NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Pergi

Biarkan Aku Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:277.6k
Nilai: 4.6
Nama Author: Velza

Menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia adalah idaman semua pasangan suami istri. Hal itu juga yang sangat diimpikan oleh Syarifa Hanna.

Menikah dengan pria yang juga mencintainya, Wildan Gustian. Awalnya, pernikahan keduanya berjalan sangat harmonis.

Namun, suatu hari tiba-tiba saja dia mendapat kabar bahwa sang suami yang telah mendampinginya selama dua tahun, kini menikah dengan wanita lain.

Semua harapan dan mimpi indah yang ingin dia rajut, hancur saat itu juga. Mampukah, Hanna menjalani kehidupan barunya dengan berbagi suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Orang Tak Dikenal

Adnan masih setia menunggu kedatangan Hanna sambil sesekali memainkan ponselnya. Dan tak berapa lama yang ditunggu pun tengah berjalan menuju mobilnya. Hanna mengetuk jendela mobil dan berusaha melihat siapa orang yang mencarinya.

Kaca jendela perlahan terbuka dan tampaklah Adnan yang duduk di balik kemudi. Hanna sempat terkejut saat tahu siapa yang mencarinya, tetapi dia langsung memasang wajah masam.

"Masuk, Mbak. Ada yang mau aku bicarakan," ucap Adnan lalu membuka pintu. Hanna pun mengikuti perintah Adnan tanpa ada sepatah katapun yang keluar dadi mulutnya.

"Mbak Hanna kenapa blokir nomorku? Sebenci itukah sampai Mbak Hanna mau menjauhi aku?"

Hanna menatap Adnan dengan tatapan dingin. "Langsung saja, apa yang ingin kamu bicarakan? Aku nggak ada banyk waktu."

"Oke-oke. Jadi gini ...," Adnan pun langsung mengatakan apa yang ingin dia bicarakan dengan Hanna, sedangkan Hanna hanya diam dan menyimak setiap kata yang terucap dari mulut Adnan.

"Gimana, Mbak?" tanya Adnan setelah selesai memberikan penjelasan dari ide yang dia punya.

Hanna tampak berpikir dan menimbang ide dari Adnan, meski sedikit menyulitkan, tetapi ide yang dipunya Adnan juga tidak terlalu buruk.

"Oke, tapi masalahnya siapa yang bakal jadi pacar settinganku? Kamu tahu sendiri, aku nggak terlalu dekat dengan pria."

"Iya juga, sih. Aku juga nggak ada temen yang masih jomblo, kebanyakan udah ada pasangan," ucap Adnan.

"Ya udahlah, bisa dipikirkan nanti lagi. Yang penting urusan sama mama cepat kelar dan semoga aja mama nggak curiga kalau ini rencana kita."

"Selagi ada yang bisa diajak kerjasama, aku yakin mama pasti bakal percaya, Mbak."

Hanna mengangguki ucapan Adnan yang sepenuhnya benar. Selesai membicarakan rencana yang telah disusun, Adnan langsung pamit untuk kembali ke kantor, begitupun dengan Hanna.

**

Minggu pagi yang cerah, Hanna menikmati waktu liburnya dengan menanam bunga di halaman depan rumah. Berbagai macam bunga yang beraneka warna tampak menghiasi dan menambah keindahan rumahnya.

"Akhirnya, selesai juga," ucap Hanna setelah menyelesaikan menanam bunga. Dia pun segera memindahkan pot yang berisi bunga tersebut ke tempat semula dan menatanya dengan rapi.

Tak jauh dari rumahnya, tepatnya di seberang jalan ada sebuah mobil yang berhenti di sana, tetapi si pengemudi tidak keluar sama sekali.

Di dalam mobil, si pengemudi terus memerhatikan ke arah rumah Hanna seperti sedang mengintai seseorang. "Kamu masih seperti dulu, Han. Selalu menyibukkan diri dengan tanaman kalau sedang hari libur."

Pukul 10, Hanna sudah terlihat sangat rapi dengan setelan jeans dan blouse warna mocca. Dia berjalan menuju mobil kemudian mengemudikannya. Perlahan mobilnya keluar dari halaman rumah dan melaju dengan kecepatan sedang.

Sementara itu, pemilik mobil yang sedari tadi mengintai rumah Hanna kini juga mengemudikan mobilnya dan mengikuti Hanna. Dia mengendarai mobilnya di belakang mobil Hanna, tetapi masih berjarak agar tak menimbulkan kecurigaan.

Mobil Hanna berbelok ke arah mall yang cukup besar dan ramai. Setelah memarkirkan mobil, dia segera melangkahkan kakinya memasuki mall. Seseorang yang membuntuti mobil Hanna tadi juga terlihat memasuki mall dan mengikuti ke mana Hanna pergi.

Hanna berjalan menuju toko pakaian, dia ingin membeli beberapa stel pakaian untuk kerja. Setelah mendapatkan.yang diinginkan, dia pun segera membayar ke kasir. Keluar dari toko pakaian, dia melanjutkan ke toko sepatu.

Selesai dengan urusan belanja keperluan untuk ke kantor, Hanna pun pergi ke toko kebutuhan pokok. Dia hendak membeli kebutuhan dapur yang sudah hampir habis. Berjalan menyusuri setiap tempat buah, sayur, dan lauk. Dia mengambil sesuai yang dibutuhkan.

Tepat setelah dia menyelesaikan belanjanya, waktu sudah menunjukkan jam 12.30. Hanna memutuskan pergi ke sebuah restoran untuk makan siang dan langkahnya itu senantiasa masih diikuti seseorang.

Ketika akan memasuki sebuah restoran, Hanna dikejutkan dengan kemunculan Mama Ginan yang baru keluar dari restoran yang hendak ditujunya. Dalam keadaan bingung harus bagaimana,.dia pun mencoba berbalik arah agar tak bertemu mantan mertuanya itu. Namun, nasib baik sepertinya tak berpihak padanya. Ketika kakinya hendak melangkah pergi, justru sang mantan mertua memanggilnya.

"Han, kamu di sini juga?" tanya Mama Ginan seraya tersenyum.

"I-iya, Ma. Kebetulan lagi pengen beli sesuatu tadi," jawab Hanna.

Mama Ginan melihat sekitar tempat mereka berdiri, seperi tengah mencari seseorang. "Kamu sendirian? Adnan ke mana? Kenapa nggak nganter kamu?"

"Eh, itu, Ma. Tadi Hanna ke sini sama ...," Hanna tampak celingukan mencari seseorang yang bis dijadikan sasaran. Hingga tanpa pikir panjang, dia menarik tangan seorang pria yang kebetulan baru keluar dari toko ponsel.

"Hanna ke sini sama calon suami, Ma."

Sontak ucapan Hanna itu membuat Mama Ginan dan pria yang ditariknya tadi terkejut, tetapi tangan Hanna yang menggamit lengan pria itu terlihat mencubit kecil agar pria tersebut membantu dramanya.

Pria tang digandeng Hanna pun hanya mampu tersenyum kaku pada Mama Ginan, seolah mengiyakan apa yang diucapkan Hanna.

"Maksud kamu apa, Han? Bukannya selama ini kamu dekat sama Adnan?" tanya Mama Ginan yang masih tak percaya dengan yang diucapkan Hanna.

"Aku dan Adnan dekat hanya sebatas kakak adik, Ma, nggak lebih. Semua yang Mama duga itu nggak seperti apa yang Mama lihat." Hanna berusaha menjelaskan tanpa menyakiti perasaan Mama Ginan.

Sementara, Mama Ginan masih menatap tak percaya pada Hanna. Akan tetapi, diamnya pria yang digandeng Hanna itu membuatnya berpikir jika yang diucapkan mantan menantunya itu memang benar adanya.

"Maafin Hanna, Ma. Hanna nggak bermaksud ngecewain Mama."

"Enggak apa-apa, Han. Harusnya mama yang minta maaf karena sudah memaksakan ego mama," tutur Mama Ginan sambil menggenggam lembut tangan Hanna.

Setelah mengucapkan itu, Mama Ginan pun pergi meninggalkan Hann dan pria tadi. Sepeninggal Mama Ginan, Hanna tanpa sadar masih menggamit lengan pria tak dikenalnya itu.

"Senyaman itukah Anda, Nona, hingga tak mau melepaskan tangan saya?" celetuk pria itu, yang tak lain pria yang membuntutinya tadi.

"Eh." Hanna seketika langsung melepas tangannya dari lengan sang pria.

"Saya tunggu pertanggung jawabanmu, Nona. Jadi, besok malam saya tunggu kedatangan Anda di Cafe X jam 8."

Usai mengucapkan itu, pria tadi langsung pergi meninggalkan Hanna yang masih terbengong.

"Apes sekali nasibku," gumam Hanna lalu melangkah gontai menuju tempat parkir, dia sudah tak berselera untuk makan siang karena kejadian ini.

Sepanjang perjalanan pulang, pikirannya masih tertuju dengan kejadian tadi. Dia yang tadinya ingin menyelamatkan diri dari cercaan Mama Ginan, justru harus masuk dalam skenarii yang dibuatnya sendiri.

"Ah, sudahlah. Setidaknya aku dan Adnan sudah terbebas dari rencana pernikahan itu."

Sementara di tempat lain, pria yang membuntuti Hanna tadi tersenyum senang lantaran tanpa harus berusaha keras untuk mendapatkan Hanna, justru target mendekat tanpa diminta.

1
Soraya
keren mksh karyanya thor👍
Soraya
selamat ya Hana akhirnya hamil juga
Endang Supriati
ngapain juga si hanna urusan keluarga wildan.
Endang Supriati
kanker itu seperti rambut menjalar kemana2 kamu mau sembuh nov! ganti otaknya.
Endang Supriati
si adnan hrsnya juga mati ketabrsk truck,kurang ajarrrrr ngapain sih ngabar ngabin ke Hanna.!! pki suruh besuk segala! dasar adik kakak otaknya konslet.
Endang Supriati
ucapan adalqh doa nov. itu adalah bakasan dr Allah krn sdh menghancurkan pernikahan Hanna.
ada hadisnya,pezinah dan penghancur rumah tangga org. tdk diakui sbg umat dan golongan Rasullah.
Endang Supriati
biasanya pezinah perusak rumah tangga org. kena penyakitnya kanker disekitar rahimm.
jd tdk bisa ngesex lagi bau kaya bangke jarak 10 meter aja sdh tercium baunya. krn didlm rshimnya penuh luka darah dan nanah.
Endang Supriati
yg bilang sdh maapin itu mudah! coba klu dia yg mengalami. sakit hati tahu!!
Iges Satria
/Heart//Heart//Heart//Heart//Good/
YuWie
bagus
Anna Wamey
kenapa harus dg perjanjian frans,,,?,,hanna minta tolong pdmu sekali,,,tp kamu meminta lebih,,,??,🤔
Iges Satria
tinggal beli rusaknya dan beli es krim, nanti dituangkan kesatuan wadah.. gampang kan Frans /Heart/
Anna Wamey
Lumayan
Nur Azizah
bagus n menarik
Sobar Ruddin
sangat bagus dan mengispirasihkan kita jgn terlalu terpuruk
Sobar Ruddin
seru lanjut
Endang Supriati
ucapan adalah doa.
Endang Supriati
memang hamil bisa dibuat dan diarur sendiri!!!
Endang Supriati
lg baru 2 thn aja udh nikah lagi. dasar aja wildan murahan
Endang Supriati
mudah2an novita engga hamil2 ternyata yg mandul si wildan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!