bilang ke Mama dan Papa kalau kau lagi pulang ke rumah orang tuamu. Puas puasin main sama bule itu dan cepatlah hamil " tambah Stanley  seraya melangkah pergi meninggalkan tempat itu.

' Bruuakkk!!!' Stanley membanting pintu dengan keras. Dan pintu otomatis itupun terkunci. Tanpa Id card  yang di pegang oleh Evrard , Reisya tak bisa membukanya meski ia sudah menarik handle pintu itu berkali kali.

" Stanley !! "  Ia menyebut nama Stanley agar Stanley kembali namun nihil. Stanley rupanya benar benar pergi dengan tanpa perasaan meninggalkannya dengan pria lain di hotel itu.

.

.

.

' Semudah ini kau mencampakkan aku Stanley. Memberikanku pada pria lain. Bahkan kau membiarkan tubuhku akan di nikmati pria asing . Dimana hatimu Stanley ? Dimana cintamu. Apakah hanya karena kesalahanku membohongimu itu  kau jadi sebenci ini padaku? Dengan begitu  tega menyuruhku untuk hamil anak pria lain ?'

.

.

.

" Huaaa...." Reisya menangis keras karena ia sudah tak kuat lagi menahan kesedihannya.

Baru beberapa hari lalu rumah tangganya membaik . Hubungannya dengan Stanley pun menghangat.  Namun tiba tiba kini semua berubah.

Suaminya langsung berubah 360 derajat. Yang dulu begitu di cintainya kini berbalik begitu membencinya.

Evrard nampak kebingungan melihat Reisya  menangis. Ia juga tak tahu harus melakukan apa. Sepertinya istrinya itu punya perselisihan dengan Stanley. Laki laki yang menyuruhnya untuk menikahi Reisya itu.

Kendala bahasa membuatnya kesulitan berkomunikasi dengan Reisya. Ingin  menghibur Reisya pun ia tak bisa berbahasa Indonesia.  Reisya pun juga tak bisa berbahasa Jerman. Dan sepertinya juga tak mahir berbahasa Inggris. Mereka benar benar buntu dalam komunikasi.

.

.

.

.

Evrard cuma duduk di samping Reisya dan menungguinya sampai ia puas menangis . Setelah Reisya tenang, Evrard memberikan tisu padanya.

Reisya menghapus sisa air matanya dan mengeluarkan ingusnya pula.

" ( Ayo kita tidur ) " ucap Evrard sambil menyentuh punggung Reisya.

.

.

.

' Dia mengajakku tidur? Itu ... Dia mengajakku bercinta ??' Pikiran Reisya langsung ke arah negatif.

.

.

.

Reisya seketika membelalakkan matanya.

" ( Tidur? Bercinta? )" tanya Reisya cepat. Ia memakai bahasa inggris agar Evrard tau maksudnya.

" ( hanya tidur. Tapi jika kau ingin bercinta denganku , aku tak keberatan ) " jawab Evrard dengan bahasa Inggris pula. Reisya tak begitu mengerti karena ia pun tak begitu mahir berbahasa inggris.

" No no no no !!! pokoknya tidak. Tidak ada malam pertama . Aku masih sulit menerima pernikahan ini. Rasanya sulit di percaya kalau kau ini sekarang suamiku " Reisya mengatakan semua isi hatinya. Entah bule itu akan mengerti atau tidak , tapi yang jelas ia menolak bermalam pertama dengan bule itu.