Sejak berusia enam tahun, Zakia Angelina Axeline tidak pernah merasakan bahagia Sejak sang ibu pergi untuk selamanya. Tak pernah di anggap ada oleh ayah dan ketiga kakak laki-lakinya. Di tuduh sebagai pembunuh dan pembawa sial.
Selain itu, Karena sebuah kesalahpahaman. Zakia harus menikah dengan Maxime Roberto, Pria yang ia kira sebagai pelindung justru menjadi penambah luka.
Namun siapa sangka, Tekatnya untuk pergi mempertemukan Zakia dengan Akbar RafasyaMaulana, Cucu seorang kyai besar.
Perbedaan agama sempat menjadi penghalang. Lalu? Akankah Zakia bisa hidup bahagia bersama Gus Rafa? Atau justru sebaliknya??
"Aku mencintaimu sejak pada pandangan pertama, Sejak delapan tahun yang lalu. Aku ingin kamu menjadi milikku. Maka dari itu, Bolehkah aku egois? Izinkan aku merebutmu dari Tuhanmu, Zakia..."Akbar Rafasya Maulana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Coret
Kini hari kembali berganti, Sudah sekitar dua minggu yang lalu Max pergi keluar negeri untuk acara meeting perusahaan. Dan selama itu, Pikiran Max selalu kacau dan tidak fokus. Entah apa yang akan terjadi, Akan tetapi pikirannya tertuju kepada sang istri, Zakia.
"Tidak! Ngapain aku mikirin dia? Untuk apa aku memikirkan pembawa sial itu.." Ya, Selama ini Max masih saja menganggap bahwa Zakia adalah pembawa sial. Kalau bukan karena Zakia yang telah mencelakai Daddy nya mungkin pria itu masih ada disini dan masih sehat sampai sekarang.
Tidak terbaring lemah di rumah sakit dengan berbagai alat yang menempel di tubuhnya. Ponsel yang di letakkan di atas meja berdering, Dengan segera Max mengangkat panggilan dari salah satu anak buahnya yang pria itu beri tugas.
"Bagaimana?
"Tuan, Setelah saya kembali cek rekaman cctv itu.. Saya merasa ada kejanggalan disini..
Max menegakkan tubuhnya. Penjelasan yang di sampaikan oleh anak buahnya seketika membuat jantung Max berdetak tak karuan.
"Kejanggalan bagaimana maksudmu? ",Nafas Max sudah memburu, Entah mengapa pikirannya melayang kemana-mana sekarang.
"Rekaman dimana Tuan besar di tus-uk dan di dorong dari lantai atas sepertinya sudah ada yang manipulasi.. Rekaman ini tidak asli Tuan..
"Aku beri waktu satu jam untuk kau memecahkan teka teki ini. Cepat cari tahu.." Max menjadi tidak tenang. Padahal setelah ini ada meeting penting, Tapi Max Batalkan secara dadakan karena pria itu merasa tidak fokus.
"Kenapa baru sekarang aku menyelidikinya.. Kemana saja aku selama ini.."Beberapa hari yang lalu, Entah kenapa tiba-tiba Max ingin kembali melihat rekaman cctv dimana tiga tahun yang lalu itu. Dimana rekaman sang ayah yang di celakai oleh Zakia,,Setahu Max.
Pria itu meminta salah satu anak buahnya yang bekerja di bidang tersebut untuk menyelidiki semuanya. Apakah rekaman itu asli atau tidak.
"Bagaimana kalau yang mencelakai Daddy bukan??" Max memejamkan matanya, Bagaimana kalau selama ini dia salah sasaran? Apa yang harus dia lakukan?
Max mondar mandir di ruangan itu. Berulang kali ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Kenapa satu jam seolah sangat lambat sekali.
Satu jam berlalu, Anak buah Max akhirnya kembali menghubungi pria itu.
"Halo! Bagaimana?
"Dugaan saya benar Tuan.. Wanita yang mendorong Ayah Anda bukan Nona Zakia, Hanya pakaian mereka saja yang sama. Tapi ada perbedaan diantara keduanya. Mulai dari style rambut, Anting, Kalung dan sepatu. Saya juga sudah memulihkan dua Camera cctv yang seperti nya sengaja di matikan untuk menutupi wajah wanita itu.."Jelasnya di seberang sana.
"Si..siapa?
"Saya tidak akan mengatakannya. Tapi saya yakin Anda sangat mengenalnya Tuan.. Biar saya kirimkan video aslinya..
Ting..
Tak butuh waktu yang lama setelah panggilan terputus. Sebuah pesan berupa video masuk. Max segera memutar rekaman asli video itu. Tidak setengah-setengah tapi full.
Deg!!
"Jadi selama ini bukan Zakia? A..apa yang telah aku lakukan, Ya Tuhaan...
****
"Nona mau kemana Nona?" Merry melihat Zakia yang menenteng dua koper besar segera menghentikan sang Nona. Zakia berhenti, Ia menoleh ke arah Merry yang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Nona mau kemana? Kok bawa koper segala.." Zakia meletakkan koper tersebut dan memeluk Meery dengan mata yang berkaca-kaca.
"Merry.. Aku mau pamit ya.. Aku pergi..
"Nona mau pergi kemana? Ini rumah Non Kia.."Zakia menggelengkan kepalanya. Ia meraih tangan Merry dan menggenggamnya erat.
"Tolong tetap jaga rumah ini ya.. Mungkin ini adalah hari terakhir ku berada disini.. "Zakia meraih satu koper lalu di letakkan di atas meja. Zakia membuka koper tersebut membuat membuat mata Merry terbelalak. Didalam koper itu bukan pakaian tapi lembaran uang.
"Non.. itu??
"Aku sudah menggugat cerai Max. Mungkin selang beberapa hari sertifikat cerai itu akan turun. Dan itu artinya aku dan Max bukan pasangan suami dan istri lagi.. Sesuai perjanjian kontrak.. Kalau aku yang menggugat cerai maka ada denda.. Dan ini uang dendanya..Aku minta tolong Merry. Berikan sertifikat beserta uang ini kepada Max nanti..
"Non..Merry mohon jangan pergi Non. Merry sayang sama Non..
"Aku percaya denganmu Merry.. Aku pamit. Jaga dirimu baik-baik..
Zakia akhirnya keluar dari mansion itu. Kaki jenjangnya melangkah mendekati gerbang. Ia berbalik badan menatap bangunan mewah dan megah tersebut.
"Selamat tinggal mansion yang penuh dengan kenangan buruk ..Aku pergi.. "Zakia benar-benar akan pergi. Tujuannya saat ini adalah pulang terlebih dahulu. Ia akan minta izin keluarganya untuk pergi.
.
.
.
"Daddy akan mencoret nama Zakia dari kartu keluarga kita.. Dan mulai hari ini dia bukan bagian dari keluarga ini lagi..
BRAAK!!
Darrel bangkit seraya menggebrak meja. Pria itu menatap tajam sang ayah dengan emosi yang membuncah. Setelah tadi Noah mengatakan akan melangsungkan pernikahannya dengan Derline minggu depan. Dengan tanpa perasaan Daddy nya mengeluarkan nama Zakia dari kartu keluarganya. Padahal jelas-jelas Zakia ada darah dagingnya.
"DARREL! APA-APAAN KAU! DUDUK!!" Titah William dengan tegas. Ia tak suka dengan sikap adiknya yang mulai kurang ajar dengan sang Daddy.
Andrew pun menatap tajam Darrel. Ia juga tidak suka dengan tingkah Darrel hari ini. Tapi sepertinya Darrel bukan Darrel yang dulu, Pria itu mulai berontak sekarang.
"Kalian yang apa-apaan!!. Zakia masih bagian dari keluarga kita..Dia juga anak Daddy! Dia darah daging Daddy!! Kematian Mommy tidak ada kaitannya dengan Zakia, Dia hanya anak kecil yang tidak tahu apa-apa.. Kematian Mommy adalah takdir.. Kenapa harus Zakia yang di salahkan! Kenapa dia yang harus menanggung semuanya.."Darrel tidak habis pikir dengan apa yang ada dalam otak Daddy nya. Sebenci itukah Daddy nya sampai-sampai ingin mencoret nama adiknya?. Darrel menatap tajam Dua wanita yang duduk berdampingan dengan Daddy nya.
Derline dan Jessika juga ada disana sejak tadi. bahkan kedua wanita ini sudah tidak pulang sejak semalam atau lebih tepatnya menginap. Sejak dulu Darrel memang tidak suka dengan dua wanita itu. Dan Anehnya Daddy dan kedua kakaknya tak menyadari.
"Darrel berhenti! Zakia pantas mendapatkan semua ini.. Dia hanya pembawa sial! Dia itu pembu-nuh! Buktinya? Gara-gara dia Mommy meninggalkan kita..Bahkan dia juga hendak mele-nyapkan ayah Max.. Sadarlah! Dia itu monster dalam keluarga kita. Dan kau? Aku perhatikan, Akhir-akhir ini kau berubah!..
Derline dan Jessika diam-diam tersenyum puas melihat pertikaian tiga saudara itu. Akhirnya semua rencana yang ia susun berjalan dengan rapi..Tanpa mereka sadari bahwa akan ada bom yang akan meledak setelah ini.
"Keputusan Daddy sudah bulat...Daddy akan mencoret nama anak pembawa sial itu dari kartu keluarga kita.. Dia tidak layak hadir dalam keluarga kita..
"Sampai kapanpun aku tidak rela jika Zakia keluar dari keluarga ini" Tegas Darrel..
"Darrel kau jangan keras kepala. Setelah Mommy, Ayah Max. Dan kemarin Jessika juga hampir celaka karena dia! Jadi untuk apa kamu..
Praaaank!!
Semua yang ada di sana menoleh kearah benda jatuh. Ternyata disana ada Zakia yang sengaja mendorong guci besar hingga pecah. Tanpa mereka sadari sejak tadi Zakia mendengar semuanya.
"Zakia...
.
.
.
TBC
