Hidden Girl

''Nyonya sarapan sudah siap,'' lapor Luhan setelah puas ngedumel dalam hati.

''Felix sudah turun?'' tanya Nayla.

''Belum Nyonya, saya akan memanggil nya sekarang,'' jawab Luhan.

''Tidak perlu, biarkan Rose yang memanggil nya.''

Nayla mengalihkan pandangan nya ke Rose. ''Sayang Panggil lah Felix,'' ucapnya.

''Saya?'' pekik Rose menunjuk dirinya.

''Iya sayang, kenapa kau terkejut seperti itu.''

''Saya Takut,'' ucap Rose ragu.

D

ia teringat dengan ancaman Felix kemarin malam, mengingat itu saja membuat Rose merinding.

''Untuk apa takut, bilang saja mama yang menyuruh pasti dia tidak berani, kalau dia berbuat tidak baik teriak lah aku akan datang menghajarnya lagi seperti kemarin.'' Nayla meyakinkan Rose.

''Tapi ma.'' Rose masih saja tidak memiliki nyali untuk menghadapi pria itu sendirian.

''Mama mohon,'' ucap Nayla dengan nada sedih, dia tahu betul jurus apa yang membuat Rose luluh.

''Baiklah Ma.''

Rose akhirnya mengalah dan beranjak pergi untuk mencari Felix ke kamar nya.

''Nyonya anda sungguh licik,'' ucap Luhan melihat punggung gadis itu yang mulai menjauh.

''Aku akan melakukan segala cara untuk mendekatkan mereka, jika mereka terus bersama pasti akan ada rasa cinta yang tumbuh di antara mereka berdua, Luhan kau juga harus membantuku dalam misi ini,'' ucap wanita itu bertekad tinggi.

''Walaupun anda menyebalkan tapi kalau tentang ini saya juga akan ikut membantu,'' ucap Luhan.

''Luhan!'' geram Nayla, menatap Pria itu dengan sorot mata mematikan, mata nya menyipit siap memaki Luhan.

Luhan yang menyadari ucapnya langsung reflex menutup mulut dengan kedua telapak tangannya.

''Sungguh Gila kau Luhan , Dasar mulut tidak bisa di atur , hobinya selalu keceplosan,'' gumam pria itu merutuki kebodohan nya dalam hati.

Sebelum Nyonya nya meledak Luhan pergi dengan kecepatan kilat.

''Luhan, jangan lari kau, berani nya menyebut ku Menyebalkan,'' teriak Nayla kesal.

Luhan dan Nayla pada dasar nya memang tidak bisa akur, apapun situasi nya pasti ada kesempatan untuk meraka berantem.

Rose berdiri kaku di depan pintu Felix, cukup lama dia berdiri disana, dia ragu untuk mengetuk pintu besar itu, kata-kata Felix kemarin malam terus terngiang di kepalanya.

''Ketuk , tidak , ketuk , tidak , ketuk,'' gumam gadis itu dilema.

Setelah beberapa saat meyakinkan diri, dia menarik napas dalam-dalam, tangannya mulai terangkat ke udara bersiap mengetuk pintu itu, dia menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya. '' Tiga , dua , Satu,'' ucap Rose menghitung mundur.

Ceklek

Buukkk.

terdengar bunyi nyaring pukul lan itu melayang ke Kepala Felix yang kebetulan membuka pintu di saat tangan Rose melayang mengetuk pintu.

''Awwww, berani nya kau memukulku gadis sialan,'' pekik Felix kesakitan, dia mengumpat ke gadis itu dengan sekuat tenaga penuh kemarahan.

Rose yang tadinya tertunduk dengan mata terpejam berusaha berani mengangkat kepalanya untuk melihat keadaan pria itu.

Dia melihat muka Felix sudah memerah menahan amarah, terlihat napas pria itu narik turun dengan cepat, tatapannya sudah seperti harimau yang Siap menerkam mangsanya.

'' Tuh kan beneran , setiap aku bertemu dengan Tuan Felix pasti akan ada masalah,'' gumam Rose dalam hati, inilah yang di takutkan Rose, amarah pria itu.

''Tuan, saya minta maaf, saya tidak bermaksud menyakiti anda, tadi saya ingin mengetuk pintu tapi anda juga keluar secara bersamaan,'' ucap Rose sambil berusaha menahan ketakutan nya.

''Siapa yang menyuruh mu untuk mengetuk pintu ku gadis bodoh dan untuk apa kau di sini? di area pribadiku!'' bentak Felix.

Rose sedikit memundurkan badannya takut pria itu akan menyakiti nya juga ''Nyonya yang menyuruh ku memanggil anda,'' ucapnya.

''Kenapa kau mau? mentang-mentang Mama menyukai mu bukan berarti kau bisa ngelunjak jaga sikapmu itu,'' ucap Felix menekan setiap kata yang dia ucapkan ke gadis malang itu.

Rose menundukkan kepalanya semakin takut. '' Maafkan saya Tuan,'' hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutnya, dia tidak ingin mengeluarkan pembelaan lagi agar Felix tidak semakin marah, apalagi ini masih pagi dan mama Nayla menunggu meraka di meja makan.

''Minta Maaf saja terus lalu kau akan mengulanginya lagi kan,'' ketus Felix.

''Tuan, nyonya Nayla menunggu anda di bawah untuk sarapan,'' ucap Rose mengalihkan pembicaraan.

''Aku tahu, gara-gara kau jalan ku terhambat, '' ucap pria itu lalu pergi meninggalkan Rose.

Gadis itu tanpa perintah mengekor di belakang Felix.

''Pagi sayang, kau kenapa?'' tanya Nayla yang melihat putra nya terus memegangi kepala dan wajah yang di tekuk dengan alis yang mengkerut sempurna.

''Tanya saja gadis ini.'' Felix menunjuk Rose yang sudah ada di samping nya.

''Maaf, tadi saya tidak sengaja memukul kepala tuan Felix, tadi saya ingin mengetuk pintu tapi Tuan ke luar dari kamar secara bersamaan,'' jelas Rose sebelum Nayla bertanya.

Happy Reading 🥰😘♥️😘

I LOVE YOU 3000 😘🥰🥰♥️♥️