NovelToon NovelToon
Dunia Dalam Mimpi

Dunia Dalam Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lekyusi Dj

Mimpi dan dunia nyata adalah hal yang berbeda. Tetapi bagaimana jika ada dunia di dalam mimpi? Seperti yang dialami oleh Devalina, takdir hidupnya seperti sebuah lelucon. Wanita yang terlahir dengan penuh kesempurnaan, kini harus menemukan letak ketidaksempurnaan dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lekyusi Dj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 22 PANTI ASUHAN

(HARI KE-13)

Aku berjalan memasuki sebuah panti asuhan, ini pertama kalinya aku menginjakan kaki di sebuah panti asuhan selama hidupku.

Tempatnya sangat indah, disamping kiri dan kanan dihiasi dengan berbagai tanaman dan juga ada taman di depan halaman panti asuhan.

Ada beberapa anak yang sedang bermain disana, mereka terlihat bahagia sambil bercanda gurau.

Aku melihat anak-anak yang menghampiriku, terlihat dari wajah mereka ada ketakutan.

“M-maaf kak, kami ingin mengambil bola kami.” Kata seorang anak laki-laki yang paling tua

Aku melihat ke arah bawa dan melihat bola kasti yang tepat berada di bawa kakiku.

Aku mengambilnya lalu memberikan bola itu ke anak laki-laki sambil tersenyum ramah.

“Ini bolanya, kalian mainnya hati-hati ya.” Kataku dengan ramah

“Makasih kak.”

Mereka lalu berlari melanjutkan permainan mereka, tetapi tidak dengan seorang anak perempuan yang masih memperhatikanku.

“Adek kecil namanya siapa?” Tanyaku sambil berjongkong menyamakan dengannya

“Kiara kak.” Jawabnya dengan malu-malu

“Wahh nama kamu cantik seperti orangnya. Kiara kenapa tidak gabung sama teman-teman yang lain?” Tanyaku

Dia hanya menggeleng lalu menggandeng tanganku dan menuntunku masuk ke dalam.

Aku tidak mengomentari yang dilakukannya dan mengikuti langkahnya.

Kami sampai di sebuah ruangan yang bertuliskan “Ruang Istirahat”.

Kiara melepaskan tanganku lalu mendorong pintu ruangan itu dengan tangannya yang mungil.

“Kak Lia, Kak Lia ada kakak cantik disini.” Katanya saat melihat seorang perempuan yang umurnya tidak jauh dengan umurku.

“Kakak Cantik? Siapa sayang?” Tanyanya

Kiara lalu menarikku masuk mengikutinya.

“Ini kakak cantiknya.” Kata Kiara dengan senang

Aku memperhatikan wajah perempuan dihadapanku, dia juga balik menatapku dengan pandangan dinginnya.

“H-hallo selamat pagi, saya Devalina.” Sapaku dengan canggung

Perempuan yang dipanggil Lia itu tidak menggubris salamku, dia malah melihat ke arah Kiara lalu tersenyum.

“Sayang, keluar dulu ya. Lanjut mainnya sama kakak-kakak yang lain. Kak Lia masih harus ngobrol dengan kakak cantiknya.” Jelasnya

“Baiklah kak Lia nanti kalau sudah selesai bicaranya dengan kakak cantik. Kakak Cantiknya di ajak main sama kami ya kak Lia.” Katanya dengan sumringah

Setelah mengatakan itu Kiara keluar dari ruangan. Suasana di dalam ruangan menjadi lebih tegang, tidak ada wajah bersahabat yang diberikan Lia. Dia kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa memperdulikanku.

Aku menunggu beberapa menit sampai dia menyelesaikan pekerjannya, setelah itu dia melihat ke arahku.

“Langsung saja, apa yang ingin anda cari tau disini?” Tanyanya to the point.

Aku bingung merespon pertanyaannya, aku juga bingung kenapa aku diberi alamat panti asuhan ini.

“Maaf sebelumnya, saya juga tidak tau kenapa di beri alamat disini. Kemarin saya bertemu dengan orang asing yang menggunakan topi dan masker. Dia hanya memberikan saya secarik kertas lalu pergi. Di dalam kertas itu hanya berisi nomor telepon dan juga alamat ini.” Jelasku

Lia tampak sedang berpikir dan mengambil sesuatu dari dalam laci.

“Apa orang yang anda lihat seperti ini perawakannya?” Tanyanya sambil menyodorkan sebuah foto kepadaku

Aku memperhatikan foto itu tapi tidak bisa mengatakan orang itu adalah dia atau tidak karena foto yang diberikan adalah gambar seorang perempuan yang sedang menggendong anak kecil.

“Maaf tapi saya tidak tau karena seperti yang saya bilang orang itu menggunakan masker dan juga topi. Jadi saya tidak bisa memastikan bahwa dia adalah orang yang sama dengan foto ini.” Kataku

Aku melihat ada guratan kesedihan di wajahnya, entah apa yang sedang dipikirkannya. Aku berusaha mengingat sesuatu dari orang itu dan teringat dengan sesuatu.

“Saya ingat ada seperti bekas luka di bagian bawa matanya. Saya tidak ingat pasti karena wajahnya ditutup dengan baik tapi saya yakin melihat bekas luka di wajahnya.” Jelasku sambil mengingat detail wajah orang yang kutemui kemarin

Biasanya aku tidak akan mengingat sampai sedetail itu tentang seseorang, tetapi bekas luka di wajah orang itu membekas di ingatanku karena membuatku takut.

“Benarkah yang kamu katakan itu?” Tanyanya

“Iya saya yakin.” Kataku

Entah apa yang dipikirkannya tetapi dia seperti merasa lega setelah mendengar penjelasanku.

“Terimakasih banyak karena kamu sudah memberikan informasi yang sangat penting untuk saya.” Katanya merubah nada bicaranya. Wajah yang sebelumnya dingin menjadi lebih hangat dalam segejap.

Aku bingung melihat perubahannya tetapi bersyukur paling tidak dia tidak menatapku dengan wajah dinginnya.

“Saya tidak tau apa yang ingin kamu cari disini, tetapi mungkin jawaban pertanyaan kamu akan bisa dijawab oleh seseorang.” Katanya

Aku mengikuti langkah Lia yang berjalan menuju sebuah kamar. Lia mengetuk pintunya lalu masuk ke dalam sambil mengajakku.

“Permisi Eyang, bagaimana keadaan Eyang?” Tanya Lia pada seorang wanita paruh baya yang duduk di kursi rodanya

“Bagaimana sarapan hari ini? Apakah enak? Tadi Lia yang buatkan sendiri untuk Eyang. Besok Lia akan masakan Eyang makanan yang lebih enak lagi.” Kata Lia

Tidak ada respon dari Eyang tetapi Lia terus mengajaknya mengobrol.

“Ohh ya Eyang, ada seorang yang ingin bertemu dengan Eyang.” Kata Lia

Lia lalu membalikan kursi roda Eyang menghadap ke arahku.

BIsa aku lihat kondisi Eyang yang sedang fokus menyulam di tangannya.

Lia sudah menjelaskan situasi Eyang kepadaku, ada gangguan pendengaran dan tubuhnya yang juga sudah sulit bergerak karena umur. Eyang juga mengalami demensia yang membuatnya kadang lupa dengan kejadian di masa lalu. Jadi akan sulit jika aku mengajak ngobrol Eyang.

“Kamu siapa?” Tanya Eyang melihatku

“A-aku Devalina Eyang.” Kataku dengan gugup

“Siapa? Eyang tidak dengar.” Kata Eyang sambil berteriak

“DEVALINA EYANG.” Kataku dengan berteriak karena kaget diteriaki Eyang.

“Devalina?” Kata Eyang sambil memikirkan sesuatu

“Devalina Argantara” Kata Eyang membuat mataku terbelalak

Bagaimana bisa Eyang mengetahui nama belakangku.

“E-eyang tau namaku?” Tanyaku bingung

“Apa?” Teriak Eyang

“EYANG TAU NAMAKU?” Tanyaku ulang

“Kamu anak Tomi Argantara.” Kata Eyang

“Iya Eyang, bagaimana Eyang bisa kenal Ayah?”

Sebelum Eyang menjawab aku mengeluarkan foto yang kulihat waktu itu dan menyerahkannya kepada Eyang.

“Apa Eyang tau dengan orang yang difoto ini?” Tanyaku lagi dengan berteriak

Eyang tampak berpikir sebelum dia mengatakan.

“Iya Eyang kenal, anak ini…” Eyang menjeda kalimatnya

“Anak ini…. Siapa?” Tanya Eyang balik

Astaga jangan sekarang Eyang demensianya, ini moment penting yang harus aku tau.

“Eyang coba ingat-ingat lagi.” Kataku memaksa

Eyang tidak menjawab pertanyaanku sebaliknya Eyang bertanya kepadaku.

“Kamu siapa?” Tanyanya dengan bingung

Tubuhku rasanya seperti jeli mendengar jawaban Eyang.

Aku keluar dari kamar Eyang dengan wajah kecewa.

“Evalin, maaf banget ya sepertinya Eyang kembali mengalami demensia. Kamu tenang saja, Eyang biasanya akan secara acak mengingat percakapan ini dan akan mengatakannya. Jika itu terjadi saya akan menghubungi

kamu dengan segera.” Kata Lia

“Makasih banyak ya Lia, saya berharap Eyang bisa secepatnya mengingat sesuatu.” Kataku

“Iya sama-sama. Sebelum kamu pulang, mau jalan-jalan dulu nggak? Tadi saya udah janji sama Kiara buat ngajakin kamu main sama mereka.” Kata Lia

“Iya boleh, saya juga pengen ketemu lagi sama Kiara.” Kataku

Kami berjalan menuju ke taman.

“Kakak Cantik.” Teriak Kiara sambil berlari ke arahku

“Hati-hati adik cantik, kamu bisa jatuh kalau lari seperti itu.” Kataku

“Hehehehe, iya kakak cantik. Ayo kakak cantik, main sama aku dan juga dengan-“

Aku memperhatikan seorang yang berjalan ke arah kami.

“Kamu”

1
Ayang
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!