Celine adalah wanita yang beruntung di cintai Lucky. Tapi ia tak tau kalau sebenarnya Lucky ini mempunyai kepribadian ganda, kalau ia sedang senang hatinya maka apapun yang kekasihnya mau akan di berikan tapi jika tidak maka siksaan yang Celine dapatkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Selama di dalam ruang UGD semua khawatir begitupun orangtua Salsa yang sudah di kabarkan mama Dinda dan menceritakan semua kejadian yang telah terjadi. Orangtua Salsa juga tak menyalahkan keluarga pak Broto sebab ini murni kemauan Salsa dan sudah musibah.
Krekk
Pintu UGD terbuka dan keluarlah suster yang menangani Salsa di dalam.
Semua orang tertuju pada suster tersebut dan mama Salsa Fida langsung menghampirinya karna ia ingin tau keadaan anaknya di dalam sana.
"Gimana keadaan anak saya sus, ujar mama Fida yang panik"
"Begini buk, anak ibu musti melakukan pencucian darah sebab racun yang ada di tubuhnya mulai menyebar. Dan kini dari rumah sakit kami kehabisan stok darah golongan AB+ kemungkinan yang berada disini mempunyai golongan yang sama, tanya suster tersebut"
"saya papa nya sus (sambil maju ke depan untuk mendonorkan darahnya kepada sang anak) ambil saja darah saya pasti cocok dengan Salsa."
"Baik pak, ayo ikut saya keruang pemeriksaan untuk mengecek apakah golongan bapak dengan pasien sama atau tidak, ajak Suster"
Pak Suganda mengikuti arahan dari suster tersebut, ia mau melakukan apa saja asal anak semata wayangnya selamat.
Sementara pihak polisi yang di hubungi mama Dinda yang sudah berada di tempat tujuan bergegas membawa ambulan yang diperlukan. Mereka mengecek apakah jenazah sama jumlah dengan laporan mama Dinda. Ternyata hanya 5 jenazah yang berada di hutan tersebut yaitu anak buah pak Broto sedangkan Lucky tak tau kemana rimbanya padahal ia sudah terkena tusukkan dan badannya membiru. Tapi siapa sangka ternyata malah orang yang di cari-cari selama ini tak ada di TKP.
Polisi pun bergegas mengidentifikasi jenazah tersebut dan lupa mengabarkan kepada mama Dinda dan pak Broto tentang hilangnya jenazah Lucky di hutan. Apakah ia masih hidup atau sudah meninggal, tapi kalau meninggal siapa yang membawa jenazahnya.
Mata pak Broto yang menerima telpon dari pihak polisi bahwasanya Lucky tak ada di TKP membuat ia ketar ketir ke depannya. Ia takut anaknya akan di culik bahkan di siksa lebih kejih lagi. Melihat reaksi suami Dinda ia menyenggol lengannya untuk ingin tau apa yang sedang terjadi.
"Kenapa wajah papa sebegitunya"
Pak Broto yang belum bisa memberi jawaban pada istrinya menarik nafas secara perlahan dan membuangnya secara kasar. Pak Broto bersandar pada kusri ruang tunggu yang ada di rumah sakit. Sedangkan mama Dinda yang belum dapat jawaban pada suaminya mendesak suaminya untuk menjawab sebab ia juga ingin tau apa yang terjadi di hutan sana.
"Pa, jawab mama dong ada apa sebenarnya yang terjadi dan apa yang dikatakan kepada polis sama papa, jawab mama pa, desak mama Dinda"
"Polisi memberi tahu kalau jenazah Lucky tak ada di TKP padahal jelas-jelas ia telah meninggal kenapa sekarang gak ada di lokasi, ucap pak Broto mulai frustasi."
"Apa papa yakin dia sudah meninggal, apa kita tadi ada mengecek denyut nadinya. Sementara kita pada sibuk ngurusi Salsa dan Celine pa"
Pendapat istrinya membuat pak Broto tersadar bahwa mereka tak sempat memeriksa apakah Lucky sudah tewas atau belum kalau belum maka bagaimana dengan Celine ke depannya, ungkapnya dalam hati.
"Ia ya ma, gimana dengan Celine ya ma kalau tau Lucky tidak ada di hutan"
"Biar nanti mama yang jelasi pa kalau semuanya sudah tenang. Kini kita hanya fokus kesembuhan Salsa dan Celine pa. Karna bagaimana pun Celine akan cacat pa, sambil merunduk sedih nasib sang anak yang cacat karna ulah lelaki jahanam"
"Nanti papa akan cari dokter terhebat yang akan mengobati kaki nya bahkan sampai keluar negeri pun papa tujuh untuk kesembuhan Celine anak kita ma, sambil merangkul istrinya untuk menguatkan keadaan keluarganya yang lagi terkena musibah"
Setelah membicarakan kasus Lucky kini pak Broto dan mama Dinda bergabung dengan Keluarga Salsa. Dimana Salsa ternyata sudah pindah di ruang perawatan begitupun dengan pak Suganda yang keluar dari ruang transfusi darah.
Satu persatu mereka melihat keadaan Salsa yang belum siuman. Kini Salsa tinggal masa pemulihan sebab racun yang ada di dalam tubuhnya sudah di keluarkan oleh pihak rumah sakit. Sedangkan Celine yang berada di kursi roda karna kakinya sudah lagi tak sempurna membuat ia pesimis tapi ia harus tegar menghadapi semuanya dengan selalu tersenyum untuk semua orang.
Kini pihak keluarga Celine pulang kerumah untuk beristirahat sedangkan pihak Salsa menunggu anaknya siuman. Celine yang mendapat kabar dari orangtuanya bahwa ia akan di bawah berobat ke luar negeri untuk menindaklanjuti cidera pada kakinya.
Di dalam mobil melaju dengan kecepatan sedang.
"Sayang, besok kamu mau ya mama dan papa bawak ke luar negeri untuk mengobati kaki mu ini, ucap mama Dinda dengan hati-hati. Ia tak mau membuat luka di hati anaknya"
Sementara Celine belum bisa menjawab pertanyaan mama nya sebab ia masih memikirkan sahabatnya yang belum siuman walaupun sahabatnya sudah melewati masa kritisnya. Setidaknya untuk meninggalkan Salsa dengan perasaan yang tenang.
Mama Dinda dan pak Broto berjanji untuk tidak memberitahu soal hilangnya Lucky di hutan, mereka tak mau membuat sang anak semakin tertekan. Biarkan ia dulu memulihkan kondisi fisiknya lalu mentalnya.
"Ya sudah kalau kamu belum mau jawab (sambil membelai rambut Celine yang berantakan) tapi kasih tau mama ya sayang kalau kamu sudah mau berobat keluar negeri"
Celine hanya mengangguk
Sesampainya di rumah Celine yang berada di kurai roda kini tidur di lantai bawah supaya memudahkannya untuk tidak naik turun tangga. Begitupun orangtua Celine yang beristirahat karna seharian menjalani aktifitas yang ekstrim dan menegangkan.
***
Esok paginya Celine mendapat kabar dari mama nya kalau Salsa kini sudah siuman dan mencari Celine.
"Cel, tadi mama nya Salsa telpon mama kalau Salsa sudah siuman sayang (sambil menuangkan lauk pauk di piring suami dan anaknya)"
Celine yang mendengarkan mengangkat wajahnya dan tersenyum senang sebab sahabat yang melindungi ia dari kekejaman Lucky akhirnya sadar.
"Nanti setelah sarapan kita kesana ya ma sekalian bawak buah-buahan untuk Salsa karna ia suka buah-buahan. Ujar Celine masih dengan senyum manisnya."
"Ia sayang nanti kita berangkat sama mama ya soalnya papa ada meeting sama klien"
Celine hanya mengangguk dan menghabiskan sarapannya. Begitupun dengan mama Dinda yang memakan makanannya dengan nikmat. Setelah selesai mereka pun pergi menggunakan taksi.
Dalam perjalanan Celine tak henti-hentinya tersenyum sebab Lucky yang sudah tewas dan sahabatnya kembali bersamanya walaupun ia musti kehilangan kesempurnaan dalam dirinya yaitu kakinya.