Cinta Tuan Dokter Yang Posesif

Dea menatap seseorang yang kini tersenyum padanya.

"Gak baik pengantin baru malam malam duduk sendirian", ucap orang itu.

"Ka-kamu siapa?", tanya Dea dengan kening berkerut.

"Kenalkan aku Firza sepupu dari Kalen",ucap pria itu mengulurkan tangan.

"Dea...", jawab Dea menyambut uluran tangan Firza.

"Boleh gabung?", tanya pria tampan itu.

"Silahkan...",jawab Dea memberi ruang untuk pria itu duduk.

"Bagaimana dengan Kalen?",tanya Firza.

"Eh...

"Pria itu pasti sangat mengesalkan dengan mulut pedasnya",ujar Firza.

Dea hanya tersenyum tipis tak menjawab pertanyaan pria yang memiliki lesung pipi itu.

"Kuliah dimana?",tanya Firza.

"Baru mau masuk kuliah Kak",jawab Dea.

"Hahahaha...ya ya... usiamu pasti masih belasan bukan?",tebak pria itu terkekeh pelan.

"Ya Kak", jawab Dea..

"Ternyata Kalen seorang pedofil juga",ejek pria itu.

"Apa yang kau lakukan dengan istri orang malam malam begini Firza",ujar Kalen tiba tiba.

"Oh...aku hanya berkenalan saja dengan istri sepupuku ini",ujar Firza dengan gurauannya.

Kalen menatap datar Firza lalu beralih menatap Dea."Harusnya kau pulang ke Mansionmu bukan kesini,Tante Viona pasti menunggumu di sana",ucap Kalen.

"Mamaku lagi bertugas jadi aku merasa kesepian di mansion sendirian", jawab Firza acuh.

"Makanya menikah jadi kau tak akan kesepian",jawab Kalen.

"Aku akan menikah jika sama gadis persis seperti dia",ujar Firza menunjuk Dea dengan dagunya.

"Ck...sadar umur jangan menjadi pedofil",ketus Kalen.

"Hahaha... bukankah kau juga", timpal Firza.

"Dea masuklah ke kamar!",ujar Kalen datar lalu melangkah pergi meninggalkan sepupunya yang masih tertawa mengejeknya.

Dea dengan patuh mengikuti perintah Kalen untuk masuk ke kamar.Gadis itu sebenarnya masih ingin duduk disana tapi itu gagal karena kehadiran pria yang mengaku sepupu dari suaminya itu.

Dea melangkah dengan pelan menaiki tangga menuju kamar.Ia tau pasti suaminya akan mengatainya dengan kata kata pedas lagi..

Dea memasuki kamar dan ternyata tak ada seorangpun disana.Dea bernafas lega karena sang suami tak akan mengatainya.Gadis itu bersiap untuk tidur dengan mengambil selimut dilemari.

"Sepertinya kau memang suka tebar pesona, kemarin adikku dan sekarang sepupuku",ujar Kalen tiba tiba.

Dea tak menggubris ucapan Kalen memilih untuk diam dan bersiap untuk merebahkan tubuhnya diatas sofa kamar itu.

"Apakah kau tuli?",bentak Kalen.

"Maaf Tuan...

"Besok di kampus jangan pernah menegurku,kau mengerti",ujar Kalen.

"Ya Tuan", jawab Dea.

"Oh ya... besok kita kembali ke apartemen",ujar Kalen lalu menaiki tempat tidur dan merebahkan tubuhnya kekarnya diatas kasur empuk miliknya.

Kalen menatap sekilas Dea yang tidur dengan posisi memunggunginya.Pria itu memilih memejamkan matanya.Namun karena pria itu belum mengantuk semua memori tentang sang mantan kembali menyeruak membuat pria itu makin gelisah.

Kalen mendudukan kembali tubuhnya dan mengacak rambutnya karena hati dan pikirannya saat ini tak sejalan.Hatinya masih ada cinta untuk sang mantan kekasih tapi itu tak mungkin lagi terjadi karena ia takkan bisa menerima keadaan Aluna yang sekarang.

Bertahun mencintai tapi berujung dengan sebuah kenyataan pahit.Melupakan tak semudah mencintai apalagi begitu banyak kenangan manis yang mereka ukir bersama.

Kalen turun dari tempat tidur lalu duduk disofa berhadapan dengan Dea yang telah tertidur pulas.Pria itu menatap punggung Dea yang naik turun dengan teratur.Entah apa yang ada dalam pikiran pria itu sehingga sebuah senyuman terlukis di bibirnya.

Entah jam berapa pria itu terjaga hingga ia tertidur dengan posisi duduk diatas sofa.

Dea yang baru saja terjaga terkejut akan pemandangan itu.Gadis itu menyelimuti pria itu dengan selimut yang ia pakai karena tak tega pria itu tidur dengan bersifat di dada.

Dea melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri guna melaksanakan sholat subuh.

Setelah menyesuaikan dua raka'at sholat subuh tak lupa gadis itu bermunajat pada Allah untuk rumahtangga.Ia berserah diri kepada Tuhan seperti apa rumah tangganya ke depannya.

Sementara itu Kalen yang telah terjaga menatap Dea yang menadahkan tangannya berdoa disetelah sujudnya.Ingin rasanya ia ikut sholat,hal yang sudah lama ia tinggalkan semenjak kuliah dulu lebih tepatnya setelah ia kenal Aluna.

Dea menyimpan kembali mukenanya dan menatap Kalen yang juga menatapnya.Dia memutuskan lebih dahulu tatapan mereka.

Kalen tersenyum tipis lalu bangkit dari duduknya melangkah menuju kamar mandi.

Dea mengehela nafas panjang lalu keluar dari kamar untuk turun ke bawah.Gadis itu melangkah dengan santainya.Tak ia temukan satu pun anggota keluarga selain pelayan yang berlalu lalang sibuk dengan pekerjaannya masing masing.

Dea pergi ke dapur untuk membantu membuatkan sarapan.Namun ia tak diperbolehkan untuk mendekat karena semua pekerjaan sudah dihandle oleh masing masing pelayan.

Dea memutuskan untuk kembali ke kamar berharap Kalen telah selesai mandi.Dan benar saja pria itu baru saja keluar dari kamar mandi bersamaan dengan Dea memasuki kamar.

Dea langsung memasuki kamar mandi tanpa melirik Kalen setelah mengambil bathroff milliknya.Ia tak ingin pagi ini adu mulut dengan pria itu karena berujung pria itu akan menghinanya lagi.

Setelah sepuluh menit berlalu Dea menyelesaikan ritual mandinya dan keluar.Dea manatap sebuah gaun yang terletak diatas sofa.Gadis itu meraih gaun itu karena ia yakin gaun itu untuknya.Karena semalam Dea tak membawa apapun kerumah ini saat mertuanya menelfon jika suaminya berada di sini.Dan ia pun tak ada rencana menginap oleh karena itu ia tak membawa pakaian ganti.

Dea langsung memakai gaun itu dan ternyata begitu pas ditubuhnya.Entah siapa yang menyiapkan gaun itu ia pun tak tau.Yang terpenting ia bisa memakai gaun itu saat ini.

Dea menuruni tangga untuk turun karena ia yakin semua keluarga sudah berada di rumah makan.

"Kak Dea..."

Dea mengehentikan langkahnya saat Kaira menegurnya untuk pertama kalinya.

"Kak...aku minta maaf untuk semuanya",ujar Kaira tersenyum tipis.

"Ya...Kaira sama sama",jawab Dea.

"Yuk...bareng ke meja makan",ujar Kaira menarik tangan Dea.

Dea mengikuti langkah Kaira dengan raut wajah bingung.Ia kaget dengan perubahan sikap adik iparnya itu yang tiba tiba baik padanya.

"Wah...gaunnya begitu pas dengan kamu Dea",ujar Marisa.

"Iya dong Ma...ini gaun terbaik milikku, ternyata ukuran baju kita sama Kak", timpal Kaira.

Kalen menatap Dea dengan raut wajah yang tak terbaca.Pria itu mencuri pandang pada sang istri yang begitu cantik pagi ini.

"Duduk Dea...",ujar Tuan Wiliam menunjuk kursi kosong disebelah Kalen.

"Iya Kek... terimakasih",jawab Dea.

"Dea...ini kunci mobil untukmu agar mudah bolak balik kuliah",ujar Papa Rendra.

"Tapi Pa-

...****************...