Azura adalah gadis cantik tapi menyebalkan dan sedikit bar-bar. Dia mendapatkan misi untuk menaklukkan seorang dokter tampan namun galak. Demi tujuannya tercapai, Azura bahkan sampai melakukan hal gila-gilaan sampai akhirnya mereka terpaksa terikat dalam satu hubungan pernikahan. Hingga akhirnya satu per satu rahasia kehidupan sang dokter tampan namun galak itu terkuak. Akankah benih-benih cinta itu tumbuh seiring kebersamaan mereka?
Cover by @putri_graphic
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DGGM 4. Bukan Pemuas Napsu
2 kata yang patut disematkan pada seorang Azura Karenina, Pejuang Tangguh.
Di saat dunia seakan ingin menghancurkannya hingga menjadi serpihan debu, di saat hidupnya terombang-ambing dalam sejuta kepelikan , di saat penopang hidupnya justru meninggalkannya hanya berdua dengan sang adik, ia tetap berusaha berdiri tegar. Menjadi pilar kokoh dan tembok pelindung bagi sang adik. Tak peduli sehancur apa dirinya, tak peduli selelah apa dirinya, ia akan tetap berjuang untuk kebahagiaan sang adik.
Masa bodoh dengan hidupnya. Masa bodoh dengan masa depannya. Yang penting ia tetap bisa menjaga dirinya dimana pun ia berada. Ia kini hanya hidup untuk adiknya juga untuk ... melunasi hutang orang tuanya yang tidaklah sedikit.
Singkat cerita, sebenarnya Azura terlahir dari keluarga yang berada. Ayahnya bekerja di sebuah perusahaan besar dengan jabatan dan gaji yang cukup tinggi. Hingga ayahnya tergiur dengan tawaran sahabatnya yang mengajak bergabung dengan usaha franchise yang tengah naik daun di kala itu. Ayahnya bahkan sampai menggadaikan rumah. Ia juga mengajukan pinjaman pada lembaga peminjaman dengan suku bunga tinggi. Sebutan kerennya rentenir berdasi.
Awalnya usaha itu memang memberikan keuntungan yang besar, dari situlah ayah Azura makin tergoda untuk mengembangkan lagi usahanya. Ia pun mengajukan pinjaman yang bukan main nilainya. Bukan ratusan juta, tapi milyar, 1,5 milyar. Saat uang tersebut cair, ia kembali mempercayakan semuanya pada sahabatnya itu. Tetapi setelah uang itu diserahkan pada sang sahabat, ia justru tiba-tiba menghilang. Ayah Azura mencoba mencari keberadaannya kesana-kemari namun hasilnya nihil. Dan yang lebih mengejutkan lagi, saat ayah Azura datang ke kedai makan cepat saji hasil franchise miliknya, ternyata kedai itu telah berganti pemilik. Akibatnya, ayah Azura jatuh sakit. Lalu saat ibunya hendak mengantarkan ke rumah sakit, keduanya terlibat kecelakaan hebat yang menewaskan mereka berdua meninggalkan Azura dan Melodi serta hutang-hutang yang tidak sedikit.
Brakkk ...
Azura datang ke club' malam tempatnya bekerja dan langsung merebahkan kepalanya di meja bartender membuat Leon tersentak.
"Heh, kutil, ngagetin aja loe! Galau, ya galau aja, jangan kayak orang mau mati gitu." cetus Leon kesal.
"Diam loe Leona!" sinis Azura.
"Gue Leon, bukan Leona. Emang gue cowok apaan dipanggil Leona. Entar gue dikira cowok jadi-jadian gara-gara mulut nggak ada akhlak loe itu."
"Emang loe nggak ada akhlak."
"Eh, enak aja loe sekate-kate."
"Emang salah kata-kata gue?" cibir Azura dengan menaikkan sebelah alisnya. "Kalau loe emang ada akhlak, loe nggak bakalan jualan minuman haram kayak gitu."
"Sialan loe, gue ini kerja, bukan jualan. Tolong bedakan itu!"
"Apa bedanya? Sama aja tuh!" tukas Azura seraya menjulurkan lidahnya.
"Ya ya ya, terserah loe aja. Yang waras ngalah." cibir Leon sambil mendengus.
"Sialan loe anying, gue juga waras ya!" ujarnya membuat Leon terkekeh.
"By the way, galau kenapa nih sampai tumben-tumbenan datang lebih awal?" tanya Leon seraya merapikan minuman di tempatnya. Biarpun mereka kerap bertengkar, tapi itu tidak pernah berlangsung lama. Pertengkaran itu mereka anggap intermezzo untuk mengembalikan mood masing-masing.
"Huh, biasalah. Besok jadwal bayar hutang tapi uangnya belum cukup. Bila biasanya cicilan perbulannya 5 juta, sekarang udah naik jadi 10 juta. Mereka bilang terlalu lama lunasnya kalau dicicil 5 juta perbulan. Gue pikir ada benarnya. Bisa-bisa sampai lebaran monyet pun nggak bakal lunas." ujar Azura sambil menumpukan dagunya di atas lioatan tangannya di atas meja.
"Emang monyet ada lebaran juga ya?"
"Loe kan saudaranya, harusnya loe lebih tau." ujar Azura seraya terkekeh kemudian ia segera kabur dari hadapan Leon yang sudah siap dengan segala umpatannya.
...***...
Azura melanjutkan pekerjaannya seperti biasa. Kesana kemari mengantarkan bergelas-gelas minuman beralkohol ke meja pengunjung. Seperti tak kenal lelah, ia lakukan pekerjaannya dengan penuh semangat.
Saat sibuk mengantarkan minuman-minuman haram itu ke meja pengunjung, ada sepasang mata yang menatap heran bercampur kaget sebab lagi-lagi ia bertemu dengan gadis menyebalkan itu. Sebenarnya bukan bertemu, tapi melihat sebab saat ini gadis itu tidak menyadari keberadaannya. Bisa kacau pikirnya kalau gadis itu melihat dirinya. Bisa-bisa ia tertular jadi gila bilsla terlalu sering berinteraksi dengan dirinya.
"Wow, liat pelayan itu! Cantik banget, bro. Penampilannya juga beda sendiri. Biarpun nggak terlalu terbuka seperti yang lain, tetap aja nggak bisa menutupi kecantikan dan body seksinya." tukas seorang pria yang duduk tak jauh dari Arkandra.
Dalam hati Arkandra mencibir, mau berpakaian lebih sopan dari yang lain tetap saja dia itu pekerja di club' malam. Siapa yang tidak tau pelayan club' malam, pasti pekerjaannya bukan hanya sekedar melayani mengantarkan minuman tapi bisa lebih. Pelayanan plus-plus istilahnya. Pakaian tidak menjamin sifat baik seseorang. Itulah yang ada di benaknya.
"Ini minumannya, kak." ujar Azura seraya meletakkan beberapa gelas minuman sesuai pesanan pelanggan. "Silahkan dinikmati." ujar Azura lagi lalu ia segera membalik badan hendak melanjutkan pekerjaannya.
"Hei, cantik! Ayo temani kami di sini!" tiba-tiba sebuah tangan mencengkeram lengan Azura dan menghentak ya hingga tertarik ke belakang dan hampir limbung ke atas tubuh si penarik. Tapi dengan sigap, Azura mengendalikan tubuhnya agar tidak sampai terjatuh lalu ia segera menghempaskan tangan lelaki itu.
"Tolong yang sopan ya, tuan!" ujar Azura dengan menekan suaranya tanda ia tidak menyukai tindakan sang lelaki.
"Cih, sok jual mahal sekali!" ejeknya membuat Azura geram.
"Kalian para lelaki ini aneh. Bila seorang perempuan berusaha menjaga dirinya dikatakan sok jual mahal, bila mereka terlalu mudah disentuh, malah diejek murahan, jadi sebenarnya kalian para lelaki ini mau apa?" cibir Azura pedas. Ia benci sekali dengan kata-kata sok jual mahal.
"Ternyata mulutmu itu cerewet sekali nona. Sudah seperti mulut emak-emak komplek." ejeknya seraya terkekeh. "Ayo, kemarilah, mari kita bersenang-senang! Kau mau uang kan, tenang saja, aku banyak uang, aku akan membayar berapapun asal kau mau bersenang-senang dengan ku." tukas lelaki itu seraya melayangkan tangannya hendak menarik pinggang Azura. Tapi dengan sigap Azura menahan pergelangan tangan lelaki itu dan menekuk ya hingga berbunyi krakkk ...
"Aaargh ... " teriak lelaki itu kesakitan.
"Jangan anggap semua wanita yang bekerja di club' malam itu sebagai gadis murahan, tuan! Sebaiknya bersihkan otak kotormu itu dari pikiran-pikiran menjijikkan seperti itu. Jangan karena kami bekerja di tempat seperti ini kau jadi menyamaratakan kami
Karena tidak semua wanita yang bekerja di club malam itu merangkap sebagai pemuas napsu." tukas Azura dengan sorot mata tajam. Lalu ia menghempaskan cengkraman tangannya membuat tubuh lelaki itu terhempas ke sandaran sofa. Sedangkan Azura segera berlalu meninggalkan lelaki itu yang sibuk dengan sumpah serapahnya.
Degh ...
Arkandra yang berdiri tak jauh dari sana merasa tertampar sendiri. Padahal bukan dirinya yang dikatakan seperti itu. Tetapi karena tadi sempat berpikiran sama seperti lelaki itu, membuat Arkandra sedikit merasa bersalah.
"Kurang ajar. Dasar gadis breng-sek. Tunggu pembalasanku. Aku pasti akan membalasmu sialan." teriak lelaki itu ingin menyerang Azura tapi ditahan temannya.
"Lepas, biarkan aku membuat pelajaran dengan jal@ng itu!" pekik lelaki itu ingin melepaskan diri dari cengkraman temannya.
"Sabar, bro, ini bukan tempat yang bagus untuk membuat pelajaran. Kau mengerti maksudku kan!" sahut teman lelaki itu sambil menyeringai.
"Ya, kau benar." balasnya ikut menyeringai.
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰...
Cerita yang lucu dan menggemaskan karakter tokoh utamanya Azura Arkan 😊😊😊