Rania, mempunyai suami yang sempurna sebagai laki-laki. Dengan wajah yang tampan, tubuh yang bagus, Sudah bisa di pastikan ia adalah laki-laki sejati, tapi pernikahannya sudah berlangsung 1 tahun. laki-laki yang menjadi suaminya, tidak pernah menyentuhnya. Tapi kenapa? Apa alasannya sampai harus menikahi Rania jika ia tidak mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elleya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidur dengan jubah mandi? (Gak bahaya ta?)
Tok
tok
Suara ketukkan pintu membuat Rania dengan terpaksa berjalan menemui tamunya, ternyata seorang pelayan datang memberikan sebuah tas berisi baju ganti untuk dirinya. dan memberitahu bahwa Althaf sedang menunggunya di Restoran hotel.
Rania menyusuri anak tangga menuju Restoran tempat suaminya menunggu. Terlihat Althaf berada di sana tengah menyesap rokok miliknya. dengan terpaksa dirinya harus menemui Althaf, bagaimanapun dia harus menunjukkan pada halayak ramai jika pernikahannya dengan Althaf, adalah pernikahan yang harmonis.
"Duduklah, aku sudah memesan menu sarapannya" Rania hanya bisa menurut saat ini. dia duduk dengan tenang menunggu pramu saji membawakan makanannya.
"Hari ini aku akan turun ke dekat pantai, Apa kau mau ikut?
Rania berpikir sejenak, ia akan sangat bosan jika hanya berdiam diri di dalam hotel, terlebih di sini tidak banyak orang yang bisa dia ajak bicara. " Oke, jawab Rania menyetujui ajakan suaminya
Dua orang pramu saji datang dengan mendorong troli berisi makan yang terlihat lezat begitu tutup- tutup wadah itu di buka, semerbak bau makanan yang menggugah selera tercium tajam oleh hidung mancung mereka.
"Selamat menikmati Tuan, dan Nyonya" Ucap pelayan itu ramah, sebelum akhirnya mereka kembali pergi dengan membawa troli yang sudah kosong.
Sesekali Althaf mencuri pandangan ke arah istrinya yang tengah menikmati sarapan paginya. Ia masih bisa merasakan betapa lembut bibir yang kini tengah menyesap kuah sup dari sendoknya itu. Detak jantungnya muali berdegup kencang saat ia teringat ciuman pertamanya yang terjadi begitu saja tanpa kehendaknya. "Siall perasaan gelisah apa ini? Althaf tidak menyukai perasaan yang seakan menggelitik di dadanya kini.
Rania melihat Althaf yang sejak tadi menatap ke arahnya merasa terganggu. tapi lagi-lagi dia tidak ingin menunjukkan sosok nya yang penuh emosi. Ini adalah ruang publik, Sangat cocok untuknya menggoda Althaf, yang pagi tadi begitu memerah wajahnya hanya dengan sebuah ciuman darinya.
"Suamiku apa Sarapan yang tadi lebih nikmat di banding dengan makanan yang tersaji di sini?. Rania berkata sambil mengusap wajah Althaf, untuk menyadarkan laki-laki itu dari lamunannya.
" Apa yang kau bicarakan? Althaf bertanya penuh heran.
Rania kembali tersenyum puas setelah melihat ekspresi Althaf yang menahan malu pada dirinya.
Hamparan laut biru yang sangat indah, Matahari di siang hari yang terik tak menyurutkan antusias Rania untuk segera menikmati keindahan alam yang terhampar indah di hadapannya saat ini.
"Luar biasa" Rania berjalan dan berlarian di pasir putih pantai bukit pelangi, yang begitu halus.
Sementara Althaf berjalan perlahan sambil memikirkan konsep seperti apa yang akan dia pakai untuk membangun penginapan tepat di bibir pantai yang tampak begitu indah.
Sesaat ia terlupakan pada sosok Rania yang kini sudah semakin menjauh darinya. ia harus bergerak cepat kali ini. untuk mendapatkan keuntungan besar bagi perusahaan, dan sekaligus membuat lawan pesaingnya kalah telak dalam perebutan wilayah kali ini. bagaimanapun Kakaknya itu pasti akan melakukan segera cara untuk mendapatkan apa yang dia ingin kali ini. Terlebih lagi ini adalah ajang pembuktian Baik Arjuna atau Althaf, siapa yang lebih unggul dalam pengembangan bisnis di dalam negeri.
ALthaf Wijaya Salim
Tinggi badan sekitar 190 Centi meter, dengan berat badan 70 kilo gram. Ciri fisik Rambut hitam tebal, Bola mata hitam dengan bulu mata lentik, kulit putih khasnya orang Asia.
Rania Welly Xaverius
Tinggi badannya 170 Centi meter, berat badan 50 kilo gram. Ciri fisiknya Rambut hitam panjang yang lurus. Bola mata cerah berawan cokelat bulu mata panjang. Kulit putih bersih seperti kapas.
"Rania? Heii dimana kau? Rania?? Althaf baru menyadari jika Rania sudah tak nampak dari pandangannya. "Kemana perginya anak itu? benar-benar membuat susah saja membawanya bersama!
Althaf berlari menuju ke arah terakhir ia melihatnya. Terlihat bekas tepak kaki menuju ke pantai, kemungkinan besar Rania menyelam ke dalam laut saat ini. Tanpa berpikir panjang Althaf yang sedikit merasa khawatir akan keselamatan Rania. dia membuka jas dan sepatunya dengan terburu-buru, sebelum akhirnya ia melompat ke dalam air laut. Saat Althaf sudah berjalan sekitar sepuluh meter dari bibir pantai dia melihat Rania yang tengah asik berenang. "Apa yang kau lakukan? Teriak Althaf yang merasa kesal.
" Tentu saja aku sedang berenang! kau fikir aku sedang apa? menangkap ikan? Hahaa" Rania terkekeh melihat wajah Althaf yang menahan kesal.
Althaf segera menghampiri Rania dan menariknya ke tepian pantai. "Heii apa yang kau lakukan? " Protes Rania yang tak senang aktivitasnya di ganggu.
"Apa kau berencana untuk tidur dengan jubah mandi malam ini huh? Jujur saja aku sangat tidak masalah dengan itu, Tapi kau juga harus ingat aku masih laki-laki normal yang bisa menyerangmu kapan saja! Wajah Rania memerah dengan ucapan Althaf, ia sejenak lupa jika dirinya tidak membawa pakaian sama sekali saat datang ke sana.
Rania bisa membayangkan akan Semencekam apa malam nanti dirinya harus tidur dan berbagai kamar dengan Althaf, dan juga dia tidak membawa pakaian ganti. otomatis dia hanya akak memakai jubah putih itu dan tidak memakai pakaian dalamnya. "Sial kenapa tempat ini begitu jauh dari kota sih? Aku tidak akan bisa mendapatkan baju ganti dengan mudah sekarang"
Althaf tersenyum menang sekarang. Rania dengan berat hati menghentikan keseruannya bermain air.
Terlihat dari kejauhan Alex berlari ke arah mereka berdua. "Alex di sini?" tanya Rania pada Althaf, yang otomatis membuat Althaf menoleh ke arah Rania. Dug...Dug... Althaf mulai kembali merasa tidak nyaman saat melihat kemolekan tubuh istri yang tercetak dengan jelas karena pakaian yang di pakaiannya basah. "Apa aku gila? Kenapa aku menjadi seperti binatang buas saat melihatnya seperti ini? gumam Althaf.
Althaf yang menyadari, kehadiran Alex sudah semakin dekat, dia segera melemparkan jas miliknya untuk di pakai menutupi tubuh istrinya. Ia tidak ingin orang lain melihat tubuh istrinya dengan penuh nafsu, meski dia pun merasakan hal yang sama saat melihat lekukan tubuh Rania, secara otomatis organ lelakinya akan merespon.
"Pakai itu. Nanti Alex akan mencarikan baju ganti yang bisa kau pakai.
Sementara dari dekat terlihat dengan jelas barisan gigi putih Alex yang tertawa senang melihat keakraban kedua pasangan suami istri itu. " Jika terus seperti ini, aku tidak akan di repotkan lagi dengan mencari keberadaan wanita misterius yang Tuan perintahkan lagi" Ucapnya dalam hati saat ia tersenyum puas.
ditunggu up selanjutnya
semangat 💪🏻💪🏻💪🏻 dan sehat selalu kak