Guru killer, yang ada dibenak semua orang pasti seorang guru yang galak dan suka menghukum siswanya bukan?
Begitu pula yang dialami oleh Evangeline Dorius (18 tahun) yang sangat tidak menyukai seorang guru killer karena selalu menyulitkannya atau memberinya tugas yang banyak.
Namun, apa jadinya jika guru killer itu jatuh cinta kepada dirinya? Bagaimana reaksi Eva terhadap pernyataan cinta Pak Theo?
Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NKS Iravati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Mengikuti Aturannya
...Crazy up 3 bab 👐...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Suasana kelas pun terdengar hening, hanya ada beberapa suara seperti coretan siswa yang sedang menulis atau bunyi kertas yang bergesekan dengan meja dan tangan siswa. Hingga…..
"Kamu, nomor 27 keluar dari kelas!" Suara pak Theo menggelegar.
Siswa yang memiliki nomor absen 27 pun keluar dari dalam ruangan tanpa membantah, karena dirinya kedapatan mencontek.
Tak berselang lama setelah nomor absen pertama pak Theo pun juga mengeluarkan beberapa murid yang memang tidak mengikuti aturannya dengan baik.
"Waktu tinggal 2 menit selesai tidak selesai kumpulkan!" Ujar pak Theo kepada 25 dari 30 siswa.
Pak Theo pun menghitung mundur. Satu persatu para siswa dan siswi pun menyerahkan lembar jawabannya ke depan, tepatnya di atas meja guru.
"Baiklah karena semua sudah selesai, sekarang buka buku kalian halaman 31, pelajari materi itu selama saya memeriksa hasil pre test kalian! Dan untuk yang diluar, kalian berdiri di belakang kelas!" Ujar pak Theo.
*
Setelah memeriksa nilai pretest para murid pak Theo pun menerangkan materi yang dipelajari. Dan tak terasa waktu pun bergulir, sudah hampir 2 jam pak Theo mengajar di kelas sampai akhirnya pak Theo menyudahi kelasnya.
"Baiklah, kita akhiri kelas hari ini. Tapi, sebelum itu saya akan membacakan nama-nama siswa yang gagal pretest."
Para siswa pun dibuat ketar-ketir oleh pak Theo. Sampai pak Theo pun membacakan beberapa nama siswa. Bahkan nama Eva dan Grace sendiri masuk didalamnya. Kecuali Mitha yang memang menyukai pelajaran kimia.
"Bagi nama kalian yang disebut, kerjakan soal yang berada di halaman 33 dari nomor 1-15 dengan proses kerja! Dan kalian yang dibelakang kerjakan tugas yang sama!" Ujarnya lalu membereskan buku-bukunya di atas meja. Lalu pak Theo pun keluar dari kelas setelah bel istirahat berbunyi.
Eva, Mitha dan Grace pun menuju kantin. Di Perjalanan ketiga gadis tersebut terus saja membicarakan pak Theo.
"Parah sih pak Theo, baru beberapa kali ngajar udah kena mental kita." Ujar Grace.
"Ho'oh, mana ngasih tugas gak ngotak lagi. Dan kampretnya aku super duper benci mata pelajaran kimia eh yang ngajar killer pula. Nasib, nasib." Sahut Eva yang diakhiri dengan helaan nafas frustasi.
"Kalau susah, nanti aku ajarin deh." Ucap Mitha si pemberi solusi.
"Bener nih?" Tanya Eva dan Grace bersamaan.
Mitha pun mengangguk. "Yoi, nanti datang aja ke rumahku."
*
Mereka bertiga pun sudah selesai makan di kantin lalu mereka pun menuju ke kelas. Namun, di perjalanan Eva pun mendengar namanya dipanggil melalui toa yang terpasang di setiap sudut sekolah.
📢 'Kepada siswa yang disebutkan namanya harap datang ke ruang kepala sekolah. Yang pertama Evangeline Dorius, Yoga Hendrawan, Robby Samuel, Gisell Wijaya, Celine Nathalia, dan Dennis Desmond.'
Eva pun menuju ruangan kepala sekolah setelah berpamitan dengan Mitha dan Grace.
Sesampainya Eva di ruangan kepala sekolah, sudah banyak orang yang datang dan hanya tinggal menunggu dirinya.
"Baiklah, karena kalian sudah datang semua jadi saya akan menjelaskan mengenai olimpiade. Olimpiade yang akan dilombakan kali ini ada tiga mata pelajaran yaitu matematika, kimia dan fisika."
"Karena itu kalian berenam akan dibagi menjadi tim beranggotakan 2 orang. Untuk matematika akan diwakili oleh Evangeline dan Celine. Untuk Fisika akan diwakili oleh Yoga dan Dennis. Dan untuk kimia diwakili oleh Robby dan Gisell. Apakah kalian sudah paham?" Ujar Pak kepala sekolah yang bertanya.
"Sudah paham pak!" Sahut mereka serempak.
Bersambung…....