Lanjutan dari "Cinta Di Penghujung Nafasku".
Seorang dokter muda dan tampan bernama William Anderson terlibat ONS bersama dengan dokter Koas dirumah sakit tempatnya bekerja hingga membuat sang gadis hamil.
Viona Harumi,seorang mahasiswi kedokteran yang tengah menjalani masa koas harus terlibat skandal dengan dokter pembimbing nya dirumah sakit hingga membuatnya hamil.
Bagaimana kisah Viona dan William yang terpaksa menikah demi anak yang dikandung oleh Viona??
Lalu bagaimana dengan kisah cinta William dan sang kekasih yang sudah berjalan hampir lima tahun??
Lalu bagaimana dengan Kanaya yang tiba tiba harus menerima kenyataan pahit saat kekasihnya harus menikahi keponakan nya sendiri??
yuukkk simak kisah cinta segitiga mereka disini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Dua
Obrolan kedua nya terhenti saat mobil yang dibawa oleh Anjar tiba disebuah pakiran sebuah cafe kekinian yang terdapat tidak jauh dari pusat kota.
Keduanya tampak turun dari mobil secara bersamaan. Viona memang bukan tipe cewek yang manja yang akan berdiam diri saja didalam mobil, menunggu pintu mobil disamping nya dibukakan oleh orang lain.
Viona adalah gadis mandiri yang segala sesuatunya akan dia kerjakan sendiri dan hal itu sudah biasa bagi Anjar yang sejatinya sudah mengenal baik Viona sejak mereka duduk di bangku sekolah dulu.
Berbeda jauh dengan Kanaya yang jauh lebih manja dan jauh lebih ingin diperhatikan oleh banyak orang. Tidak jarang Kanaya membuat hal kecil menjadi drama besar agar dirinya dapat perhatian dari orang orang sekitar.
Hal itu tentu saja berbanding terbalik dengan sifat Viona dan hal itu juga lah yang membuat Anjar kurang menyukai Kanaya dan merasa tidak nyaman bergaul dengan Kanaya. Anjar jauh lebih nyaman dan asik jika menghabiskan waktunya bersama dengan Viona.
"Kamu mau makan apa?" tanya Anjar setelah keduanya duduk di salah satu meja yang agak memojok dan sedikit sepi dari pengunjung.
"Nasi goreng aja deh. Ada nggak ya?" jawab Viona seperti biasa gadis itu selalu memesan menu itu sedari jaman mereka masih berseragam dulu.
"Sudah bertahun tahun kita berpisah, tapi belum ada yang berubah, ya? Kamu masih tetap Viona yang dulu." ucap Anjar menatap pada Viona.
"Memang kenapa harus berubah? Lagi pula, nggak ada alasan untuk berubah jugakan? Jadi, kenapa juga harus berubah."
"Kamu benar. Lalu apa sudah ada seseorang yang memikat hati dingin seorang Viona ini?"
Deg...
Seketika, pertanyaan dari Anjar kembali menyadarkan dirinya akan status yang saat ini sudah melekat pada dirinya.
Meski sudah menjadi seorang istri dari seorang dokter ternama. Namun, sayang status pernikahan itu begitu ditutup rapat dari pihak luar oleh sang suami. Karena pernikahan itu hanya sebatas pertanggung jawaban bukan berdasarkan mau sama mau atau cinta sama cinta.
Bahkan William dengan sengaja tidak memberi tahu kabar bahagia itu kepada kedua orang tuanya sendiri. Meski sebenarnya, kabar bahagia itu sudah mereka tunggu tunggu sedari dulu.
Usia William yang sudah memasuki kepala tiga membuatnya dituntut untuk segera memiliki seorang istri dan juga anak.
Sebenarnya, William ingin sekali mewujudkan keinginan kedua orang tuanya itu. Namun sayangnya, Kanaya masih saja menolak ajakan William untuk melanjutkan hubungan mereka kejenjang pernikahan.
William pun akhirnya menerima keputusan Kanaya dan kembali bersabar untuk menunggu selama dua tahun kedepan sampai sang kekasih merampungkan pendidikan S2 nya.
Namun sayang, takdir berkata lain. Baru saja Kanaya melanjutkan beberapa bulan saja. Sebuah insiden menimpa kekasihnya yang terlibat ONS dengan keponakan nya sendiri. Hingga berakhir dengan William yang jatuh ketangan wanita lain dan menghancurkan semua rencana indah masa depan antara William dan juga Kanaya.
Viona menghela nafas panjang dan juga dalam, sebelum akhirnya menunjukan cincin pernikahan yang baru saja kemari tersemat dijari manisnya.
"Wait, wait, wait. Tunggu dulu, jangan bilang kalau kamu sudah nikah Vio?" tanya Anjar yang begitu kaget saat melihat cincin pernikahan tersemat di jari manis Viona.
"Terus kamu pikir ini cincin mainan? Ck, menyebalkan," cebik Viona kesal karena sahabatnya itu tidak percaya jika dirinya sudah menikah. Eh ralat, baru menikah.
"What? Jadi kamu serius? Kalau kamu udah merried?" tanya lagi, meyakinkan.
"Mmm... Tentu saja. Kamu pikir ini apaan coba? Dan, buat apa juga aku pakai kalau aku belum nikah?" jawab Viona dengan nada yang sedikit kesal saat Anjar terus saja bertanya.
Sedari dulu diantara mereka memang tidak pernah ada satu hal pun yang disembunyikan. Jadi, sangat amat wajar jika saat ini Viona langsung jujur pada pemuda itu perihal pernikahan nya.
Karena bagi Viona Anjar sudah seperti saudaranya sendiri. Bahkan Viona jauh lebih terbuka kepada Anjar dari pada Kanaya yang jelas jelas memiliki ikatan pertalian darah dengan Viona. Maka dari itu, Viona selalu terbuka dalam hal apapun pada Anjar. Termasuk jika dirinya sudah menikah.
Seperti itulah kedekatan antara Viona dan juga Anjar. Namun, sayang 4 tahun yang lalu, keduanya pun terpaksa berpisah dan putus komunikasi karena pemuda itu yang tiba tiba saja menghilang entah kemana.
Tapi kini, setelah sekian lama berpisah. Keduanya kembali bertemu dengan situasi yang sudah jauh berbeda dari sejak terakhir mereka bertemu.
"Wih keren. Akhirnya jatuh cinta juga kamu ya?" lanjut Anjar setelah mengetahui jika Viona sudah menikah.
"Ini tidak seperti yang kamu pikirkan Jar. Kami menikah karena terpaksa bukan karena cinta." jawab Viona mendadak sendu saat menjelaskan kondisi pernikahan nya.
"Dijodohkan?" tanya Anjar dan langsung dijawab gelengan kepala oleh Viona.
"Lalu? Karena apa?" tanya Anjar lagi.
"Karena aku, hamil anaknya."
Seketika mata Anjar membulat sempurna saat mengetahui kondisi Viona saat ini.
"Kamu pelakor?" seru Anjar yang langsung dihadiahi pukulan mematikan dari Viona tepat dibahu pemuda itu hingga memekik kesakitan.
Plaakkkk...
"Aduh, duh. Sakit Vio, galak amat,"
"Habisnya, mulutmu itu ya nggak berubah, tetap aja lemes. Meski sudah 4 tahun diasingkan di luar negeri, tapi ga berubah sama sekali. Ngeselin banget. Aku tuh ya, berpikir punya pacar yang normal dan single aja nggak. Gimana bisa jadi pelakor, bambang." jawab Viona penuh dengan kekesalan.
"Lah terus itu kenapa? Terpaksa nikah karena hamil itu kan artinya kalau kamu pe___"
"Ngomong sakali lagi aku asingkan kamu ke bulan,"
"Ok, ok. Sekarang, lebih baik kamu cerita kenapa bisa jadi begitu? Kenapa kamu bisa hamil anak pria itu? Dan siapa dia? Apa, aku mengenalnya?" cecar Anjar.
Keduanya pun kini saling menatap sendu. Sungguh jika bukan ditempat umum, mungkin Viona sudah berhambur kedalam pelukan Anjar dan menangis sepuasnya didalam pelukan pria itu.
Selama ini hanya kepada Anjar lah, Viona berani menunjukkan sisi rapuh dan ketidak berdayaan gadis itu.
...****************...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya,like,komen dan subscribe...Biar Othor lebih semangat lagi,terima kasih 🥰🥰🥰 love sekebon untuk kalian ♥️♥️♥️*
dn ikhlas mengikuti kata hati kak author 🙏 mau di bawa ke mna alur ceritanya sgt bagus, 💪❤️🔥