Setelah akadnya bersama sang suami, Aleta mengetahui fakta yang menyakitkan. Laki-laki yang baru beberapa jam menjadi suaminya ternyata selama ini mengkhianatinya. Lebih menyakitkan lagi selingkuhan dari sang suami yakni orang terdekatnya. Aleta hancur, hidupnya tak berati lagi, namun ia tak ingin hidupnya sia-sia untuk laki-laki yang telah mengkhianatinya. Ia bersumpah akan membalas rasa sakitnya kepada kedua orang yang sekarang menjadi incaran atas rasa sakit hatinya.
Namun siapa sangka? setelah mendapatkan kehancuran dalam hidupnya, Aleta justru dipertemukan dengan seorang laki-laki yang akan merubah hidupnya, ia juga yang membantu Aleta membalaskan dendam.
Arfandra Nanggala, laki-laki mapan,tampan, juga sangat pintar dalam bersandiwara, menyembunyikan setatus dirinya juga termasuk bagian dalam sandiwara Arfandra.
"Kamu tidak ingat perjanjian kita diawal?"
"Untuk sekarang aku masih ingat, tapi tidak tahu ke depannya."
Damn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 31
Sudah sekitar 2 minggu berlalu sejak kejadian di restoran waktu itu. Aleta terus menghindar dari Fandra yang mencoba mendekatinya, entah dengan cara apapun. Namun dengan diam dan sikap acuhnya Aleta seakan menjawan sudah jika gadis itu masih butuh waktu. Waktu untuk mengerti keadaan yang sebenarnya, juga orang yang selama ini ia kenal.
Desas-desus renggangnya hubungan keduanya jelas sudah tercium oleh teman-teman kerja Aleta. Bahkan beberapa rekan kerja yang lain kini mulai ada yang mendekati Fandra.
Kenyataan bahwa Fandra laki-laki biasa ternyata tidak menyurutkan para kaum hawa untuk mendekatinya. Lantas bagaimana jika mereka tahu seorang Fandra sesungguhnya? Yakin mereka akan dengan gila menyerahkan dirinya untuk laki-laki yang kini menjelma seorang OB.
"Tata, liat noh.. si OB ganteng masih usaha." Mili menyiku lengan Aleta.
Keduanya sudah berada di pelataran kantor, dan berniat untuk pulang. Kini sudah pukul 4 lebih. Memang waktunya untuk para karyawan kantor pulang.
"Ck, batu banget sih Ta? Awas lho aku yang maju," ancam Mili.
"Ya silahkan aja kak, lagian aku juga nggak ada apa-apa sama dia."
"Cih lagak kamu, aku tahu sebelumnya kalian ada apa-apa, gerak-gerik kalian sekarang ini kaya orang pacaran lagi ngambek tahu," ujar Mili.
Aleta menggeleng, ia jelas tidak terima dikatakan pacaran dengan Fandra. Yang ada Fandra itu sebatas rekan kerja Aleta, membantu Aleta untuk bisa cepat bercerai dengan Dipta. Dan itu sudah terwujud. Harusnya selain ucapan terimakasih Aleta juga membalas kebaikan Fandra selama ini dengannya, tetapi kenyataannya malah membuat hubungan keduanya renggang.
"Kak, kak Mili tahu dimana tempat tinggal Fandra?" tanya Aleta tiba-tiba.
Bukannya menjawab Mili malah tersenyum dan mengangguk antusias.
"Aku kasih alamatnya dong kak. Ini penting," ujar Aleta kembali mendapat anggukan kepala dari Mili.
"Kenapa nggak minta langsung sama orang aja sih Ta? Noh liat orangnya masih di sana tahu." Mili menyenggol lengan Aleta dentan tatapan mata menggoda.
"Ish, sudahlah aku mau langsung pulang saja," kesal Aleta berlalu meninggalkan Mili yang sedang memanggil namanya.
"Aleta! Is ngambekan banget sih?" dumelnya.
"Iris kuping gue kalau sampai kalian nggak ada apa-apa, segala masa bodoh," gerutu Mili menuju ke mobilnya.
Aleta berniat naik angkot, ia tidak akan naik taksi karena seperti yang sudah-sudah, taksi yang ia pesan sengaja Fandra gagalkan, meski pada akhirnya Aleta menolak dan memilih untuk naik angkutan umum, sekarang ini ia tidak berniat susah payah memesan taksi seperti yang sudah-sudah jika pada akhirnya ia tetap akan naik angkutan umum.
Fandra tetap gencar mencari cara agar bisa mengobrol atau bahkan hubungan mereka seperti semula. Tetapi Aleta juga semakin gencar menjauh dari Fandra.
Begitu terus selama kurang lebih 2 minggu ini. Sampai bahkan pernah Aleta mengunjungi rumah orang tuanya, meski ia tidak disambut seperti sebelum ia bercerai dengan Dipta. Tetapi ia tetap berusaha untuk bisa dekat dengan orang tuanya. Fandra ternyata membuntutinya dan menunggunya, memastikan Aleta aman sampai di kosnya. Aleta tahu itu, tetapi lagi-lagi dia hanya membiarkan.
"Aleta." Fandra turun dari motornya.
Aleta baru akan masuk ke gerbang kosnya. Ia berhenti dan membalikan tubuhnya.
"Bisa nggak berhenti buat ikutin aku?"
Arfandra mengangguk pelan. Ia sendiri tidak ingin memaksa meski sudah mencoba, Aleta punya pilihan untuk itu.
"Kamu boleh jauhi aku, dan aku juga janji nggak akan ganggu kamu lagi, tapi bisa kan aku jelasin semuanya ke kamu?"
Terdengar helaan napas dari Aleta. Sebelum akhirnya gadis itu memberi sinyal jika ia memperbolehkan Fandra untuk menjelaskan.
Motor milik Fandra terus melaju, membelah jalanan ibu kota. Aleta sudah kembali naik di atas motor yang sudah banyak membantunya, selama 2 minggu ini motor itu tidak membawanya kemana-mana, dan sekarang ia kembali dibawa oleh motor buntut Fandra.
"Rumah siapa?" ujar Aleta dalam hatinya.
Fandra mengajak Aleta pergi ke rumah besar yang cukup jauh dengan kota. Bahkan gerbang rumah tersebut berdiri tinggi dan sangat kokoh, halaman luas yang banyak ditumbuhi pohon rindang dengan jarak yang tertata. Sangat sepi sekali, udara di sana pun sangat sejuk karena banyaknya tumbuhan.
"Kenapa kita ke sini?" pertanyaan Aleta membuat Fandra menoleh.
"Aku mau jelasin semua ke kamu, dan ngga ada yang aku tutupi lagi dari kamu."
Aleta menelan ludahnya susah. Entah kenapa ia jadi merasa gugup sekarang, padahal jika di perjalanan tadi Aleta masih merasa kesal dan tidak ada kegugupan dalam dirinya. Lalu sekarang rasa itu muncul secara tiba-tiba.
"Ayo." Fandra mengajak Aleta untuk mendekati pintu besar dengan warna hitam.
Aleta mengikuti Fandra dari belakang, banyak teka-teki dari dirinya sekarang, Fandra yang ia kenal seakan asing dan seperti orang lain terlebih ketika ia memasuki rumah besar yang terasa begitu sepi.
Seseorang tiba-tiba datang dan sedikit membungkukan badannya. Aleta menyipitkan mata, ia merasa aneh dengan kedatangan ornag tersebut yang begitu hormat dengan Fandra, atau juga dengan dirinya.
"Ada yang bisa dibantu tuan Fandra?" tanyanya mendapat gelengan kepala dari Fandra.
"Lanjutkan lagi pekerjaanmu," balas Fandra diangguki oleh pelayan tersebut.
"Jelaskan saja sekarang."
Suara Aleta seketika membuat Fandra menghela napas.
"Kamu sudah melihatnya tadi kan?" tanya Fandra.
Aleta diam, ia tidak mengerti maksud Fandra baru saja, atau Aleta tiba-tiba menjadi bodoh logikanya tidak bisa bekerja.
Di depan Aleta. Fandra sengaja menghapus tahu lalat yang selama ini bertengger di sebelah hidungnya, rambutnya pun sedikit ia ubah sesuai gaya aslinya.
Aleta menatap pergerakan Fandra di depannya. Jantungnya tiba-tiba berdetak sangat hebat melihat penampakan Fandra saat ini.
Laki-laki di depannya seperti orang lain yang baru Aleta kenal, tetapi ketika Aleta menatap manik mata itu. Fandra yang sudah ia kenal kembali muncul.
"Maksud kamu apa?" Aleta memberanikan diri bertanya meski sebenarnya antara otak dan perasaannya sudah tidak terkendali lagi.
Fandra menanggalkan seragam biru muda yang melekat pada tubuhnya, lalu memakai kemeja putih panjang yang sudah berada di atas sofa. Mungkin itu memang sudah direncanakan oleh Fandra sebelumnya.
Glek. Mata Aleta tidak berhenti mengikuti jari-jari Fandra ketika mengancing satu persatu kemejanya.
"Aku mau pulang," ujar Aleta membalikan tubuhnya.
Ia merasa aneh melihat Fandra sekarang, ia tidak mengenal laki-laki di depannya yang ia kenal Fandra si OB ganteng yang sudah membantunya mengurus proses perceraiannya dengan Dipta.
Fandra mencekal pergelangan tangan Aleta. "Kamu belum dengar penjelasan aku?"
Aleta memejamkan matanya. Ia menggeleng dan mencoba untuk terlepas dari cekalan tangan Fandra.
"Aku hanya kenal seorang OB, bukan orang sepertimu."
"Tapi aku OB itu Aleta, lihat aku."
mau tau Fandra berapa lama redmoon nya😁😁🤭🤭🤭
cm seminggu paling kl ga 9 harian laaah.
tp kan hbs itu lgsg bs unboxing kq😁😁
sabar ya mas Fandra😉
nanti bakal ada masa masa indah pernikahan sm Tata🥰🥰
kenapa ketahuan nya setelah menikah.....
Dasar Dipta buaya kadal buntung. udah punya istri hamil masing aja jajan sana sini. awas aja Alesa bakal kena penyakit nya ntr😌😌😌
di dukung kq mas Fandra biar Arfanda Junior nya segera rilis dan mba Tata jg jd lupa sama dendamnya. biar fokus aja sm dede emes nya🤭🤭