NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Sang Istri

Terjerat Cinta Sang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Maia_Icha

Raihanum Anggraini, gadis yatim yang miskin. Dia sangat mengharapkan bisa mendapatkan Kebahagiaan dari Pernikahan nya. Tapi pada kenyataan, semua keinginan itu harus tandas dan terkubur dalam dalam, saat mengetahui fakta pahit tentang suami yang baru di Nikahi nya. Haruskah dia tetap bertahan, atau mungkin pergi meninggalkan nya.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maia_Icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemukan nya

Pagi hari tiba

Tepat pukul delapan pagi, Aksa tiba di Pengadilan Agama dengan pengacara pribadinya. Sebagai seorang pengusaha sukses, tentu ia menggandeng lawyer berpengalaman untuk menangani kasusnya.

Dan sekarang, di ruang sidang lumayan luas nya. Kedua belah pihak antara penggugat dan tergugat sudah duduk berhadapan. Namun sayang, Hanum tidak terlihat di sana. Karena hanya ada pengacara bersama assisten nya yang hadir mewakili.

"Maaf, saya izin ke toilet sebentar," kata Aksa, dengan nada datar dan tegas seperti biasa.

"Iya baik, Pak." sahut pengacara nya

Aksa pun melangkah pergi meninggalkan keramaian, menuju ruang sempit dan lembab nya.

Sesampai di sana, dia mencoba menenangkan diri. Karena entah mengapa, diri nya merasa begitu resah dan gelisah.

"Kenapa hatiku merasa tak tenang, pertanda apa ini?" gumam nya, seraya memegangi dada nya yang terasa begitu sesak. Tak lama, Aksa membasuh wajah dengan air yang mengalir. Byur..

"Huft, dimana kamu Hanum? Apa boleh, kalau aku berharap kita bisa bersama kembali." perkataan itu begitu tulus dari hati terdalam, bahkan raut wajah nya penuh dengan pengharapan.

Sebenar nya sejak semalam, Aksa juga berharap bisa bertemu sang istri untuk menyelesaikan permasalahan mereka. Tetapi sayang nya, kenyataan malah berkata lain.

Dan sekarang, dia cuma berharap akan datang sebuah keajaiban yang menghampiri diri nya.

Di tengah lamunan dan keheningan yang menyelimuti, tanpa sengaja Aksa mendengar suara percakapan seseorang dari luar toilet.

"Bagaimana ini bos.?" tanya salah satu staff, pada atasan nya yang ada di hadapan.

"Gugatan nya sudah di cabut oleh client."

"Ha, bagaimana bisa.? Kita semua sudah ada di sini, pak Aksa dan pengacara nya bahkan sudah hadir." si anak buah sudah mengerenyitkan kening dan merasa keheranan.

"Lebih baik, sekarang kita ikuti saja agenda sidang hari ini, tapi selanjut nya kita akan mencabut berkas gugatan nya. Agar tidak ada kecurigaan dari pihak mereka."

"Tapi kenapa mendadak sekali?"

"Karena ternyata, Nona Hanum sedang hamil. Dia juga baru mengetahui nya. Jadi perkara ini, terpaksa kita harus di akhiri dan menunggu sampai melahirkan."

"Apa, hamil?"

"Sstt.. jangan keras keras, nanti ada orang yang mendengar nya. Ish' kamu ini.!"

"Maaf, maaf Bos."

"Kamu harus ingat, client kita berpesan jangan sampai ada yang mengetahui rahasia ini. Terutama Pak Aksa, jadi kamu harus hati-hati dengan mulutmu itu!" Titah si bos dengan tegas dan serius. "Siap, Bos." Tak lama, percakapan itu terdengar samar dan menjauh. Lalu perlahan menghilang entah ke mana.

Sedang didalam toilet, ternyata Aksa masih betah berada di tempat nya dan ikut menyimak pembicaraan yang sangat menggemparkan tadi.

Deg.. deg.. seketika jantung Aksa berpacu begitu kencang, dan terlihat begitu Shock tak percaya.

"Ja-di, Hanum Ha-mil.?" Bibirnya terasa kaku, hingga tak bisa berkata apa-apa lagi. Pikiran nya pun ikut berkecamuk dengan berbagai pertanyaan.

Drett.. Drett.. di tengah keterkejutan, tiba-tiba saja ponselnya bergetar keras dari dalam sakunya. Dengan perlahan, Aksa merogoh dan mengangkat panggilan tersebut. "Hallo, Pak Aksa, Anda ada di mana? Sidang akan segera dimulai."

"Heum, i-ya baik, sa-ya segera ke sana." walau dengan terbata, dia tetap menjawab pertanyaan dari pengacara. Sudah nya sambungan itu pun terputus.

***

Beberapa saat berlalu.

Sidang selesai, suasana hari itu seakan terasa berat, semua orang sudah berada dalam mobil masing-masing. Termasuk kedua pengacara yang sempat berbincang di toilet tadi, kini mereka terlihat mulai melajukan kendaraan dan memecah jalan raya ibu kota yang ramai lancar.

Tanpa di ketahui, ternyata kendaraan Aksa diam - diam ikut mengekor dan berjalan tepat di belakang.

"Aku harus mengikuti nya, karena pasti mereka tahu tentang keberadaan Hanum," gumam Aksa, dengan ketegangan di wajahnya.

Sepanjang perjalanan, pikiran Aksa sudah bercampur antara bahagia akan kehamilan istrinya dan sedih dengan keputusan Hanum yang menceraikan nya.

Dan kini, dia berharap ada keajaiban yang datang menghampiri diri nya.

"Ternyata, Hanum sangat membenci ku. Sampai kehamilan nya saja harus di rahasiakan.." lirih Aksa, dengan senyum penuh kepedihan nya.

Tanpa terasa satu jam pun terlewat, dan setelah melalui banyak jalan berkelok penuh lika-liku. Akhirnya mobil yang diikuti nya berhenti di rumah besar yang berada di perdesaan sejuk nya.

Bagi Aksa, tempat ini terasa sangat asing. Tapi hati kecil nya percaya, sesuatu yang di cari nya ada di sini.

"Sedang apa mereka?" tutur Aksa, saat memantau di tempat persembunyian yang ada di seberang jalan.

Tak berapa lama, tampaklah sebuah mobil mewah melaju ke halaman rumah tersebut. Dan menampilkan seorang pria tampan bersama wanita mempesona nya.

Deg..

Deg..

jantungnya mendadak berdegup cepat tak berirama, Ketika melihat sosok yang telah membuatnya hampir tidak waras selama beberapa bulan terakhir. Sekarang ada di hadapan.

"Ha..num.." rasa nya, perasaan Aksa bahagia sekali bisa menatap makhluk indah ini lagi. Dan dugaan nya terbukti sudah, kalau dua orang pengacara tadi lah perantara diri nya menemukan sang istri yang hilang.

"Tapi, bukan kah pria itu Reyhan.? kenapa dia bisa di sini dan bersama Hanum" rasa penasaran semakin menggerogoti hatinya, di barengi wajah kebingungan nya. Saat melihat sosok yang sangat ia kenali ada bersama sang istri.

"Atau jangan - jangan? Dia lah, yang selama ini menyembunyikan Hanum dariku." seketika rasa bahagia Aksa harus hilang, dan berganti rasa cemburu yang membara dan kemarahan yang meluap.

"Dasar, kurang ajar.!" tanpa pikir panjang lagi, Aksa langsung menghampiri sang istri yang berada di sebrang jalan nya.

Tapi mendadak, langkah kaki nya harus terhenti. Karena ulah pikiran nya tak sejalan.

"Tunggu.. kalau aku ke sana sekarang, tentu Hanum tidak akan mau ikut dengan ku begitu saja." tutur Aksa, yang sudah bisa menebak banyak drama perlawanan yang di lakukan Hanum.

"Lalu, apa yang harus aku lakukan?" otak nya mulai berpikir keras, Hingga akhir nya dia menemukan sebuah cara untuk membuat Hanum patuh ikut dengan nya.

"Ehm, aku tahu cara nya.." gumam nya, dengan wajah penuh misteri.

**

Malam Hari

Reyhan terlihat baru saja keluar dari rumah Hanum, seraya menggenggam erat gagang koper di tangannya. Saat hendak menaruhnya ke dalam mobil, tiba-tiba suara bariton menghentikan langkahnya.

"Rey, tunggu!" panggil Hanum dengan suara bergetar, membuat Reyhan berbalik untuk menatapnya.

"Iya, apa ada barang yang tertinggal?" tanyanya, sambil melihat tingkah Hanum yang begitu malu malu.

"Tidak, bukan itu." Hanum menarik napas, dan ragu untuk mengucapkan nya.

"Lalu?"

"Hem.. ini ada hadiah untukmu, Rey. Bukankah hari ini kamu berulang tahun?" akhir nya Hanum mengulurkan sebuah kotak besar berwarna merah, lengkap dengan pita emas yang menghiasi.

"Wah, ini benar untuk ku Hanum?" Seketika wajah Reyhan berbinar, di barengi senyum indah yang menggantung di bibirnya.

"Iya, Rey."

"Terima kasih banyak atas perhatianmu.." dengan yakin, dia menerima kotak dari tangan Hanum dan hendak membukanya.

"Nanti saja ya, dibukanya Rey..." bisik Hanum dengan wajah memerah dan ragu-ragu.

"Baiklah, karena ini hadiah sangat spesial bagiku. jadi aku ingin menikmati saat membukanya nanti." Reyhan tersenyum lembut, menatap mata Hanum yang jernih bagaikan permata. Tak ada yang lebih berharga di dunia ini, daripada perasaan bahagia yang muncul di antara keduanya. 

"Dan sebagai tanda terima kasih, aku akan mengajakmu dinner romantis setelah kita tiba di Kanada. Kamu mau, kan?" Dengan lembut, Reyhan meraih tangan Hanum dan mengusapnya penuh kasih.

Meskipun saling menyayangi, pasangan ini selalu dihadang oleh takdir yang menghalangi kesatuan mereka.

Namun, Reyhan tak pernah gentar menghadapi rintangan. kali ini, dia bertekad membawa kekasihnya ke Kanada selama setahun. Dan berharap Aksa tak bisa menemukan mereka di sana, jadi Hanum bisa melahirkan dengan aman tanpa diketahui siapa pun.

"Tentu aku mau, Rey," balas Hanum dengan senyum lembut nan haru di bibirnya.

"Kalau begitu, lebih baik kita pergi ke bandara sekarang ya." Dalam waktu singkat, Reyhan mengepak barang-barang penting yang dibutuhkan. Dengan hati dipenuhi sebuah harapan dan cinta untuk masa depan bersama.

Hingga koper terakhir milik Hanum di masukan, yang menandai selesainya persiapan mereka untuk mulai perjalanan baru dalam hidup nya yang berani dan penuh semangat.

"Sebentar ya, sepertinya aku ingin mandi dulu Rey." kilah Hanum.

"Baiklah, nanti panggil saja aku ke rumah. Kalau kamu sudah siap dengan semua nya." Hanum mengangguk, sedangkan Reyhan melangkah pergi menuju bangunan besar yang berada di depan. Karena rumah mereka memang saling bersebelahan.

Setelah masuk, Hanum pun segera memulai aktivitas membersihkan diri.

Tapi tak lama, terdengar suara ketukan pintu dari arah luar. Tokk.. Tokk..

Dengan sigap, Hanum segera berjalan menghampiri. Dan saat pintu terbuka, terlihatlah pria tampan yang tersenyum manis ke arahnya. Namun dia bukanlah Reyhan seperti perkiraan.

"Apa kabar, Sayang? Lama tak jumpa," sapanya, dengan nada lembut yang seolah menenangkan jiwa.

Deg.. Deg.. Jantung Hanum bergemuruh, bahkan tubuhnya langsung bergetar. Pria yang selama ini paling dibenci dan dihindari, kini ada di depan mata. Hatinya menjerit, ingin melarikan diri sejauh mungkin dan secepat kilat.

"Ma..ss.. Ak-sa.." suaranya terbata, tercampur rasa takut dan sesak. Hanum menggeleng-gelengkan kepala dengan cepat, seperti mengusir iblis yang merasuki dirinya.

"Tidak! Tidak! Pergi sana!!" teriak Hanum dengan panik dan histeris, dia mengingat hal terakhir yang pernah di alami nya.

Dan kini, mimpi buruknya seolah akan terulang kembali.

"Hanum dengarkan aku dulu."

"Tidak mau, cepat pergi!" dengan terburu buru, Hanum menutup pintu rumah nya. Dan menolak Aksa masuk, tapi tentu saja pria itu tak membiarkan begitu saja.

"Tunggu Hanum, tunggu dulu, jangan takut." dengan kedua tangan kekar nya, Aksa sigap mencekal tindakan Hanum hingga pintu terbuka lebar.

"Tidak, Pergi.. Pergi sana.! aku tak ingin melihat mu." Hanum terus saja berontak, bahkan sampai mendorong dorong tubuh Aksa dengan kasar nya.

"Tenang Hanum, tenangkan diri mu, aku takkan menyakiti mu. Aku hanya ingin bicara.." sekuat apa pun Aksa membujuk, ternyata luka nya begitu dalam membekas di ingatan Hanum. Hingga membuat nya semakin ketakutan dan sulit mengontrol diri.

"Tidak, Tidak, aku Tidak mau.!" teriak Hanum yang semakin meninggi, dan hal itu tentu saja sampai ke telinga Reyhan yang berada di rumah sebelah nya.

"Hanum??" Pria berkaca mata, yang sedang terduduk dengan laptop nya pun. Langsung berwajah panik, dan segera berlari secepat kijang menuju sumber suara. Karena takut terjadi sesuatu dengan wanita nya.

Dan setelah sampai, betapa terkejut nya Reyhan. Saat melihat Aksa sedang mengganggu wanita yang di cintai nya.

"Aksa Hentikan!!"

1
Nur Adam
lnju
Nur Adam
lnjut
Shinn Asuka
Mau baca terus, thor, jangan lama-lama hiatus ya!
Maia_Icha: Ashiap! kk/Smile/
total 1 replies
Maki Umezaki
Baper deh!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!