NovelToon NovelToon
Tangan Kasar Suamiku

Tangan Kasar Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Selingkuh / Pelakor
Popularitas:400.2k
Nilai: 5
Nama Author: Linda Pransiska Manalu

Laura, adalah seorang menantu yang harus menerima perlakuan kasar dari suami dan mertuanya.

Suaminya, Andre, kerap bertangan kasar padanya setiap kali ada masalah dalam rumah tangganya, yang dipicu oleh ulah mertua dan adik iparnya.

Hingga disuatu waktu kesabarannya habis. Laura membalaskan sakit hatinya akibat diselingkuhi oleh Andre. Laura menjual rumah mereka dan beberapa lahan tanah yang surat- suratnya dia temukan secara kebetulan di dalam laci. Lalu laura minggat bersama anak tunggalnya, Bobby.

Bagaimana kisah Laura di tempat baru? Juga Andre dan Ibunya sepeninggal Laura?

Yuk, kupas abis kisahnya dalam novel ini.
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Pransiska Manalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22.

"Apa! Cerai? Hahaha...." tawa Andre meledak. Tawa itu hanya untuk menutupi parasaannya yang merasa tersinggung karena harga diri. "Kamu pikir segampang itu bercerai dariku, Laura! Tidak! Aku tidak akan menceraikan kamu!" sergah Andre tajam.

"Kenapa? Kamu masih belum puas menindasku? Atau, kamu merasa harga dirimu terkoyak! Ah, sudahlah Andre jangan mempersulit keadaan. Toh, selama ini kamu juga tidak pernah mencintai aku, 'kan?" Andre terkejut mendengar ucapan Laura. Nada bicaranya begitu tajam, penuh percaya diri.

Sepertinya ini bukan Laura yang dulu. Yang begitu penurut dan takut padanya. Meskipun sebelum dia minggat dia sudah sering melawannya.

Namun, penampilan Laura kali ini begitu berbeda. Ucapannya begitu tenang dan pasti. Apakah karena lelaki yang disampingnya itu?

Sedari tadi hanya diam dan acuh. Tapi, Andre yakin dia tetap waspada.

Siapakah lelaki itu? Teman atau kekasih? Sikapnya terlalu santai. Tapi dia tidak boleh anggap remeh, lelaki itu sepertinya bersiaga untuk segala sesuatu yang akan terjadi. Batin Andre.

"Laura, aku meminta maaf atas apa yang telah aku perbuat selama ini. Demi Bobby, aku mohon beri kesempatan sekali lagi padaku, Laura." Andre mencoba membujuk Laura. Tidak apalah bermanis mulut, untuk meraih simpatinya.

"Tidak perlu bawa nama Bobby, segala. Selama ini kamu juga tidak pernah peduli sama dia." Sindir Laura dingin. Andre terdiam. Apalagi saat Bobby tetap bersembunyi dibalik paha Laura.

"Laura, aku mohon. Beri aku kesempatan menebus waktu yang hilang itu. Bobby, maafkan Papa sayang." Andre berusaha meraih lengan Bobby. Bobby meronta dan memegang celana Laura erat.

"Cukup, Andre! Jangan memaksa, Bobby! Kamu lihat sendiri, 'kan dia jadi ketakutan begitu." sentak Laura.

"Mama, Bobby tidak mau sama, Papa! Ayo pergi, Ma!" rengek Bobby, dan berlari ke arah, Mark. Mark memegang lengan Bobby.Bersiap melindunginya.

"Ayo, Bobby sama Papa, nak. Nenek sangat merindukanmu." Andre masih berusaha membujuk Bobby. Membuat Bobby makin ketakutan.

"Cukup, Anda telah membuatnya ketakutan." Mark menghalangi langkah Andre, ketika mencoba memaksa Bobby.

"Anda jangan turut campur masalah keluargaku." Andre menahan geram melihat sikap Mark.

"Maaf, saya bertanggung jawab melindungi mereka. Jadi, saya harap Anda tidak berbuat yang tidak-tidak," ucap Mark tenang. Nada bicaranya penuh penekanan.

"Sudah, Anda tidak perlu turut campur!" Andre tetap nekad mau menarik lengan Bobby. Andre sangat kesal, karena Mark mencampuri urusannya dengan Laura.

"Jangan cari gara-gara, Andre. Aku muak dengan lagakmu itu. Kamu harus ceraikan aku atau sebaliknya aku yang akan menceraikan kamu." ancam Laura.

"Oh, sekarang kamu berani bertingkah ya? Setelah kamu punya uang hasil menipuku. Dasar perempuan tidak tau malu!" teriak Andre kesal, karena usahanya gagal membujuk Bobby. PSehingga menarik perhatian orang yang lalu lalang. Bahkan tangan Andre sudah mulai terayun hendak menampar Laura.

Melihat gelagat yang tidak baik itu, Mark siaga hendak melindungi Laura dan Bobby.

"Ayo kita pergi," ucap Laura pada Mark. Diraihnya lengan Bobby. " Sampai jumpa dipengadilan." Laura berhenti sejenak didepan Andre saat bicara. Lalu bergegas pergi meninggalkan Andre.

Andre menatap kepergian Laura dengan perasaan geram. Sungguh pertemuan tidak terduga. Laura kembali ke kota ini hanya untuk mengajukan perceraian.

"Setelah aku dia buat hancur seperti ini.Lantas dia mengajukan cerai. Dasar perempuan licik!" Andre mengepalkan tangannya.

"Lihat saja apa semudah itu meminta cerai. Seperti makan kacang rebus saja. Aku akan mempersulit prosesnya, biar tau rasa kamu." ucap Andre pada dirinya sendiri.

Andre geram sekali. Terutama dengan adanya Mark, yang siap siaga melindungi Laura.

Lelaki itu sepertinya bukan orang sembarangan. Mungkin karena tau ada yang melindunginya, Laura jadi bersikap pongah.

***

Surat panggilan itu akhirnya datang juga ke alamat rumah Andre lewat kurir.

Semula, Andre tidak curiga dengan kedatangan paket itu.

Setelah membaca isi surat itu, Andre memaki-maki tak juntrungan. Apa yang ada dihadapannya dia tendang sekenanya. Asbak diatas meja dia lemparkan ke dinding hingga hancur lebur.

"Aaaaaggghhh!" teriak Andre kesal menumpahkan kemarahannya pada benda sekelilingnya.

Bu Maya yang berada di kamar sebelah, terkejut. Dengan tangan sebelah beliau mendorong kursi rodanya, keluar dari kamar.

"Apa yang terjadi, Dre?" ucap Bu Maya terbata demi melihat perabotan yang berantakan.

Andre tergugu, diam mematung duduk di sofa. Bu Maya mendekati putranya, dengan wajah trenyuh mencoba menggali informasi dari Andre.

"Dre, cerita sama Ibu, nak. Apa yang telah terjadi? Apakah Irina berulah lagi?"

"Tidak Bu. Andre sudah tidak peduli dengan Irina." Andre mengusap wajahnya dengan kasar.

"Lantas, apa yang membuatmu semarah itu? Apakah kamu baik-baik saja?" ucap Bu Maya penuh perhatian. Bu Maya mengusap lengan, Andre. Untuk memberinya dukungan agar tidak terlalu kalut.

"Laura kembali, Bu. Aku berpapasan dengannya kemarin di Mall."

"Apa? Kamu bertemu Laura? Dimana dia sekarang nak. Bagaimana keadaan Bobby?" ceracau Bu Maya menjegal ucapan Andre.

"Kami hanya berpapasan, Bu. Dan pertemuan itu berakhir dengan buruk. Laura kembali hanya untuk minta cerai. Dan itu surat panggilannya." Andre menunjuk sepucuk surat beramplop coklat yang telah dia robek.

"Akhirnya dia minta cerai, setelah berhasil menguasai semuanya. Apa kamu tidak bisa menuntutnya, Andre?"

"Dengan apa, Bu. Andre sudah tidak punya apa-apa lagi. Lagi pula semua salah Ibu. Karena Ibu, Laura tau kalau aku telah menikahi, Irina."

"Dasar perempuan licik!" geram Bu Maya, yang masih juga belum sadar akan perbuatannya dulu.

"Sudah, Bu. Ibu jangan menambah runyam pikiran Andre lagi." Andre bergegas keluar rumah. Setelah lebih dulu menyambar kunci mobil yang tergantung di belakang pintu.

Andre menyusuri sepanjang jalanan tanpa tau harus kemana. Diikutinya saja nalurinya mau pergi kemana. Hingga tanpa dia sadari, telah melintasi jalan cukup jauh, dan tiba disuatu tempat lokalisasi.

Andre, menghentikan mobilnya. Memandang kesekeliling apakah cukup nyaman untuk memarkir mobilnya, sambil berpikir apakah mampir atau tidak.

Sejenak Andre ragu untuk mampir, tapi tidak ada salahnya juga untuk menghibur diri. Mungkin dengan minum segelas dua gelas alkohol ditemani perempuan malam itu, bisa menghilangkan kegundahan hatinya barang sejenak.

Baru saja Andre berencana keluar dari mobil tiba-tiba sebuah mobil berhenti tidak jauh dari tempatnya parkir.

Seorang lelaki berperut buncit keluar dari mobil. Lalu mengitari mobil untuk membukakan pintu. Seseorang keluar dengan senyum merekah. Menggandeng lelaki berperut buncit itu dengan mesra.

Andre tidak dapat mengenali keduanya karena cahaya remang, tapi saat sebuah sepeda motor melintas dari arah berlawanan, Andre melihat sosok perempuan itu dengan jelas.

Meski perempuan itu menutup wajahnya dengan telapak tangannya, karena silau dengan cahaya lampu. Andre mengenali sosok itu dan terkejut sekali.

"Luna! Ngapain dia kemari? Dengan om om pula. Astaga! Jadi begini kelakuan adiknya selama ini. Makanya sering pulang larut." Bergegas Andre keluar dari mobil. "Luna!" panggil Andre, setengah berlari dia menghampiri adiknya.

Refleks, Luna berpaling kearah datangnya suara saat mendengar ada yang memanggil namanya.

"Kak Andre, ngapain dia kemari!" beliak Luna, lirih. Seketika tubuhnya gemetar karena ketakutan. Dua tiga langkah, Andre telah berdiri dihadapan Luna.

"Apa yang kau lakukan disini?" sentak Andre dengan suara menggelegar.

*****

1
Doike Sia
Luar biasa
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
hwaiting
Nurhasanah
Luar biasa
Anna Wong
Lumayan
Anna Wong
Luar biasa
Katherina Ajawaila
kasihan luna, semoga bertobat ya lun, biar yg lalu du buang jauh 2 . hidup baru.
Katherina Ajawaila
kasihan luna,
Katherina Ajawaila
pasti di Terima kalau ingin berubah ya thour🤗🤗🤗
Katherina Ajawaila
ya nasip seseorang yg tau hanya yg kuasa 🤔🤔🤔
Katherina Ajawaila
semoga Ryan, mau berbagi dgn luka ya thour 🤭🤭🤭🤭
Katherina Ajawaila
cepat sembuh Thour, ceritanya bagus, sukses selalu
Katherina Ajawaila
bertobat Luna, biar Tuhan jamah doa mu
Katherina Ajawaila
bagus juga sih bu maya msh punya harga diri, walau sdh terpuruk. luna tuh suruh kerja ya wajar. buat utus ortu. jgn nge jablai. aja. 🤫🤫🤫
Katherina Ajawaila
pecat aja, pak umar, itu mafia jelas teri modal lendir doank
Katherina Ajawaila
bego mark ms ngk berasa itu ulah pelacur, liat HP istri mu donk siapa yg tlp,
Katherina Ajawaila
dasar pembantu lacur. mark si h tutup cerita dr suami
Katherina Ajawaila
org hamil di ksh obat tidur, pengaruh ngk thour sm baby nya🤭🤭🤭
Katherina Ajawaila
jadi PSK aja kalau mau dpt duit banyak dan hanya jual apem basi kan🙄🙄🙄
Katherina Ajawaila
dasar belatung nangka ngk tau diri, murahan. biar tau rasa di pecat dgn tidak hormat😫😫😫😫
Katherina Ajawaila
Ratih ngk tau diri juga, dulu di usir dr tmp kerja karna godain majikan, skrng mau coba lg, mmg dasar ngk tau diri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!