NovelToon NovelToon
Pendekar Bangau Emas

Pendekar Bangau Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Harem / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Slyterin

Tang Xiao Tian seorang pemuda berasal dari Desa di puncak gunung Huang yang memiliki keinginan untuk melakukan tugas penting bagi seluruh dunia persilatan dari ketiga orang guru yang membesarkannya selain itu Ia juga ingin mencari tahu identitasnya yang selama 20 tahun di rahasiakan oleh para gurunya. Selamat datang dan membaca novel pertama ku di sini.. Follow, like, rate 5,komentar positif dan share ya😘terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjalanan Ke Gunung Wu Tang Bagian 2.

Di saat Xiao Tian memperhatikan tulisan yang tertera pada batu karang di depan jalan, tampaklah seekor buaya raksasa berenang secara perlahan-lahan ke tepi jalan menghampiri Xiao Tian dengan mulut lebar terbuka untuk siap memangsa anak laki-laki itu.

"Kak Tian, di samping kananmu ada buaya besar...!" terdengar suara teriakan panik dari adik angkatnya di sisi lain daerah tersebut. Ia segera menoleh ke sisi kanannya dan buaya raksasa itu bergerak cepat ke arahnya.Ia meloncat cepat ke atas punggung buaya raksasa dengan sikap tenang.Gerakannya itu telah membuat buaya raksasa menggerakkan ekor ke atas punggung untuk menjatuhkannya namun ia dengan tangkas telah mencelat ke atas lalu menukik tajam ke arah sepasang mata buaya raksasa dengan dua jarinya membentuk jari- jari kepiting dan diarahkan ke sepasang mata buaya raksasa yang terbuka lebar.

Dan, tahu- tahu buaya raksasa mengamuk ke segala penjuru di pinggir jalan karena jari- jari tangan anak itu telah mencongkel keluar sepasang mata buaya raksasa, lalu ketika buaya raksasa mengamuk. Ia pun memberikan tendangan telak ke perut buaya raksasa itu hingga seluruh isi perut buaya raksasa berantakan di sekitar pinggir jalan.

"Huh.. Kau membantuku untuk mendapatkan makan siang enak tanpa aku harus repot untuk mencari- cari makanan di sekitar pinggir jalan ini." kata Xiao Tian di dekat mayat buaya raksasa. Ia telah membelah dada, kulit dan daging buaya raksasa dengan pedangnya.

Hal ini mengejutkan anak laki-laki marga Zhang yang berdiri di sisi daerah tersebut.Anak itu berdiri di dekat Xiao Lan yang diajak lari dari Si Setan Tua Muka Sapi ketika ia melihat Xiao Tian akan di bunuh oleh tokoh kejam di daerah tersebut. Namun, kini ia terkejut lihat Xiao Tian berada di tepi jalan yang ada tulisan yang tertera pada batu karang di pinggir jalan.'Muara Sungai Huang Selatan' dan nyaris di mangsa seekor buaya raksasa tetapi anak itu malah dengan tangkas luar biasa membunuh buaya raksasa dan sekarang ini asyik membelah, membersihkan dan membuang kepala buaya raksasa setelah seluruh daging buaya raksasa itu di buat satay panggang.

"Adik Lan dan sobat, kalian berdua kemarilah untuk makan siang menu satay panggang buaya raksasa terlezat karya ku." kata Xiao Tian melambaikan satay miliknya ke arah kedua orang anak di sisi lain daerah tersebut.

Xiao Lan segera berlari ke arah Xiao Tian lalu anak itu memeluk kakak angkatnya dengan wajah cantik jelita itu penuh kecemasan."Kau membuatku ketakutan.. " kata gadis kecil itu yang meneteskan air mata di baju Xiao Tian.

"Jangan cemas, aku baik- baik saja.. Ini kau cobalah daging buaya raksasa ini." kata Xiao Tian nada halus seraya melepaskan diri dari pelukan adik angkatnya.

Xiao Lan menerima satay panggang dari tangan kiri kakak angkatnya lalu menikmati makan siangnya di pinggir jalan. Xiao Tian menghampiri anak laki-laki di atas batu karang lain."Kau tak mau makan satay- ku ini." Tangannya menyodorkan satay kepada anak laki- laki marga Zhang yang berkeringat dingin di hampiri olehnya.

"Apakah kau akan membunuhku dan melemparkanku ke sungai untuk di santap buaya raksasa lainnya?" ia bertanya kepada Xiao Tian dengan wajah pucat pasi dan suaranya gemetaran sambil menerima satay itu.

"Tidak, kalau kamu mau memberitahuku siapa nama dan kapan terakhir saudara- saudara seperguruanmu terpisah darimu." jawab Xiao Tian yang duduk di batu karang bersama anak laki-laki marga Zhang dan Xiao Lan yang tak mau duduk sendirian di tepi sungai usai Xiao Tian menghampiri anak laki-laki marga Zhang.

"Namaku Zhang Wan Yi. Aku terpisah dari saudara- saudara seperguruanku sekitar dua hari yang lalu di desa pintu keluar Kota Huang Pusat. Dan, kini aku ingin mencari dan menemukan mereka di desa kecil di pesisir selatan sungai ini." jawab Zhang Wan Yi si anak laki-laki itu yang menunjukkan plakat namanya dan nama sektenya kepada Xiao Tian.

"Kau benar-benar murid dari sekte Wu Tang." Xiao Tian mengambil plakat sekte Zhang Wan Yi untuk ia amati dengan cermat." Hmm, kebetulan sekali." ujar Xiao Tian santai.

"Kenapa kau bilang kebetulan sekali?" tanya Zhang Wan Yi menatap heran kepada Xiao Tian dan senyum ramahnya hanya ditunjukkan kepada Xiao Lan gadis kecil adik Xiao Tian.

"Aku mendapat undangan untuk menghadiri ulang tahun ke 100 Kakek gurumu karena itulah ku katakan kebetulan sekali aku bisa bertemu denganmu disini secara tidak sengaja." jawab Xiao Tian tanpa senyum kepada Zhang Wan Yi sampai anak itu cepat- cepat mengalihkan senyumannya dari Xiao Lan ke Xiao Tian.

"Eh, benarkah apa yang kau katakan barusan?" Zhang Wan Yi melihat surat undangan di tangan Xiao Tian. " baguslah, sobat. Kita bisa melakukan perjalanan ke gunung Wu Tang bersama-sama tapi sebelum itu kita harus bisa mencari dan menemukan saudara- saudara seperguruanku di desa kecil pesisir selatan sungai ini." ia kini memberikan senyum persahabatan kepada Xiao Tian yang menyambut senyumannya itu dengan menjabat tangannya.

"Tentu saja. Ayo kita bisa berangkat sekarang.. " Xiao Tian melompat dari batu karang lalu mengajak kedua orang anak itu melanjutkan perjalanan mereka.

Ketiganya berjalan dengan cepat namun tenang saat memasuki desa yang menjadi tujuan mereka. Xiao Tian melalui lirikan matanya yang sangat tajam bisa mengetahui bahwa di salah satu rumah penduduk desa itu terdapat beberapa orang berpenampilan ala bajak sungai membawa golok, parang,dan samurai di pinggang orang-orang itu, lalu di dalam rumah telah terdengar suara seorang pemuda remaja dan gadis remaja yang sepertinya terikat pada tiang-tiang di rumah itu dan mulut keduanya juga di tutup kain.

"Mereka sepasang murid dari sekte Wu Tang. Apa sebaiknya kita lepaskan saja mereka supaya kita ini tak mendapatkan masalah dengan tujuh pendekar besar sekte Wu Tang?" ucap salah seorang dari orang-orang itu nada dari pintu tertutup di rumah itu pada teman- temannya.

"Kita mendapat tugas ini dari Si Setan Tua Muka Sapi yang ingin balas dendam terhadap istri dari Pendekar Besar ke lima sekte Wu Tang dan kalau kita berani untuk melepaskan mereka maka kitalah yang dapat masalah dengan Si Setan Tua Muka Sapi yang telah membayar biaya penculikan mereka dari ketua kita." kata salah seorang teman dari kelompok orang- orang itu menengok takut ke arah lain.

"Hmm.. Lantas dimana ketua kita berada saat ini? " tanya yang lainnya yang terdengar sibuk mengasah golok di batu- batu besar dekat beranda rumah itu.

Bersambung!!

1
Ismaeni
cerita awal yang cukup menarik. ..bahasa nya enak tidak berat. semangat update-nya yaa thor
Bryan Kennedy
Cher ami, allez, j'ai hâte de lire votre roman, j'adore les histoires classiques
Bryan Kennedy
L'esprit Nami, L'histoire de ce roman est agréable à lire de nombreuses fois car j'ai l'impression d'entrer dans l'histoire.
anggita
iklan, like☝👍.. moga lancar novel barunya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!