Perasaan Bisma yang begitu besar kepada Karenina seketika berubah menjadi benci saat Karenina tiba-tiba meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Akankan Bisma dan Karenina bisa bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13 Cinta Lama Bersemi Kembali
"Bagaimana, apa kamu bersedia?" Bisma mengulangi ucapannya karena melihat Nina hanya diam saja.
"Sepertinya aku tidak bisa, Pak," tolak Nina.
"Hah, kenapa?" tanya Bisma bingung.
"Asisten pribadi itu harus menyiapkan segala kebutuhan Bapak, dan itu artinya aku harus 24 jam berada di samping Bapak, aku tidak bisa lagipula keluarga aku pasti tidak akan mengizinkan aku," sahut Nina.
"Siapa bilang kamu harus berada di samping aku selama 24 jam?" tanya Bisma sembari menaikan satu alisnya.
"Tapi 'kan di novel-novel banyak yang kaya gitu, asisten pribadi harus tinggal di rumah si Bos dan menyiapkan semua keperluan si Bos," sahut Nina dengan polosnya.
"Kamu terlalu banyak baca novel, jadi halu. Apa memang itu kemauan kamu, supaya kamu bisa dekat lagi denganku?" ucap Bisma dingin.
"Tidak," lirih Nina dengan menundukkan kepalanya.
"Kamu cukup temani aku di hari sabtu dan minggu saja, kamu ikuti kegiatan aku selama dua hari itu," ucap Bisma.
"Hah, jadi aku gak ada liburnya dong?" seru Nina terkejut.
"Ya itu jika kamu mau, jika gak mau ya sudah gak apa-apa aku gak bakalan maksa," sahut Bisma dengan santainya.
Nina terdiam, akhirnya setelah berpikir panjang Nina pun menyetujui permintaan Bisma. Nina yang berusaha ingin menghindar dari Bisma justru malah harus bertemu dengan Bisma setiap hari tanpa libur. Dalam hati Bisma merasa sangat senang bahkan dia terlihat mengulum senyumannya.
Nina kembali duduk di meja kerjanya, dia merasa sedikit kelelahan. "Ya Allah, padahal aku tidak melakukan apa-apa tapi rasanya lelah sekali seperti habis lari berkilo-kilo," gumam Nina.
Tidak lama kemudian, suara langkah kaki mendekat. Nina mendongakkan kepalanya dan ternyata itu adalah suara langkah kaki Nadira. Dengan angkuhnya dia berjalan menghampiri Nina dan Nina pun segera bangkit dari duduknya.
"Apa Bisma ada di dalam?" tanya Nadira.
"Ada Mbak, masuk saja," sahut Nina.
Nadira pun langsung masuk, Nina hanya bisa tersenyum miris. "Halo sayang!" sapa Nadira.
"Nadira, ngapain kamu ke sini?" tanya Bisma kaget.
"Lah, memangnya kenapa? salah ya, jika aku mendatangi kantor calon suamiku?" sahut Nadira dengan centilnya.
"Jangan sembarangan kalau ngomong, aku belum mau menikah jadi lebih baik kamu cari pria lain saja," ucap Bisma dingin.
"Gak mau, aku maunya cuma kamu," sahut Nadira.
"Aku sedang sibuk, lebih baik sekarang kamu pergi dari sini. Jangan ganggu pekerjaan aku," ketua Bisma.
"Aku datang ke sini disuruh sama Tante Rani, katanya tadi kamu tidak sarapan jadi aku mau ajak kamu sarapan," sahut Nadira.
"Aku tidak lapar, lagipula jika aku lapar aku bisa nyuruh sekretaris aku untuk pesankan makanan," ucap Bisma.
Nadira mengepalkan tangannya, dengan menghentakkan kakinya Nadira pun langsung pergi dari ruangan Bisma. "Lihat saja, kamu akan segera bertekuk lutut di hadapan aku," geram Nadira.
Nina sampai tersentak kaget kala mendengar pintu ruangan Bisma dibanting dengan kerasnya. "Astagfirullah, untuk gak punya penyakit jantung," batin Nina sembari mengusap dadanya.
Bisma keluar. "Temani aku sarapan," ucap Bisma.
"Apa?"
"Jangan buat aku mengulang kata-kataku lagi!" bentak Bisma.
Bisma langsung berjalan dan Nina segera menyambar tasnya lalu menyusul Bisma. Sesampai di parkiran, Bisma masuk ke dalam mobilnya dan Nina pun masuk di kursi belakang.
"Ngapain kamu duduk di sana? aku bukan supir kamu, ya," kesal Bisma.
"Terus aku harus duduk di mana?" tanya Nina dengan polosnya.
"Di kap mobil depan sana. Di sini lah, di samping aku," bentak Bisma.
Nina pun kembali keluar dan masuk di kursi depan samping Bisma. Bisma mulai melajukan mobilnya, Nina merasa tidak nyaman duduk berdekatan dengan Bisma. Walaupun dulu mereka berdua menjalin hubungan lumayan lama tapi mereka juga sudah lama berpisah membuat keduanya merasakan canggung.
Selama dalam perjalanan tidak ada pembicaraan sama sekali. Hingga Bisma pun menepikan mobilnya di sebuah restoran, Nina lagi-lagi terkejut dengan restoran itu. Restoran yang dulu menjadi favorit mereka berdua.
"Kenapa? jangan GR dulu, restoran ini tempatnya yang sangat dekat dengan kantor jadi mau tidak mau harus di sini karena satu jam lagi ada pertemuan dengan klien," ucap Bisma dingin.
Nina tidak bisa berkata apa-apa, dia pun terpaksa mengikuti Bisma masuk ke dalam restoran yang banyak sekali kenangan itu. Padahal sudah bertahun-tahun lamanya dia berusaha tidak mendatangi restoran itu supaya tidak ingat masa lalu tapi sekarang justru Bisma sendiri yang mengajaknya ke sana. Mereka berdua duduk berhadap-hadapan.
"Kamu pesan saja apa yang kamu mau," ucap Bisma.
Nina pun memesan makanan. "Aku pesan salmon saja tapi yang di grill, minumannya jus strowberry tanpa gula," ucap Nina.
Bisma mengerutkan keningnya. "Sejak kapan kamu suka jus strowberry, biasanya kamu suka pesan jus alpukat?" tanya Bisma reflek.
"Itu 7 tahun yang lalu, hati seseorang saja bisa berubah apalagi hanya sekedar minuman," sahut Nina.
Tidak lama kemudian, pesanan keduanya datang. Nina langsung melahap pesanannya, sedangkan Bisma terlihat sering sekali menoleh ke arah Nina.
"Kebiasaan makan kamu masih sama seperti dulu, kaya anak kecil," ucap Bisma sembari memberikan sapu tangannya ke arah Nina.
Nina menghentikan makan dan dengan rasa malu, dia mengambil sapu tangan Bisma dan membersihkan mulutnya sendiri. Dia tidak menyangka jika dari tadi Bisma memperhatikannya dan itu membuat jantung Nina kembali berdebar. Entah perasaan apa itu, yang jelas Nina merasa jika saat ini merasakan perasaan yang dulu waktu masih bersama Bisma.
"Ya, Allah jangan sampai perasaan itu muncul lagi, aku gak mau membuat Bisma terluka kembali karena aku tidak akan bisa membuat Bisma bahagia," batin Nina.
Sementara itu dari kejauhan, Nadira terlihat mengepalkan kedua tangannya. Ternyata Nadira berada di restoran itu juga.
"Dasar wanita murahan, ternyata sekretaris itu bukan sembarang sekretaris. Dia pura-pura polos, padahal kenyataannya dia tidak lebih dari wanita gatal yang menginginkan Bisma juga," batin Nadira dengan geramnya.
Selama menemani Bisma sarapan, Nina benar-benar merasa sangat canggung begitu pula dengan Bisma cuma bedanya Bisma lebih bisa menyembunyikan perasaannya yang saat ini bergejolak di dalam hatinya. Sungguh keduanya saat ini sedang merasakan cinta lama bersemi kembali namun Bisma tidak bisa mengungkapkannya karena ego dia untuk membenci Nina sangat tinggi. Hingga setelah selesai sarapan, Bisma dan Nina pun kembali ke kantor.
"Sial, kenapa sulit sekali untuk membenci Nina padahal dulu dia sudah membuatku terluka tapi anehnya aku tidak bisa seratus persen membenci Nina, justru sekarang aku malah kembali merasakan perasaan yang dulu lagi. Apa jangan-jangan cinta lama sekarang sedang bersemi kembali?" batin Bisma.