NovelToon NovelToon
Mertua Adalah Maut

Mertua Adalah Maut

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Andini adalah seorang istri yang sudah menikah dengan suaminya yang bernama Fikhi selama 8 tahun dan mereka sudah memiliki dua orang anak yang masing-masing berusia 8 dan 6 tahun. Fikhi adalah suami yang setia dan tak pernah bermain api dengan wanita lain namun Andini merasa bahwa cobaan rumah tangganya bukan dari orang ketiga melainkan mertuanya yang bernama Ismi. Wanita tua itu sejak awal tak suka pada Andini, awalnya Andini tak mau ambil pusing dengan sikap mertuanya namun Fikhi tak pernah bersikap tegas pada Ismi yang membuat wanita tua itu sewenang-wenang padanya. Puncak kesabaran Andini adalah ketika Ismi yang meminta Fikhi menikah lagi dengan Nadine, wanita pilihannya untuk memiliki cucu laki-laki. Arini memberikan pilihan pada Fikihi, memilih dia dan anak-anak atau mereka berpisah saja karena Andini sudah tak tahan dengan sikap Ismi. Bagaimana akhir kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berusaha Meyakinkan

Andini memerhatikan sosok yang baru saja melintasi dirinya masuk ke dalam ruang guru. Andini awalnya tak terlalu memikirkan mengenai pria itu namun wajahnya asing bagi Andini yang sudah mengajar di sekolah ini selama 10 tahun. Andini sadar bahwa ia harus segera ke kelas dan mengajar dan tak mau larut dalam pemikirannya mengenai siapa pria asing itu. Selepas selesai mengajar kelas X-A kini Andini tak ada kelas lagi untuk ia ajar dan baru akan ada jam mengajar nanti setelah istirahat pertama yaitu jam pelajaran ke 5. Kini Andini berjalan menuju ruangan guru untuk istirahat dan mengecek pekerjaan para anak didiknya dan saat itu ia melihat sosok pria yang tadi ia bertemu secara tak sengaja di depan ruang guru tengah mengajar anak-anak di lapangan sekolah.

"Jadi dia guru barunya?" lirih Andini.

Harus Andini akui bahwa guru baru itu memang memiliki wajah yang tampan ditambah lagi guru itu memiliki senyum yang menawan namun buru-buru Andini menggelengkan kepalanya dan gegas menuju ruang guru sebelum otaknya makin menjadi-jadi memikirkan sosok guru baru itu.

"Mau apa lagi dia?"

Andini nampak kesal saat melihat sejumlah panggilan tak terjawab dari Fikhi, entah apa yang diinginkan oleh pria itu darinya lagi. Kalau memang Fikhi masih mau berjuang mempertahankan rumah tangga mereka maka Andini tak akan mau. Andini sudah yakin dengan keputusannya untuk berpisah dengan Fikhi bagaimanapun caranya.

"Aku tak mau menjawabnya."

Maka Andini sengaja tak menjawab telepon dari Fikhi yang sepertinya masih saja terus berusaha menghubungi dirinya hingga akhirnya pria itu menyerah dan mengirimkan sebuah pesan padanya yang mana Fikhi ingin bertemu nanti sore sepulang mereka kerja di sebuah restoran. Awalnya Andini tak terlalu memerhatikan pesan itu namun di akhir kalimat, Fikhi menulis bahwa ia akan membicarakan soal perceraian mereka yang mana pada akhirnya membuat Andini setuju untuk mau bertemu dengan Fikhi.

"Semoga saja ini bukan siasat liciknya."

****

Andini datang menemui Fikhi di sebuah restoran sore ini sepulang ia mengajar, ia sudah mengirimkan pesan pada orang tuanya mengabarkan bahwa saat ini ia tengah menemui Fikhi di restoran. Sriyati khawatir saat mendengar hal tersebut namun Andini berusaha untuk menenangkan sang ibu dan mengatakan bahwa ia bisa menjaga diri dengan baik.

"Pokoknya, kamu jangan sampai luluh dengan air mata atau bujuk rayu pria itu!"

"Tidak akan Bu, Ibu tenang saja."

"Baiklah, Ibu akan berusaha percaya dan tenang."

Maka setelah menunggu beberapa saat akhirnya sosok Fikhi pun muncul juga. Fikhi nampak tak bisa menahan senyum yang terkembang di bibirnya saat akhirnya bisa memiliki kesempatan bicara empat mata dengan Andini walau harus menggunakan alasan perceraian mereka sebagak dalih untuk menemui Andini.

"Apakah kamu sudah lama di sini?"

"Sudahlah Mas, bisakah kita langsung masuk pada intinya saja? Aku benar-benar tak memiliki banyak waktu untuk mengobrol hal tak jelas denganmu."

"Bagaimana bisa kamu memperlakukan aku begini, Andini? Aku masih suamimu."

"Mas mau bicara atau tidak? Kalau memang Mas tak mau bicara maka akan jauh lebih baik kalau aku pegi saja."

Andini sudah bersiap untuk pergi namun tangannya buru-buru ditahan oleh Fikhi.

"Kenapa sih kamu buru-buru sekali? Aku bahkan belum bicara."

****

Fikhi di sini ingin diberikan kesempatan lagi oleh Andini dan mempertahankan rumah tangga mereka. Fikhi mengatakan akan menceraikan Nadine setelah ini dan mereka bisa kembali bersama lagi. Andini menggelengkan kepalanya, walau Fikhi menceraikan Nadine namun tetap saja tak bisa membuat Andini yakin pada suaminya. Baginya ketika seseorang sudah berkhianat maka pengkhianatan itu pasti akan berulang di kemudian hari dan Andini tak bisa mengambil risiko seperti itu dalam hidupnya. Andini bukan wanita kuat yang bisa selalu berdiri tegak jika suaminya mendua.

"Maaf Mas akan tetapi keputusan yang sudah aku buat ini tak akan bisa diganggu gugat lagi. Semua sudah final."

"Apakah kamu tak mau memberikan aku satu kesempatan lagi, Andini?"

"Kesempatan apa yang Mas minta? Rasanya semua sudah sangat terlambat."

Fikhi menggelengkan kepalanya dan ia meminta Andini untuk diberikan kesempatan. Fikhi sangat memohon pada Andini yang alih-alih membuat Andini menjadi bersimpati justru malah membuat Andini menjadi jijik. Andini mengatakan bahwa Fikhi harus bisa move on dan mulai melupakan semua memori indah yang pernah mereka lalui selama ini. Fikhi tersentak kala Andini mengatakan hal tersebut dan Fikhi mengatakan bahwa ia masih tak rela dan tak akan hidup jika tak bersama Andini.

"Andini apakah kamu tega padaku?"

"Maaf Mas namun tolong hargai keputusanku."

****

Ismi menyambut kepulangan Fikhi di rumah, wanita tua itu kini lebih sering tinggal di rumah Fikhi ketimbang di rumahnya sendiri. Alasan kenapa Ismi memilih tinggal di rumah Fikhi adalah untuk mempengaruhi Fikhi supaya bisa menerima Nadine dan tak ada celah bagi Andini bisa kembali pada Fikhi. Ismi sama sekali tak rela jika Fikhi masih menaruh hati pada Andini padahal jelas Nadine lebih segala-galanya di atas Andini.

"Ya Allah, kamu dari mana saja? Kenapa jam segini baru pulang?"

Namun Fikhi sama sekali tak menjawab pertanyaan dari Ismi barusan. Hatinya hancur kala menerima penolakan dari Andini supaya mereka bisa rujuk kembali. Fikhi tak pernah membayangkan bahwa Andini akan bisa berubah menjadi seperti ini. Dulu Andini bahkan tak pernah menolak permintaannya atau bersikap dingin padanya namun kenapa sekarang justru semua berubah? Fikhi begitu sedih dibuatnya dan ia malah memikirkan nasib pernikahan mereka yang sudah menghasilkan dua anak yang juga ia sayangi.

"Fikhi, kamu ini kenapa? Ibu ini bicara sama kamu bukan sama patung!" seru Ismi kesal.

"Aku habis bertemu Andini dan meminta supaya dia tak memikirkan soal cerai namun rupanya Andini masih saja ingin bercerai denganku."

"Apa katamu? Jadi kamu habis menemui wanita itu lagi? Bukankah Ibu sudah mengatakan bahwa Andini itu bukan jodoh yang baik untukmu? Sekarang kamu bisa lihat sendiri kan? Apa yang Ibu ucapkan itu memang benar adanya."

****

Andini sudah pada tekadnya untuk bercerai dengan Fikhi dan ia tak akan mudah untuk digoyahkan oleh pria itu. Andini tahu bahwa ini adalah sebuah keputusan yang berat baginya namun kalau ia tak mengambil langkah ini maka selamanya ia akan terjebak dalam hubungan yang akan menyakiti dirinya sendiri dan Andini tak mau akan hal itu mempengaruhi mentalnya.

"Bagaimana hasil perbincangan kamu dengan dia?" tanya Sriyati saat masuk ke dalam kamar Andini menanyakan soal apa saja yang dibahas oleh Andini dan Fikhi.

"Mas Fikhi masih menolak kalau aku ingin bercerai."

1
Marifatul Marifatul
🤔🤔🤔
Mutia Akmar
ya Allah
tega banget ngomong gitu sama anak perempuan nya
Ma Em
Makanya Dikhianati kalau berumah tangga itu jgn mau diatur oleh orang tua berbakti sama orang tua emang bagus wajib hukumnya sekarang kamu menyesalkan karena terlalu menuruti kemauan ibumu.
Ma Em
Fian cepatlah lamar Andini dan menikahlah jgn sampai Fikhi mengganggu hubunganmu dan Andini
Holipah
pemeran utama nya lelet ky nya
Serena Muna: emang tahu siapa yang jadi pemeran utamanya?
total 1 replies
Holipah
kecerobohan orang klw mau cari bukti g d poto bt bukti mlhn langsung nlp orang yang bersangkutan
Lee Mba Young
knp gk di poto, HP kn canggih guru lagi, masak gitu aja gk bisa drpd di kira fitnah. sekarang kn jmn canggih kok
Holipah
mantan rujuk sorry y 🤣🤣
Lee Mba Young
rujuk iuhhh sorry ye,, mending jadi janda bhgia lahir batin drpd rujuk dng suami model gitu.
Ma Em
Rasakan tuh Ismi menantu kesayanganmu skrg sdh tdk peduli lagi sama kamu.
Ma Em
Fian itu modus sama Andini masa beli snack dapat coklat padahal mah emang sengaja mau kasih coklat sama Andini itu cuma alasannya saja.
Ma Em
Semoga Ismi segera mendapatkan karma yg akan menjadi penyesalan seumur hidupnya karena telah memisahkan Fikhi dan Andini
Ma Em
Luar biasa
Serena Muna: terima kasih kak
total 1 replies
Ma Em
Mertua yg tdk punya perasaan karena tlh merusak rumah tangga anaknya sendiri semoga Ismi dan Nadine segera mendapatkan hukuman yg menyedihkan karma yg sangat pedih untuk mereka berdua karena tlh merusak kebahagiaan orang
Wawang Baim
mampir
Serena Muna: terima kasih
total 1 replies
Mika Su
Harus lanjut ceritanya bagus
Serena Muna: terima kasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!