Qin Yichen adalah putra kesayangannya kaisar dan sangat dimanjakan. Karena sangat dimanjakan, Qin Yichen tumbuh menjadi remaja yang suka membuat masalah dan akhirnya dikirim ke akademi militer kerajaan di bawah bimbingan Jenderal Bao. Di sana dia bertemu dengan putri jenderal Bao yang tomboy. Putri jenderal itu bernama Bao Jiali. Qin Yichen jatuh cinta pada Bao Jiali. Namun, politik yang kejam membuat Qin Yichen ditarik kembali ke istana dan Jenderal Bao sekeluarga dibunuh kecuali Bao Jiali. Bao Jiali berhasil hidup dan masuk ke dalam istana sebagai penari untuk menuntut balas.
Ikuti kisah komedi romantis penuh suka dan duka ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Salahku?
Bai Long mendaratkan Bao Jiali di sebuah tanah lapang.
Bao Jiali menoleh ke Bai Long dengan tanya, "Kenapa mendarat di sini?"
"Aku tadi menemukan dia dan dia bilang dia ajudannya Ayah kamu. Dia menyuruhku mencari kamu tadi dan aku taruh dia di sini karena ini tempat yang aku rasa cukup aman untuk dia beristirahat sementara aku mencari kamu"
Bao Jiali mengikuti arah tunjuknya Bai Long lalu bergegas berlari ke sebuah pohon besar sambil berteriak, "Paman Lihua!"
Bai Long berjalan pelan mengikuti laju larinya Bao Jiali.
Bao Jiali langsung berjongkok di depan Lihua, "Paman? Ini A Li"
Lihua yang terluka parah membuka mata secara perlahan lalu tersenyum ke Bao Jiali dan berkata dengan suara lirih, "Nona.......syukurlah Anda selamat"
Bao Jiali melihat ada anak panah tertancap di dada kiri Lihua. Di saat Bao Jiali ingin memegang ujung anak panah itu dan Bai Long langsung berkata, "Jangan sentuh! Itu bisa menambah rasa sakitnya"
Lihua mengangguk pelan lalu berkata dengan suara lirih dan lemas, "Hidup saya tidak akan lama lagi, Nona"
"Tidak, Paman! Jangan berkata seperti itu! Kita harus segera pergi dari sini dan membawa Paman ke tabib, ayo, Paman" Bao Jiali berkata dengan derai airmata dan isak tangis.
Lihua tersenyum dan menggeleng pelan lalu berkata masih dengan sura lirih dan lemas, "Tolong rebut kembali plakat emas kepunyaan Jenderal Bao. Siapa pun yang memegang plakat emas itu, dia memiliki kuasa penuh atas jutaan prajurit pilihan Kaisar dan itu sangat berbahaya, Nona. Sampaikan maaf saya ke Jenderal Bao karena saya gagal menjaga plakat emas itu dan tolong segera rebut kembali plakat emas itu"
"Siapa yang mengambil plakat emas itu?"
"Orang istana......dia suruhan pangeran........pangeran Qin........Qin......." Lihua tidak bisa meneruskan ucapannya karena malaikat maut lebih cepat mencabut nyawanya.
"Paman Lihua!!!!! Tidak!!!!!" Jiali tertunduk dan menangis terisak.
Bai Long menepuk pundak Jiali dan hanya diam membisu.
Jiali kemudian menoleh ke Bai Long, "Aku harus segera ke ibukota untuk melihat keadaan Ibu dan adik perempuanku. Apakah mereka semuanya aman. Kita berpisah di sini dan terima kasih karena sudah menolong Paman Lihua dan membawaku ke sini lalu.......emm, bisakah aku minta tolong sekali lagi padamu?"
"Apa itu" Bai Long menatap lembut wajah cantiknya Jiali.
"Tolong makamkan Paman Lihua dengan baik"
"Aku sudah meminta temanku ke sini untuk memakamkan Paman Lihua kamu karena aku akan mengantar kamu ke kediaman Jenderal Bao"
"Tapi, apakah tidak apa-apa? Kamu tidak sibuk?"
"Demi kamu semua hal ku kesampingkan dulu" Ucap Bai Long dengan senyum manis.
Bao Jiali mengangguk lalu berkata, "Baiklah. Tolong temani aku pulang ke rumahku"
"Dengan senang hati" Bai Long langsung menggamit pinggang Bao Jiali sambil berkata, "Maaf aku menyentuhmu lagi" Lalu laki-laki tampan berkulit pucat seperti salju itu membawa Bao Jiali terbang melesat ke angkasa.
Ilmu meringankan tubuhnya hebat banget. Dia terbang terus tanpa jeda. Hebat banget dia. Batin Bao Jiali.
Beberapa menit kemudian, Bao Jiali mendaratkan kedua kakinya di halaman depan kediaman ayahnya. Dia dan Bai Long langsung dikejutkan dengan suara teriakan kesakitan dan pekik kematian juga suara tebasan pedang.
Saat Bao Jiali ingin melesat masuk ke dalam, dengan sigap Bai Long membawa Bao Jiali terbang ke atap rumah dan bersembunyi di tempat yang strategis untuk melihat kondisi di bawah.
Bao Jiali meradang penuh amarah dan sontak mendorong dada Bai Long dengan sikunya aku gadis cantik itu melesat turun tepat di saat prajurit istana hendak menebas kepala teman masa kecilnya.
Bao Jiali menendang kepala prajurit istana itu lalu menusuk perut prajurit istana itu dengan pedang ia ambil dari lantai.
Bai Long melesat turun dan dia langsung menghanguskan prajurit istana yang ingin mencelakai Bao Jiali. Lalu, Bai Long terus bergerak dan kembali menghanguskan puluhan prajurit istana yang masih tersisa dengan napas naganya.
Bao Jiali langsung memeluk teman masa kecilnya yang tengah menunggu malaikat maut menjemputnya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Bao Jiali.
Teman masa kecilnya Bao Jiali itu berkata dengan napas tersengal-sengal, "Pra.....prajurit istana tiba-tiba menerobos masuk dan me......mereka membawa adik kamu pergi la.......lalu me ......mereka membunuh Ibu kamu. Maafkan aku tidak bisa menjaga Ibu dan adik ka......kamu" Bao Jiali langsung memeluk erat tubuh ramping teman masa kecilnya di saat teman masa kecilnya itu menghembuskan napas terakhir.
Lalu, Jiali bangkit berdiri dan melesat cepat ke kamar ibunya. Bai Long yang sudah menghanguskan semua prajurit istana yang sudah lancang membuat keonaran di kediamannya Jenderal Bao langsung melesat menyusul Bao Jiali.
Bao Jiali sontak berteriak, "Tidaakkk!!!!!" Saat dia melihat ibundanya tergeletak di lantai kamar, bersimbah darah, dan sudah tidak bernyawa lagi. Bao Jiali jatuh terduduk di atas lantai lalu dia merangkak cepat ke jasad ibunya.
Bai Long membeku di tempat ia berdiri tegak.
Bao Jiali kemudian memeluk tubuh ibundanya yang penuh darah dengan tubuh gemetar dan gadis cantik itu menangis histeris sambil terus mengayun-ayun tubuh ibunya. "Ibu.......kenapa Ibu harus berakhir seperti ini? Apa salah Ibu? Apa salah kita........hiks, hiks, hiks, hiks"
Bai Long sontak menarik tangan Bao Jiali dan membawa Bao Jiali melesat terbang ke jendela belakang saat dia mendengar bunyi derap kaki kuda yang cukup banyak.
Bao Jiali berteriak kaget, "Turunkan aku! Aku akan bunuh mereka semua!!!!! Turunkan aku!!!!!!"
"Tidak sekarang, Jiali. Kalau kamu ingin membunuh mereka semua, tunggu sampai kamu siap secara fisik dan mental karena lawan kamu bukan orang sembarangan. Kalau sekarang kamu melawan mereka semua, kamu akan mati dan gagal menuntut balas. Kamu mau itu terjadi?"
Bao Jiali menggelengkan kepala di sela isak tangisnya.
"Bagus! Aku akan membawamu ke tempat yang aman dan melatih kamu menjadi lebih kuat di sana" Ucap Bai Long sambil terus melesat terbang menuju ke gerbang istana naga.
Bao Jiali berteriak histeris, "Tidaaakkkk!!!!! Kenapa harus begini?! Kenapa Ibukku harus dibunuh? Kenapa?!!!! Hiks, hiks, hiks, hiks" Dan di sela isak tangisnya dia kembali berkata, "Ibukku......dan temanku ........aku belum menguburkan mereka. Turunkan aku! Aku harus menguburkan mereka dengan baik dan terhormat. Turunkan aku!"
"Aku sudah mengirim anak buahku ke kediaman Jenderal Bao dan setelah situasinya aman, anak buahku akan menguburkan semua jasad di kediaman Jenderal Bao dengan baik dan terhormat termasuk Ibu dan teman kamu"
Bao Jiali semakin kencang menangis dan tertunduk lesu lalu dia menoleh tajam ke Bai Long dan menyemburkan, "Astaga! Adikku.......adikku bagaimana?"
Sorot mata Bai Long meredup, "Adik kamu.........." Karena Bai Long sudah mengetahui kemana adiknya Bao Jiali dibawa pergi. Adiknya Bao Jiali dibawa ke rumah pelesiran kesukaan para pria hidung belang dan rumah pelesiran itu kepunyaannya Selir Agung. Namun, dia tidak sanggup mengatakan kenyataan itu ke Bao Jiali.
Bao Jiali langsung meronta, "Aku harus menolong adikku......aku harus......"
Dug! Bai Long terpaksa memukul pingsan Bao Jiali karena gadis itu terus meronta di dalam pelukannya.
"Maafkan aku Jiali. Keselamatan kamu lebih penting bagiku. Aku akan didik kamu menjadi gadis yang kuat dan tidak terkalahkan" Gumam Bai Long sambil terus terbang menuju ke gerbang istana Naga.
semoga tetap di beri kesehatan yaaa🥹🥹
semangat up tiap hari🤭🤭