terlahir sebagai nona muda yang kaya raya tak menjamin kehidupan percintaan nya sempurna. quinsha menjadi anak yatim piatu diusia 15 tahun. sebagai penerus kerajaan bisnis adipati,dia terpaksa menyembunyikan jati diri nya agar mendapat teman dan pasangan hidup yang tulus. apalah jadi nya jika kepolosan nya dalam percintaan malah membuat dia di manfaatkan dan di khianati oleh tunangan yang di cintai nya ? well, pintar di otak tapi oon di cinta ...
"kau hanya sekedar wanita jelek yang hanya ku manfaatkan" ~ bagas
"wanita murahan, bagas hanya milikku !" ~ sara
"kenapa semua berakhir seperti ini? ayah bunda, rasanya sakit !!" ~quinsha
"kami sebenarnya mengetahui kebenarannya dari awal, tapi melihatmu bahagia kami menunda untuk memberi tahukanmu" ~nakula-sadewa
"gadis ini misterius sekali, aku yakin dibalik wajah kumal itu menyimpan rahasia besar" ~narendra
hai, ini karya pertama ku, maaf jika masih ada typo. insya allah akan di revisi secara bertahap. selamat membaca😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
Narendra tersenyum melihat binar di mata gadis yang tengah di perjuangkan nya ini. Tapi, binar di mata sang gadis berubah menjadi tatapan tajam yang tersirat kesedihan dan kebencian. Narendra kaget dan menoleh ke arah tatapan mata quin.
DEG
' mereka, '
...****************...
' mereka orang - orang masa lalu quin sebelum membuka jati diri nya, brengs*k, quin ternyata masih trauma untuk menjalin hubungan. Pasti karena mereka ' gumam narendra. Tangan nya terkepal kuat saat melihat sang gadis kurang nyaman walau di tutupi nya. Narendra menggenggam tangan quin hingga quin tersentak kaget.
" jadi mereka ? " tanya narendra.
" ah,eh, apa maksud mas ?" quin pura - pura tak paham. Ia menggigit bawah bibirnya. Narendra mengusap pelan tangan quin agar Quin menghentikan perbuatan nya.
" jadi karena mereka kamu seakan memberi tembok di hati mu ? " ucap telak narendra. Quin menunduk. memang benar kata narendra, karena masih trauma dengan sebuah hubungan ia sedikit memberi jarak kepda narendra.
" Oh, akhirnya aku tahu pria brengs*k mana yang mengkhianatimu," desah narendra.
" baa.. Baa bagaimana mas tahu ?" tanya quin panik.
" tau apa, hm? Masa lalu mu ?kamu tahu kan semua sikap ku, perhatianku artinya apa ? Tapi karena mereka kamu trauma ?maaf sebelumnya aku memeriksa latar belakang mu, karena kesan pertama kali kamu lihat aku tampak berbeda dengan wanita - wanita lain nya. Wanita lain pasti akan berteriak histeris begitu melihatku. Tapi kamu tidak, bahkan terkesan cuek." jelas narendra.
" pede banget kamu mas, cibir quin.
" aku serius. Quin, ijinkan aku mengobati luka hati mu, trauma mu. Kamu juga sayang mas kan?" kata narendra serius. Quin menatap mata narendra intens. Terpancar kejujuran dan ketulusan di mata sang lelaki yang kini tengah menggenggam tangan nya itu. Quin menunduk lagi. Perlahan air mata nya turun.
" hei hei, kenapa malah menangis, kamu nggak mau kasih aku kesempatan ? jangan menangis " panik narendra.
" hiks hiks buk.. hiks ..an begitu, hu hu hu hiks srrrt " jawab quin.
" lalu kenapa malah menangis, quin. Sayangku sudah diam cup cup cup." panik narendra dan tanpa sadar memanggil sayang. quin tertegun, hati nya menghangat. Tapi apakah nanti nya narendra tidak akan mengkhianatinya ?
" mas serius dengan apa yang mas ucapkan ? " tanya quin akhirnya.
" iya, aku teramat serius. selama 27 tahun, ini keputusan yang aku ambil dengan sangat serius " yakin narendra.
" tapi mas ganteng hiks, kaya, pintar, cerdas. Apa mas nggak akan mengkhianati ku nanti nya?" tanya quin dengan masih terisak. Untung saja meja mereka terletak di pojok ruangan sehingga tidak terlihat oleh orang banyak.
" hei, dengarkan aku. Ijin kan aku mengisi hati mu, menghilangkan trauma mu. Jangan sama kan aku dengan si brengs*k itu hm, " kata narendra sambil mengangkat dagu quin. Di hapus nya air mata dengan ibu jari nya.
" heem... " kata quin sambil mengangguk. Narendra tersenyum lebar. Hal yang jarang ia lakukan di depan khalayak ramai. Jika para wanita di luaran sana melihat senyuman narendra ini bisa di pastikan mereka semakin histeris.
" terima kasih, sayang" kata narendra. Ia mengecup tangan quin dengan lembut. Quin tersipu menerima perlakuan hangat itu.
" jadi, kita pacaran ?" tanya quin polos. Narendra terkekeh melihat tampang imut yang quin tampilkan.
" hem of course my queen. Apa mau langsung menikah saja ya " jawab narendra spontan.
" heh, apa - apaan," quin terkejut. Narendra semakin tertawa terbahak.
" loh, bukannya bagus. Kamu akan semakin percaya pada ku jika aku tidak akan pernah mengkhianatimu kan " kata narendra mencoba menggoda quin. Meskipun dalam hati nya berharap quin setuju. Wes wes wes, mas ren ora sabaran. Ck ck ck.
" ih, quin baru lulus. " pipi quin menggembung lucu.
" ha ha ha , kita jalani semua perlahan sayang." kata narendra lembut. Quin mengangguk. Mereka tersenyum.
Tak lama kemudian makanan mereka datang. Tampak menggiurkan.
" ini soto kampung ayam ? " tanya narendra. Dia memang sudah lama sekali tidak makan masakan nusantara karena besar di luar negeri.
" heem, cobain mas. Seger banget. Cocok kalau lagi cuaca begini. Apalagi kalau dikasih sambel . " jelas quin. Sambil ngin menuangkan sambel sendok ke piring nya. Seketika narendra menahan laju tangan nya.
" eits, jangan banyak- banyak. Cukup setengah sendok saja. Ingat kamu baru sembuh ." larang narendra.
" ih, nggak akan keras nanti nya mas," tolak quin.
" nggak sayang, kmu baru sembuh. Nurut ya," kata narendra lembut. quin hanya manyun cemberut tapi tetap menurut.
Mereka berdua segera menyantap makanan dengan sedikit mengobrol. Mengingat jadwal padat mereka, apalagi narendra. Tidak mungkin melimpahkan semua pekerjaannya kepada kevin.
" kamu mau balik kekantor atau mau pulang sayang ?atau mau ikut aku ke kantor ? " tanya narendra.
" ehm, aku mau balik ke kantor aja mas, ada yang harus segera aku selesai kan. " jawab quin yang teringat dengan rencana nya. Dan ini harus segera di lakukan dan di selesaikan.
" aku antar aja ya, eh ngomong - omong aku tidak melihat mobil mu di area parkir " kat narendra sembari mengingat fakta jika ia memang tidak melihat mobil sang gadis.
" hi hi hi ya emang ngga ada di area parkir pengunjung as, " tawa quin mendengar pertanyaan narendra.
" lalu ? Kamu di antar siapa ? Nakula dan sadewa sedang di luar kan ?" mata narendra memicing curiga ke arah quin. Quin hanya melongo di buat nya. Dia mengusap wajah sang kekasih baru nya ini yang ternyata cemburuan.
" ha ha ha , biasa aja dong muka nya jangan kayak gitu, " twa quin pecah.
" aku serius sayang " narendra merajuk.
" iya iya mas,hi hi hi. Aku punya area parkir khusus di setiap kafe dan cabang restoran adipati. Di bawah tanah. " jelas quin sambil melirik ke arah bawah tanah.
" wow, di bawah ini ada
ruang parkir ?" decak kagum narendra.
" heem, ada parkiran sama 1 ruang kendali cadangan. Tapi cuma aku, kak kula, kak sadewa dan manajer kafe / restoran yang tahu " jelas quin lagi.
Narendra manggut - manggut mengerti.
" jadi, mau aku antar ?" Tawar narendra. Quin nampak berpikir keras.
" mobilku ?" tanya quin.
" biarkan disini, nanti pulang kerja aku jemput " jawab narendra.
" oke lah, ya udah yuk pulang. " ajak quin.
Mereka berjalan beriringan ke arah kasir terlebih dahulu. Meskipun kafe ini milik sang kakak, quin tetap membayar. Tapi, kali ini narendra yang membayar nya. Mereka keluar dan segera melaju ke arah kantor quin terlebih dahulu. Setelah sampai kantor sang gadis, narendra juga bergegas menuju ke kantornya sendiri.
💨💨💨
ending banget
Perjodohan Arini
takutnya nanti amnesia
gedek banget
lebih baik kalo udah selesai mengetik membuat novel alangkah baiknya di teliti lgi dari awal sampe akhir . barangkali ada yg typo ataupun yg lainnya. biar bisa diperbaiki lagi dan agar enak di bacanya
terimakasih