NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Romansa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Vgflia

"Ganti rugi 80 juta atau menikah dengan saya?"

Kristal Velicia, gadis yatim piatu dengan paras yang sangat cantik. Menjadi penyebab kecelakaan sebuah mobil mewah.

Gadis itu di tuntut ganti rugi atau menikah dengan pemilik mobil tersebut.

Pria tampan bersifat dingin bersama gadis cantik dan ceria.

Bagaimanakah nasib pernikahan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vgflia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12

Sudah seminggu berlalu sejak kedatangan Kristal ke mansion utama keluarga Lysander.

Saat ini, Kay sedang berada di rumah sakit untuk menjemput Kakek Frans. Sedangkan Kristal, gadis itu sudah berangkat ke cafe tadi pagi.

"Kamu masih harus ke kantor, seharusnya tidak perlu menjemput Kakek. Banyak yang bisa menjaga kakek disini," sahut Frans. Pria paru baya itu selalu merasa tidak enak pada cucunya yang sering datang menjenguknya. Padahal dia tahu, Kay sangat sibuk menangani perusahaan.

Sedangkan cucunya yang lain, jangankan menjenguk, menelpon untuk sekedar menanyakan keadaannya saja mereka tidak pernah. Cucunya ada empat tapi hanya satu yang peduli padanya, dan itu adalah Kay, cucu pertamanya.

Kay memasukan handphonenya ke dalam saku setelah selesai memeriksa jadwal yang Leo kirim. "Aku masih punya waktu satu jam sebelum bertemu klien. Aku hanya akan mengantar kakek sampai depan rumah sakit. Nanti malam aku dan Kristal akan ke mansion menemui kakek."

Mendengar akhir kalimat dari Kay, Kakek Frans tersenyum senang. "Baiklah, kakek akan menunggu kalian. Sekalian nanti kita tentukan tanggal pernikahan kalian."

Kay hanya mengangguk sebagai balasan. Dia tidak peduli kapan, dan dimana dia akan menikah. Yang terpenting bisa membuat Kakek Frans senang.

...•••...

Leo turun dari mobil dan mendorong kursi roda Kay memasuki salah satu restoran terkenal di kota itu.

Salah satu pelayan datang, mengantar mereka masuk ke dalam ruang VIP yang sudah di sediakan.

"Tuan Kay, senang bertemu dengan anda!" Seorang pria berdiri dari duduknya saat Kay masuk ke dalam ruangan. Dia mendekat sembari mengangkat tangannya untuk berjabat dengan Kay.

Kay hanya mengangguk dan tidak membalas jabatan itu. Pria itu tersenyum canggung kemudian buru-buru menarik kembali tangannya.

"Senang bertemu dengan anda juga, Tuan Hartono. Silahkan kembali duduk." Leo membuka suara.

Pria berusia empat puluhan itu mendengus. "Kenapa asisten ini yang membalas ucapanku!" Batinnya.

Leo duduk di kursi yang berada di samping Kay tanpa di suruh. Lelaki berambut blonde itu dengan santainya mengacuhkan tatapan tajam Tuan Hartono.

"Makanan sedang di siapkan. Sambil menunggu, bagaimana kalau kita membahas tentang proyek yang saya tawarkan?" tanya pria itu sambil tersenyum ke arah Kay.

Leo diam. Dia menatap klien di depannya datar, kemudian melirik seorang wanita yang duduk di sampingnya dengan pakaian kurang bahan. Sudut bibirnya tertarik ke samping, seolah mengatakan "Pria hidung belang ini sedang bermimpi untuk kerja sama dengan presdir"

Melihat kediaman Kay, klien itu kembali membuka suara dengan nada meyakinkan. "Saya jamin 100%. Proyek yang saya tawarkan ini dapat membantu meningkatkan penghasilan perusahaan!"

Kay menyeringai dengan tatapan tajam. "Oh, ya? Kalau begitu, berapa keuntungan yang bisa saya dapatkan dari proyek ini?"

Wajah pria itu menegang. Dia memegang lehernya dengan gugup. "Soal itu... kami belum membahas keuntungan secara spesifik."

Tangan Kay tergerak memperbaiki jasnya. "Kalau begitu percakapan kita selesai sampai disini. Perusahaan saya tidak membutuhkan proyek dengan pendapatan tidak jelas."

Tanpa diberi perintah Leo langsung bangkit berdiri, dan mendorong kursi roda Kay ke arah pintu keluar.

"T-tapi, Presdir! Proyek ini dapat membantu perusahaan anda meningkat!"

"Tanpa proyek kamu pendapatan perusahaan saya tetap meningkat," balas Kay datar tanpa menoleh sedikitpun.

Panik melihat Presdir Eclipse yang akan pergi, dengan cepat pria itu langsung memberi isyarat pada wanita yang ada di sampingnya.

Wanita itu mengangguk. Dia berdiri dan mengejar Kay dengan langkah gontai, kemudian berhenti tepat di samping kursi roda Kay. "Tuan, tolong dengarkan kami sebentar saja. Kami jamin anda tidak akan menyesal menerima proyek kami!" Dia memegang tangan Kay dengan gerakan sensual, sambil menyodorkan dadanya yang seperti akan tumpah ke wajah Kay.

Leo melotot menatap keberanian wanita itu. Dia meneguk salivanya dengan kasar. "Dia cari mati," batinnya.

Kay mengeraskan rahangnya. Urat-urat di tangannya semakin terlihat. Dia melirik wanita itu dengan tajam kemudian menarik tangannya kasar. "Leo!"

Leo langsung merogoh sakunya dan menyerahkan tisu basah yang sering ia bawah kemana-mana ke arah Kay.

Kay mengambil tisu basah itu dan mengelap tangannya yang di pengang oleh wanita itu, seolah bekas tangannya adalah virus yang harus segera dia bersihkan.

"Mulai hari ini perusahaan anda di blacklist dari perusahaan kami, dan tidak akan pernah bekerja sama dengan Eclipse Group," ucap Leo, mengambil tisu bekas yang dari tangan Kay, dan memasukannya ke dalam kantong.

"A-apa? Presdir, sepertinya ada kesalahpahaman disini, saya bisa meluruskannya."

"Kau." Kay menoleh ke arah wanita itu dengan tajam, membuatnya gemetar ketakutan saat merasakan aura membunuh dari pria itu.

"Menyingkir dari jalanku! Dan segera singkirkan benda yang mirip tumor ini dari hadapanku!"

"Apa! Tumor?!" Wanita itu memandang dada dengan wajah merah padam. Bisa-bisanya pria ini menyebut dada kebanggaannya itu tumor.

Leo mendorong kursi roda kay keluar dari ruangan VIP tanpa menggubris panggilan Pak Hartono.

"Presdir! Kita masih bisa meluruskan kesalahpahaman ini, Presdir!"

"Ck, sialan kau! Dasar tidak berguna!" ujarnya menyalahkan wanita sexy di depannya.

"Kenapa aku? Dia saja yang impoten dan menyebut dadaku tumor! Cih! Lebih baik aku pergi saja!" Wanita itu mengambil tasnya dan keluar dari ruangan itu.

"Hei, kembali kau!"

...•••...

"Cari kelemahan perusahaannya dan buat sahamnya anjlok dalam waktu dua puluh empat jam," perintahnya tegas.

Leo mengangguk singkat. "Baikm" Dia menutup pintu mobil itu dan berputar menuju ke bangku pengemudi.

"Presdir Knight Group benar-benar cari masalah. Bisa-bisanya dia menyediakan wanita, untuk membujuk presdir yang tidak suka wanita. Bodoh sekali," Leo bergumam sambil tersenyum sinis, kemudian masuk ke dalam mobil.

"Urus wanita itu, jangan sampai aku melihat batang hidungnya lagi! Langsung ke mansion. aku harus mandi sebelum kembali ke perusahaan," perintah Kay sambil mengotak-atik Macbook nya.

Leo menjalankan mobilnya menuju mansion Kay.

...•••...

Cafe Brew&Bliss. 05:00 sore.

"Huaaa, Kristal! Aku tidak menyangka hari adalah hati terakhir mu bekerja disini!" Jane memeluk Kristal dengan erat dari samping.

Kristal terkekeh melihat tingkah Jane yang seperti anak-anak baginya.

Bram mendekat dengan wajah murung. "Hei, Girl! Siapa yang harus aku jahili nanti kalau kamu tidak ada?"

"Masih ada Jane," balas Kristal dan langsung di hadiahi tatapan tajam oleh Jane.

"Ogah, aku tidak mau dekat-dekat dengannya!"

"Memangnya aku ini virus sampai kau tidak mau dekat-dekat denganku?!" seru Bram sinis.

Jane merotasikan matanya. Dia melerai pelukannya dan menatap wajah Kristal. "Bisakah kau tetap kembali bekerja setelah menikah?"

Kristal menggeleng. "Pak—calon suamiku tidak mengijinkannya."

"Memang siapa suamimu? Kamu tidak menikah dengan om-om, kan?" Bram menyipitkan matanya curiga. Pasalnya selama seminggu ini Kristal di antar jemput oleh mobil mewah. Dan juga semua barang yang gadis itu pakai adalah merk terkenal dengan harga yang fantastis.

"Benar juga kata Bram. Jangan-jangan kau menikahi kakek-kakek?!" sambung Jane.

"Matamu! Kau pikir seleraku pria tua!" Kristal bergidik ngeri. Bisa-bisanya dia langsung membayangkannya.

"Lalu siapa pria yang menikahi denganmu?"

Semuanya terdiam. Meraka melirik ke arah Vano dengan wajah shock dan bingung.

"Hei, itu tadi kau yang bertanya?" Bram kembali memastikan seolah tidak percaya kalau pertanyaan itu keluar dari mulut Vano.

Jane mematuk dagunya dengan jari sambil melirik Vano intens. "Kulihat akhir-akhir ini kau seperti mendekati Kristal. Kenapa? Apa kau menyesal?"

Vano mendengus mendengar perkataan Jane. Dia menyesal? Lelucon yang lucu.

Kring...

Bunyi lonceng membuat mereka reflek menoleh ke arah pintu.

"Nona, Presdir sedang menunggu di mobil."

Leo, pria tinggi dengan wajah tampan itu berdiri di ambang pintu cafe Braw&Bliss, milik Paman Wiliam, sambil menatap ke arah Kristal.

"Ah, baiklah. Aku pergi dulu, ya. Aku akan mengundang kalian nanti!" Kristal mengambil tas Dior nya dan buru-buru keluar dari cafe dengan Leo yang mengikuti dari belakang.

Jane, gadis itu tidak berkedip, menatap punggung Kristal dan Leo yang berjalan masuk ke dalam Mobil Ferrari hitam seharga miliyaran itu.

Begitu juga Bram yang tak melepas pandangannya dari mobil, yang sudah menghilang di depan sana beberapa detik yang lalu. Dia, mengenali pria itu. "Kristal, sepertinya dia akan menikah dengan Direktur Utama Perusahaan Eclipse Group."

Jane dan Vano terdiam, menatap Bram dengan raut wajah yang sulit di artikan.

1
Serenarara
Tiga gaun pengantin, buseet...pameran baju mbak? /Facepalm/
Serenarara
IQ berapa sih ni cewe... /Sweat/
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Next Thor✍️
Frily°>Hiat)
Keren!
Aylla Masoara
seru bangettt, nexttttt!!!!
elaretaa
Semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Ezz
semangat kakk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!