NovelToon NovelToon
GLOW UP PADA WAKTUNYA

GLOW UP PADA WAKTUNYA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:805.3k
Nilai: 4.6
Nama Author: Savana Alifa

"Gak tahu malu! Lo gak ngaca? Lo itu jelek, gendut, item lagi! Bisa-bisanya mimpi mau jadi pacar Alder."

Suara sumbang itu terus terlontar dari banyaknya murid yang mengelilinginya, melemparnya dengan kertas bahkan dengan botol air mineral kosong.

Dimana letak kesalahannya? Gadis bernama Jasmine itu hanya mencoba menyatakan perasaannya pada pemuda bernama Alder, tapi ternyata di situ lah awal kehancurannya.

Mendapat perlakuan buruk dan bullying dari teman-teman sekolahnya, tak lantas membuat Jasmine menyerah. Meski nyaris tak waras, ia berhasil merubah dirinya. Dari seekor itik, menjadi angsa cantik!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

APA INI MIMPI?

"Apa maksud kamu?"

Alder tersenyum masam, "Maksud aku? Aku cuma mau ngomong, kalau kamu kesal sama aku, ngomong aja. Jangan di pendam, perlihatkan kekesalan kamu, luapkan saja, Nara. Lebih baik begitu dari pada kamu kesal tapi kamu tahan. Selain akan menjadi jerawat, bisul atau penyakit lainnya, memendam kekesalan juga bisa memperlambat proses penyembuhan kamu. Percaya deh, bebasin aja. Luapin apa yang kamu rasakan, bebaskan ekspresi kamu sesuai dengan perasaan yang kamu rasakan. Ngerti gak?"

Jasmine terdiam beberapa saat, lalu ia mengangguk. Ia sempat terkejut, ia kira Alder mengetahui sandiwaranya sebagai Nara. Ternyata tidak, apa karena ia terlalu memikirkan bagaimana jika Alder mengetahui siapa dirinya?

Lagi pula, kenapa harus takut? Jika pun Alder tahu Nara adalah Jasmine, bukankah bagus? Jasmine tak perlu banyak pura-pura, ia bisa bekerja dengan profesional tanpa memikirkan bagaimana caranya agar Alder tak mengetahui siapa Naraya.

Tapi hatinya justru berkata lain, akal sehat dan perasaannya bertentangan. Mungkin Jasmine mulai menikmati perannya sebagai Nara yang bisa dengan leluasa dekat dengan Alder. Karena jika Alder tahu Nara adalah Jasmine, belum tentu Alder mau dekat dengannya, begitu pikir Jasmine.

"Beneran ngerti kan? Gak cuma ngangguk aja?" Tanya Alder lagi.

"Iya aku ngerti," jawab Jasmine. Ia juga mulai menanggalkan bahasa formalnya pada Alder. Jasmine benar-benar mulai merasa nyaman dengan posisinya saat ini.

"Good, biasakan mengeluarkan uneg-uneg juga. Kalau ada apa-apa di omongin langsung, selesaikan saat itu juga dan jangan di biarkan berlarut-larut apalagi sampai di hindari atau kabur."

Jasmine berdehem, ia merasa tersindir. Wajar kan jika dulu Jasmine kabur atau lari dari permasalahan yang dia hadapi? Di usia muda ia sudah menerima berbagai hinaan, olokan dan tekanan. Masih waras saja sudah untung. Banyak yang bahkan mengakhiri hidupnya karena bullying seperti yang Jasmine terima.

"Hey, malah bengong. Ngerti kan?" Ucap Alder lagi.

"Iya-iya, aku mengerti. Lebih baik Pak Al tunggu di sana, sambil nonton TV. Aku jadi gak konsen, masakan aku gak jadi-jadi karena terus dengerin ceramah dari kamu."

"Apa kamu bilang? Ceramah? Kamu tuh ngeselin yah lama-lama! Orang kasih masukan kok di bilang ceramah, minta di sentil nih orang."

PLETAK

"Aw, sakit pak," Jasmine mengusap-usap keningnya, Alder benar-benar memberikan sentilan di sana.

"Itu hadiah buat kamu, cepat bereskan! Saya lapar," ucap Alder dengan ketus. Pria itu lalu pergi kembali ke ruang tamu, menyalakan televisi seperti yang Jasmine katakan.

Beberapa saat kemudian, aroma lezat tercium memanjakan indera penciuman Alder. Pria itu semakin tak sabar menunggu, perutnya sudah berdemo meminta asupan.

"Nara, cepat..." Ucapnya sedikit berteriak.

"Iya sebentaaaaar," Jasmine juga menjawab dengan sedikit berteriak. Bukan maksud membalas Alder, tapi jarak dari dapur ke ruang tamu memang sedikit jauh, jika berbicara pelan tak akan terdengar.

***

Alder menatap Jasmine yang tengah menata makanan di atas meja. Ternyata selain makanan yang terlihat menarik, Jasmine juga tampak segar dan membuat matanya enggan berpaling. Rambutnya yang setengah basah menambah segar penampilan gadis itu.

Wangi mawar yang menguar dari rambut panjang Jasmine membuat Alder seakan terhipnotis. Ada apa dengannya, jantungnya di dalam sana kembali berulah, dan hal itu membuatnya gugup.

“Kok diam saja, Pak? Tadi katanya lapar? Kenapa makanannya di anggurin? Malah liatin aku,”

Pertanyaan itu membuat Alder tergagap, ia semakin gugup saat Jasmine memergokinya. Aish, kenapa akhir-akhir ini ia sulit mengendalikan diri?

“Ini juga aku mau makan. Jangan geer, aku liatin kamu karena kamu terlihat jelek malam ini. Pake daster lagi,” Alder segera mengambil piring yang Jasmine sodorkan, gadis itu tampak menggerutu.

“Ini tuh bukan daster, Pak. ini drees, dress rumahan,” jelas Jasmine.

“Sama aja, di mata saya itu seperti daster,” Alder mulai makan, seperti biasa, rasa masakan Jasmine memang sangat lezat.

“Terserah kamu aja, laki-laki tuh emang gak tahu fashion,” Jasmine tak mau kalah.

“Hey, sembarangan! Kamu gak lihat penampilan aku? Kapan penampilan aku terlihat jelek? Gak pernah kan? Itu artinya aku fashionable.”

Jasmine berdecih, dalam hati membenarkan apa yang Alder katakan. Pria itu memang tak pernah terlihat jelek. Selalu tampan walau tidak mandi, itu menurut Jasmine.

“Ngomong-ngomong, kamu belajar masak sama siapa? Masakan kamu enak,” Alder mengalihkan pembicaraan.

“Dari Mama, Mama jago masak. Walau kami dulu hidup susah, makan seadanya, tapi apa yang Mama masak pasti selalu enak. Meski pun bumbunya hanya garam, tapi di lidahku makanan Mama yang paling enak,” terang Jasmine.

Alder menghentikan kunyahannya, ucapan Jasmine seperti menyadarkannya pada sesuatu. Dan entah mengapa makanan lezat di mulutnya mendadak sulit ia telan.

“Pak Al kenapa? Mau minum?” Jasmine lekas mengambil air minum, kemudian ia sodorkan pada Al. pria itu pun tak menolak, ia memang butuh air untuk mendorong makanan yang terasa tersangkut di tenggorokan.

“Kamu dulu kesulitan?” Tanya Alder.

Jasmine mengangguk, “Sangat kesulitan. Bukan cuma hidup pas-pasan. Aku dan Mama kadang serba kekurangan. Sampai kami pernah makan sepiring berdua karena nasi habis dan kami pun tidak punya uang untuk membeli beras. Tapi itu dulu, sekarang sudah jauh lebih baik. Berkat Pak Han, hidup kami berubah, meski gak banyak uang, tapi setidaknya hidup kami cukup. Kami gak pernah lagi kekurangan.”

“Pak Han?”

“Iya, Pak Han manager di perusahaan kamu di Surabaya. Kamu gak kenal dia? Astaga, masa kamu gak kenal dia?”

“Ah, ya. Aku baru ingat. Bukan gak kenal, tapi lupa. Maklum lah, belum tentu aku mengenal semua karyawanku, tapi mereka pasti mengenalku.”

“Sombong,” gumam Jasmine.

“Heh? Apa kamu bilang? Kamu bilang aku sombong?”

Jasmine sontak menggeleng, ia kira Alder tak akan mendengarnya, “Kamu salah dengar, aku gak bilang gitu kok,” elaknya. Melihat tatapan tajam pria itu, Jasmine seketika menelan makanan yang belum sepenuhnya ia kunyah. Alder tampak seram ketika tatapannya dingin dan tajam. Gadis itu merutuki mulutnya, benar kata Oryza, ia sering bicara tanpa rem.

“Jadi aku sombong, hm?”

“Enggak, kamu salah dengar,” elak Jasmine lagi.

“Aku sombong, iya?”

Jasmine tertawa saat tiba-tiba Alder menggelitik pinggangnya. Untung saja piring makanan ia simpan di atas meja, “Ampun, Pak. aku minta maaf, hahahah..”

Alder terus menggelitik Jasmine, meski gadis itu tampak kewalahan tapi juga tertawa. Sampai tanpa sadar tubuh Alder setengah menindih Jasmine. Tawa jasmine terhenti di saat Alder juga berhenti menggelitiknya.

“Konsentrasi, Nara. Pejamkan mata dan yakinkan dirimu kalau kamu gak akan bersin,” bisik Alder.

Jasmine menurut, ia memejamkan mata, menghela nafas panjang mencoba menenangkan dirinya.

“Rileks aja, yakin kalau kamu bisa,” bisik Alder lagi.

Jasmine menahan nafas saat hidungnya mulai bereaksi, ia terus mencoba berkonsentrasi, membuat sugesti bahwa ia bisa dan yakin akan sembuh normal.

“Bagus, atur nafas kamu. Rileks, buat sugesti positif dalam pikiran kamu. Bayangkan kamu tengah berada di tempat indah yang sangat ingin kamu kunjungi,” bisik Alder.

Jasmine mulai tenang, rileks dan bisa menguasai diri. Namun ia sontak membuka mata saat merasakan sesuatu yang hangat menempel di bibirnya. Alder mencuri ci*man pertamanya. Ia mendorong dada pria itu, lalu menatapnya penuh tanya. Tatapan bertanya, mengapa Alder melakukan itu? Sedang mereka tak mempunyai hubungan apa-apa?

Setelah sempat rileks dan tenang, kini jantung Jasmine di buat bertalu-talu. Perasaannya campur aduk, antara tak menyangka, bahagia juga kesal. Alder main sosor saja!

Namun alih-alih menjelaskan, Alder justru kembali mendekatkan diri, mencoba mengulang kegiatan hangat beberapa saat lalu. Tapi, belum sempat bibir mereka menyatu, Jasmine bersin.

“Hacciiiihhh..”

Membuat Alder sontak menjauh dan terlihat kesal.

“Maaf, Pak. aku gak konsentrasi. Lagian kenapa Bapak main sosor saja? Kita gak punya hubungan apa-apa, dan itu ci*man pertamaku,” Jasmine sewot.

Alder senyam-senyum, “Jadi itu ci*man pertama kamu? Ah beruntungnya aku..”

“Ish, mau bantu aku sembuh boleh. Tapi gak gitu caranya, aku berasa kaya gadis apaan. Mau aja di gituin padahal gak punya hubungan,” kata Jasmine. Ia memalingkan wajah, entah harus senang atau marah, perasaannya tak karuan.

Alder meraih tangan Jasmine, menggenggamnya dengan lembut. Membuat Jasmine menoleh dan menatap mata elang Alder.

Apa ini mimpi? Jika dulu hanya menatap pria itu saja sudah membuat Jasmine sangat bahagia, tapi kali ini pria itu bahkan menc*umnya, menggenggam tangannya dan membalas tatapannya. Alder akhirnya melihatnya.

1
Nadira Alexa
Luar biasa
Feybe Sanger
thor apakah iyaaaa...
gak reamistis sih ni cerita 🤣🤣
apakah kurang ide amoe dilama2in
Feybe Sanger
lah kenapa juga ceritanya di panjang2in tapi gak masuk akal....
kita juga bacanya pake quota lohhh...
Violeta
🤣🤣🤣🤣
Violeta
😅🤣🤣🤣
Filza Fatim
dan aku juga pernah di bully di sekolah menengah waktu itu aku gak tahu kalau kakel aku naksir sama aku dia termasuk mostwanted sekolah. aku yang tidak tahu apa" di bully hampir satu sekolah. tp akhirnya semuanya minta maaf setelah kakaksepupu ku mendatangi sekolah dan mengadukanya pada pihak sekolah. itu pengalaman terburuk sepanjang sekolah
Anonymous
[
Talnis Marsy
lha Dion nya gak salah.jelaslah marah. di kasih duit mau..tapi cintanya gak mau.aneh.harusnya klo gak cinta jangan mau di kasih uang Jasmin...naraaaa...
Eka Yuni
Luar biasa
Henny Dai
Buruk
susy lawati
Luar biasa,bagus cerita nya
#ayu.kurniaa_
.
Sari Ramly
Plat
Motor Cross
Kecewa
Motor Cross
Buruk
Naturelight
dasar keras kpala kau😄
Naturelight
gk suka klo jasmine ma si padi huaaa....
Lala Al Fadholi
si oryza ma Jasmine PD konyol...harusnya dr awal jgn nikah udah tau kedepannya akan susah bahagia aplg perkosaan itu ga ada itu namanya masing2 PD nyakitin diri sendiri
Lala Al Fadholi
lah enak amat oryza udah belajar duren baru d lepas...
Lala Al Fadholi
kasihan amat jgn2 si alder dpt bekas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!