Warring!!! 21+++
Ajeng Maisya adalah seorang gadis yatim piatu yang diusir oleh ibu tirinya dari rumahnya sendiri.
Dia harus berjuang keras untuk menyambung hidup. Hingga kejadian naas itu pun terjadi. kesuciannya harus direnggut secara paksa oleh CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Dia pun pergi menjauh untuk melupakan kejadian naas itu. tanpa disadarinya dirinya telah mengandung anak dari CEO tersebut.
Ajeng sangat menyayangi putranya, dan dia tidak ingin CEO itu tahu. Putranya sangat tampan sejak lahir. Dan dia memiliki kecerdasan diatas rata-rata untuk usianya yang 3 tahun.
Namanya Mr.Zero, Dia adalah hacker handal dan pencipta alat-alat canggih yang sering digunakan oleh agen rahasia. Alat ciptaannya sudah mendunia.Sehingga pundi-pundi uang terus mengalir. Siapakah Dia?
Ikuti terus ceritanya gengks...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAMZ 23
Setelah Ajeng dan Jonathan mendapatkan akta nikahnya, Jonathan mengerahkan orang suruhannya untuk mencari keberadaan Ars saat ini.
"Vino, kamu lacak mobil yang membawa anakku pergi!," titah Jonathan.
"Baik Tuan, dari hasil pengamatan saya, mobil itu berhenti di sebuah gedung tua yang ada di kota K Tuan," papar Vino.
"Kalau begitu kita kesana, suruh orang-orang kita untuk menuju kesana!."
"Baik Tuan!."
Sedangkan saat ini Ars sedang berhadapan dengan ketiga pria berbadan besar. Dan Ars mendengar suara langkah kaki yang menuju kearahnya.
"Bagus, kalian benar-benar melakukan perintah ku dengan baik, aku akan memberikan bonus untuk kalian jika kalian bisa membawa ibunya juga kesini!," ucapnya kepada ketiga pria tersebut.
"Kau tenang saja Nona, kami akan segera membawa ibunya kemari, asalkan bonusnya sesuai," ucap salah satu pria itu.
Ars menatap nanar kepada wanita yang menyuruh ketiga preman tersebut. Hany pun menatap Ars dengan sinis. Ya, wanita itu adalah Hany.
"Bagaimana bocah, apa kau nyaman saat ini, aku akan membuatmu lebih nyaman lagi nanti bersama ibu sialanmu itu!," ujar Hany.
"Cih...aku sudah menduganya bahwa Tante lah yang menculikku. Aku tidak akan membiarkan Tante berbuat lebih jauh lagi," ucap Ars tak kalah sinisnya,membuat Hany terkejut. Karena anak sekecil Ars berkata layaknya orang dewasa.
"Kau hanya seorang anak kecil, dengan cara apa kau akan menghentikan ku hah...!," sarkas Hany. Dia mulai mendekati Ars.
"Kau akan melihatnya sebentar lagi," ucap Ars tersenyum misterius, membuat Hany mengerutkan keningnya.
Dan beberapa detik kemudian ketiga preman itu tiba-tiba tergeletak tak sadarkan diri, membuat Hany begitu terkejut.
"Ada apa ini, Hey.... kalian bangunlah!," teriak Hany memanggil para preman itu. Namun ketiganya tak menyahut karena sudah tak sadarkan diri.
Hany kembali menatap Ars tajam."Heh bocah!, apa yang kau lakukan hah...!",Pekik Hany.
"Memangnya apa yang kulakukan Tante, aku tidak melakukan apa-apa, apa Tante melihatku menghajar mereka sehingga mereka pingsan?," ejek Ars disertai tawa.
Hany geram dengan Ars, dia sendiri pun tidak mengerti dengan yang terjadi.Sepersekian detik kemudian Hany merasa ada sesuatu yang menyentuh belakang kepalanya.
"Lepaskan anak itu!," ucap seseorang membuat Hany semakin terkejut.
Perlahan Hany membalikkan badannya, dilihatnya seseorang yang tidak asing menurutnya.
"Kau...!," ucap Hany terkejut.
"Oh,jadi Anda yang menculik Ars. Kalian memang keluarga yang sangat jahat!," ucapnya penuh emosi.
Hany tersenyum miring, oh, jadi kau meninggalkan ayahku dan beralih menjadi orang baik sekarang?,munafik!,"ucap Hany meremehkan.
"Itu lebih baik daripada Anda Nona!,sekarang lepaskan dia Nona, atau aku tidak akan segan-segan untuk menghunuskan peluru ini bersarang di kepala Nona.
" Kau berani padaku! "
"Kenapa aku tidak berani Nona?,cepat lepaskan dia!," bentak Alex membuat Hany semakin geram. Namun ia juga tidak mau tertembak,jadi Hany terpaksa melakukan perintah Alex
"Tidak perlu Paman, aku sebenarnya sudah terlepas dari tadi hehehe," ucap Ars terkekeh.
"Kau memang hebat Ars," Alex tersenyum bangga.
"Aku akan membalas kalian nanti!," geram Hany.
"Kami akan menunggumu Nona," ujar Alex mengejek.
Ars pun segera berlari dan menghampiri Alex. Tapi Ars mengarahkan jam tangannya ke arah Hany dan tiba-tiba Hany pun tak sadarkan diri.
"Apa yang kau lakukan Ars," tanya Alex.
"Tenang Paman, aku hanya memberinya bius untuk melumpuhkan ingatannya tentang kejadian hari ini," ucap Ars tersenyum.
"Kalau begitu ayo kita keluar dari sini Ars, mamimu pasti khawatir padamu," ajak Alex.
"Ya Paman".
Mereka pun meninggalkan gedung kosong tersebut. Namun saat sampai di depan gedung itu, Ars dan Alex bertemu dengan Jonathan dan para suruhannya.
Jonathan yang melihat Ars bersama seorang pria yang tidak dia kenal langsung menghampiri mereka dan menghajar Alex tanpa aba-aba.
Ajeng yang melihat dari mobil langsung berlari keluar dan berusaha untuk menghentikan Jonathan.
" Paman, berhenti, "teriak Ars namun Jonathan seolah tuli. Dia berfikir Alex lah yang menculik Ars.
" Berhenti.......! ",pekik Ajeng.
Jonathan pun menghentikan pukulannya kepada Alex.
Ajeng dan Ars segera membantu Alex yang babak belur akibat pukulan Jonathan. Dan itu sukses membuat Jonathan membelalakkan matanya.
"Apa yang kalian lakukan hah!," ucap Jonathan marah.
"Paman, Paman Alex yang sudah menyelamatkan Ars Paman, kenapa Paman malah memukulinya."
"Kenapa kau memukulinya, lihatlah Alex terluka sekarang," ucap Ajeng.
Jonathan menatap Ajeng,Ars dan Alex bergantian. "Apa kalian saling mengenal?," Jonathan mengernyitkan dahinya.
"Dia adalah temanku, dan dia juga sudah melindungi Ars," jelas Ajeng.
Jonathan berfikir apakah pria ini yang membuat Ajeng tadi menolaknya saat Jonathan akan menikahinya. Dan Jonathan teringat dengan ucapan Ajeng yang mengatakan bahwa dirinya lebih baik menikah dengan pria lain. "Apa pria ini yang dimaksud Ajeng tadi," batinnya,Jonathan menjadi marah dengan pemikirannya sendiri.
"Lepaskan pria itu, jangan menyentuhnya!," ucap Jonathan membuat semua terkejut.
"Tapi dia terluka," bantah Ajeng.
"Kau berani melawan suamimu!."
Ars terkejut mendengar ucapan Jonathan begitu juga dengan Alex.
Ajeng pun menuruti perintah Jonathan yang kini sudah menjadi suaminya.
" Kapan Paman dan Mami menikah?, kenapa Ars tidak tahu Mam?," tanya Ars membuat Ajeng gelagapan untuk menjawabnya.
"Emm ...itu tadi Mami dan...,"Ajeng bingung harus menjawabnya.
" Kami menikah baru saja Ars, dan sekarang panggil aku Papi, "ucap Jonathan dengan senyumnya.
Ars terperangah dengan penuturan Papanya. Bukankah Maminya sedang marah dengan Papinya?, tapi kenapa sekarang tiba-tiba mereka sudah menjadi pasangan suami-istri?. Entahlah Ars tidak mau pusing memikirkan masalah orang dewasa.
" Sekarang lepaskan pria itu dan kemarilah, orang-orang ku yang akan membawanya ke rumah sakit untuk mengobati lukanya," titah Jonathan.
Ajeng pun menuruti perintah suaminya itu.
"Apa yang terjadi, kenapa kalian bisa berada disini. Dan kau kenapa bisa disini," ucap Hany yang baru saja keluar dari dalam gedung tua tersebut dan menunjuk Ars.
Semua orang pun menoleh padanya.
"Hany apa yang kau lakukan disini?, bukankah kau sedang liburan?, kenapa bisa sampai disini?," tanya Jonathan yang melihat Hany tiba-tiba keluar dari dalam gedung.
"Aku yang...." ucapannya terhenti,tidak mungkin dia mengatakan bahwa dirinya yang menculik Ars. Hany memang masih mengingat dirinya yang telah menculik Ars. Tapi dia tidak mengingat percakapannya dengan Alex dan Ars tadi.
Tiba-tiba dari belakang Hany muncul para preman yang mencoba menculik Ars. Mereka masih memegangi kepalanya.
"Mereka yang menculik ku Paman," tunjuk Ars pada ketiga preman suruhan Hany. Ars memang sengaja tidak memberitahu Papanya bahwa Hany lah dalang dibalik semua ini. Karena dia akan membuka kedok Hany nanti, karena menurut Ars ini belum saatnya.
Hany gelagapan melihat suruhannya keluar gedung itu. Dia was-was kalau-kalau mereka mengatakan bahwa ia yang telah menyuruhnya.
"Tangkap orang-orang itu," Jonathan memberikan perintah pada suruhannya. Merekapun langsung meringkus ketiga preman itu.
Hany lega karena para preman itu tidak mengatakan bahwa Hany lah yang telah menyuruhnya untuk menculik Ars.
Sebenarnya Ars telah menembakkan bius pelumpuh ingatan pada para preman tersebut. Jadi para preman itu sebenarnya merasa bingung kenapa mereka bisa berada di tempat itu.Makanya mereka tidak mengatakan bahwa Hany lah yang telah menyuruh mereka.
"Sekarang kita pulang, biarkan mereka yang mengurus para penculik itu," ajaknya pada Ajeng dan Ars.
"Sayang aku ikut," rengeknya pada Jonathan.
"Biarkan Vino yang mengantarmu," ucap Jonathan datar.
"Tapi sayang.."
Jonathan mengangkat tangannya menandakan Hany harus menuruti perintahnya.
Hany akhirnya terpaksa menuruti Jonathan ,dan pulang dengan diantarkan Vino.
"Ajeng kau akan tahu akibatnya nanti," ucap Hany dalam hati seraya mengepalkan tangannya kesal.