NovelToon NovelToon
Dendam Dibalik Cinta Mu

Dendam Dibalik Cinta Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Pernikahan Kilat
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Miutami Rindu

Kepercayaan adalah tonggak dari sebuah hubungan. Mempercayai seseorang bukanlah kesalahan, namun mempercayai seseorang yang baru kita kenal itulah yang bisa menjadi sebuah kesalahan. Dan.. Inilah yang terjadi pada Nadien, hidupnya yang damai seketika berubah menjadi penuh tekanan dan rasa sakit. Jiwa dan raganya disakiti terus menerus oleh pria yang ia cintai, pria yang mulut nya berkata Cinta. Namun, terdapat dendam di balik itu semua.

Akankah Nadien mampu melewati ujian hidupnya dan membuat pria tersebut mencintainya? Ataukah, memilih menyerah dan pergi meninggalkan pria yang selama ini telah menyakitinya?

Penasaran..? Cuss langsung baca ceritanya, di cerita baru Author Dendam Dibalik Cinta Mu by. Miutami Rindu🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miutami Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diajak Jalan

Keduanya saling tatap, perbedaan nya gadis itu menatap Gavin dengan senyum merekah sedang Gavin hanya menatap wanita itu datar.

Gavin beranjak bangun dari duduk nya, "Kamu ngapain kesini?" Tanya Gavin datar.

Nadien muncul dari belakang Jessy, gadis itu menatap dua manusia di depan nya bingung. Sebenarnya Nadien penasaran, tapi rasanya tidak sopan jika mendengarkan pembicaraan mereka.

"Permisi Mbak. Mbak mau minum apa biar saya buatkan?" Ucap Nadien pada wanita di depan nya dengan sopan.

Wanita itu menoleh pada Nadien dengan menyunggingkan senyuman sinis. Menatap Nadien meremehkan,

"Gak perlu ! " Sahut nya jutek.

Nadien mengangguk tersenyum kaku, "Baiklah. Kalo gitu saya permisi.." Menatap Gavin sekilas.

"Ohh.. Jadi dia pembantu baru disini, temen nya bi Sari ya?" Ucap wanita itu keras sampai Nadien yang baru beberapa meter dari jarak mereka mendengarnya.

Hatinya berdenyut mendengar perkataan wanita itu, tapi Nadien juga tidak bisa melawan karna ia juga sadar siapa dirinya di rumah ini. Nadien melanjutkan langkah nya, berusaha tak mempedulikan apa yang sudah ia dengar.

"Jaga mulut kamu Jessy ! " Bentak Gavin.

"Kenapa? Emang yang aku katakan tadi itu salah?" Menatap Gavin menantang.

Gavin tak menjawab, menghela nafasnya berusaha meredam amarahnya.

"Cepat katakan. Apa alasan kamu dateng ke sini?" Mengalihkan topik, Gavin enggan jika harus berdebat sepagi ini.

"Nih. Aku kesini buat ngasih kamu berkas itu, dimana harus kamu sendiri yang menandatangani." Melempar map biru di depan Gavin.

Gadis itu duduk tepat di samping Gavin, "Akhir-akhir ini kamu gak pernah ke kantor. Sampai kapan sih Gavin kamu mau jadi Intel? Gajinya aja dikit, sedangkan kamu pemegang perusahaan besar di kota ini."

"Ini urusan aku. Kamu gak perlu ikut campur! " Sentak Gavin menatap wanita di samping nya dengan tatapan tak suka.

"Selalu aja itu. Gavin selain sekretaris kamu aku juga--"

"Diam, dan tutup mulut kamu! Sekarang urusan kamu sudah selesai, lebih baik kamu pergi dari sini." Titah nya dengan dingin.

Wanita itu menganga, menatap Gavin tak percaya "Seriusly.. Kamu ngusir aku?" Menunjuk dirinya sendiri.

"Iya ! " Tegas nya cepat.

"Gavin aku baru aja dateng lho, masa langsung nyuruh aku pergi ?!"

"Dengar Jessy, ini masih pagi. Tolong jangan merusak mood ku! " Tekan Gavin menatap wanita di samping nya itu lekat.

Dengan kesal wanita itu pun menatap Gavin, kemudian ia berdiri.

"Oke, aku pergi ! " Ucap nya kesal.

Kemarahan nya tak bisa ia keluarkan langsung pasalnya ia berhadapan dengan Gavin saat ini. Selain tidak akan menang saat beradu mulut dengan Gavin, Jessy juga tidak berani. Dengan perasaan dongkol Jessy pergi dengan menghentakkan kakinya.

Gavin menghembuskan nafas panjang, Nadien membawa masakan nya lalu menghidangkan nya di meja tepat di depan Gavin.

"Lho, mbak nya kemana?" Tanya Nadien tak melihat Jessy di tempat duduk nya.

"Udah pergi." Menatap makanan di depannya.

"Kok cepet banget?"

"Dia ke sini cuma buat ngasih berkas doang," Nadien menganggukan kepalanya begitu melihat map biru yang tergeletak di meja samping Gavin.

"Dia sekretaris kamu?"

"Hm.."

"Yaudah, kamu sarapan dulu aja. Aku mau lanjut kerja," ujar Nadien.

"Tunggu ! " Nadien menghentikan pergerakan nya, "Duduklah. Kita sarapan bareng, kamu juga belum makan kan?" Pinta Gavin.

Nadien tergugu, menatap Gavin lekat.

"Ayo duduk ! " Seru Gavin lagi.

Dengan ragu, Nadien duduk di samping Gavin. Entah kenapa Nadien merasa gerogi duduk berdua dengan Gavin seperti ini. Jika di lihat mereka sudah seperti pasangan baru yang sedang menjalani awal pernikahan.

"Kamu bawa satu piring?"

"Em.. Iya," jawab Nadien gugup.

Gavin beranjak bangun, pria itu mengambil satu piring lagi untuk Nadien. Bahkan yang membuat Nadien tertegun adalah pada saat melihat Gavin menyidukan nasi goreng di piring nya.

"Kamu sedang apa?" Tegur Nadien halus.

"Sudah cepat makan." Tak mengindahkan teguran Nadien.

"Padahal aku bisa ambil sendiri lho," kata gadis itu merasa tidak enak.

"Tidak papa. Aku hanya mengambilkan nasi untuk mu, sedangkan kamu sudah memasak semua ini untuk ku." Sahut Gavin tersenyum lembut.

"Astaga! Apa aku tidak salah lihat, dia tersenyum? Ternyata dia bisa semanis ini.." Batin gadis itu menatap Gavin kagum.

"Kenapa malah ngeliatin aku? Cepat makan! " Tegurnya pada Nadien menyerngit.

"Ah, em iyaa."

Gadis itu merutuki dirinya sendiri yang secara terang-terangan menatap Gavin seperti itu.

"Em, aku boleh tanya sesuatu gak?" Ujar Nadien di sela makan nya.

"Katakan."

"Kalo boleh tau, perempuan tadi itu siapa?"

"Bukan kah kamu sudah tau, dia sekretarisku." Timpal Gavin.

"Aku tau dia sekretaris mu. Maksudku apa kalian punya hubungan, kelihatan nya kalian dekat."

Gavin diam sesaat, "Dia sudah lama bekerja dengan ku. Namanya Jesslyn, apa cukup?!" Terang Gavin menatap Nadien.

"Detail banget." Timpal Nadien terkekeh pelan.

Gavin menoleh ke samping, "Biar jelas. Biar kamu gak nanya-nanya lagi," balasnya.

"Cantik ya?" Celetuk gadis itu.

"Kan perempuan. Kalo cowok baru ganteng," sahut Gavin dengan nada candaan.

Nadien mendengus, "Ishh, maksud aku dia wanita yang cantik elegant, modis, sexi lagi."

Gavin tersenyum smirk, "Gak lebih cantik dari kamu sih menurutku." Gumamnya, namun masih terdengar dengan jelas oleh Nadien.

'Ukhuk..! '

Nadien tersedak makanan nya sendiri, Gavin dengan cekatan menyodorkan segelas air putih.

"Makanya kalo lagi makan itu gak boleh sambil ngobrol." Ucap Gavin menasehati.

Padahal Nadien tersedak bukan karna ia bicara, tapi karna ucapan terakhir Gavin. Nadien ingin bertanya, tapi rasanya ia malu. Mereka melanjutkan makan nya kembali, Nadien sesekali melirik Gavin diam-diam. Tanpa sadar seulas senyuman tersungging di bibir gadis itu.

"Kamu ternyata jago masak juga ya?" Ucap Gavin memuji makanan Nadien yang benar-benar enak.

"Gak sejago bi Sari lah," elak Nadien rendah diri.

"Tapi ini beneran enak lho " Puji nya lagi.

"Makasih pujian nya, Tuan.." Ucap Nadien tersenyum lembut.

Keduanya tersenyum. Setelah selesai Nadien membereskan piring kotor dan memindahkan sisa makanan nya ke dapur. Gavin menghampiri Nadien yang tengah mencuci piring kotor bekas mereka makan tadi.

"Nad? "

"Ya, kamu perlu sesuatu?" Ujar Nadien menghentikan kegiatan nya sejenak.

Gavin menggeleng, "Aku ingin mengajak mu keluar."

Mata bulat Nadien seketika membulat, "Sungguh?"

"Ya.."

"Kamu gak bohong kan? Kamu gak lagi becandain aku kan?"

"Aku serius. Aku akan menemani mu keluar," jawab Gavin sungguh-sungguh.

Nadien menutup mulutnya, gadis itu begitu bahagia mendengar nya. Akhirnya setelah sekian lama ia bisa melihat dunia luar lagi.

Saking senang nya, reflek Nadien berhambur memeluk tubuh tegap Gavin.

"Makasih Tuan. Aku seneng banget," ucap gadis itu di pelukan Gavin.

Berbeda dengan Nadien yang begitu kegirangan, Gavin malah diam tubuh nya seolah membeku dengan serangan tiba-tiba ini. Gavin hanya bisa membeku tanpa membalas pelukan Nadien, wajah nya pun begitu shok dan datar.

"Ekhem!"

Mendengar itu, Nadien terkejut ekspresinya seketika berubah saat menyadari posisinya saat ini. Buru-buru gadis itu melepaskan pelukan nya. Keduanya menatap Bi Sari yang saat ini berdiri tak jauh dari mereka.

"Ma-maaf Tuan. Refleks," gadis itu menyengir kuda.

Gavin berdehem singkat, "Cepat bersiap. Aku tunggu di depan! " Ucap Gavin berlalu pergi.

Nadien seketika merasa bersalah, kenapa ia begitu heboh tadi? Sampai-sampai memeluk Gavin seperti itu.

"Apa dia marah?" Batin gadis itu tak enak hati.

Bi Sari menatap Nadien terkekeh gemas, pasalnya Nadien sudah seperti pencuri yang ke pergok warga.

"Non, Non Nadien?" Panggil bi Sari menyadarkan Nadien.

"I-iya kenapa bi?" Sahut Nadien gugup.

"Tuan Gavin mau ngajakin Non kemana?" Tanya Bi Sari kepo.

Nadien mengulum senyumnya yang berusaha ia tahan di depan Bi Sari, "Jalan."

"Beneran Non?" Nadien mengangguk-anggukan kepalanya.

"Ya sudah atuh, cepat siap-siap jangan buat Tuan nunggu." Ujar bi Sari mengingatkan.

"Ah, iya.." Nadien melesat pergi.

Melihat tingkah Nadien bi Sari tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.

Di kamar, Nadien nampak memilih pakaian yang akan ia kenakan. Semua pakaian ini adalah pemberian Gavin, semua Gavin yang membelikan. Pilihan Nadien jatuh pada dress selutut warna merah muda.

Segera gadis itu mengganti pakaian nya, kemudian memoles sedikit wajah nya dengan liptint dan bedak. Nadien tak pernah ribet saat makeup, pasalnya kulit wajah Nadien sudah bagus, selain putih wajah nya tak ada noda ataupun jerawat sangat mulus dan alami. Makanya walaupun hanya memakai bedak dan liptint saja Nadien sudah terlihat cantik.

Setelah semua selesai, gadis itu melesat keluar. Ia berjalan ke luar rumah, melihat sebuah mobil sudah menunggunya Nadien bergegas masuk dengan senyum merekah.

"Kamu nunggu lama?" Tanya Nadien ceria.

"Lumayan."

"Maaf.." Ucap Nadien lirih.

Tanpa bicara lagi, Gavin menyalakan mesin mobil nya kemudian meninggalkan halaman rumah nya yang luas. Di perjalanan, tak ada yang membuka suara di antara keduanya. Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing.

"Tuan.." Nadien mencoba memberanikan diri bicara lebih dulu.

Gavin tak menjawab hanya melirik Nadien sekilas, karna ia juga harus fokus menyetir.

"A-aku minta maaf soal tadi. Aku bener-bener gak bermaksud lancang, aku hanya terlalu antusias tadi. Sekali maafin aku.."

"It's oke. Santai aja, aku gak marah kok."

"Beneran kamu gak marah?"

"Hm," dengan sebuah anggukan.

Wajah Nadien kembali ceria, ia sudah merasa tenang sekarang mendengar Gavin ternyata tidak marah padanya. Kini sudah tak ada kecanggungan lagi di antara mereka.

"Tapi, satu yang membuat ku kesal." Ucap Gavin.

"Apa?"

"Sebutan mu pada ku."

"Maksud kamu--"

"Ya, aku gak suka kamu menyebutku dengan sebutan Tuan."

"Lalu, aku harus memanggil mu apa? Bukan kah sudah seharusnya aku memanggilmu dengan sebutan yang sama dengan Bi Sari? "

"Tidak, karna kamu bukan pembantu di rumah ku."

Nadien merasa geli di bagian perutnya, "Tapi aku bekerja di rumah mu."

"Ya, tapi hanya sementara. Karna setelah orang-orang yang mengincar mu tertangkap, kamu bisa pergi."

"Hm, baiklah. Tapi aku harus memanggil mu apa?"

"Gak perlu formal. Anggap aja kita temenan,"

"Teman? Oh, Astaga.." Batin Nadien menjerit.

"Aku tidak enak jika harus memanggil nama kamu."

"Gak masalah.."

"Tapi, kamu lebih tua dari ku--"

Sring!

"Kamu menyebutku tua?" Protesnya tak terima.

"B--bukan seperti itu. Maksudku-- Akh baiklah, Gavin..! " Ucap Nadien akhirnya mengubah panggilan nya dengan nama.

Gavin yang mendengar itu hanya tersenyum tipis, begitupun Nadien yang nampak bersemu dan menjadi salah tingkah.

...****************...

Jangan lupa Like, Vote dan Komen nya ya readers ku tercinta🤗

1
Trisna Yati
Oalah....gantung critanya
Trisna Yati
aduuuhh thor critanya bikin penasaran bgt, dn GK bisa di tebak
Miutami Rindu: 🥰
Ikutin terus sampe akhir ya, karna ceritanya akan semakin seru dan menegangkan🤫
total 1 replies
Trisna Yati
critanya menarik dn seru
Trisna Yati
mampir thor,,,dri awal critanya udah menegangkan dn seru
Miutami Rindu: Makasih udah mampir🤗 Semoga bisa terus dukung Author dan ngikutin cerita nya sampe akhir🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!