Azalea Margarita seorang artis cantik papan atas yang begitu membenci Adiknya sendiri karena sakit lumpuh, Azalea tidak pernah tersenyum sekalipun terhadap Adiknya, bahkan Azalea lebih memilih tinggal di hotel milik Ayah nya karena begitu tidak ingin melihat Adik nya yang lumpuh.
Sifat dan karakter Azalea yang begitu keras, hingga begitu sulit untuk bisa jatuh cinta terhadap laki-laki manapun, hingga akhirnya Azalea di jadikan bahan taruhan oleh Fauzan Harkas sesama artis pemeran utama, dan CEO muda yang royal gemar berpesta demi mencari ke senangan ya itu Ronald Jensen.
Apey pemuda dari desa mencoba mencari ke beruntungan mengadu nasib ke kota, dengan bekal ilmu bela diri dan ke ahlian bisa menyetir, Apey mencoba adu nasib mencari rejeki ke kota demi bisa membahagiakan ke dua orang tuanya, yang ingin mempunyai ladang atau sawah sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saksi pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamar baru.
Setelah menghampiri Randika, Pak Wiguna langsung setengah jongkok sambil senyum, Apey berdiri menggendong kedua tangannya ke belakang.
"Tebak, siapa yang Papa bawa?" tanya Pak Wiguna.
Randika langsung melempar senyum ke Apay membuat Apey langsung senyum lebar.
"Pacar Kak Azalea ya," tebak Randika karena melihat wajah tampan Apey.
Membuat Pak Wiguna jadi senyum lebar menoleh ke Apey, namun Apey jadi merasa serba salah dengan tebakan Randika.
"Randika, ini bukan pacar Kak Azalea, tapi yang akan menjaga Randika mulai hari ini," ucap Pak Wiguna.
"Benarkah Pah?" Randika langsung sumringah dengan mulut menganga mendengarnya.
"Halo," sapa Apey mengangkat tangan kanannya.
"Halo Kak, nama aku Randika Kak," Randika langsung menyodorkan tangannya.
Apey langsung membungkuk menjabat tangan Randika.
"Nama Kakak Apey," ucap Apey sambil senyum.
"Kakak mau jadi temen aku?" tanya Randika senyum girang.
"Mau sekali, Kakak juga mau tinggal di rumah Randika," jawab Apey.
"Aaa, Kakak tidak bohong?" tanya kembali Randika sampai mengangkat ke dua tangannya menatap Apey.
Apey langsung memegang kedua tangan Randika, melihat ekspresi wajah senangnya Randika.
"Iya Kakak tidak bohong, nanti di rumah, apapun yang Randika inginkan, Kakak akan penuhi," jawab Apey mengangguk.
Randika senyum berkaca kaca matanya langsung menoleh ke Pak Wiguna mendengarnya, Pak Wiguna mengangguk berulang ulang melihat wajah bahagia Randika yang kini punya teman di rumah.
Bu Maharani menatap dari kejauhan senyum bahagia, melihat wajah Randika yang sumringah penuh bahagia, Bu Maharani langsung melangkah menghampiri, Randika melihat Bu Maharani datang langsung mengangkat ke dua tangannya penuh senyum bahagia.
"Makasih Mah, Pah!" Randika memeluk keduanya seakan ingin berdiri dari kursi rodanya.
Pak Wiguna dan Bu Maharani memeluk erat Randika sambil mencium kening Randika penuh dengan kasih sayangnya.
"Sama sama sayang," peluk erat Pak Wiguna dan Bu Maharani.
Apey menatap sambil berdiri menyaksikan haru peluk Randika dan kedua orang tuanya.
"Pah, Mah, aku ingin di dorong Kak Apey," pinta Randika senyum.
"Tentu dong, sekarang tugas Kak Apey, ayo kita ke mobil," ajak Apey langsung mendorong kursi roda Randika.
"Aaa Kak Apey aku senang sekali!" seru Randika sampai mengangkat kedua tangannya.
Apey mengusap rambut Randika dari belakang sambil mendorong menuju parkiran mobil, Pak Wiguna dan Bu Maharani berjalan di belakang penuh haru bahagia melihat Randika langsung menyukai Apey.
Di tempat lain, Ronald yang sudah menyusul Fauzan ke bar, keduanya duduk di sofa khusus di ruangan kelas mahal, dengan minuman luar negri bermerek terkenal yang tentu harganya jutaan perbotol.
"Payah lu jadi laki-laki, masa tiap hari di tempat syuting sama Azalea tidak bisa mengajak Azalea jalan sama sekali," ejek Ronald bersandar di sofa sambil merentangkan kedua tangannya.
"Susah Ronald, di saat break syuting pun, Azalea selalu sibuk bicara dialog sama Ririn dan sibuk memainkan ponselnya," ungkap Fauzan.
"Memang payah lu, wajah saja ganteng tapi tidak punya daya pikat sama sekali, nih gua kasih tahu, sama perempuan itu lu harus gesit sedikit punya warna jangan lurus kayak kreta api," ejek kembali Ronald.
"Coba nanti lu buktikan kalau memang bisa taklukan Azalea," tantang Fauzan.
"Haha haha, deal kan seratus juta buat gua?" tanya Ronald tertawa lepas.
"Ok, tapi seratus lima puluh juta jika lu gagal menaklukan Azalea," jawab Fauzan.
Ronald meneguk minuman di gelas ukuran sedang berisi es batu, lalu menoleh ke Fauzan.
"Besok kirim alamat tempat lu syuting, gua akan memulai taklukan Azalea, lu lihat nanti gimana cara gua menaklukan Azalea," umbar Ronald penuh percaya dirinya.
"Besok gua tidak tahu Azalea datang ke tempat syuting atau tidak, rencana gua nanti malam ingin kerumahnya," balas Fauzan.
"Percuma lu jika kerumahnya juga, mending mending kalau Azalea keluar nemui lu, kalau tidak, bisa bisa dongkol lu nanti," balas Ronald.
Fauzan terdiam meneguk minumannya merasa buntu untuk bisa mendekati Azalea, namun kini Fauzan menaruhkan seratus lima puluh juta jika sampai Ronald bisa menaklukan Azalea, tentu Fauzan tidak mau jika sampai ke hilangan Azalea dan uang taruhannya dengan begitu saja.
"Gua minta nomor Azalea," pinta Ronald.
"Percuma lu telpon juga tidak bakal di angkat," ungkap Fauzan.
"Lu lihat saja nanti, gua akan kirim buktinya," umbar Ronald kembali penuh percaya dirinya.
Fauzan mengeluarkan ponselnya membuka kontak, mengklik nomor Azalea lalu menaruh ponselnya di atas meja, Ronald langsung mengambil ponsel Fauzan di atas meja dengan cepat menyimpan nomor Azalea.
"Buat nomor Azalea gua yang traktir," ucap Ronald mengangkat gelas minumannya.
"Ok, demi bisa mendapatkan Azalea wanita tercantik di muka bumi ini," ucap Fauzan mengangkat gelas minumannya.
Keduanya langsung meneguk minuman di tangannya masing masing, dengan niat dan rencana dalam hatinya masing masing agar bisa menaklukan Azalea yang kini di jadikan taruhannya.
Ronald Jensen CEO muda yang berpenghasilan puluhan juta hingga ratusan juta perbulan, tentu mempunyai beberapa presdir lokal dan manager yang begitu patuh terhadapnya.
Ronald yang kini mempunyai tantangan untuk menaklukan Azalea, sekaligus ingin membuktikan jika dirinya bisa memenangkan taruhan, Ronald langsung mengirim chat pesan terhadap bawahannya untuk menyewa sebuah restoran.
Sementara Fauzan seorang artis hanya mengandalkan kesempatan waktu berada di tempat syuting saja, untuk bisa mendekati Azalea, sementara Fauzan tidak mengetahui apa yang sedang terjadi terhadap Azalea yang begitu membenci Adiknya.
Azalea di dalam kamar hotel terus merebahkan tubuhnya di atas sofa, melamun memperkuat keyakinan dirinya harus membeli rumah sendiri dengan tabungan miliknya, meskipun Azalea harus habis habisan menguras semua isi tabungannya.
Waktu siang menuju sore, di rumah Pak Wiguna sesuai janjinya terhadap Apey, kamar untuk tempat tinggal Apey sudah ada TV kulkas speaker musik hingga AC semuanya sudah di siapkan, tentu membuat Apey benar benar bak mendapat rejeki nomplok.
"Bagaimana Apey, ini sesuai janji saya bagi yang mau menjaga Randika," ucap Pak Wiguna yang berdiri di depan pintu kamar baru untuk Apey.yang terbuka pintunya.
"Wah, bagi saya ini sudah seperti istana mewah Pak Boss, terima kasih banyak atas semua kebaikan Pak Boss," ucap Apey melihat ke dalam kamar.
"Semoga kamu betah di sini, tugas kamu hanya fokus menjaga Randika tidak perlu mengerjakan tugas yang lain di rumah ini," ucap Pak Wiguna.
"Aamiin, siap Pak Boss, tapi maaf, jas kemarin yang di belikan di pakai untuk kapan ya Pak Boss?" tanya Apey.
"Oh itu, nanti jika teman sekolah Randika ada yang ulang tahun, kamu harus memakainya mengantar Randika hadir di acara ulang tahun temannya," jawab Pak Wiguna.
"Wah keren Pak Boss, jadi saya seperti body guard mengenakan jas menjaga tuan muda ke pesta ulang tahun temannya, begitu ya Pak Boss?" tanya Apey senyum membayangkan.
"Ya tidak begitu juga Pey, memangnya saya orang jahat apa punya banyak musuh, haha haha ada ada saja kamu ini," jawab Pak Wiguna dengan tawa lepasnya.
Bi Minah pembantu yang sudah lama bekerja di rumah Pak Wiguna datang menghampiri.
"Permisi tuan, makan untuk Apey sudah siap," terang Bi Minah.
"Iya Bi, terima kasih," ucap Pak Wiguna.
"Sama sama tuan, permisi!" Bi Minah langsung pergi.
"Ya sudah Apey, kamu istirahat saja dulu, kamu juga pasti harus beres beres pakaian kamu, saya mau melihat hasil belajar Randika dulu!" Pak Wiguna langsung melangkah pergi.
Setelah Pak Wiguna pergi, Apey langsung ngambil ponselnya di saku celana, Apey mencoba menghubungi keluarga dari Ayahnya, karena Apey ingin bicara sama kedua orang tuanya, namun saudara dari Ayahnya tidak memberikan balas chat apapun.
Apey langsung menelponnya mencoba bicara langsung dengan keluarga Ayahnya, namun tetap saja tida di angkat membuat Apey terdiam sejenak, menatap nomor saudara Ayahnya yang masih satu kampung namun cukup aga berjauhan rumahnya.
"Pak, Bu, Alhamdulilah aku sudah berkerja, doakan nanti pulang moga bisa bawa uang!" ucap Apey menatap ponsel di tangannya.
Apey langsung masuk ke kamar tempat tidurnya, Apey mencoba duduk di tempat tidur ternyata begitu empuk, membuat Apey langsung senyum lalu melihat sekitaran isi kamar tempat tidurnya.
"Pak Rohman lagi apa ya!" gumam Apey tiba tiba teringat Pak Rohman yang sudah baik terhadapnya.
semoga aja hbs ini gak terjadi kesalahpahaman