NovelToon NovelToon
Tuhan, Apa Salahku?

Tuhan, Apa Salahku?

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:99.7k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Anna, seorang wanita yang berjuang dari penderitaannya karena mendapatkan suami pemalas dan juga mertua yang membencinya serta istri dari ipar-iparnya yang selalu menghasut sang mertua untuk menciptakan kebencian padanya. siapakah Ana sebenarnya, bagaimana kisah masa lalunya, sehingga membuat ibu mertuanya begitu membencinya dan siapa dalang dari semua kebencian tersebut?

Bagaimana kelanjutannya, ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

flashback-lagi

Hari berganti. Dan malam yang ku nantikan itu tiba. Aku berdandan serapih mungkin dan aku tidak menerima tamu siapapun karena aku sudah berjanji menunggunya.

Aku menghampiri Mami Uji dan mengatakan padanya jika malam ini aku ada janji dengan seseorang.

Namun , siapa sangka jika ternyata ia mengijinkanku. Aku merasakan begitu penuh debaran saat menantikan kehadirannya.

Tak berselang lama, ia datang dengan sepeda motor butut yang sangat dikatakan tidak layak, bahkan penampilannya sangat sungguh diluar dugaanku. Dengan bercelana pendek dibawah lutut dan kaos oblong dia begitu sangat percaya diri menemuiku, berbeda saat pertama kali ia meminta aku menemaninya memandu lagu.

Tetapi entah mengapa aku tak menghiraukan penampilannya. Aku menyambutnya dengan senyum yang sumringah, entah mengapa aku merasakan debaran dihatiku semakin menderu.

"Ayo," ajaknya dengan melambaikan tangannya padaku. Tanpa ragu aku menuruti ajakannya. Lalu ia membawaku berjalan berkeliling, tetapi bukan mengarah kekota, tetapi lebih tepatnya seperti mengarah ke pesisir, aku belum pernah kesana.

Ternyata benar dugaanku, ia membawaku menyusuri pantai menikmati angin malam dan susana yang syahdu. Kami duduk dibebatuan sembari menatap ombak yang bergulung dibawah sinar rembulan.

Tiba-tiba ia menggenggam jemariku. Lalu menatap mataku. "Jika aku mengenalkanmu pada ibuku, apakah kamu mau?" tanyanya dengan serius.

Deeeegh...

Jantungku serasa berhenti berdetak. Aku tak pernah menduga dengan apa yang diucapkannya. Aku mengira ia membawaku keluar hanya sekedar untuk bersenang-senang saja.

Tiba-tiba bibirku bergetar, aku membuang pandanganku. Rasa sesak seolah menghimpit jalan pernafasanku.

"A-apakah aku tidak salah mendengarnya?" tanyaku dengan lirih. Bulir bening mulai menggumpal disudut mataku, seolah aku tak sanggup mengutarakan hatiku saat ini.

"Aku berkata serius, dan jika kau mau maka malam ini juga akan aku kenalkan," ucapnya lagi, lalu ia menarik daguku agar aku menatapnya.

"T-tetapi kau tau siapa aku, dan bagaiamana gelapnya duniaku," ucapku dengan menahan bulir bening yang meluncur dengan bebas.

Ia menghela nafasnya dengan berat. "Aku tahu itu, dan aku menerimanya," sahutnya dengan berusaha meyakinkanku.

Seketika duniaku seolah jungkir balik. Dengan cepat aku menutup mulutku karena tidak percaya dengan apa yang ku dengar barusan.

Aku menganggukkan kepalaku dan setuju dengan apa yang dikatakannya. Lalu ia menarik pergelangan tanganku, dan mengajakku pergi dari pantai. Aku hanya menurut saja, lalu kami menyusui jalanan dan keluar dari area pantai.

Setelah menempuh perjalanan 15 menit lamanya, ia memperlambat laju motor bututnya, dan ku lihat memasuki halaman rumah dan terlihat sebuah rumah berukuran yang sangat besar.

Aku mengerutkan keningku, fikiranku mulai kotor. Apakah ini rumah orangtuanya. Jika ia, maka ini akan menjadi bencana.

Bagaimana tidak, sedangkan suami pertamaku yang kehidupannya hanya biasa-biasa saja sanggup membuatku menderita dan kecewa apalagi jika ini keluarga yang terbilang cukup kaya menurut ukuranku.

Seketika nyaliku mulai menciut dan ini rasa gugup mulai menyelimuti hatiku. Aku ragu, dan mungkin lebih baik aku mundur saja.

"Tunggu," cegahku padanya.

"Ada apa?" tanyanya saat menghentikan motornya tepat dihalaman rumahnya. Terlihat ada dua mobil yang terparkir digarasi. Satu jenis pick up dan satu lagi mobil mahal.

"Aku ragu apakah ibumu akan menyukaiku," ucapku dengan deguban yang berubah haluan. Jika tadi aku bahagia, maka ini aku menjadi takut.

"Kita belum mencobanya," jawabnya mencoba meyakinkanku. Lalu ia mengajakku memasuki rumah. Aku semakin takut, dan ini sangat menghantuiku.

"Assalammualaikum," ucapnya.

"Waalaikumsalam," sahut seorang wanita dari dalam rumah dan terlihat seorang wanita paruh baya dengan berpakaian daster yang mana rambutnya diikat sanggul ala emak-emak rumahan.

Aku terpaku menatap rumah yang bagiku cukup luas. Interior didalamnya juga indah. Berbagai perabotan mahal terlihat menyambut kedatanganku.

Degub jantungku semakin menderu tak karuan. Bayangan akan penolakan ibu dari pria yang berusaha mengajakku untuk keluar dari dunia hitam mulai menggerogotiku.

Ku lihat wanita paruh baya itu menataku dengan mengerutkan keningku.

"Bu, ini dia," ucap pria yang tak lain adalah bang Johan.

"Wah, cantiknya," ucapnya padaku dengan begitu hangat saat aku menyalim tangannya.

"Ayo masuk," ajaknya dengan senyum yang begitu manis sembari membimbingku untuk duduk disofa.

Aku semakin gemetar. Aku takut senyum dan keramahan ibunya akan hilang setelah tahu siapa aku sebenarnya.

Ia beranjak bangkit dari duduknya, lalu membuatkanku segelas teh hangat dan setoples camilan, lalu menghidangkannya padaku. Semakin ia berbuat baik padaku, maka semakin besar rasa takutku.

Ku lihat Bang Johan pergi meninggalkan kami berdua, bahkan ku dengar suara motor bututnya pergi meninggalkan rumah, tentu saja ketakutanku semakin bertambah.

"Siapa namamu, dan kamu berasal darimana?" tanyanya dengan suara yang terdengar sangat lembut, namun bagiku itu adalah bagaikan bom waktu yang dapat meledak saat waktunya tiba.

"namaku Anna, dan aku berasal dari Medan," sahutku gugup.

"Oh, pantas saja logatmu berbeda," jawabnya lagi dengan lembut. Namun aku sangat heran, mengapa rumah sebesar ini terlihat sangat sunyi.

"Apa pekerjaanmu?" tanyanya lagi.

Aku semakin gugup dan tak mampu menatap tatapannya.

"Aku seorang janda, dan aku bekerja dicafe, menjadi pemandu lagu dan bekerja didunia hitam," jawabku jujur, aku tak ingin menutupi siapa aku sebenarnya hanya karena ingin mencari perhatiannya.

Aku bahkan tak berkhayal jika ia sampai menerimaku.

"Oh, begitu," sahutnya, tanpa ekspresi apapun. Aku semakin bingung harus bersikap apa.

"Apakah kau memiliki seorang anak?" tanyanya lagi.

Seketika ingatanku kembali pasa puteraku yang meninggal saat setelah aku lahirkan dimasa lalu. Aku menggelengkan kepalaku.

"Kau masih memiliki orangtua?" tanyanya dengan selidik.

Aku menganggukkan kepalaku.

"Oh, baiklah," ucapnya dengan lirih. Lalu tak berselang lama bang Johan tiba dengan motor yang lain, sepeda Ninja yang pernah ia bawa waktu datang ke cafe tempatku bekerja seorang diri.

"Jangan sering kamu pinjamkan motormu kepada si Rudi, nanti rusak dibuatnya, sebab ibu sering lihatnya berbalapan," ucap wanita tersebut.

"Iya, Bu," sahut bang Johan.

"Bu, aku mau mengantar Anna pulang," ucap Bang Johan pada ibunya.

"Mau kau antar pulang kemana? Ke cafe?" tanya wanita itu dengan tatapan yang tajam.

Aku semakin merasa gugup dan sangat takut dengan nada bicaranya yang terdengar tinggi.

"Iya, Bu," sahut Bang Johan.

"Apakah kau sudah gila?! Kau yang membawanya keluar dari sana, lalu mengapa kau ingin mengembalikannya lagi?" ucapnya dengan tegas, tentu saja hal itu sangat mengejutkanku dan juga bang Johan.

"T-tapi, Bu?"

"Tidak ada tapi-tapian, biarkan dia tinggal disini, dan mulai sekarang kamu harus memanggilku ibu," titahnya padaku. Tentu saja hal itu sangat membuatku terkejut.

"Kamu istirahat saja dikamar si Wita, sebab mereka masih dikampung, mungkin tiga bulan lagi baru kembali kemari, sebab ada masalah yang sedang terjadi," ucapnya padaku sembari menunjuk kamar yang berada ditengah.

Kemudian wanita paruh baya itu memberikan kunci kamar padaku. "Ini kuncinya, semoga kamu betah, ya," ucapnya dengan sangat lembut, lalu pergi meninggalkanku dan bang Johan yang masih tak percaya dengan apa yang terjadi.

1
Neulis Saja
is there a continuation?
Neulis Saja
utk kali ini tdk ada yg menolong karena terlampau sering berbuat masalah so enjoy it ehm 😀
Neulis Saja
i agree
Neulis Saja
padahal ibumu benar Fina kelakuanmu mungkin terpengaruh oleh lingkungan dan kamunya tdk pernah mempelajari agama Rabmu sehingga nasehat dari ibumu dianggap tdk penting dan merugikan , sayang pikiranmu picik
Neulis Saja
Fina kamu tdk merasa kalau kamu sdh terlalu menyakiti mertuamu, boro2 ingat sedekah mestinya kamu intropeksi diri karena kamu memiliki harta dgn cara kotor maka akan keluar lewat penyakit bukan karena disedekahkan, try to intropection yourself even though you are sick maybe that is a warning for you
Neulis Saja
i agree
Neulis Saja
rupanya sdh kalap dunia hanya tipu daya yg akan nencelakan kita kalau kita tdk bisa memanfaatkan dgn sebaik mungkin
Neulis Saja
makanya jadi org tua ketika ada info hrsnya diselidiki dulu jgn main ambil saja gak tahunya justru yg menghancurkan
Neulis Saja
ehm next
Neulis Saja
Allah yg membolak balikan hati seseorang maka mendekatlah pada Allah diseperti malam langitkan doamu agar hatimu menjadi tenang dan selalu intropeksi diri barangkali Allah memberi pelajaran karena kamu telah berbuat tdk adil terhadap anakmu
Neulis Saja
emak2 siksa dia dgn alat dapur biar kabur
Neulis Saja
Anna ibumu telah salah mendidik abangmu menjadi manusia serakah, tamak tdk puas kalau udah dikasih maunya semuanya biar yg lain tdk kebagian
Neulis Saja
next
Neulis Saja
selamat masuk penjara lagi lah
Neulis Saja
ibu yg baik pasti akan mengutamakan pendidikan anaknya utk bekal kelak jgn sampai seperti bapaknya kaya tapi kekayaannya tdk digunakan sekolah yg tinggi
Neulis Saja
aamiin 🤲
Neulis Saja
i agree Anna
Neulis Saja
cape kalau kerjanya sitik melulu
Neulis Saja
next
Neulis Saja
ehm kalau kamu merasa ada di atas maka hrs ingat bahwa satu waktu kamu pasti akan merasakan ada di bawah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!