"Killa, Astaghfirullahalazim. Kenapa rambut Lo jadi bondol gitu?" Pekik seorang wanita paruh baya berdaster lengkap dengan hijab instan yang menutupi rambut dua warna yang termakan usia, kala melihat cucu nya merubah drastis penampilan nya setelah di khianati kekasih nya yang terkenal alim di lingkungan rumah mereka, namun bisa menghamili sahabat nya sendiri dengan dalil khilaf.
Gadis cantik berambut pixy cut dengan warna merah maroon itu hanya menampilkan cengiran yang lagi-lagi membuat wanita membuat wanita paruh baya itu beristighfar bahkan nyaris pingsan, mana kala melihat sikap gadis bernama Syakilla Humairah yang terkenal santun dan lemah lembut itu berubah 360° menjadi tomboy dan bar bar, ketika dengan santai nya gadis berusia dua puluh tahun itu berucap "Emang Killa pengen kaya gini dari dulu, Mak!"
Apakah Syakilla sengaja merubah penampilan nya karena sakit hati, atau memang sejak dulu Syakilla memang ingin kembali menjadi diri nya sendiri?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choco 33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Mau Ya Sya ... Yang
"Jadian apa lamaran, nih?"
Ucapan Mpok Ijah membuat wajah Syakilla meah merona, tapi masih belum semerah warna cabai yang tengah Arsenio poteki batang tangkai nya.
Bunda Ida mengulum senyuman melihat Syakilla yang salah tingkah, apalagi putra kesayangan nya itu terus saja mengarahkan pandangan nya kearah Syakilla yang sedang menyiapkan bumbu untuk membuat sambal kentang pengantin.
Untuk saja Emak Aminah masih berada di dalam kamar nya sehingga berkurangnya satu orang yang akan ikut menggoda Syakilla, karena baru kali ini Syakilla di jodoh jodohkan dengan laki-laki namun Syakilla salah tingkah.
Padahal biasanya gadis itu akan marah atau langsung mengelak kalau ada yang menggoda nya dengan menyangkut pautkan nya dengan laki-laki termasuk Faisal.
Kini, lihat lah selain wajah nya yang merona, Syakilla pun terlihat kikuk saat berada di dekat Arsenio.
Untung saja Mpok Ijah sudah menyelesaikan mengiris kentang dan sudah mencucinya sehingga Syakilla bisa beranjak ke dapur untuk mulai menggoreng irisan kentang.
"Sudah jangan di goda lagi, nanti malah jadi telat masak nya!" Bunda Ida mencubit pelan lengan Arsenio karena sejak tadi anak semata wayang nya itu selalu saja mengekori gerak langkah Syakilla dengan sorot mata nya.
Hanya cengiran juga tawa kecil sebagai balasan ucapan Bunda nya saja yang Arsenio berikan, selanjutnya pria berusia dua puluh lima delapan tahun itu masih saja terus mengawasi setiap gerak Syakilla yang sedang menggoreng kentang di dapur.
"Bun lihat" Arsenio memberikan kode kepada sang Bunda dengan menggunakan dagu agar Bunda Ida melihat kearah Syakilla yang di mata Arsenio itu terlihat semakin cantik.
Bunda Ida mengarahkan pandangan kearah Syakilla yang dengan cekatan mengolah masakan di dapur.
"Aura nya makin cantik kalau lagi berhadapan sama kompor dan perabotan nya Bun"
Bunda Ida memutar malas bola mata nya karena ucapan gombal sang putra yang baru pertama kali ini di dengar nya.
"Ada ada aja Kamu Nang. Wong muka penuh peluh sama kucel belum skin care ana kaya gitu Kamu bilang cantik!"
Bunda Ida sengaja menjelekkan Syakilla guna melihat reaksi sang putra yang justru tersenyum kecil sambil melihat Syakilla karena ucapan Bunda nya.
"Ternyata benar kata Almarhum Ayah"
Bunda Ida menatap lekat wajah sang putra yang memang merupakan kopian Almarhum suami nya yang sudah berpulang ke Illahi sejak sepuluh tahun yang lalu itu.
"Waktu Nio kecil saat menemani Ayah melihat Bunda masak di dapur, Ayah pernah berkata. "Nio, wanita cantik hanya akan terlihat kalau dia sedang berpeluh mengolah masakan untuk kita makan, di mana akan ada sorot mata penuh kasih sayang dan juga rasa cinta untuk kita yang akan memakan masakan yang sedang di olah nya". Itu kaya Ayah, Bun"
Arsenio melihat kepada Bunda nya dan tersenyum kecil lalu kembali mengalihkan pandangan kearah Syakilla yang tengah memblender bumbu untuk membuat kentang pengantin, sementara Mpok Ijah tengah membantu Syakilla memasak jengkol semur.
"Dan ucapan Almarhum Ayah benar ada nya. Sya sangat cantik saat sedang memasak" Wajah Arsenio tiba-tiba saja merona, Bunda Ida yang melihat hal itu pun tersenyum kecil.
"Kalau begitu, lamarkan Syakilla untuk menjadi menantu Bunda!" Bunda Ida menepuki pelan bahu kiri Arsenio.
"Pasti Bunda" Arsenio menjawab ucapan Bunda Ida lengkap dengan anggukan dan kembali menatap kearah Syakilla yang tengah mengusap peluh di kening nya dengan menggunakan lengan hijab manset yang tengah di kenakan nya.
Jam sudah menunjukkan angka sembilan pagi ketika Syakilla sudah mulai menyelesaikan masakan pesanan Bunda Ida. Acara masak sempat terjeda karena Syakilla harus sholat shubuh terlebih dahulu, dan Mpok Ijah menyiapkan sarapan dulu untuk suami juga anak nya di rumah nya.
Syakilla menyuruh Mpok Ijah membawa beberapa lauk hasil masakan ya untuk sarapan Mpok Ijah, tak lupa gadis cantik itu juga memberikan beberapa macam kue yang di bawa oleh Bunda Ida dan Arsenio saat datang tadi.
Sebuah gelas belimbing berisikan kopi sudah hanya tinggal ampas nya saja yang masih menemani Arsenio memeriksa pekerjaan nya di ruang tamu rumah Emak Aminah.
Pria dewasa berwajah khas Indonesia itu tampak tengah sibuk melihat beberapa sketsa pakaian yang akan segera di jahit oleh bagian konveksi milik keluarga nya itu.
Bunda Ida saat ini tengah beristirahat di dalam kamar Syakilla, sementara Syakilla yang sudah membersihkan diri itu mulai merapikan kentang yang akan di bawa ke masjid sebelum azan sholat jumat.
Selesai merapikan Syakilla melihat kearah Arsenio yang tengah merenggangkan kedua lengan nya keatas kepala nya.
Tatapan kedua nya saling mengunci untuk sesaat sebelum akhir nya Syakilla mengalihkan pandangan nya kearah lain karena merasakan wajah nya memanas ketika Arsenio melemparkan senyuman manis yang hanya dibalas nya dengan senyuman kikuk.
Syakilla yang tengah berpura-pura mengalihkan rasa jedag jedug di dalam dada nya karena senyum manis Arsenio itu terkejut ketika tiba-tiba saja terdengar dehaman milik Arsenio di belakang nya.
"Ehm"
Syakilla berjinjit kecil karena terkejut. Arsenio masih berdiri beberapa kaki di belakang tubuh Syakilla yang berdiri tegak tak bergerak karena deg deg an.
Tawa kecil Arsenio terdengar, dengan santai Pria itu mengambil sebuah kue bolu melewati sisi kanan tubuh Syakilla dengan hanya menggunakan tangan kanan nya, karena Syakilla berdiri di depan meja yang berisikan masakan juga beberapa macam kue.
Syakilla menutup kedua bola mata nya, debaran jantung nya semakin menggila seiring indera penciuman nya yang tengah menikmati aroma khas Arsenio yang menguar ketika pria yang berdiri di belakang Syakilla itu mengulurkan tangan kanan nya mengambil sebuah bolu melewati tubuh nya sementara Arsenio tetap berdiri beberapa langkah di belakang nya.
"Bunda meminta Aku untuk melamar Kamu, Sya"
Bisik Arsenio lembut, Syakilla maju beberapa langkah untuk menghindari tubuh Arsenio kalau Dia langsung membalikkan tubuh nya.
"Maksud Kak Nio?"
Arsenio tersenyum kecil. Senyuman kecil yang sering kali Syakilla lihat ketika mereka sedang live bersama itu sering kali membuat Syakilla salah tingkah karena senyuman itu tampak tulus dengan sorot mata yang teduh dan selalu saja membuat Syakilla berdebar.
Arsenio menarik nafas pelan,
"Bismillah _"
Pria itu bergumam pelan.
"Aku bukan lah pria yang pandai merangkai kata,"
Arsenio menjeda ucapan, sebelum melanjutkan kembali ucapan nya.
"Aku hanyalah seorang pria yang mengikuti kata hati yang berisikan harapan juga keinginan untuk menghabiskan hari selama sisi hidup yang Aku atau Kita jalani hingga ajal memisahkan dan sangat berharap agar keinginan juga harapan Aku akan tetap sama di akhirat nanti,"
Syakilla yang tengah meresapi maksud ucapan nya Arsenio itu menatap penuh kebingungan.
Kedua bola mata gadis itu membulat dengan sempurna, ketika berhasil mengetahui maksud ucapan Arsenio.
"Syakilla Humairah Binti Almarhum Hamdan, mau ya jadi istri juga Ibu bagi anak-anak Arsenio Bramantyo Bin Almarhum Bramantyo?"
Bukan sebuah cincin bertahtakan berlian yang Arsenio sodorkan kepada Syakilla, tapi sebuah potongan kue yang Arsenio berikan di hadapan Syakilla yang mengarah tepat di depan mulut Syakilla, membuat Syakilla mengerjapkan kedua bola mata nya cepat.
"Mau ya Sya...Yang!"
apa namanya Syakila