Flower Michelin tak menyangka diusianya yang ke 17 tahun adalah awal petaka baginya.
Hadiah Ulangtahun yang seharusnya indah justru menjadi kado terburuk dalam hidupnya.
Pesta perayaan ulang tahunnya justru menjadi pesta kematian bagi kedua orang tuanya.
Seorang mafia kejam menghabisi mereka yang ia sayangi. Begitupun mahkota yang ia jaga selama ini direnggut paksa oleh bajingan itu.
Dendamnya membara dan membawanya hidup seatap dengan pria bajingan itu, menjadi seorang pembantu.
Akankah ia berhasil membalaskan dendamnya? Atau ia harus jatuh untuk kedua Kalinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# Part 22 Mafia AHM
Hari pun berganti, hubungan kedua pengantin baru itu semakin baik. Frederico Patria terus berusaha memanjakan sang istri dengan menjadi seorang calon ayah yang sangat perhatian pada perempuan yang telah mengandung anak-anaknya.
Sementara itu Flower Michelin masih terus mencari tahu ada hubungan apa suaminya dengan mendiang Ayah dan ibunya.
Ia bagaikan seorang detektif yang menanyai semua pelayan di rumah itu tentang Yousef Michelin. Siapa tahu mereka pernah mendengar nama itu disebut di dalam Rumah itu sebelum ini.
Ia tidak lagi mau menanyakan pada pria yang sudah menikahinya itu tentang ayahnya. Karena setiap ia bertanya, pria itu pasti menolak dengan berbagai alasan dan pada akhirnya ia akan kalah dan berakhir di ranjang. Sungguh, ia mengakui kalau pria itu sangat berbahaya.
Frederico Patria sendiri sudah mewanti-wanti pada semua orang di rumah itu untuk tidak banyak bicara pada istrinya.
Semua pekerja di Rumah itu tidak boleh menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan Yousef Michelin pada sang istri. Biarlah itu akan menjadi rahasianya sendiri yang mungkin akan ia bawa sampai mati asalkan Flower Michelin tidak membenci ataupun meninggalkannya.
"Perutmu semakin besar sayang, apakah kamu tidak berniat untuk latihan berenang?" tanya Frederico Patria seraya mengelus lembut perut buncit sang istri. Kecupan demi kecupan pun ia berikan dipermukaan kulit perut itu.
"Untuk apa Fred? Aku tidak suka berenang," jawab perempuan cantik itu seraya membelai kepala suaminya yang masih berada di atas perutnya.
"Untuk melatih pernafasan mu sayang, saat kamu melahirkan nanti hal itu bisa membantumu," jawab Frederico Patria seraya menutup perut istrinya dengan sebuah kain tipis.
"Kamu saja yang berenang Fred, kamu bisa membantu Aku dengan nafasmu yang panjang itu, hehehe," kekek perempuan hamil itu yang langsung membuat sang suami mencubit ujung hidungnya.
"Kamu semakin nakal ya Flo. Kamu tambah pintar menggodaku," ujar pria itu kemudian meraih bibir Istrinya dan mengulumnya lembut. Tengkuk Flower ditekannya semakin dalam agar ia bisa menguasai mulut istrinya dengan sangat bebas.
"Fred, kamu membuatku susah bernafas, huffft hihihihi." Perempuan itu menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Di usia perut yang sudah berusia 5 bulan dengan dua bayi kembar di dalamnya membuatnya kadang merasa sedikit sesak.
"Aku akan membawamu ke kolam renang sayang, kita akan berenang bersama. Nafasmu akan lebih lama kalau sering melakukannya," ujar Frederico Patria seraya mengelus lembut bibir Istrinya yang masih nampak basah oleh salivanya.
"Aku tidak mau Fred. Aku ingin disini saja." Flower Michelin menggelengkan kepalanya pelan. Ia pun memandang buah-buahan yang rencananya ingin ia makan tetapi mendapatkan gangguan dari suaminya itu.
"Ayolah, Aku ingin sekali berenang denganmu, mau ya? demi kamu dan anak-anakku yang ada didalam sini," bujuk pria itu seraya mengarahkan kembali tangannya ke arah perut istrinya yang sangat indah.
"Tapi Aku sedang malas Fred. Aku ingin menikmati buah-buahan ini di sini saja," jawab sang istri seraya meraih sebilah pisau berikut sebuah apel merah yang sangat ingin ia makan.
"Kolam renangnya kan tidak jauh sayang, ada di depan kamarku. Mau ya? Akan Aku tunjukkan padamu sebuah hal khusus dan kamu pasti menyukainya, Hem," bujuk pria itu lagi kemudian mengangkat tubuh istrinya itu ke arah kamar pribadinya.
Ia pun melangkahkan kakinya ke arah kamarnya yang tidak jauh dari kamar Flower Michelin yang selama ini mereka tempati setelah menikah.
"Buah dan pisauku, Fred!" seru perempuan itu karena ia melupakan benda yang sempat ia pegang tadi. Frederico Patria tersenyum kemudian menjawab, "Ada banyak pisau di kamarku sayang. Dan ya pelayan akan membawakan mu buah yang kamu mau."
Flower Michelin pun tersenyum kemudian menyentuh rahang kuat suaminya dengan telapak tangannya. Ia menatap pria itu lama dengan perasaan yang sangat aneh didalam hatinya.
"Ada apa ada sayangku? Apakah kamu sudah mulai mencintaiku Flo?" tanya pria itu tanpa memandang wajah istrinya yang masih berada di dalam gendongannya.
"Aku tidak tahu Fred. Akan tetapi kamu terasa tidak asing buatku. Apakah kita pernah bertemu sebelum ini?"
Frederico Patria tersenyum kemudian mengecup kening istrinya lembut.
"Mungkin saja Flo, kita semua pernah bertemu dan juga mungkin akan berpisah. Kurasa begitulah kehidupan. Iyyakan?" Flower Michelin terdiam.
Jarinya kini bergerak ke arah bibir suaminya seraya menutup matanya. Ia tidak tahu apa yang ia rasakan. Sebuah perasaan sedih tiba-tiba muncul dari dalam hatinya.
"Ada apa sayang?"
"Ah tidak Fred. Aku..."
"Kamu mungkin akan sangat merindukan bibirku 'kan? tenang saja Flo. Aku tidak akan kemanapun jika kamu selalu menginginkannya."
"Ish!" Flower Michelin tersipu. Ia pun melepaskan jari-jarinya dari bibir suaminya. Ia tidak tahu harus berkata apalagi yang jelasnya hatinya saat ini sedang sangat gelisah. Ia tidak tahu kenapa.
Frederico Patria pun sebenarnya merasakan hal yang sama. Untuk itu ia ingin menikmati waktu berkualitas ini berdua saja dengan calon ibu dari anak-anaknya.
Pria itu pun meletakkan tubuh istrinya di sebuah kursi di depan kolam renang.
Seorang pelayan dengan cepat melayaninya dengan menyiapkan bermacam-macam buah di atas meja yang ada di sampingnya.
"Setiap saat, nikmati saat-saat seperti ini Flo. Kamu bisa bermain air bersama dengan anak-anak kita nantinya di sini," ujar Frederico Patria dengan senyum diwajahnya. Ia pun merapikan pakaian istrinya yang tersingkap ke atas.
"Aku takut tidak akan bisa berenang dengan baik jika melihat tubuhmu yang indah ini sayang," lanjutnya lagi seraya mulai membuka semua kain yang menutupi tubuhnya.
Flower Michelin tersenyum kemudian menatap tubuh pria yang telah menjadi suaminya itu membuka pakaiannya satu-satu. Dadanya berdebar kencang dengan penampilan otot-otot bagian atas suaminya yang sudah terbuka.
Beberapa Kali mereka berhubungan badan. Ia belum pernah melihat suaminya dengan tampilan seperti ini. Dan saya ini ia benar-benar terpukau. Tubuh tinggi dan kuat itu telah berhasil membuatnya merasakan nikmatnya dunia.
Akan tetapi, tiba-tiba saja ia merasakan sesak didadanya saat pria itu membuka semuanya di depan matanya. Yang tersisa hanyalah underwear yang sangat kecil dan hanya mampu menutupi Patria Junior.
Tanpa sadar tangannya meraih pisau buah yang ada di samping tubuhnya saat melihat tatto Scorpion dibawah pusar pria itu. Ia pun berdiri dari duduknya dan mendekati Frederico Patria dengan tatapan membunuh.
"Aaaaaaargh!"
"Flo?!"
"Kamu bajingan itu Fred!"
"Aaaargh!"
🌺🌺🌺
*Tobe Continued.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
klo yg cwo cocok umur 32 ganteng yamvan