I AM NOT ADELIA

*Tak ada yang tersisa semuanya hancur lebur meninggalkan puing puing bangunan yang mulai berjatuhan*.

*Istana yang dulunya megah kini tak lebih dari bangunan tak layak huni dan bisa roboh kapan saja. Hal ini menimbulkan luka yang sangat mendalam bagi keluarga Kerajaan yang masih hidup*.

*Masyarakat yang berpakaian compang camping berdiri di depan bangunan itu, ini adalah sisa dari masyarakat yang dapat bertahan dari ganasnya pasukan Kekaisaran*.

*Di antara kumpulan itu ada lelaki kecil yang berpegangan pada kayu dengan satu kaki yang sudah tidak ada lagi*.

*Semuanya benar benar tampak menyedihkan, setetes air mata jatuh di pipi gadis cantik itu melihat kesengsaraan rakyatnya*.

*Hanya dia yang tersisa, cuman dia. Ayah ibu dan semua anggota keluarganya sudah di bakar hidup hidup di dalam istana ini oleh Bajingan kekaisaran itu*.

*Dendam dan Amarah*

*Hanya dua kata itu yang melingkupi hatinya saat ini, hari ini dia bersumpah demi tanah kelahirannya bahwa ia akan membalas semua kesakitan, semua penghinaan dan rasa kehilangan yang ia rasakan*.

"*Kalian lihat gerbang kerajaan kita?" Ucap gadis itu lantang diantara ratusan orang yang sedang berdiri di depan gedung itu*.

"*Iyaa*."

"*Suatu saat aku akan menggantung mayat kaisar bajingan itu disana selama seminggu biar tanah negeri ku merasakan darah bajingan itu dan aku akan mengganti kakimu dengan kaki Jendral yang telah menghilangkannya." Sebuah janji terucap oleh gadis itu memupuk kembali semangat yang tadinya mulai surut, kini semangat itu kembali memenuhi setiap rongga yang ada di dada mereka*.

"*Ares." panggil gadis itu*.

"*Bawa semua orang ke hutan yang ada di kerajaan Akris dan latih setiap orang cara bertarung, jangan pernah keluar sebelum mendapat perintah dariku, belajarlah dengan kuat." ucap gadis itu mengangkat tangannya*

"*Kita akan mengalahkan Kekaisaran." teriak gadis itu penuh semangat*.

"*HIDUP PUTRI ADELIA... HIDUP PUTRI ADELIA." Orang orang berteriak menggemakan nama Putri Adelia*.

*Angin kencang datang tapi tak membuat gadis itu goyah sedikitpun, dia masih berdiri di sana, diatas batu yang dulunya adalah tempat patung pendiri kerajaan Akris*.

*Dia seperti batu karang yang tak akan pecah meskipun banyak ombak yang menerpa, dia tidak kuat tapi dia pantang menyerah dan keras kepala*.

*Mungkin semangat orang orang membara tapi dalam otak mereka masih banyak keraguan bagaimana bisa gadis kecil ini bisa menjadi pemimpin di kemudian hari*.

"Pergilah di sore hari dan jangan biarkan satu orang pun dari kalian ditangkap oleh prajurit kekaisaran. Ares, kau yang akan menjadi pemimpin mereka." titah Gadis itu.

*setelah beberapa jam cahaya jingga pun memenuhi penjuru langit tapi tak ada keceriaan sedikitpun di wajah gadis kecil itu, dia hanya diam menatap cahaya itu tanpa berkedip*.

*Rakyat sudah berangkat kedalam hutan lima belas menit yang lalu menyisakan Adelia yang terduduk di sana*.

*Dia masih duduk di atas batu itu dengan seorang pelayan kecil di sampingnya*.

"*kau tau Asa, aku menyemangati mereka tapi aku bahkan tidak tau apa yang bisa aku lakukan untuk menyelamatkan negri ini." ucap Gadis itu*.

*Dia bukan gadis kuat, dia adalah gadis lemah yang selalu disayang oleh ayah dan ibunda tapi lihatlah sekarang bahkan ia tidak bisa memakamkan keluarganya dengan layak*.

*Tiba tiba mulut Adelia di bekap dari belakang oleh seorang*.

.

.

.

Bersambung

jangan lupa like and vote ya

salam hangat dari author