Vivian Lian di hidupkan kembali setelah mendapatkan pengkhianatan dari suaminya dan adik tirinya. Di kehidupan lalu, dia mempercayai ibu tirinya dan adik tirinya hingga berakhir mengenaskan. Dia pun melakukan cinta semalam dengan calon tunangan adik tirinya hingga mengandung anak sang CEO demi membalaskan rasa sakit hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Vivian atau Elina
Sepanjang malam Anderson duduk di samping Vivian hingga matahari terbit, ia menjaga wanita itu sepenuh hati. Dia merasa bersalah pada wanita di depannya. Ia ingin mengakuinya, tapi ia takut Vivian akan menjauhinya. "Maafkan aku Vi, aku tidak bermaksud membohongi mu."
Anderson tidak bisa berpikir jernih, ia terlalu takut dan dadanya terasa sesak.
Drt
"Tuan, keadaan nona Elina sudah membaik. Dia sempat mencari tuan."
Anderson tidak bisa menggerakkan bibirnya. rasanya sangat berat. "Kau terus awasi dia. Selidiki Dixon apa yang terjadi pada mereka."
Samar-samar Vivian mendengarkan nama Dixon. Kedua matanya terbuka sedikit, ia mencoba melebarkan kedua matanya.
Siapa Dixon? Aku baru mendengarnya.
Anderson menutup ponselnya. Ia tidak boleh lama-lama membahas masalah tentang Lucy, ia takut semua orang curiga.
"Anderson."
kedua mata Anderson terbalalak, tubuhnya membeku. Ia berharap wanita di sampingnya tidak mendengarkan lebih jelas. "I-iya."
Anderson langsung gagap. Ia menoleh sambil tersenyum.
Vivian mengerutkan keningnya seperti melihat sesuatu yang aneh dari wajah Anderson. "Kau berkeringat?" tanya Vivian.
"Ah iya, aku ke kamar mandi dulu." Anderson buru-buru menghindar. Ia tidak ingin Vivian tau siapa yang menghubunginya dan malah menanyakan sesuatu. Ia tidak ingin kebohongannya bertambah. "Apa yang harus aku lakukan?"
Anderson semakin pusing, ia harus apa? Elina juga membutuhkannya.
Drt
Anderson mengangkat ponselnya.
"Tuan, nona Elina histeris dan mencari dirimu. Saya tidak tau harus menenangkannya."
Anderson memejamkan kedua matanya. "Aku akan kesana."
Anderson keluar, sejenak ia menatap Vivian. "Vivian aku harus pergi, ada sesuatu mendesak. Maaf, aku tidak bisa menemani mu."
Vivian mengangguk dan tersenyum. "Aku akan menunggu mu."
Anderson mencium kening Vivian dan mengelus pipinya, kemudian berlalu pergi.
....
Anderson membuka pintu kamar yang di tempati oleh Elina. Dia melihat wanita itu meringkuk di atas kasurnya. Ia pun menghampirinya dan Daniel memutuskan untuk undur diri dan tak ingin mengganggunya.
"Elina."
Wanita yang sedang menyembunyikan wajahnya itu mengangkat wajahnya dan berhambur memeluk Anderson. Ia memeluk erat Anderson seakan tak ingin melepaskannya. "Anderson aku takut, aku sangat takut Dixon pasti memukul ku lagi."
Anderson melepaskan pelukannya. "Elina, Dixon tidak akan menemukan mu. Aku akan melindungi mu dan anak mu."
"Jangan tinggalkan aku Anderson."
Anderson mengangguk, Elina kembali memeluknya. Wanita itu merasa nyaman berada di dalam pelukan Anderson. "Kau tidurlah dulu, aku ingin membahas sesuatu dengan Daniel."
"Baiklah, kau jangan pergi."
Anderson mengangguk dan mengelus kepala Elina. Kemudian keluar menemui Daniel.
"Tuan." Sapa Daniel. Sejak tadi ia menunggu tuannya ini keluar dan ingin mendengarkan perintah selanjutnya. "Saya sudah menuelidiki Dixon dan nyonya Elina. Hubungan mereka sangat baik jika lihat di luar, orang tua nyonya Elina memiliki hutang pada tuan Dixon, mungkin pernikahan mereka terjadi karena hutang itu. Tuan Dixon pun sering menyiksa nyonya Elina. Menurut dari pelayan yang bekerja di sana. Nyonya Elina sering mengucapkan nama anda."
"Sepertinya nyonya Elina terpaksa menikah dengan tuan Dixon. Sepertinya dia juga belum bisa melupakan tuan."
Satu tangan Anderson memegang pinggangnya, dan satunya lagi mengusap wajahnya dengan kasar. "Sekalipun Elina menikah terpaksa, tapi aku sudah menikah. Hubungan kita sudah beda dan status kita juga beda."
"Tapi tuan dan nyonya Vivian hanya menikah setahun."
Seketika kedua telinga Anderson merasa panas, ia menatap tajam Daniel yang seenaknya saja ikut campur dalam urusan pernikahannya. "Kau tidak perlu ikut campur Daniel."
Daniel menunduk, keringat dingin mulai membasahi wajahnya. Ia mengutuk dirinya yang telah membangkitkan monster di dalam tubuh bosnya itu. "Kau jaga Elina, aku keluar menemui Vivian."