Tragedi yang menakutkan,,,membuatku sadar akan kasih sayang Orang Tuaku...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. M yanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tragedi yang menakutkan
Karna kejadian tadi, aku menjadi tak berselera dan tak bisa menikmati kebahagian yang teman-temanku rasakan.
Aku putuskan untuk pulang saja, "Hem, aku pulang duluan yah? " pamit ku kepada temanku.
"Kamu pulang sama siapa Yan?"tanya Tika.
" Aku pulang sendirian, lagian ini sudah jam 2,udah mau hujan juga, kalian mah enak rumahnya deket sekolah. "
"Ya udah kamu hati-hati dijalan yah? " Luki pun me ngantar ku ke parkiran sepeda.
"Dah, sampai ketemu besok yah? "Aku pun melajukan sepedaku, karna sepertinya sudah mau turun hujan.
Di perjalanan Aku termenung, teringat ucapan Noval, aku tidak mengerti kenapa bisa seperti ini, aku ingin kembali berteman lagi, lebih baik aku datang ke rumahnya, minta maaf kepadanya karna mungkin aku yang salah pikirku..
Namun sungguh sial,sepedaku oleng, ku lihat ban sepedaku ternyata bocor, mana sepi sekali pas banget di tengah perjalanan, yang hanya ada perkebunan dan sawah tanpa ada rumah satupun, ingin putar balik pun tidak mungkin karna sama jauhnya,rintik hujan mulai turun, apes ku pikir hari ini.
Hujan mulai tambah deras, namun tak ada tempat untuk berteduh tak ada kendaran satupun yang lewat, tubuhku sudah mulai menggigil kedinginan, aku jadi teringat akan kenangan bersama Noval,masih ku tuntun sepedaku tapi rasanya aku sudah lemas sekali karna jarak rumahku pun masih jauh.
"IBU... "
Aku hanya bisa memanggil nama Ibu, karna sungguh rasa takut sudah menyelimuti ku.
Tiba-tiba ada dua orang laki-laki yang menghampiriku menggunakan sepeda motornya, tapi bukan nya aku merasa tenang justru aku semakin ketakutan, bagai mana tidak ku rasa orang ini sedang mabok, dan memiliki banyak Tatto.
"Neng, ngapain sendirian, sini ikut abang saja" Katanya,.
"Em gak usah bang, makasih" Dengan sopan aku menolak ajakan nya.
"Sudah lah neng ikut abang saja sini" tiba-tiba orang yang bonceng di belakang turun, dan menahan sepeda yang masih setia masih ku tuntun,.
"Em maaf bang, saya mau pulang Ibu saya sudah menunggu dirumah"
"Sudah lah neng kita mending bersenang-senang dulu, apa lagi eneng sudah kedinginan, biar abang hangatin"
"Bener tuh neng, ikut kita saja, di jamin neng senang" yang satunya lagi dengan kurang ajarnya memegang pundak ku,
Dengan keras ku tepis tangannya dari pundak ku, "Kalian jangan macam-macam yah? Kalau tidak aku akan teriak"
hahaha ..hahaha mereka pun tertawa, seakan mengejek ku.
"Triak saja neng yang keras, tidak akan ada yang dengar, apa lagi hujan deras seperti ini, sudahlah nurut saja sama abang, biar kamu selamat"mereka pun memandangi tubuhku yang basah kuyup dengan tatapan memangsanya, tubuhku bergetar hebat karna ketakutan, di tambah dingin nya hujan.
"Tolong.. tolonggg" Aku pun berteriak sekeras mungkin, berharap ada yang menolongku, tapi belum sempat berteriak kembali, orang yang satunya membekap mulutku, dan satunya lagi memegang tanganku, sehingga tanganku terlepas dari sepedaku.
Aku berusaha melepaskan diriku dari mereka namun dengan badanku yang mungil, aku tidak bisa menandingi tenaga mereka, aku mencari akal agar bisa terbebas,ku gigit tangan yang membekap ku, dan ku tendang orang yang memegangi tanganku, akhirnya aku bisa terlepas juga, aku berusaha lari, tapi sialnya aku memilih jalur yang salah, aku justru berlari ke arah perkebunan jagung.
Karna panik,ku lihat mereka mengejarku, aku terus lari tanpa melihat arah sehingga ku sampai di inti paling dalam kebun jagung itu.
"Aaaaaa,, " aku terjatuh,kakiku tersandung batu yang berada di depanku.
"Hahh mau lari kemana kau cantik? "
"Ternyata kamu menginginkan tempat seperti ini yah, untuk bersenang senang? "
"Ampun bang, ampun biarkan saya pulang" Aku pun menakup kedua tanganku memohon untuk di lepaskan,
"Hahahah enak saja kau ingin kita lepaskan, layani dulu kami"dengan kasar dia menjambak rambutku, tak ada belas kasihan dimatanya,
" Saya masih sekolah bang, tolong ampuni saya,saya mohon saya tidak akan melaporkan kalian kepada siapapun saya janji"dengan air mata yang tercampur air hujan aku memohon untuk di beri pengampunan, entahlah salah ku apa kepada mereka sehingga ku mengemis ampunan nya.
"Berarti kamu masih tersegel, bukan kah itu menambah kenikmatan dunia, sudah lah kau ikuti saja apa mau kami, agar kita bisa menikmati bersama-sama"
Tanpa menyerah aku berusaha mencoba melepaskan cengkraman tangan mereka, karna bagai mana pun aku harus menjaga kesucian ku, ini adalah salah satu kehormatan keluargaku, aku tidak ingin membuat mereka sedih karna ku.
Plaaaakkkkkkk
Perih dan panas yang mengalir dipipiku itulah yang kurasa dengan keji mereka menampar ku,
"Sialan kau Jal***ng, ku ajak kau nikmat, kamu tidak mau, seret dia ke gubuk sebelah sana" preman yang satunya pun menyeret ku dengan menarik rambutku, sakit sangat sakit bukan hanya fisikku tetapi juga dengan hatiku.
Tanpa belas kasihan, mereka menyeret ku sehingga kaki ku bergesekan dengan krikil yang ada di kebun itu, perih tidak lagi kurasa, kuharap ke ajaiban datang menolongku, setengah sadar ku rasakan tanganku sudah penuh luka akibat terkena batu.
Aku berusaha untuk tetap sadar, agar bisa mencoba melarikan diri.
Seketika aku teringat ucapan Ibu.
"Anak perempuan itu jangan suka keluyuran"
"Anak perempuan harus bisa jaga aurat"
"Anak perempuan itu tidak baik keluar rumah terlalu lama"
"IBU... maafkan anakmu ini, yang tidak bisa menjaga kehormatan keluarga kita" Air mata mengalir deras di pipiku, penyesalan pun sudah tidak ada gunanya.
Tak sampai disitu penyiksaan mereka, mereka mendorong ku hingga wajah ku terbentur batang bambu yang untuk penyanggah gubuk itu, darah mengucur dari mulutmu,rasanya aku sudah tak sanggup menahan rasa sakit yang kurasa.
*****
Note..
Tengah malem nulis ini, aku ikutan nangis sendiri... entah kenapa seperti luka yang basah namun tersiram air cuka.
karna aku baca marathon, kusatuin aja ya 10 🌹+5☕
ditunggu season 2 nya yookk bisa yookk 🔥🔥