Terpaksa Menikah Dengan Playboy

Thara tiba di bandara dijemput sopir kantor. Thara tidak sengaja menyenggol bahu seseorang dan dia terjatuh. Thara menolong orang itu untuk berdiri dan Thara dengan sopan meminta maaf karena ketidaksengajaannya.

"Hei pembantu! Sengaja lu ya!" Jasmin mendorong dada Thara.

"Maaf, saya gak sengaja. Anda tidak apa-apa?" Thara memeriksa keadaan Jasmin.

"Wahhhh, pura-pura lupa sama gue," Jasmin memperhatikan Thara dari atas ke bawah dengan penampilan yang berbeda. Thara berubah, lebih cantik. Yang membuat Jasmin marah, Thara pura-pura tidak mengenalinya.

"Maaf, saya tidak ingat Anda. Permisi," Thara berlalu menuju mobil.

"Sombong lu ya! Pembantu az belagu!"

Jasmin masih kesal, dia mengejar Thara dan menarik kerah belakang Thara. Thara memegang tangan Jasmin dan memelintir tangannya hingga tengkurap.

"Jangan macam-macam sama saya. Anda sopan saya segan!" Thara dengan keras melepaskan pegangannya. Thara berdiri dan meninggalkan Jasmin yang masih mencium lantai dingin bandara.

"Dasar pembantu sialaaannnn!" teriakan Jasmin menjadi perhatian semua orang. Jasmin memegang lengannya yang sakit. Jasmin terus mengumpat ke arah Thara.

Thara masuk ke dalam mobil. Thara penasaran siapa gadis yang baru saja ditemuinya. Pembantu, kenapa gadis itu memanggilnya pembantu. Apa dulu Thara seorang pembantu. Thara mencoba mengingat tapi saat ini kepalanya masih tidak sanggup membuka memori masa lalu.

"Nyonya Thara, Anda tidak apa?" Pak sopir melihat Thara yang memegang kepalanya lewat kaca spion.

Thara tidak menyahut, sopir segera membawa Thara ke rumah sakit. Pak sopir menelpon Dokter Liam. Dokter Liam menunggu kedatangan Thara di depan rumah sakit.

......................

Darren dan Kevin asik bermain pasir di pantai. Mereka membuat istana pasir. Kevin dan Darren begitu akrab. Darren menerima panggilan telepon dari Arsel. Arsel menyuruh Darren membuka link video yang baru saja dikirimnya.

Darren membuka video, Darren melihat video yang berdurasi 3 menit itu. Darren memperhatikan wanita yang ada di dalam video yang terlihat membela diri. Kevin mengenal suara yang ada di dalam video.

"Mama, Mama Kevin," tunjuk Kevin.

Darren melebarkan matanya. Darren memperjelas wajah wanita yang ada di dalam video itu. Darren mengenal Jasmin, tapi Darren tidak jelas melihat wanita yang ada di belakang Jasmin.

"Ini Mama Kevin?" Darren menunjuk ke Jasmin.

"Kevin, Kevin," panggil Desi.

"Mbak Desi," Kevin berlari ke arah Desi.

"Ayo kita pulang. Kevin mau ketemu Mama kan?" Kevin mengangguk dan menghampiri Darren.

"Papa, Kevin pulang. Ayo ikut ketemu Mama," Kevin menarik tangan Darren.

"Hmmm, Papa lagi sibuk. Nanti kita ketemu lagi ya," Darren mengusap kepala Kevin.

"Kevin mau Papa ketemu Mama, hiks," Kevin menangis.

"Kevin, ayo kita ke tempat Mama. Permisi Pak Darren," Desi menggendong Kevin.

Kevin tidak seperti biasanya melambaikan tangannya ke arah Darren. Kevin hanya menangis, menyembunyikan wajahnya ke dada Desi. Darren merasa bersalah, Darren terus terang mulai menyayangi Kevin. Tapi setelah tahu Kevin anaknya Jasmin, Darren malas untuk bertemu dengan mamanya Kevin.

Arsel kembali menelpon Darren.

"Apa lu sudah lihat video itu?" suara Arsel dibalik telepon.

"Iya, ternyata Mamanya Kevin adalah Jasmin," jawab Darren.

"Jasmin? Siapa Jasmin?"

"Jasmin sepupunya Thara. Ternyata bukan Thara. Sia-sia kita berada di tempat ini," Darren menghela napas.

"Darren, coba lu lihat, perhatikan, lebih teliti. Liat orang yang di atas Jasmin!" teriak Arsel.

"Weeiii, budeg telinga gue!" Darren balas teriak.

"Cepetan liaaaattttt!"

Darren kembali melihat video yang dikirim Arsel. Darren kali ini memperhatikan wanita yang ada di atas Jasmin. Wanita yang memelintir tangan Jasmin. Deg, deg, jantung Darren berdetak sangat kencang. Walaupun penampilannya sangat jauh berbeda, Darren sangat mengenal istrinya. Itu Thara, istri yang selama ini menghilang.

Darren bergegas masuk ke dalam mobilnya, menstarter dan meluncur ke jalan raya. Darren mencari mobil Kevin. Darren menelusuri jalan. Darren menyesal, Darren ingin bertemu Kevin. Darren mencoba menghubungi Desi pengasuh Kevin. Desi memberitahu sekarang mereka ada di rumah sakit.

Darren masuk ke dalam rumah sakit. Darren mencari ruangan yang diberikan Desi. Darren tersenyum di depan pintu ruangan. Darren melihat Thara yang terbaring di sana. Thara tampak cantik dengan pakaian kerjanya. Darren menyiapkan diri dan hatinya. Darren berniat ingin masuk ke dalam ruangan.

Tapi Darren mengurungkan niatnya. Di samping Thara, berdiri seorang pria berbadan tinggi, berkulit putih, bermata sipit, berwajah tampan menggendong Kevin. Mereka terlihat bahagia, tertawa bersama. Pria itu sangat perhatian kepada Thara. Thara juga terlihat nyaman bersamanya.

Darren mengira, dia adalah suami Thara. Mungkin Kevin bukan anak kandungnya. Darren terlalu berharap Thara masih setia dengan pernikahan mereka. Hanya karena Kevin mirip dengannya, Darren juga berharap Kevin adalah anak Darren dan Thara.

Darren dengan lesu, meninggalkan ruangan Thara. Darren tidak kuasa menahan sakit hati. Darren cemburu, Darren kecewa. Dada Darren terasa sesak, pandangannya berputar-putar. Napasnya tersendat, Darren jatuh tidak sadarkan diri. Para perawat berlarian ke arah Darren. Mereka membawa Darren untuk diperiksa.

"Dokter Liam, ada pasien pingsan di koridor," seorang perawat masuk ke dalam ruangan Thara.

"Kevin sayang sama Mama dulu ya. Om Liam mau periksa pasien dulu," Dokter Liam menaruh Kevin di samping Thara.

"Dadah Om," Kevin melambaikan tangannya.

Dokter Liam keluar ruangan dan masuk ke dalam ruangan yang ada di ujung koridor rumah sakit. Dokter Liam memeriksa Darren yang pingsan. Dokter Liam meminta perawat memasang infus dan alat bantu pernapasan pada Darren. Dan seorang perawat menghubungi nomor terakhir panggilan di ponsel Darren.

Setengah jam berlalu, Arsel mencari ruangan Darren. Arsel langsung disambut Dokter yang saat itu ada di ruangan. Dokter Liam memberitahu keadaan Darren. Saat ini Darren perlu beristirahat di rumah sakit. Darren mengalami serangan jantung. Keadaannya sangat lemah.

Dokter Liam bertanya apakah sebelumnya Darren pernah mengalami kecelakaan atau mempunyai penyakit jantung bawaan. Arsel bilang Darren pernah mengalami kecelakaan pesawat dua tahun yang lalu. Dokter Liam beranggapan mungkin ini efek dari kecelakaan, Darren harus banyak beristirahat dan menghindari stress. Dokter Liam permisi keluar ruangan.

Dokter Liam kembali ke ruangan Thara. Thara sudah mulai baikan.

"Bagaimana pasiennya Kak?" tanya Thara.

"Dia mengalami serangan jantung ringan. Mungkin dia stress. Efek dari kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Kamu sudah baikan?" Dokter Liam memeriksa keadaan Thara.

"Sudah mendingan Kak. Aku gak mau di rumah sakit. Aku mau pulang, boleh?" Thara sedikit memohon.

"Ayo sekarang kita pulang. Shift ku sudah habis. Ayo Kevin kita bersenang-senang," Dokter Liam menggendong Kevin.

"Kak Liam, sini biar aku saja," Thara mau mengambil Kevin.

"Sudah, biar aku saja," Dokter Liam menggendong Kevin keluar dari ruangan Thara.

Dokter Liam, Kevin, Thara dan Desi keluar dari ruangan. Dari jauh Arsel melihat kebahagiaan mereka. Thara begitu bahagia bersama Dokter itu. Apakah Thara sudah melupakan Darren dan selingkuh di belakang Darren? Apakah Kevin anak dari Darren? Mengapa Thara tidak mencari Darren sejak kecelakaan? Semua akan Arsel cari jawabannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...