Aisyah dan Andromeda adalah seorang mahasiswi dan dosennya yang merupakan korban salah sasaran yang meminum syrup yang sudah diberi obat perangsang. Mereka akhirnya melakukan sesuatu yang dilarang oleh agama.
Akibat kejadian itu, Aisyah hamil anak dari laki-laki dingin dan cuek. Untuk menjaga nama baik semua orang, keduanya pun menikah dan hidup bersama di satu atap.
"Sejak awal aku tidak pernah mencintaimu," kata Andromeda dengan tegas.
"Ya, aku tahu kamu sangat mencintai sepupumu itu. Namun, cintamu bertepuk sebelah tangan. Apalagi dia wanita yang merupakan istri orang. Sampai kapanpun cintamu tidak akan terbalas," ucap Aisyah dengan sinis.
Akankah kedua orang itu saling membuka hati untuk menyembuhkan luka di hati mereka?
Atau mereka memilih untuk berpisah setelah bayi itu lahir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22.
Bab 22
Aisyah bingung harus memulai penyelidikan dari mana. Dia mencurigai kalau ada orang yang memberikan obat terlarang itu sengaja memasukan ke dalam minuman yang di minum olehnya.
"Apa aku harus menanyai satu persatu teman yang ikut KKN dulu, ya?"
"Apa kalau begitu caranya mereka akan jujur?"
"Bagaimana jika nanti si pelaku berbohong? Ini bisa saja terjadi."
"Aaaaaa. Apa yang harus aku lakukan?"
Aisyah pusing sendiri memikirkan untuk mencari pelaku. Dirinya yang tidak punya jiwa penyelidik dan tidak ahli dalam hal itu kebingungan sendiri.
"Aisyah, kenapa? Kamu terlihat sedang kebingungan," tanya Aziz yang tiba-tiba saja duduk di samping wanita itu.
"Astaghfirullahal'adzim. Bisa tidak kamu jangan mengagetkan aku!" pekik Aisyah sambil menatap tajam ke arah temannya.
Aziz tertawa tertahan saat melihat ekspresi wajah Aisyah. Diam-diam di melirik ke arah perempuan yang kini sedang mengeluarkan buku dari tasnya.
"Renata dan Tarisa ke mana?" tanya Aziz penasaran. Biasanya mereka selalu bersama.
"Entahlah. Mereka berdua tidak bisa dihubungi," jawab Aisyah.
Terlihat ada dua teman perempuan Aisyah lainnya, yaitu Fatimah dan Angela. Mereka duduk di sisi lainnya dekat ibu hamil itu.
"Aisyah, kamu mau ikut kegiatan galang dana untuk anak panti asuhan," ajak Fatimah.
Aisyah biasanya ikut kegiatan seperti itu. Namun, kali ini dia harus minta izin kepada Andromeda, selaku suaminya. Bagaimanapun juga dia harus memberi tahu ke mana dia akan pergi dan bersama siapa saja dia akan pergi ke sana.
Lalu Aisyah pun mengirim pesan ke suaminya. Namun, tidak di buka juga pesan yang dia kirim. Maka dia pun menghubungi lewat telepon. Lagi-lagi panggilannya tidak di angkat.
Wanita itu tahu kalau suaminya ada kelas saat ini, maka dia pun mendatangi ruangannya. Dia mengetuk pintu beberapa kali, tetapi tidak ada respon dari dalam. Maka, dia pun masuk ke ruangan kerja suaminya. Ternyata laki-laki itu sedang tidur sambil duduk bersandar ke kursi.
"Pantas saja dihubungi tidak membalas, ternyata tidur," gumam Aisyah.
Wanita itu terdiam melihat wajah sang suami yang sedang tidur dengan tangan diletakan di sisi kanan dan kiri. Jantung Aisyah berdebar saat matanya melihat bibir merah alami milik Andromeda, karena laki-laki itu tidak suka merokok dan jarang minum kopi.
"Mas," panggil Aisyah lirih sambil menyentuh lengan Andromeda.
"Mas Andro!" Aisyah memanggil nama suaminya lebih tinggi dan menggoyangkan lengan kokoh itu.
Andromeda menarik tangan Aisyah sampai wanita itu jatuh ke pangkuannya. Laki-laki itu sengaja melakukan hal itu untuk melihat reaksi sang istri.
"Astaghfirullahal'adzim. Mas, hati-hati!" Aisyah memegang perutnya dan membacakan doa agar janin itu baik-baik saja.
Andromeda juga ikut memegang perut Aisyah dan mengusapnya dengan lembut. Dia juga takut terjadi sesuatu yang buruk kepada calon bayi mereka.
"Bayinya tidak apa-apa, 'kan?" tanya Andromeda masih mengusap-usap perut sang istri.
"Semoga saja tidak apa-apa," jawab Aisyah. Entah kenapa dia merasa senang saat laki-laki itu mengusap-usap perutnya.
"Ada apa? Kenapa kamu datang ke ruangan aku?" tanya Andromeda dengan tatapan tajam.
Aisyah yang masih berada di pangkuan Andromeda malah anteng. Tidak ada niatan dia untuk turun, entah nyaman atau lupa kalau sekarang ini sedang duduk di pangkuan laki-laki tampan itu.
"Eh, i–tu bo–leh pergi," kata Aisyah tidak jelas dan buat Andromeda mengerutkan kening.
"Bicara yang jelas," ujar Andromeda dengan senyum sinis.
"Aku mau pergi," tukas Aisyah kesal lalu berdiri.
"Kamu tidak berniat kabur, 'kan?" Andromeda memicingkan mata, menatap curiga ke arah Aisyah.
"Kabur? Bukan. Aku mau pergi menggalang dana untuk anak panti asuhan!" bantah Aisyah dengan memekik tinggi saking kesalnya pada laki-laki yang menatapnya dengan intens.
Kedua makhluk sejoli itu saling diam dengan tatapan yang masih saling beradu. Keheningan itu terpecah saat ada seseorang yang mengetuk pintu.
"Masuk!" suruh Andromeda sambil membenarkan posisi duduknya.
Sementara itu, Aisyah berjalan ke arah pintu hendak ke luar dari ruangan itu. Namun, langkahnya terhenti saat melihat Renata masuk dan membuat keduanya terkejut.
"Aisyah?"
"Renata?"
Kedua perempuan itu saling beradu pandang. Kemudian senyum keduanya pun mengembang.
"Aku kira kamu tidak masuk kuliah hari ini," kata Aisyah menduga.
"Aku lembur mengerjakan tugas Pak Surya dan baru bangun satu jam yang lalu," ujar Renata dengan wajah cemberut.
"Lalu, ada apa kamu ke sini?" tanya Aisyah dengan senyuman yang masih terukir di wajahnya.
"Pak Andromeda memanggil aku. Dia mengirim pesan dan meminta aku datang ke sini," jawab perempuan bersurai hitam panjang.
Senyum Aisyah langsung luruh dan tatapan matanya pun menjadi nanar. Kini pandangan wanita itu mengarah pada suaminya yang menatap ke arah mereka.
"Kamu sendiri sedang apa di sini?" tanya Renata kepada Aisyah.
"A–ku …." Aisyah bingung harus jawab apa.
"Dia membantu aku membawakan tugas dan sekarang dia akan pergi," lanjut Andromeda.
Aisyah melirik sekilas ke arah Renata yang tersenyum manis kepada Andromeda. Hatinya merasa tidak suka saat melihat kedua orang itu saling menatap.
'Apa mereka berdua punya hubungan?' (Aisyah)
***
Aisyah dan teman-temannya menggalang dana dan langsung memberikan ke panti asuhan. Di sana wanita itu melihat anak-anak kecil yang tidak memiliki orang tua. Hatinya terenyuh melihat anak-anak kecil yang sedang makan snack dengan lahap dan senang.
'Ya Allah, jangan sampai anakku mengalami hidup dengan kekurangan kasih sayang orang tua dan keluarga. Semoga dia hidup dengan dipenuhi kasih sayang dari orang-orang di sekitarnya.' (Aisyah)
"Kakak cantik, bolehkah aku meminta lagi coklat yang seperti tadi." Seorang anak perempuan kecil kira-kira berusia 3 tahun menarik lengan baju Aisyah.
"Semua coklat sudah habis dibagikan tadi. Apa adik mau permen? Kakak masih punya satu," tanya Aisyah sambil menyerahkan satu bungkus permen rasa mangga yang ada di telapak tangannya.
"Terima kasih, Kakak cantik!" seru anak itu.
"Kamu itu selalu baik seperti biasanya," kata seorang laki-laki yang berdiri di belakang Aisyah.
"Armand, apa semua barang yang didonasikan sudah dimasukan semua?" tanya Aziz yang berdiri di pintu masuk panti.
"Sudah!" balas Armand berteriak.
"Aisyah sebaiknya kita juga masuk ke dalam panti dulu. Kita bincang-bincang dulu dengan pengurus panti ini," kata Armand mengajak Aisyah.
Kegiatan penggalangan dana dan penyerahan bantuan itu ke panti memerlukan waktu sampai sore hari menjelang Magrib. Tentu saja ini di luar prediksi Aisyah. Dia mengira waktu yang diperlukan sampai Ashar, tetapi waktu adzan Magrib di masih di jalan.
'Apa nanti Mas Andro akan marah, ya?' (Aisyah)
***
Apakah Andromeda dan Renata punya hubungan tertentu? Bagaimana reaksi Andromeda saat Aisyah pulang terlambat? Tunggu kelanjutannya, ya!
bagus² semua karya author ,,suka 🥰