NovelToon NovelToon
ISTRI ADIPATI

ISTRI ADIPATI

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Transmigrasi
Popularitas:722k
Nilai: 4.8
Nama Author: Rani

Jatuh ke danau setelah tahu pacarnya berkhianat, Juwita malah dibawa melintasi waktu ke abad sebelumnya. Abad di mana kerajaan masih kokoh berdiri. Peradaban dunia kuno yang masih kental, yang tentunya tidak terjamah oleh teknologi modern sedikitpun.

Di dunia kuno ini, Juwita malah memasuki tubuh seorang putri cantik yang sangat dicintai oleh seorang adipati. Sayangnya, sang putri malah mencintai pria lain. Tidak sedikitpun menganggap indah keberadaan Adipati yang sangat tulus memberikan semua kasih sayang terhadapnya.

Bagaimana kisah hidup Juwita di samping Adipati dunia kuno ini? Akankah Juwita mengikuti apa yang putri kuno ini lakukan? Atau, malah sebaliknya. Berbalik, lalu mencintai Adipati? Atau, adakah hubungannya dunia kuno ini dengan kehidupan Juwita sebelumnya? Ikuti kisah seru Juwi di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode #22

Tidak hanya itu saja. Satya malahan juga menarik kursi untuk Juwita duduki. Di zaman ini, hal itu adalah hal yang paling halus untuk di lakukan oleh seorang laki-laki. Apalagi laki-laki itu memiliki pangkat tinggi seperti yang Satya sandang saat ini.

Ulah Satya membuat Wulan tidak bisa tetap menahan rasa kesalnya lagi. Ia pun bangun dari duduknya dengan cepat. Tak lupa, wajah kesal ia perlihatkan dengan sangat jelas.

"Yang mulia. Sikap apa ini? Anda tidak pantas melakukan hal rendah seperti barusan. Anda adalah seorang adipati agung yang sangat di hormati banyak orang. Apakah anda sudah lupa akan status mulia anda ini?"

Ucapan Wulan malah Satya tanggapi dengan seringai tajam menakutkan. "Apakah anda baru saja mengatur hidup saya, Raden Ayu?"

Bagaskara yang paham apa maksud ucapan Satya barusan langsung bangun dengan cepat.

"Raka. Maafkan Wulan. Dia hanya salah bicara."

Sontak. Tatapan tajam langsung Bagas terima.

"Salah bicara?"

"Apakah tamu terhormat dari istana raja memang selalu seperti ini, Bagaskara? Selalu suka salah bicara. Padahal, seharusnya dia tahu betul di mana batas kewajaran yang seharusnya ia miliki."

"Raka. Tolong pahami apa yang Wulan katakan. Dia -- "

"Cukup. Kalian berdua adalah tamu dari istana. Jadi, bersikaplah selayaknya tamu. Tolong jangan campuri urusan aku di sini. Karena aku sangat tahu apa yang sedang aku lakukan."

"Ayo, Dinda! Kita kembali sekarang. Waktu makan malam sudah tiba. Jadi, jangan buang tenaga di sini," ucap Satya sambil mengulur tangannya di depan Juwita.

Juwita tersenyum sambil tangannya bergerak menyambut uluran tangan dari Satya. Sementara Wulan yang kesal sebelumnya, kini terlihat sangat amat ingin marah. Sayang, dia tidak bisa melakukan apapun selain diam sambil menggenggam erat tangannya.

Tatapan tajam terlihat bagai elang yang ingin menerkam mangsanya. Tapi, sayangnya terlalu banyak penghalang yang membuat si elang tidak bisa bergerak.

Usai kepergian Satya dan Juwita. Bagaskara yang memarahi Wulandari.

"Kamu sungguh tidak bermoral, Wulan. Bisa-bisanya kamu merusak rencana ku dengan cepat."

"Diam! Aku bisa memakan mu sekarang juga sebagai pelampiasan rasa kesal yang saat ini bersarang dalam hatiku. Semua gara-gara kebodohanmu. Tidak ada satupun rencana yang kau buat berhasil, Bagas. Benar-benar tidak berguna."

"Apa!"

Meskipun marah. Tapi Bagas sadar kalau dia tidak mungkin melanjutkan amarahnya sekarang. Karena dirinya sedang berada di sarang macan. Si macan sendiri sedang tidak. Jika sedikit saja salah langkah. Maka hidup mereka mungkin akan berada dalam bahaya. Bukan keberhasilan yang akan mereka dapatkan. Melainkan sebaliknya. Kesengsaraan yang akan mereka terima.

"Sudah. Ayo kembali dulu sekarang. Kita tidak bisa tetap diam di sini, Wulan."

"Tidak. Aku tidak ingin kembali. Satya seharusnya menjadi milikku. Aku sudah susah payah datang ke sini hanya untuk dia. Bagaimana bisa ia malah mengabaikan aku hanya karena perempuan yang sama sekali tidak layak untuknya."

Dengusan berat terdengar dari mulut Bagaskara. "Heh .... Wulandari, tolong sadar akan posisi kita saat ini. Jangan tunggu Raka Satya mengamuk baru kamu bersedia pergi dari sini. Jangan lupakan siapa raka Satya itu."

Tatapan tajam langsung Bagas terima.

"Aku tidak lupa, Bagas. Sama sekali tidak lupa. Hanya saja -- "

"Ssttt! Pelan kan suaramu. Jangan sampai raka Satya mendengarnya."

"Ayo kembali dulu. Kita bicara di tempat lain saja. Tempat yang lebih aman dari pada aula istana utama ini."

Mau tidak mau, Wulan terpaksa mendengarkan apa yang Bagaskara katakan. Karena Bagas tidak hanya bicara kali ini, dia bahkan menarik tangan Wulan dengan sedikit keras. Mereka pun akhirnya meninggalkan aula istana utama dengan hati yang berat.

Sementara itu, makan malam Satya dan Juwi berlangsung sangat baik. Meski baru saja terjadi masalah dalam hati masing-masing. Tapi sepertinya, itu sama sekali tidak mempengaruhi napsu makan keduanya. Mereka tetap menikmati makan malam lahap.

"Dinda, sudah berapa kali kamu menatapku sejak awal kita makan hingga kita hampir selesai menyantap hidangan. Apakah ada yang salah dengan wajahku?"

Karena sudah ketahuan mencuri-curi pandang, Juwi seketika jadi malu akan apa yang sudah ia lakukan sebelumnya. Memang, sudah entah berapa kali ia terus menatap Satya sambil menikmati makan malamnya. Dia juga sudah tidak ingat sangking seringnya ia mencuri-curi pandang pada wajah tampan milik suaminya itu.

"Hah! Ap-- apa ... yang kanda katakan? Dinda ... dinda tidak sedang menatap kanda." Terlihat sekali kalau Juwi sedang sangat gugup saat ini. Bahkan, wajahnya kini sedikit merona akibat rasa malu yang bersarang dalam hatinya.

Ucapan itu langsung membuat Satya memperlihatkan senyum manis yang ia miliki.

"Ehem. Ada yang tidak mau mengakui perbuatannya nih sekarang. Uhuk! Wajahnya merah tuh."

"Hah? Ap-- apa? Kanda jangan main-main. Aku ... tidak sama sekali."

"Gugup tanda iya."

"Tidak."

"Semakin menyangkal, maka semakin terlihat."

"Ah, tidak."

Begitulah pada akhirnya Satya yang mengalah. Meski ia sangat bahagia bisa menggoda Juwi, tapi tetap saja, dia selalu ingin terlihat sebagai pelindung untuk wanitanya ini.

Beberapa waktu mereka habiskan dengan bercanda. Akhirnya, wajah serius Satya perlihatkan.

"Dinda, bolehkah kanda tinggal di istana utama malam ini?" Satya berucap dengan wajah ragu-ragu sebenarnya.

Jujur saja, Satya masih merasa takut akan penolakan yang akan Juwita berikan. Karena di malam pertama mereka menikah, Juwi sempat melempar Satya dengan cangkir perak. Lemparan itu tepat mengenai dahi Satya. Yang pada akhirnya membuat Satya terluka sampai harus mengeluarkan darah segar.

Sebenarnya, Satya bisa menghindar. Karena ilmu kanuragan yang ia miliki cukup hebat. Tapi, karena itu lemparan dari Juwita, maka Satya memilih pasrah. Budak cinta akut ini malah bersedia mengorbankan dirinya hanya untuk membuat puas hati wanita yang ia cintai.

Terkesan sangat bodoh memang. Tapi cinta memang sulit untuk di pahami dan dimengerti. Hanya karena rasa cinta, orang bisa saja merelakan nyawa mereka. Inilah Satya orangnya. Cinta buta yang gila membuat dirinya terlihat sangat menyedihkan. Tepatnya, sebelum Elsy Juwita meminjam tubuh Juwita Sari.

Karena tubuh ini sekarang milik Elsy Juwita, maka penolakan itu tentu saja tidak akan pernah terjadi. Karena Juwi pernah merasakan sakitnya dikhianati, maka hatinya langsung luluh ketika wajah ragu itu Satya tunjukkan.

Bahkan sekarang, karena wajah ragu yang Satya perlihatkan, Juwi malah merasa sangat bersalah saat ini.

Dengan cepat Juwita menyentuh tangan Satya.

"Kanda selalu akan diterima di istana ini. Tidak perlu izin dariku untuk kanda bermalam di sini. Karena seluruh bangunan ini adalah milik kanda, bukan?"

"Dan lagi, aku istrimu, kanda. Jangan lupa akan hal itu. Kamu punya hak atas .... " Seketika, ucapan itu Juwita gantungkan. Karena saat ini, dia sudah tersadar akan makna dari kata yang baru saja ia ucapkan.

'Aduh, Juwita. Kenapa kamu jadi separah ini sih sekarang? Ini namanya cari gara-gara, tahu gak?' Juwi berkata dalam hati sambil memperlihatkan wajah tidak enaknya pada Satya.

1
Serevina Simanjuntak
Luar biasa
Linda Devan
Kecewa
Linda Devan
Buruk
Phoobe Pudji
Luar biasa
Jamilah JT
ya sama2 di kasi sis.aku senang bengat bisa membaca dengan penuh dabaran hati.kerana takut ja sapasang kekasih tu ta dapat di satukan.tapi akhirnya bersatu ga walau pun banyak halangan yang menjadi halangan meraka berdua syukur dih selamat dan tamat.ma kasi...ya.
Jamilah JT
ya di terlalu banyak bengat iklan nya.
Jamilah JT
lanjutkan sis.na rapasain loh mulan siapa suruh mencari penyakit.
Jamilah JT
adoh kok bisa sa terjadi lagi.
Jamilah JT
lamjutkan adihkok mulan tukok cari penyakit dengan tuan muda.
Jamilah JT
lanjutkan sis
napa ni udah berhenti.ta kan udah tamat.
Jamilah JT
aduh apa kesudahan dengan cerita yuna.
Jamilah JT
lanjutkan
Jamilah JT
lanjutkan dis.aku tidak sabaran ni.toh jalan ceritanya asik benaran.
Jamilah JT
aduh lanjutkan sis.aku ingin tahu bagai mana yuna.dan bagas.apa kah meraka di kerjain olih tetangah.
Jamilah JT
lanjutkan soronok membacanya.
Jamilah JT
lanjutkan lo
Jamilah JT
lanjutkan sis
Jamilah JT
lanjutkan.
Jamilah JT
asik benaran terlalu asik jalan ceritanya.
Jamilah JT
lanjutkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!