Melati harus menjadi janda, sepeluh menit setelah ijab qabulnya.
Di saat yang bersamaan berita kecelakaan yang menimpa kakak nya menjadi salah satu penyebab diri nya harus kehilangan sosok ayah di dalam hidupnya.
Menjadi janda setelah ijab serta kehilangan ayah dan kakak serta kakak iparnya.
Bersama Ibu dan keponakannya
Melati pun memilih hijrah ke Ibu Kota untuk melanjutkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reindranovita Ristiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Kecemburuan Renita
Hari berganti ,waktu berlalu .
Tidak terasa sudah satu bulan Fatma serta anak dan cucunya menempati rumah milik Ander .
Sesuai dengan permintaan si pemilik rumah .
Fatma dan Melati pun menjaga dan merawat rumah tersebut dengan rapi .
Sore itu setelah memandikan dan menggantikan pakaian Adelia .
Melati menemani Ibunya menikmati waktu sore .
Keduanya terlibat dalam obrolan yang hangat .
"Bu , mulai besok Melati ingin mencari kerja "ucap Melati membuka percakapan .
"Uang simpanan kita hasil dari penjualan rumah dan kebun ".
"Ibu simpan saja untuk keperluan ibu juga tabungan untuk sekolah Adelia nanti "ucap Melati .
"Ibu setuju dengan rencana kamu Mel ,".
"Kita tidak selamanya kan ,akan tinggal dan menempati rumah ini ".
"Nanti jika kemudian hari nak Ander menikah dengan wanita pilihannya ,kita harus siap untuk pergi dari rumah ini "ujar Fatma menanggapi ucapan Melati .
Melati pun hanya manggut manggut menyetujui ucapan Ibu nya .
"Besok ,Mel akan coba menaruh lamaran di beberapa perusahaan "ucap Melati yang di balas anggukan oleh Fatma .
"Bismilah ,semoga berhasil ".
"Amin....".
Melati dan Fatma pun sama sama menoleh kearah pintu pagar saat mendengar suara mobil berhenti .
Ander keluar dari mobil dan menyapukan pandangan kearah Melati dan Ibu nya yang sedang berada di teras rumah .
Senyum nya terkembang melihat kearah ibu dan anak tersebut .
"Assalamualaikum bu ,".sapa Ander dengan sopan mencium punggung tangan Fatma .
"Wa alaikum salam " .
"Nak Ander "sahut bu Fatma dengan ramah .
"Hai Mel "sapa Ander pada Melati .
Gadis itu hanya tersenyum membalas sapaan Ander .
"Mari mari masuk nak Ander "ucap Fatma dengan ramah mempersilahkan Ander masuk kedalam rumah .
Ander pun mengangguk meng iya kan .
"Boleh aku menggendong Adelia ?"tanya Ander pada Melati yang sedang menggendong Adel .
"Tentu saja "sahut Melati
Ander pun segera mengambil alih Adelia ke dalam gendongannya .
Terlihat sekali rona bahagia yang terpancar di wajah bayi kecil tersebut .
Sebenarnya Ander amat penasaran akan Ayah dari bayi mungil tersebut .
Sebab semenjak pertama kali bertemu dengan Melati hingga sekarang belum pernah sekalipun dia melihat laki laki yang menjadi suami Melati sekaligus ayah dari Adelia .
Tapi kemudian di tepis kannya rasa penasaran itu ,karena rasanya kurang pantas jika dia terlalu ikut campur dan bertanya tanya tentang masa lalu seseorang .
Celotehan Adelia menyadarkan Ander dari lamunan .
Kembali pria tersebut bercengkrama dengan bayi menggemaskan tersebut .
"Masuk dulu nak Ander ,".
"Melati ,bawa Adel masuk ke dalam rumah ".
"Sudah sore ,sudah mau maghrib juga ".perintah bu Fatma yang di angguki oleh Melati .
.
.
.
.
Melati pun segera menyiapkan makan malam untuk mereka semua .
"Nak ,Ander mari silahkan ".
"Kita makan malam bersama "ajak bu Fatma dengan ramah .
Ander pun hanya tersenyum ,mengangguki ajakan bu Fatma .
"Aduh ,saya jadi merasa enggak enak nih ".
"Datang ke sini di ajakin makan "ucap Ander dengan nada sungkan .
Bu Fatma terkekeh sebentar .
"Enggak enak ,apa to nak Ander ".
"Hanya menu makan malam biasa kok ".
"Tadi Melati yang masak "ujar bu Fatma lalu tersenyum .
Melati pun juga tersenyum mengangguk .
Ketiga nya pun kemudian menikmati makan malam bersama .
.
.
.
Sementara itu di waktu yang sama di tempat berbeda .
Berratus ratus kilo meter jauhnya dari tempat Melati .
Di tempat Rudy dan juga Renita .
"Jadi ,mau nya mas itu gimana ?"ujar tanya Renita dengan suara keras .
"Mas mau menyusul Melati ke ibu kota ,gitu !".
"Ninggalin aku yang lagi hamil besar kayak gini seorang diri "lanjut Renita dengan suara parau ,dadanya begitu sesak ,air matanya tak bisa lagi dia bendung .
Sudah dua bulan sejak Melati dan keluarga nya pergi meninggalkan desa mereka .
Tiga bulan sudah juga usia pernikahannya tapi hingga detik ini pun Rudy masih belum bisa menerima pernikahannya dengan Renita .
Masih belum bisa melupakan Melati mantan kekasihnya .
Bahkan mertua nya pun juga sepertinya belum juga bisa menerima kehadiran Renita di tengah keluarga mereka .
Rudy mengacak acak rambutnya dengan kasar .
Semenjak kepindahan Melati dan keluarga nya ,
Rudy menjadi lebih sering marah marah .
Pria itu menjadi uring uringan tidak jelas dan Renita lah yang menjadi sasaran kemarahannya .
.
.
.
Minggu pagi Ander berencana untuk mengunjungi rumahnya yang di tempati oleh Melati dan ibu nya serta anaknya Adelia .
Sejak pertemuan dan percakapan mereka setelah makan malam beberapa waktu yang lalu ,
Ander semakin penasaran dan ingin mengenal Melati lebih jauh lagi .
"Hei ,salahkah aku yang jatuh cinta pada istri orang "gumam Ander bersenandika .
"Tidak ada yang salah dengan jatuh cinta ,tapi harus di lihat dulu pada siapa rasa cinta itu di labuhkan ,jika orang yang kita cintai sudah menjadi milik orang lain ,apa tidak menyakitkan dan merugikan diri sendiri ,jika kelak orang yang kamu cintai itu lebih memilih pasangan sah nya ".sudut hati Ander menjawab pertanyaan hati nya .
Ander pun menghela nafas dan menghembuskannya dengan kasar ,berkali kali tak urung hal itu pun menarik perhatian Oma nya .
.
.
.
.
Tidak ada yang salah dengan jatuh cinta ,tapi harus di lihat dulu pada siapa rasa cinta itu di labuhkan ,jika orang yang kita cintai sudah menjadi milik orang lain ,apa tidak menyakitkan dan merugikan diri sendiri ,jika kelak orang yang kamu cintai itu lebih memilih pasangan sah nya ".sudut hati Ander menjawab pertanyaan hati nya .
Ander pun menghela nafas dan menghembuskannya dengan kasar ,berkali kali tak urung hal itu pun menarik perhatian Oma nya .
.
.
.
"Apa kau sedang ada masalah ?"tanya Oma Sukma memindai tubuh dan wajah Ander dengan sorot matanya .
Ander yang sedang berkutat dengan fikirannya sendiri seketika menoleh kearah Oma nya .
"Oma ?".
''Sejak kapan Oma duduk di situ ?"tanya Ander .
Menatap kearah oma Sukma dengan heran .
"Seharusnya oma yang bertanya ,
"Apa yang mengganggu fikiran mu ,sampai sampai tidak tau oma ada di sini dari tadi "sahut Oma bertanya balik pada cucu kesayangannya tersebut .
Ander hanya tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal .
"Katakan pada Oma ".
"Ada masalah apa sampai sampai kamu tidak menyadari ada Oma di ruangan ini ?"ujar tanya Oma Sukma menatap kearah Ander .
"Tidak ,tidak ada yang serius kok Oma "sahut Ander sambil meletakkan bobot tubuhnya di sifa samping Oma .
"Yakin ?"ujar Oma Sukma masih memindai wajah cucu kesayangannya itu .
"Yakin Oma "sahut Ander .
"Bukan karena perempuan "tebak Oma Sukma telak .
Ander yang hendak meminum air mineral kemasan yang senantiasa tersedia di atas meja ,menjadi tersedak .
"Omaa " .
Oma Sukma pun terkekeh .
"Jadi benar tebakan Oma "ucap Oma Sukma menyunggingkan senyum .
"Ander ke kamar dulu Oma "ucap Ander beranjak dari duduknya dan bergegas melangkah menuju ke kamarnya .
"Nanti sore Fabian dan Clarissa mengundang kita untuk makan malam "ujar Oma Sukma ,membuat gerakan tangan Ander yang hendak membuka handle pintu terhenti seketika .
Sejenak Oma Sukma menatapi punggung cucu tersayangnya tersebut yang terdiam tak bergeming .
"Mereka sudah kembali ke Indonesia ,Oma ?".tanya Ander dengan nada sedatar mungkin .
"Hanya berkunjung untuk sementara waktu ".
"Anak anak mereka kangen dengan nenek dan kakek mereka "jawab Oma Sukma .
"Bagaimana ,kamu mau datang menghadiri undangan mereka kan ?"tanya Oma Sukma masih menatap dari belakang punggung Ander .
"Kalau Oma sendiri ?"tanya balik Ander sambil berbalik kearah belakang melihat kearah Omanya yang berdiri menatap kearahnya .
"Oma akan usahakan untuk datang selama Oma bisa "jawab Oma Sukma bijak .
"Apa kamu masih menyimpan dendam dan sakit hati atas perbuatan mereka kepadamu ?"ujar tanya Oma Sukma menatap manik mata sewarna pekat milik ander ,berusaha menyelami kejujuran dari cucu nya tersebut .
"Ander tidak tau Oma ?"lirih Ander serasa tercekat di tenggorokan .
Tidak mudah baginya melupakan penghianatan dari kedua orang yang benar benar dia cintai di dunia ini ,selain kedua orang tuanya dan tentu saja Oma nya .
"Jangan menyimpan dendam terlalu lama Ander ".nasihat Oma Sukma .
"Sudah hampir sepuluh tahun berlalu ,Bian dan Claris sudah bahagia dengan pilihan hidup mereka ".
"Sedang kamu ?"ujar Oma Sukma menatap Ander dari ujung kaki hingga ujung kepala .
"Sampai kapan kamu akan betah menutup diri seperti ini ".lanjut Oma Sukma .
"Ander pun juga tidak tau Oma "sahut Ander dengan nada lirih .
"Sudahlah Oma tidak memaksa ,saran Oma sudah saatnya kamu itu harus melepas dendam dan luka masa lalu ".
"Jangan biarkan penyakit hati itu mengganggu hidupmu ".
"Percayalah ,kamu pun juga berhak untuk bahagia sayang ,mungkin bukan dengan Clarissa tapi TUHAN pasti mempersiapkan perempuan pilihan terbaik untukmu "nasihat Oma Sukma menepuk pelan bahu Ander .
.
.
.
.
.
.
.
Ander pun akhirnya menerima ajakan Oma Sukma untuk memenuhi undangan Fabian dan Clarissa .
Di sinilah dia sekarang .
Sebuah restaurant gaya sunda bersama Oma nya dan juga mereka .
Fabian dan Clarissa .
Dua orang yang Ander benci tapi juga Ander rindukan .
"Lama tidak bertemu Dande !".
"Apa kabar ?"ujar tanya Fabian mengulurkan tangan kanannya kearah Ander
Sementara Clarissa hanya terdiam memfokuskan tatapannya pada makanan yang tersaji diatas meja .
"Jauh lebih baik meski harus menerima penghianatan dari kalian "sahut Ander dengan nada dingin dan datar .
Semua nya seketika menatap kearah Ander .
Ander pun mengedarkan pandangan ke sekitar
Terlihat Oma Sukma menggelengkan kepala memberi isyarat pada Ander .
Ander pun kemudian tertawa sejenak .
"Harusnya aku yang bertanya tentang kabar kalian ,hampir sepuluh tahun kalian tinggal di Amsterdam ".
"Aku kira kalian sudah lupa pada kami di sini "ujar Ander meraih kacang edamame lalu mengupas dan mengunyahnya perlahan .
Fabian dan Clarissa pun saling melempar pandang dan tersenyum canggung pada Ander .
Untuk beberapa detik lamanya ,suasana pun menjadi hening .
Hingga suara Oma Sukma pun mengalihkan perhatian mereka .
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
untung si Clarissa nolak.
lierrrr
ko di kmr