Tangan Kasar Suamiku

Tangan Kasar Suamiku

Bab 1. Ketahuan.

"Haruskah, tangan yang bicara

Setiap kali amarahmu bergelora

Tidak bisakah, mulut menguntai frasa

Meski salah diri setinggi pucuk cemara."

"Plak!"

"Plak!"

Dua tamparan keras mendarat di wajah putih Laura. Saking kerasnya tamparan itu, Laura terhuyung dan tubuhnya terjengkang jatuh ke atas sofa. Tanda merah nampak jelas tergambar di pipi itu

Laura menatap suaminya, Andre, dengan tatapan bingung sekaligus kaget. Kenapa suaminya menampar pipinya tanpa basa-basi? Kenapa pula suaminya pulang tiba-tiba, padahal baru beberapa jam setelah pergi.

"Ada apa bang? Kenapa abang tiba-tiba menamparku?" ringis Laura sembari mengusap pipinya.

Laura mencoba bangkit dari sofa. Tapi dia terduduk kembali karena merasakan pusing yang tiba-tiba mendera kepalanya.

Dengan pandangan yang berkunang, Laura melihat ibu mertuanya dan adik iparnya berdiri dibelakang Andre, dengan senyum licik, yang membuat Laura jijik. Pasti ibu mertua dan adik iparnya ada dibalik semua ini, seperti yang sudah-sudah.

Andre, suami Laura, kerap ringan tangan bila ada sesuatu masalah atau sikap Laura ada yang tidak berkenan di hatinya.

"Ada apa kamu bilang? Kamu masih bertanya-tanya?" sentak Andre murka.

Masih mengusap pipinya yang terasa panas. Laura, melontarkan tatapan penuh tanya.

"Kamu lihat ini!" Andre melemparkan secarik kertas kecil tanda transfer sejumlah uang, yang tertera ke nomor rekening ibu Laura.

Laura heran, bagaimana kertas itu bisa berada di tangan suaminya?

"Masih mau berkelit juga?" tatap Andre dengan kilatan tajam.

Laura, bungkam. Dia benar-benar bingung, kenapa kertas kecil itu bisa jatuh ketangan mertuanya. Sehingga mertuanya mengadu kepada suaminya.

"Maaf, bang. Ibu butuh uang, jadi saya mengirim uang untuk ibu?"

"Tuh, kan, ngaku juga," ucap Bu Maya dengan nada menggas.

"Kenapa kamu tidak minta ijin saya dulu. Aku 'kan suami kamu!"

Laura makin diam , dia tau apa yang telah dia lakukan itu salah. Karena diam-diam mengirim uang ke ibunya tanpa seijin suaminya.

Tapi, meminta ijin pun belum tentu dibolehkan. Lagi pula uang itu adalah uangnya sendiri. Hasil dari menulis novel secara diam-diam. Jadi menurutnya tidak akan ada yang tau hal itu.

Tapi sungguh sial, tanda bukti itu, kok bisa jatuh ketangan mertuanya.

"Kenapa kamu diam?"

"Apakah, Abang akan memberi ijin? Lagian, uang itu adalah uangku."

"Apa? Uang kamu? Ngaca dulu! Dari mana kamu dapat uang sebanyak itu, hah! Pastinya juga hasil dari mencuri uangku!"

"Cukup, Bang! Cukup! Kamu sudah sangat keterlaluan. Menuduh aku mencuri." Buliran air mata sudah mulai merebak di kedua netra, Laura, tapi masih berusaha dia tahan agar tidak menganak sungai.

"Hem, istri macam apa dulu, jika suka mencuri uang suami," sindir Bu Maya

"Cukup! Bu. Aku tidak pernah melakukan itu.Justru ibu yang jadi pencuri karena Ibulah yang mengendalikan uang di rumah ini."

Bu Maya melotot mendengar ucapan menantunya.

"Jangan kurang ajar kamu, ya!" Bu Maya hendak menampar Laura, tapi dicegah oleh Andre.

"Andre, istrimu itu sudah sangat kurang ajar pada ibumu. Bagaimana kamu bisa diam saja!"

Laura sangat kaget saat Mertuanya hendak menamparnya. Meskipun dilerai, Andre. Tapi perlakuan mertuanya sudah sangat berlebihan.

"Laura, kapan kamu ambil uang itu?"

"Memang abang ada kehilangan, uang?" Laura balik bertanya dengan tenang. Tatapannya dingin, menghunus.

"Lalu kamu dapat dari mana?"

"Itu urusanku, abang tidak perlu pusing memikirkan soal itu."

"Palingan juga, hasil melac***," timpal Luna tiba-tiba. Membuat mata Andre dan Bu Maya melotot.

"Jaga mulutmu, Luna! Kamu masih anak kecil jangan turut campur!" hentak Andre garang. Membuat nyali Luna mengkerut.

"Kamu ngutang ke orang lain, ya. Jangan membuatku malu, Laura!"

Laura diam, tak menyahut lagi. Dia sudah muak dengan perlakuan suami dan ibu mertuanya serta adik iparnya, yang selalu memperlakukannya seperti budak saja dirumahnya sendiri.

"Kamu, makin kurang ajar, ya. Tidak menghargai suami sendiri!" Andre sudah mengangkat tangannya bersiap hendak menampar lagi wajah Laura.

Namun, tangannya menggantung di udara, saat melihat tatapan istrinya yang sedingin salju. Wajahnya menantang, tidak menunduk atau hendak menghindar dari tangan kasar Andre.

"Memang dasar! Istri tidak tau diri!" umpat Bu Maya, saat melihat reaksi Laura dengan tatapan dinginnya.

Perlahan Andre menurunkan tangannya, dan berbalik cepat menghindari mata Laura.

"Oke, aku tidak akan mencampuri urusanmu, tapi dari mana kau peroleh uang itu?",,ucap Andre lirih.

"Uang itu adalah gaji pertama aku, menulis novel online," sahut Laura datar.

"Novel online?" jawaban serempak keluar dari mulut Andre, Luna dan Maya. Ketiganya saling menatap.

"Lantas, kenapa uang itu kau berikan pada ibumu saja. Seharusnya keluarga ini yang lebih kau utamakan," sindir Maya.

"Ibu, serakah sekali. Setelah menguasai uang suamiku, ibu mau mengambil uangku juga," ucap Laura datar. Namun matanya menatap tajam pada mertuanya. Bu Maya, bungkam dengan wajah memerah. Baginya ucapan menantunya itu memang benar adanya.

"Sudah! Masalah ini aku anggap selesai. Aku mau balik ke Kafe. Lain kali kalau ibu mengadu, cari dulu sumbernya yang jelas." Andre, melangkah pergi, meninggalkan istri dan ibunya.

Tadi, ibunya menelepon kalau istrinya telah mengirimkan sejumlah uang secara diam-diam ke orang tua Laura. Awalnya, Andre tidak percaya. Bagaimana istrinya bisa memiliki uang untuk dia kirimkan pada orang tuanya.

Sementara yang memegang uang selama ini adalah ibunya. Sejak ibunya tinggal bersama mereka, ibunyalah yang memegang kendali atas keuangan rumah tangganya.

Ibunya selalu bercerita kalau istrinya itu sangat boros, tidak pandai menggunakan uang. Bertepatan dengan kelahiran putranya, Bobby, ibunya lah yang memegang uang.

Istrinya yang awalnya protes, tapi pada akhirnya diam saja. Entah setuju atau tidak, tapi Laura pernah memperjuangkan haknya itu. Hanya saja dirinya sebagai suami Laura tak menggubrisnya.

"Sudah, biar sajalah ibu yang pegang uang dan mengurus keperluan di rumah ini. Toh, dia ibuku, tidak mungkin menelantarkan keluarga ini."

"Tapi, Bang, aku 'kan istri kamu. Masak ibu yang pegang semua uang di rumah ini.Kalau abang memang mau ngasih jatah sama ibu, silahkan. Tapi jatah untuk aku dan Bobby juga harus abang kasih."

"Apa salahnya sih, ibu yang pegang. Kalau ada hal yang perlu tinggal minta sama ibu, beres 'kan?"

"Tapi, bang!" protes Laura waktu itu. Tapi Andre tetap ngotot, sengotot mertuanya yang ingin tetap memegang kendali atas keuangan keluarga mereka.

Entah, Andre mengetahui atau tidak. Bu Maya tidak pernah mau memberikan uang sekedar pegangan untuk Laura.

Memang sih, untuk urusan dapur dan kebutuhan sehar-hari semua di penuhi. Susu untuk kebutuhan anaknya juga selalu ready.

Namun, Laura tidak pernah pegang uang sepersen pun. Bila ada kebutuhan mendadak harus minta dulu pada mertuanya dan ujung-ujungnya bikin nyesek hati. Pastinya, rayuan pulau kelapa berubah jadi omelan sepanjang jalan kenangan.

Laura tetap diam, agar tidak terjadi keributan dalam rumah tangganya. Untuk bekerja diluar rumah, Laura tidak tega karena Bobby masih kecil.

Akhirnya Laura mendapat ide, karena kesukaannya membaca novel, Laura pun mencoba menulis novel secara online dan mengirimnya ke sebuah platform.

Entah karena nasib baik atau memang sudah rejekinya. Secara perlahan, tulisan Laura makin disukai banyak pembaca. Hingga dia bisa mengirim uang ke ibunya. Juga, masih memiliki sedikit tabungan.*****

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

harus Laura, mertua kaya gitu harus di tatar mmg🤭🤭🤭

2024-03-22

0

Lela Lela

Lela Lela

semangat bagus kamu laura

2023-11-02

0

auliasiamatir

auliasiamatir

keren banget.. langsung aku subscribe

2023-10-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ketahuan.
2 Bab. 2. Ulah mertua dan adik ipar.
3 Bab. 3. Irina.
4 Bab. 4. Suami Laknat.
5 Bab, 5. Rahasia yang terbongkar.
6 Bab, 6. Pukulan telak Laura.
7 Bab, 7. Akal bulus Andre.
8 Bab, 8. Perubahan Laura
9 BAB, 9. Awal pembalasan Laura.
10 Bab 10. Laura mengamankan aset-asetnya
11 Bab 11. wajah Bebal Irina.
12 Bab, 12. Rahasia Andre perlahan tersingkap.
13 Bab, 13. Mengalah untuk pergi
14 Bab, 14. Panik
15 Ba, 15. Batal pulang ke kampung.
16 Bab 16. Pembalasan Laura
17 Bab 17. Tabiat buruk Irina.
18 Bab, 18. Pukulan telak buat Andre.
19 Bab 19. Perkenalan denga Mark.
20 Bab 20. Sebuah keputusan
21 Bab 21. Sesal
22 Bab 22.
23 Bab 23. Terpuruk
24 Bab 24. Rencana jahat Andre.
25 Bab 25. Penculikan yang gagal.
26 Bab, 26. Masa lalu, Mark
27 Bab, 27. Mark, melamar Laura.
28 Bab, 28. Mark, Laura menikah.
29 Bab 29.
30 Bab 30. Insiden bulan madu.
31 Bab 31. Kisah dari masa lalu
32 Bab, 32. Resah yang menyergap.
33 Bab 33. Arumi
34 Bab 34. Arumi mengingat kembali.
35 Bab, 35. Keraguan.
36 Bab 36. Jujur.
37 Bab, 37.
38 Bab 38. Ratih.
39 Bab 39. Akal bulus Ratih.
40 Bab 40.
41 Bab 41.
42 Bab 42. Ratih diusir.
43 Bab 43. Pelampiasan dendam Ratih.
44 Bab 44. Pembalasan Ratih.
45 Nab 45. Laura koma.
46 Bab 46, Terbongkarnya kebusukan Ratih
47 Bab 47. Ratih ditangkap polisi.
48 Bab 48.
49 Bab 49.
50 Bab 50.
51 Bab, 51.
52 Bab 52
53 Bab, 53.
54 Bab, 54
55 Bab 55
56 Bab 56.
57 Tangan kasar suamiku.
58 Hai.......Author kembali. selamat membaca ya. Happy reading!!! Bab 57.
59 Bab 58
60 Bab 59. Andre vs Mark
61 Bab 60.
62 Bab, 61.
63 Bab 62.
64 Bab 63. Permintaan Andre.
65 Bab 64.
66 bab 65
67 Bab 66.
68 Bab 67
69 Bab 68.
70 Bab 69
71 Bab, 70
72 Bab, 71
73 Bab, 72
74 Bab 73.
75 Bab 74
76 Bab 75.
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78.
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Mak promosi dulu ya. Kali aja ada yang mau mampir dan membaca karya receh mak.
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1. Ketahuan.
2
Bab. 2. Ulah mertua dan adik ipar.
3
Bab. 3. Irina.
4
Bab. 4. Suami Laknat.
5
Bab, 5. Rahasia yang terbongkar.
6
Bab, 6. Pukulan telak Laura.
7
Bab, 7. Akal bulus Andre.
8
Bab, 8. Perubahan Laura
9
BAB, 9. Awal pembalasan Laura.
10
Bab 10. Laura mengamankan aset-asetnya
11
Bab 11. wajah Bebal Irina.
12
Bab, 12. Rahasia Andre perlahan tersingkap.
13
Bab, 13. Mengalah untuk pergi
14
Bab, 14. Panik
15
Ba, 15. Batal pulang ke kampung.
16
Bab 16. Pembalasan Laura
17
Bab 17. Tabiat buruk Irina.
18
Bab, 18. Pukulan telak buat Andre.
19
Bab 19. Perkenalan denga Mark.
20
Bab 20. Sebuah keputusan
21
Bab 21. Sesal
22
Bab 22.
23
Bab 23. Terpuruk
24
Bab 24. Rencana jahat Andre.
25
Bab 25. Penculikan yang gagal.
26
Bab, 26. Masa lalu, Mark
27
Bab, 27. Mark, melamar Laura.
28
Bab, 28. Mark, Laura menikah.
29
Bab 29.
30
Bab 30. Insiden bulan madu.
31
Bab 31. Kisah dari masa lalu
32
Bab, 32. Resah yang menyergap.
33
Bab 33. Arumi
34
Bab 34. Arumi mengingat kembali.
35
Bab, 35. Keraguan.
36
Bab 36. Jujur.
37
Bab, 37.
38
Bab 38. Ratih.
39
Bab 39. Akal bulus Ratih.
40
Bab 40.
41
Bab 41.
42
Bab 42. Ratih diusir.
43
Bab 43. Pelampiasan dendam Ratih.
44
Bab 44. Pembalasan Ratih.
45
Nab 45. Laura koma.
46
Bab 46, Terbongkarnya kebusukan Ratih
47
Bab 47. Ratih ditangkap polisi.
48
Bab 48.
49
Bab 49.
50
Bab 50.
51
Bab, 51.
52
Bab 52
53
Bab, 53.
54
Bab, 54
55
Bab 55
56
Bab 56.
57
Tangan kasar suamiku.
58
Hai.......Author kembali. selamat membaca ya. Happy reading!!! Bab 57.
59
Bab 58
60
Bab 59. Andre vs Mark
61
Bab 60.
62
Bab, 61.
63
Bab 62.
64
Bab 63. Permintaan Andre.
65
Bab 64.
66
bab 65
67
Bab 66.
68
Bab 67
69
Bab 68.
70
Bab 69
71
Bab, 70
72
Bab, 71
73
Bab, 72
74
Bab 73.
75
Bab 74
76
Bab 75.
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78.
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Mak promosi dulu ya. Kali aja ada yang mau mampir dan membaca karya receh mak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!